Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami.Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini disusun dengan tujuan melaksanakan tugas Ilmu Dasar Keperawatan II.
Kami percaya bahwa dalam menyusun laporan penelitian ini masih belum sempurna dan
banyak kekurangan.untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan
guna penyempurnaan Makalah ini dimasa mendatang .
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya, sehingga segala
bantuan yang telah diberikan baik berupa material maupun moral mendapat imbalan dari Tuhan
Yang Maha Esa.

Kotamobagu , 27 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN DOSIS OBAT
2. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSIS OBAT
3. KESALAHAN DOSIS / OVER DOSIS
4. MENGHITUNG DOSIS MAKSIMUM
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah berkembang dengan cepat
dan luas seiring dengan perkembangan pelayanan kesehatan. Perawat diharapkan terampil dan
tepat saat melakukan pemberian obat. Tugas perawat tidak sekedar memberikan pil untuk
diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien
terhadap pemberian obat tersebut. Oleh karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek
samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan
mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat
membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam
pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
Keberhasilan promosi kesehatan sangat tergantung pada cara pandang klien sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan, yang juga bertanggung jawab terhadap menetapkan pilihan perawatan dan
pengobatan, baik itu berbentuk obat alternative, diresepkan oleh dokter, atau obat bebas tanpa
resep dokter. Sehingga, tenaga kesehatan terutama perawat harus dapat membagi pengetahuan
tentang obat-obatan sesuai dengan kebutuhan klien.
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN DOSIS OBAT


Dengan dosis obat dimaksud jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (Unit
Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu
sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim
atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis
terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan
sebagai dosis toxic. Dosis toxic ini dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis
letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal (loading
dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan memberikan dosis
permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan antara lain pada pemberian
oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan
diikuti dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.

B.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSIS OBAT


Dosis obat yang diberikan kepada penderita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor obat, cara pemberian obat tersebut dan penderita. Terutama faktor-faktor penderita
seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual terhadap respon obat tidak selalu dapat
diperkirakan. Ada kemungkinan ketiga faktor tersebut di bawah ini didapati sekaligus.
1.Faktor Obat:
a. Sifat fisika : daya larut obat dalam air/lemak, kristal/amorf, dsb.
b. Sifat kimiawi : asam, basa, garam, ester, garam kompleks, pH, pKa.
c. Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya.
2.Faktor Cara Pemberian Obat Kepada Penderita:
a. Oral : dimakan atau diminum
b. Parenteral : subkutan, intramuskular, intravena, dsb
c. Rektal, vaginal, uretral
d. Lokal, topikal
e. Lain-lain : implantasi, sublingual, intrabukal, dsb
3.Faktor Penderita:
a. Umur : neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatrik
b. Berat badan : biarpun sama-sama dewasa berat badan dapat berbeda besar
c. Jenis kelamin : terutama untuk obat golongan hormon
d. Ras : “slow & fast acetylators”
e. Toleransi
f. Obesitas : untuk obat-obat tertentu faktor ini harus diperhitungkan
h. Keadaan pato-fisiologi : kelainan pada saluran cerna mempengaruhi absorbsi obat,
penyakit hati mempengaruhi metabolisme obat, kelainan pada ginjal mempengaruhi
ekskresi obat.

C.KESALAHAN DOSIS/OVERDOSIS
1.Akibat kelebihan dosis:
a.pernapasan akan tertekan/sesak nafas
b.mual-mual/muntah
c.berkurangnya tingkat kesadaran
d.pusing
2.Penanganan kelebihan dosis sesuai dengan gejala misalnya sesak nafas dengan cara
penambahan oksigen.

D. MENGHITUNG DOSIS MAKSIMUM


Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila
dikelompokkan bisa dibagi :
1.Dosis Terapi (Therapeutical Dose), yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau
pengobatan untuk penyembuhan penyakit.
2.Dosis Maksimum (Maximalis Dose), yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat
maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan. Dalam buku buku standar seperti
Farmakope atau Ekstra Farmakope Dosis Maksimum (DM) tercantum diperuntukkan orang
dewasa.
3.Dosis Lethalis (Lethal Dose), yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila
dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)
4.Dosis medicinalis yaitu dosis terapeutik = dosis lazim
5.Dosis permulaan yaitu initial dose
6.Dosis pemeliharaan yaitu maintenance dose.
7.Dosis toxica = dosis sampai terjadi keracunan
8.Dosis Khusus.

