atau kelainan jaringan ikat. Preses rematik ini merupakan reaksi peradangan yang
dapat mengenai banyak organ tubuh terutama jantung, sendi dan system saraf
penekana onset terjadinya akut, sedangkan yang dimaksud demam rematik inaktif
adalah demam rematik tanpa ditemui tanda-tanda radang, atau disebut dengan
riwayat demam rematik. Demam rematik dapat sembuh dengan sendirinya tanpa
Demam rematik akut dapat menimbulkan sakit berat, seperti rasa nyeri
berat akibat radang pada sendi, sesak nafas dan oedem akibat gagal jantung,
demam tinggi dan gerakan chorea yang meenggangu aktivitas sehari-hari pasien.
sakit dengan tujuan penegakan diagnosis dan gejala dapat teratasi. Meskipun
merupakan organ dengan kerusakan yang terberat. Sebagian besar gejala klinis
demam rematik akut dapat mereda selama periode rawat inap yang singkat
(benigna dan sementara), tetapi kerusakan pada katup jantung kemungkinan akan
terus ada. Kerusakan kronis pada katup jantung ini disebut sebagai penyakit
dan mortalitas yang terjadi pada demam rematik akut (Carapetis et al., 2016;
PAPDI, 2014).
Etiologi
pada tonsilofaringitis dengan masa laten ± 1-3 minggu. Bakteri GAS adalah
Patofisiologi
Setelah infeksi GAS pada faring, neutrophil, makrofag dan sel dendritik
memfagosit bakteri dan present antigen terhadap sel T. Baik sel B dan sel T
memberikan respond imun terhadap infeksi GAS, melalui produksi antibody (IgM
dan IgG) dan kemudian melalui aktivasi sel T (terutama sel CD4). Pada
suspectible individu, respond imun host menghadapi GAS akan memicu reaksi
autoimun terhadap jaringan pada host itu sendiri (contohnya, jantung, otak, sendi
Streptococcus spp. dan sel-sel T melalui proses molecular mimicy (Gambar 1).
Molecular mimicry adalah proses sharing antibody atau epitope sel T antara host
tersebut turut mengenali antigen host. Dalam kasus demam rematik akut, antigen
host terletak pada jaringan seperti jantung dan otak(Carapetis et al., 2016).
Demam. Lemas dan mudah lelah. Sendi bengkak, merah, dan nyeri, terutama di siku, lutut, serta
pergelangan tangan dan kaki. Nyeri sendi yang menyebar ke sendi yang lain.
Pathway :
Komplikasi :
Data penunjang
Penatalaksanaan
Terapi untuk demam rematik akut dalam kasus ini akan dilanjutkan selama
1200000 unit setiap satu bulan. Berdasarkan teori, pencegahan sekunder ini
pertahun (PERKI et al., 2016). Dalam kasus dijumpai bahwa pasien ada ISK
Pengkajian
IDENTITAS PASIEN
Nama : KDA
No RM : 17045657
Umur : 25 tahun
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Pekerjaan : Penjahit
ANAMNESIS
Keluhan Utama
datang ke UGD RSUP Sanglah pada tanggal 9 Mei 2019 dengan keluhan nyeri
pada telapak kaki kanan yang dirasakan sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu
SMRS. Pasien mengatakan nyeri pada telapak kaki kanannya seperti ada yang
tersebut tidak sampai menganggu pasien saat beristirahat pada malam hari. Rasa
nyeri yang berat dirasakan pasien pada telapak kaki sehingga menyulitkan pasien
untuk berjalan. Pasien merasa nyeri di kedua kakinya sedikit membaik apabilaTanda-Tanda Vital
(14/05/2018):
- GCS : E4 V5 M6
- Nadi : 84 kali/menit
- Respirasi : 20 kali/menit
- VAS : 2/10
- Berat badan : 55 kg
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, reflek pupil +/+
THT :
- Lidah : Ulkus (-), papil lidah atrofi (-), white plaque (-)
Cor :
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba, kuat angkat (-), thrill (-)
Perkusi :
Abdomen :
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, Nyeri
Suprapubic (-)
Status Lokalis
Feel : Hangat
2. ISK Unkomplikata
4. Defisit nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
doi:10.1038/nrdp.2015.84
2. PAPDI. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I (VI ed.):
InternaPublishing.
3. PERKI, Firdaus, I., Rahajoe, A. U., Yahya, A. F., Lukito, A. A., Kuncoro,
PEMBULUH DARAH.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28285457
7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5346434/.
doi:10.1007/s11936-017-0513-y
9. Webb, R., Grant, C. and Harnden, A. (2015). Acute rheumatic fever. BMJ,
p.h3443.