Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN ANAK II

( ASUHAN KEPERAWATAN RHEUMATIC HEART DISEASE )

Dosen : Ns.Amatus Yudi., S.Kep.,M.Kep,Sp,Kep An

DI SUSUN OLEH :

ELVIRA DAYOH (01909010016)


FITRIAWATI KOBANDAHA (01909010021)
LOVEISA LAHUNDAGE (01909010031)
PUTRI INDAH PAPUTUNGAN (01909010041)
RISKA MOKOAGOW (01909010047)
SALSA SASMITA ISMAIL (01909010048)
NESI SAPUTRI MOKODONGAN (01808010059)

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU

TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang membahayakan
dari demam reumatik.Penyakit jantung reumatik adalah sebuah kondisi dimana terjadi
kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang disebabkan oleh demam reumatik.
Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai
dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β hemoliticus
tipe A (contoh: Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam
reumatik.
Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa terjadi
kelainan pada jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung, perikarditis (radang
selaput jantung), bahkan kematian.Dengan penyakit jantung reumatik yang kronik, pada
pasien bisa terjadi stenosis katup (gangguan katup), pembesaran atrium (ruang jantung),
aritmia (gangguan irama jantung) dan gangguan fungsi ventrikel (ruang jantung).Penyakit
jantug reumatik masih menjadi penyebab stenosis katup mitral dan penggantian katup
pada orang dewasa di Amerika Serikat.
RHD terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam rematik
didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung
terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan
dan gizinya kurang memadai.Sementara dinegara maju insiden penyakit ini mulai
menurun karena tingkat perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih
sempurna. Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus RHD
rata-rata 3,44 ℅ dari seluruh jumlah penderita yang dirawat.Secara Nasional mortalitas
akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan penyebab kematian utama penyakit jantung
sebelum usia 40 tahun.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Definisi Rheumatic Heart Disease?
B. Apa Etiologi Rheumatic Heart Disease?
C. Bagaimana Manifestasi klinik Rheumatic Heart Disease?
D. Bagaimana Patofisiologi Rheumatic Heart Disease?
E. Bagaimana pemeriksaan Diagnostik / PenunjangRheumatic Heart Disease?
F. Bagaimana penatalaksanaan Rheumatic Heart Disease?
G. Asuhan Keperawatan
H. Pengkajian
I. Diagnosa Keperawatan
J. Rencana Tindakan

C. TUJUAN
Tujuan Umum
 Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami baik konsep penyakit
RHD  maupun konsep  keperawatan pada klien dengan Reumatoid Heart Disease( RHD ).
BAB II
PEMBAHASAN

A DEFINISI
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic
Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-
jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh
organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993).
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya
timbul setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A,
mempunyai kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada
jantung khususnya katub (LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994)
Demam reumatik akut ditandai oleh demam berkepanjangan, jantung berdebar
keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden demam rematik terdapat pada kelompok
usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan
penduduk di atas 50 tahun. Penyakit ini cenderung berulang dan dipandang sebagai
penyebab penyakit jantung didapat pada anak dan dewasa muda di seluruh dunia.

B ETIOLOGI
Disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan fibrosis, dan beberapa factor
predisposisi lainnya, menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994;83seperti :
1. Faktor Genetik
Banyak penyakit jantung rheumatic yang terjadi pada satu keluarga maupun
pada anak-anak kembar, meskipun pengetahuan tentang factor genetic pada
penyakit jantung rheumatic ini tidak lengkap, namun pada umumnya disetujui
bahwa ada factor keturunan pada penyakit jantung rheumatic, sedangkan cara
penurunannya belum dapat dipastikan.
2. Jenis Kelamin
Dahulu sering dinyatakan bahwa lebih sering didapatkan pada anak wanita
dibanding anak laki-laki, tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada
perbedaan jenis kelamin.Kelainan katub sebagai gejala sisa penyakit jantung
rheumatic menunjukkan perbedaan jenis kelamin.Pada orang dewasa gejala
sisa berupa stenosis mitral sering didapatkan pada wanita. Sedangkan
insufisiensi aorta lebih sering ditemukan pada laki-laki
3. Golongan Etnik dan Ras
Di Negara-negara barat umumnya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun
setelah penyakit jantung rheumatic akut, tetapi di India menunjukkan bahwa
stenosis mitral organic yang berat sering kali tejadi dalam waktu yang singkat,
hanya 6 bulan – 3 tahun.
4. Umur
Umur agaknya merupakan factor predisposisi terpenting pada timbulnya
penyakit jantung rheumatic, penyakit ini paling sering mengenai anak berumur
5-18 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun, tidak biasa ditemukan pada
anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun
atau setelah 20 tahun