Dosis penderita yang obesitas: harus diperhitungkan lemak dan persentase BB tanpa
lemak (BBTL)
BBTL = BB x (100 - % lemak)
9.Dosis penderita geriatrik (>65 tahun)
Dosis diturunkan ( ± 75 % DD)
Perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan (cardivaskuler, ginjal, DM)
10.Dosis penderita ginjal:
Ekskresi obat terganggu → obat lebih lama di peredarah darah
Dosis dan interval obat harus diatur
11.Dosis dopamine
Salah satu indikasi penggunaan dopamine adalah pada TD sistolik <70mmHg disertai dengan
tanda-tanda syok.
Rumus dopamine yaitu: Dosis X BB(kg) X 60/4000
Contoh:Pasien dengan tekanan darah 80/50mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamine dimulai dari
5mikrogram/kgBB/menit
Kita gunakan rumus praktik saja=5X50X60/4000=15000/4000=3.75 cc/jam

1.Cara Menghitung Dosis Maksimum Obat Dalam Resep:


a. DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat yang ber-DM,
tanyakan umurnya.
b. Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda).
c. Urutan melihat daftar DM berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir (FI. Ed.III, Ekstra
Farmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph. Ned. Ed. V, CMN dan lain-lain).
d. Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk sekali minum :
jumlah dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%.
Begitu juga untuk sehari minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali 100%.
e. Dosis Maksimum (DM) searah : dihitung untuk sekali dan sehari.
f. Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral berdasarkan :
1). Rumus Young
Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus :
(n/n + 12) x DM (dewasa) n = umur dalam tahun
2). Rumus Dilling
Untuk umur di atas 8 tahun dengan rumus :
(n/20) x DvgM n = umur dalam tahun
Contoh:R/ Ekstrak Belladonce 0.12
Antipyrin 1,5
Lactosa q.s
m.f.pulv.No. XII
s.t.d.d.p.l.
Pro Ani (15)
Dengan DM:20mg/80mg
DM:1/4
Penyelesaian:
a.DM untuk umur 15 th:
Extr. Bellad 1 x p =15/20 x 20mg =15mg
1 hari=15/20 x 80mg=60mg
Antipyrin 1 x p =15/20 x 1 =0,75g=750mg
1 hari=15/20 x 4=3g=3.000mg
b.setiap bungkus mengandung : Extr. Bellad =0,12/12=0,01=10mg
Antipyrin = 1,5/12 =0,125 =125mg
c.pemakaian menurut resep :
Extr. Bellad : 1 x p =10mg<DM
1 hari = 3 x 10mg =30mg<DM
Antipyrin :1xp =125mg<DM
1 hari = 3 x 125mg=375mg<DM
3). Rumus Fried
Untuk umur <1tahun
(n/150) x DM n = umur bayi dalam bulan
4). Bila dalam berat badan
a. Rumus Clark
(Berat badan dalam kilogram) / 70 kg x DM (dewasa)
b.Rumus Augeberger: { (1½ BB+10) / 100 } x DM
Keterangan: BB = BB anak dalam Kg

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dalam memberikan dosis obat harus sesuai dengan kondisi dan usia pasien. Dengan
menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk menentukan dosis yang tepat. Agar pasien
merasa puas atas tindakan keperawatan yang kita berikan.
B. SARAN
Dalam memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan kemampuan untuk
mengetahui dan menerapkan rumus perhitungan dosis. Jadi, kita sebagai perawat yang profesi
professional harus mampu menguasai tentang dosis obat.
DAFTAR PUSTAKA

1.Sumber:file://localhost/E:/DOSIS/Joey'%20B%20Menghitung%20Dosis%20Maksimum.mht
2.Sumber:file://localhost/E:/ti2k's%20blog_%20DOSIS%20OBAT.mht
3.Sumber:file://localhost/E:/dosisdr.%20Suparyanto,%20M.Kes_%20LABEL%20DAN
%20DOSIS%20OBAT.mht.
4. Craven, RF., Hirnle, CJ. (2000). Fundamental of Nursing : Human Health and Function, 3rd
Ed., New York : Lippincott Pub.
5. Fulmer, T., Foreman, M., Zwicker, D. (2003). Medication in Older Adults, 1st Ed., Spiringer
Pub. Comp.
MAKALAH
ILMU DASAR KEPERAWATAN II
Dosen Pengampuh : Ns. Grace I V, Watung, S.kep, M.Kes
“PERHITUNGAN DOSIS”

Kelompok 3 :
1) Mouren Marsela Sendow
2) Muhammad Rizky Fahzry
3) Nopita Manoppo
4) Nur Riska Pobela
5) Obet Saputra
6) Pradityo Paputungan
7) Priliska Mandeng
8) Putri Mukhliza Paputungan

Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika Kotamobagu


T/A : 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai