Disusun Oleh :
Serlika Anggraini
119142
a. Definisi
bawah yaitu pada tulang radius dan ulna dimana kedua tulang
tulang tersebut.
lain:
c. Klasifikasi
ulna
tulang ulna
d. Patofisiologi
nantinya.
1. Faktor Ekstrinsik
2. Faktor Intrinsik
e. Pathways
f. Manifestasi Klinis
tulang.
baik karena fungsi normal otot tergantung pada integritasnya tulang tempat
melekatnya otot.
sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai5 cm (1 sampai 2
inci).
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasa terjadi
g. Pemeriksaan Penunjang
1. X.Ray dilakukan untuk melihat bentuk patahan atau keadaan tulang yang
cedera.
h. Komplikasi
1. Komplikasi Awal.
a. Kerusakan Arteri
pembedahan.
b. Kompartement Syndrom
fraktur tulang kering (tibia) dan tulang hasta (radius atau ulna).
d. Infeksi
masuk kedalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi
dan plat.
e. Avaskuler Nekrosis
terjadisaat suplai darah ke tulang kurang baik. Hal ini paling sering
mengenai fraktur intra scapular femur (yaitu kepala dan leher), saat
kepala femu rberputar atau keluar dari sendi dan menghalangi suplai
g. Osteomyelitis
sumsum dan korteks tulang dapat berupa exogenous (infeksi masuk dari
Kadang – kadang dapat terbentuk sendi palsu pada tempat ini. Faktor –
c. Malunion
i. Penatalaksanaan
Nyeri yang timbul pada fraktur bukan karena frakturnya sendiri,namun karena
tersebut, dapat diberikan obat penghilangrasa nyeri dan juga dengan tehnik
b. Pemasangan gips
3. Koreksi deformitas
4. Mengurangi aktifitas
5. Membuat cetakan tubuh orthotik
membahayakan klien
menggaruk
2. Pembedahan
a. ORIF
tranvers .
b. OREF
atauremuk). Pin yang telah terpasang dijaga agar tetap terjaga posisinya ,
2. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Anamnessa
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Radiologi
Selain foto polos x-ray (plane x-ray) mungkin perlu tehnik khususnya
seperti:
kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja
trauma.
ruda paksa.
rusak.
b. Pemeriksaan Laboratorium
tulang.
c. Pemeriksaan lain-lain
2. Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan
fraktur.
3. Diagnosa Keperawatan
struktur tulang
Dx Tujuan Intervensi
analgetik.
Terapeutik
nyeri .
Edukasi
tepat.
mengurangi nyeri.
Kolaborasi
keperawatan selama 1x 24 jam 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
beresiko tinggi.
Edukasi
luka operasi.
Kolaborasi
pasang.
area cidera.
kaki.
saat di temukan .
Edukasi
cedera
luka.
sesuai indikasi.
Edukasi
mandiri.
Kolaborasi
diharapkan resiko syok teratasi, dan kekuatan nad, frekuensi napas, TD,
tekan, swelling/bengkak
Terapeutik
>94%
Trendelenberg)
dekompresi lambung
Kolaborasi
perlu
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC.
Jakarta:EGC
SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan indikator
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan tindakan
SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan kriteria hasil.