C TANDA DAN GEJALA


Untuk menegakkan diagnose demam dapat digunakan criteria Jones yaitu:
1) Kriteria mayor:
a. Poliarthritis
Pasien dengan keluhan sakit pada sendi yang berpindah – pindah,
radang sendi – sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan
tangan, siku (Poliartitis migran).
b. Karditis
Peradangan pada jantung (miokarditis, endokarditis)
c. Eritema Marginatum
Tanda kemerahan pada batang tubuh dan telapak tangan yang tidak
gatal.
d. Nodul Subkutan
Terletak pada permukaan ekstensor sendi terutama siku, ruas jari, lutut,
persendian kaki; tidak nyeri dan dapat bebas digerakkan.
e. Khorea Syndendham
Gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal, sebagai manifestasi
peradangan pada sistem saraf pusat.

2) Kriteria Minor:
a. Mempunyai riwayat menderita demam reumatik atau penyakit jantung
reumatik.
b. Artraliga atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi;
pasien kadang – kadang sulit menggerakkan tungkainya
c. Demam tidak lebih dari 390 C
d. Leukositosis
e. Peningkatan laju endap darah (LED)
f. C-Reaktif Protein (CRP) positif
g. P-R interval memanjang
h. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur
i. Peningkatan Anti Streptolisin O (ASTO)

D PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Rheumatic Heart Disease menurut LAB/UPF Ilmu Kesehatan
Anak, 1994;83 adalah:
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik biasanya didahului oleh
radang saluran nafas bagian atas yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-
hemolitikus golongan A, sehingga kuman termasuk dianggap sebagai penyebab
demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik,
diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul
gejala-gejala demam reumatik akut.
Hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti hubungan langsung
antara infeksi streptokokus dengan gejala demam reumatik akut. Yang masih dianut
dengan sekarang adalah teori autoimunitas.
Produk streptokokus yang antigenik secara difusi keluar dari sel-sel tenggorok
dan merangsang jaringan limfoid untuk membentuk zat anti. Beberapa antigen
streptokokus, khususnya Streptolisin O dapat mangadakan reaksi-antibodi antara zat
anti terhadap streptokokus dan jaringan tubuh.
Pada demam reumatik dapat terjadi keradangan berupa reaksi eksudatif
maupun proliferatif dengan manifestasi artritis, karditis, nodul subkutan eritema
marginatum dan khorea.Kelainan pada jantung dapat berupa endokarditis,
miokarditis, dan perikarditis.
 
 Pathway :
E PEMERIKSAAN DIAGNOSIS / PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan peningkatan ASTO,
peningkatan laju endap darah ( LED ),terjadi leukositosis, dan dapat terjadi
penurunan hemoglobin.
b. Radiologi
Pada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada
jantung.
c. Pemeriksaan Echokardiogram
Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi
d. Pemeriksaan Elektrokardiogram
Menunjukan interval P-R memanjang.
e. Hapusan tenggorokan
f. Ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A

F PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan penyakit jantung reumatik terdiri dari 2 tahapmenurut LAB/UPF
Ilmu Kesehatan Anak, 1994;88 adalah:
a. Pengobatan/ pencegahan medical
b. Pembedahan
Pengobatan medikal penderita penyakit jantung reumatik ditujukan pada
penyulit yang timbul.
c. Tanda keluhan/komplikasi:tidak perlu pengobatan
d. Gagal jantung
 Tirah baring
 Diit rendah garam,tinggi kalori
 Digitalisasi
 Deuretika
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Timbul pada umur 5-15 th, wanita dan pria = 1 : 1
Sering ditemukan pada lebih dari satu anggota keluarga yang terkena,
lingkungan sosial juga ikut berpengaruh.
2. Keluhan utama: Sakit persendian dan demam.
3. Riwayat penyakit sekarang
Demam, sakit persendian, kardits, nodu noktan timbul minggu, minggu
pertama, entena marginatun timbul pada akal penyakit, cloera, timbul gerakan
yang tiba-tiba.
4. Riwayat penyakit dahulu: Fonsilitis, faringitis, autitis media.
5. Riwayat penyakit keluarga: Ada keluarga yang menderita penyakit jantung
6. ADL
a) Aktifitas
Keletihan, malaise, keterbatasan rentang gerak atropi otot, kontraktur/
kelainan pada sendi otot.
b) Cardio vaskuler
Fenomena reynoud jari tangan/ kaki misalnya pusat intermitten
sianosis, kemerahan pada jari
c) Integritas ego.
Faktor stres akut/ kronis seperti finansial,pekerjaan, ketidakmampuan,
ancaman pada konsep diri.
d) Nutrisi
Penurunan berat badan kekeringan pada membran mukosa, dehidrasi,
kesulitan mengunyah, mual, anoreksia.
e) Higiene
Ketergantungan pada orang lain, berbagai kesulitn untuk melaksanakan
aktifitas perawatan pribadi.
f) Interaksi social
Perubahan peran, isolasi.
7. Pemeriksaan
a) Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum lemah
 Suhu : 38 – 390
 Nadi cepat dan lemah
 BB: turun
 TD: sistol, diastole
b) Pemeriksaan fisik
 Kepala dan leher meliputi keadaan kepala, rambut, mata.
 Nada perkusi redup, suara nafas, ruang interiostae dari nosostae
takipnos serta takhikardi
 Abdomen pembesaran hati, mual, muntah.
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan darah
 Astopiter
 LED
 Hb
 Leukosit
 Pemeriksaan EKG
 Pemeriksaan hapus tenggorokan.

