KOTA SURAKARTA
Disusun oleh:
IMA ISTIFROTIN
20010
1
AKADEMI KEPERAWATAN YAPPI SRAGEN
Tahun 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
FRACTURE FEMUR
I. Definisi
dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, ruptur tendon, kerusakan
pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang
Fraktur femur adalah diskontinuitas atau hilangnya struktur dari tulang femur
femur adalah fraktur pada tulang femur yang disebabkan oleh benturan atau
sebagai hilangnya kontinuitas tulang paha, kondisi fraktur femur secara klinis
bisa berupa fraktur femur terbuka yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak
(otot, kulit, jaringan saraf dan pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup yang
dapat disebabkan oleh trauma langsung pada paha.
Dari beberapa penjelasan tentang fraktur femur di atas, dapat disimpulkan bahwa
tulang femur yang dapat disebabkan oleh trauma langsung maupun trauma tidak
I.1 Etiologi
kekuatan langsungan, tulang dapat pada tempat yang terkena dan jaringan
lunak juga pasti akan ikut rusak serta kerusakan pada kulit.
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain
akibat tekanan berulang. Hal ini sering terjadi pada atlet, penari atau calon
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal bila tulang tersebut lunak
I.2 Patofisiologi
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan fraktur
terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh
hebat setelah fraktur. Sel- sel darah putih dan sel anast berakumulasi
terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang disebut callus. Bekuan fibrin
tulang sejati. Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut syaraf yang
oklusi darah total dan berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut syaraf
I.3.1 Nyeri
Terjadi karena adanya spasme otot tekanan dari patahan tulang atau
I.3.2 Bengkak
I.3.3 Memar
Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur, nyeri atau spasme otot,
paralisis dapat terjadi karena kerusakan saraf.
Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian yang pada kondisi normalnya
I.3.7 Krepitasi
I.3.8 Deformitas
Abnormal posisi tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan
1.7 Pathway
I.4 Komplikasi
Komplikasi setelah fraktur adalah syok yang berakibat fatal dalam beberapa jam
setelah cedera, emboli lemak, yang dapat terjadi dalam 48 jam atau lebih, dan
sindrom kompartemen, yang berakibat kehilangan fungsi ekstremitas permanen
jika tidak ditangani segera. Adapun beberapa komplikasi dari fraktur femur yaitu:
I.4.1 Syok
jaringan yang rusak dapat terjadi pada fraktur ekstremitas, toraks, pelvis,
dan vertebra karena tulang merupakan organ yang sangat vaskuler, maka
dapat terjadi kehilangan darah dalam jumlah yang besar sebagai akibat
Setelah terjadi fraktur panjang atau pelvis, fraktur multiple atau cidera
remuk dapat terjadi emboli lemak, khususnya pada pria dewasa muda 20-
30 tahun. Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat termasuk ke dalam
darah karna tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan kapiler atau
yang memasok otak, paru, ginjal dan organ lain. Awitan dan gejalanya
yang sangat cepat dapat terjadi dari beberapa jam sampai satu minggu
pireksia.
saraf dan pembuluh darah yang dibungkus oleh tulang dan fascia serta
sering dijumpai pada kaput femoris, bagian proksimal dari os. Scapphoid,
Atrofi adalah pengecilan dari jaringan tubuh yang telah mencapai ukuran
normal. Mengecilnya otot tersebut terjadi karena sel-sel spesifik yaitu sel-
pasien fraktur, atrofi terjadi akibat otot yang tidak digerakkan (disuse)
sehingga metabolisme sel otot, aliran darah tidak adekuat ke jaringan otot
I.5.2 Scan tulang, scan CT/MRI: memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan
I.5.5 Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal.
I.5.6 Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi
transfusi darah jika ada kehilangan darah yang bermakna akibat cedera
I.6 Penatalaksanaan
Tindakan penanganan fraktur dibedakan berdasarkan bentuk dan lokasi serta usia.
I.6.1 Kenali ciri awal patah tulang memperhatikan riwayat trauma yang terjadi
karena benturan, terjatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi alasan
I.6.2 Jika ditemukan luka yang terbuka, bersihkan dengan antiseptik dan
I.6.3 Lakukan reposisi (pengembalian tulang ke posisi semula) tetapi hal ini
tidak boleh dilakukan secara paksa dan sebaiknya dilakukan oleh para ahli
dengan cara operasi oleh ahli bedah untuk mengembalikan tulang pada
posisi semula.
I.6.4 Pertahankan daerah patah tulang dengan menggunakan bidai atau papan
dari kedua posisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisi tetap
stabil.
I.6.5 Berikan analgetik untuk mengaurangi rasa nyeri pada sekitar perlukaan.
I.6.6 Beri perawatan pada perlukaan fraktur baik pre operasi maupun post
operasi.
dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8 jam (golden period).
1.7.1.2 Semua patah tulang terbuka adalah kasus gawat darurat yang
1.7.1.5 Stabilisasi.
lain yang serius. Hal ini perlu ditekankan mengingat bahwa untuk
yang sering kali tidak hanya berakibat total, tetapi berakibat multi
organ. Untuk life saving prinsip dasar yaitu : airway, breath and
circulation.
bahwa periode 6 jam sejak patah tulang tebuka luka yang terjadi
waktu tersebut luka berubah menjadi luka infeksi. Oleh karena itu
1.7.1.12 Stabilisasi.
1.7.2.1 Rekognisis/Pengenalan
tindakan selanjutnya.
1.7.2.2 Reduksi/Manipulasi/Reposisi
1.7.2.4 OREF
1.7.2.5 ORIF
1.7.2.6 Retensi/Immobilisasi
bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips, atau fiksator eksterna.
Implan logam dapat digunakan untuk fiksasi interna yang berperan
1.7.2.7 Rehabilitasi
semakin menegang.
a. Fokus Asesment
cahaya ?
terbuka/tertutup)?
emfisema kulit
otot-otot asesoris).
dullness.
pubik
dan motorik.
Association for the study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
II.2.2.5Laporan isyarat
II.2.2.6Diaforesis
lingkungan)
2.2.1 Definisi : keterbatasan dalam, pergerakan fisik mandiri dan terarah pada
Tingkat 3 : membutuhkan bantuan dari orang lain dan peralatan atau alat
bantu
Objektif
ketunadayaan aktivitas)
mengayun ke samping)
halus
kehidupan sehari-hari)
2.2.3.3 Ansietas
2.2.3.6 Konstraktur
2.2.3.12 Malnutrisi
2.2.3.20 Ketidaknyamanan
3.1 Intervensi
No
Tujuan & Kriteria
. Intervensi Rasional
Hasil
Dx
frekuensi terapeutik
pernapasan,
frekuensi jantung
9. Meningkatkan
diperlukan
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II. Jakarta:
EGC.