8. Analisa Data
N DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
O
1. DS : - Klien mengatakan sesak Adanya gangguan pada Penurunan Curah
bernapas dan/atau kesulitan menarik penutupan katup mitral Jantung
nafas ( stenosiskatup )
DO : - Klien tampak lemah
2. DS : - Klien mengatakan kesulitan dan
ddDistensi jaringan oleh Nyeri Akut
akumulasi
kesakitan saat menggerakan persendi
cairan/proses inflamasi,
DO : - Klien tampak meringis destruksi sendi
9. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan adanya gangguan pada
penutupan katup mitral ( stenosiskatup )
2. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/proses inflamasi, destruksi sendi.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang
mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan
pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A.
Demam reumatik adalah suatu sindroma penyakit radang yang biasanya timbul
setelah suatu infeksi tenggorok oleh steptokokus beta hemolitikus golongan A,
mempunyai kecenderungan untuk kambuh dan dapat menyebabkan gejala sisa pada
jantung khususnya katub.
Demam reumatik akut biasanya didahului oleh radang saluran nafas bagian atas
yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta-hemolitikus golongan A, sehingga
kuman termasuk dianggap sebagai penyebab demam reumatik akut.
Infeksi tenggorokan yang terjadi bisa berat, sedang, ringan, atau asimtomatik,
diikuti fase laten (asimtomatik) selama 1 sampai 3 minggu. Baru setelah itu timbul
gejala-gejala demam reumatik akut.
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak ditangani secara
adekuat, Maka sangat mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik.
Infeksi oleh kuman Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan
seseorang mengalami demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada
saluran tenggorokan, dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah
terarah menyebabkan racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan
mengakibatkan peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami
perlengketan sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau
menutup tidak sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
Apabila diagnosa penyakit jantung rematik sudah ditegakkan dan masih adanya
infeksi oleh kuman Streptococcus tersebut, maka hal utama yang terlintas dari Tim
Dokter adalah pemberian antibiotika dan anti radang. Misalnya pemberian obat
antibiotika penicillin secara oral atau benzathine penicillin G. Pada penderita yang
allergi terhadap kedua obat tersebut, alternatif lain adalah pemberian erythromycin atau
golongan cephalosporin. Sedangkan antiradang yang biasanya diberikan adalah
Cortisone and Aspirin.
Penderita dianjurkan untuk tirah baring dirumah sakit, selain itu Tim Medis
akan terpikir tentang penanganan kemungkinan terjadinya komplikasi seperti gagal
jantung, endokarditis bakteri atau trombo-emboli. Pasien akan diberikan diet bergizi
tinggi yang mengandung cukup vitamin.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan
mengalami demam rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan
antibiotiknya. Hal ini untuk menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau
bahkan menyebabkan Penyakit Jantung Rematik

B. SARAN
Seseorang yag terinfeksi kuman streptococcus hemoliticus dan mengalami demam
reumatik, harus diberikan terapi yang maksimal dengan antibiotika, hal ini untuk
menghindari kemungkinanserangan kedua kalinya bahkan menyebabkan penyakit jantung
reumatik.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marylin E. (1989) Nursing Care Plans. F.A Davis Company. Philadelphia. USA.

Jumiarni Ilyas,dkk (1993), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks


Keluarga,PusatPendidikan Tenaga Kesahatan Dep. Kes RI, Jakarta

LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak (1994), Pedoman Diagnosis Dan Terapi, Rumah Sakit
Umum Daerah Dokter Soetomo, Surabaya

Ngastiyah  (1997), Perawatan Anak Sakit, Edisi III EGC ,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai