PENDAHULUAN
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan pada manusia atau hewan. Ternak atau hewan yang sakit tentu
saja harus diberiobat serta dosis yang tepat.
1.3. TUJUAN
Page 1
4. Untuk mengetahui Pengertian dari resep obat
5. Untuk mengetahui tujuan diberikannya resep obat
6. Untuk mengetahui jenis-jenis resep obat
7. Untuk mengetahui ketentuan resep obat
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat (gram, milligram,mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit
lainnya (Unit Internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan
dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita
dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Bila
dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik terutama obat yang tergolong racun
ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai dosis toxic.Dosis toxic ini
dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis letal.
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose) atau dosis awal
(loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan
memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua
kali), kadar obat yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini
dilakukan antara lain pada pemberian oral preparal Sulfa (Sulfisoxazole,Trisulfa
pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan
1 gram tiap 6 jam.
Menurut Jas 2009, dosis adalah jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada
pasien dalam satuan berat, isi(volume), atau unit. Dosis obat merupakan salah satu
factor yang mempengaruhi efek farmakologi obat.
Page 3
c. Dosis permulaan
Dosis yang diberkan pada permulaan menggunaan obatuntuk
mencapai kadar tertentu dalam darah.
d. Dosis pemeliharaan
Dosis untuk menjaga agar penyakitnya tidak kambuhlagi.
e. Dosis terapeutik (dosis lazim, dosis medicinalis)
Dosis optimal atau yang paling baik.
f. Dosis toksik
Penggunaan obat melibihi dosis maksimal.
g. Dosis letalis
Dosis yang menimbulkan kematian.
h. Dosis ganda
Pemberiaan dosis tunggal yang berulang mengakibatkanakumulasi
obat dalam tubuh, supaya MEC (minimal effect concentration )tercapai
Tujuan dari penetapan dosis obat ini adalah untuk mendapatkan efek
terapeutis dari suatu obat, sehingga tujuan perhitungan dosis obat antara lain
Page 4
menentukan keamanan dosis yang diberikan, menentukan apakah dosis yang
diberikan sudah tepat, dan menghitung jumlah obat yang harus diberikan kepada
pasien. Namun tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit,
banyak diantaranya hanya meniadakan atau meringankan gejalanya. Oleh karena
itu, terapi obat dapat dibedakan dalam tiga jenis pengobatan, yaitu :
3. Terapi Substitusi, obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ
yang sakit. Misalnya insulin pada penderita diabetes.
Page 5
perhitungan dosis berdasarkan umur, berat badan, dan luas
permukaan tubuh.
a. Rumus Young
Untuk anak dibawah 8 tahun
Dosis = n(tahun)X dosis dewasa
n(tahun)12
b. Rumus Fried
Dosis = n(bulan) X dosis dewasa
150
c. Rumus Dilling
d. Rumus Cowling
Dosis = n(tahun) X dosis dewasa
24
(n adalah umur dalam satuan tahun yang digenapkan ke atas. Misal pasien
berumur 1 tahun 1 bulan, maka n dihitung 2 tahun.)
e. Rumus Gaubius
Rumus ini berupa pecahan yang dikalikan dengan
dosis dewasa.
Aturan sebagai berikut:
0-1 tahun= 1/12 dosis dewasa
1-2 tahun= 1/8 dosis dewasa
2-3 tahun= 1/6 dosis dewasa
3-4 tahun= 1/4 dosis dewasa
4-7 tahun= 1/3 dosis dewasa
7-14 tahun= 1/2 dosis dewasa
14-20 tahun= 2/3 dosis dewasa
Page 6
21-60 tahun= dosis dewasa
f. Rumus Baastedo
Page 7
Dosis = % x dosis dewasa
b. Rumus Catzel
Dosis = Luas permukaan badan anak X 100 X dosis dewasa
Luas permukaan tubuh dewasa
a. Menurut FI Ed III
Page 8
16 + 1x = 6,3 ; dibulatkan 7x sehari semalam
3
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi atau dokter hewan
kepada apoteker- pengelola apotek, untuk membuat, menyediakan dan menyerahkan
obat-obat yang tertulis di dalamnya kepada pasien yang bersangkutan.Menurut
pengertian KBBI; resep obat adalahketerangan dokter tentang bahan untuk mengurangi,
menghilangkan penyakit, atau menyembuhkan seseorang dari penyakit dengan takaran
bahan tersebut yang harus dipakai oleh pasien dan dapat ditukar dengan obat di
apotek.Mekanisme yang terjadi di sini adalah adanya suatu pengobatan yang ditunjukan
kepada pasien dengan pelayanan dan keahlian dokter dan apoteker.Oleh sebab itu
seorang apoteker dan asisten apoteker yang memberi pelayanan di suatu apotek harus
benar-benar mengetahui maksud dokter penulis resep dalam membuat dan menyediakan
obat untuk memenuhi maksud tersebut dan kepentingan pasien.Resep berasal dari kata
Recipe yang berarti ambillah.
Resep juga merupakan kesimpulan terakhir apa yang diamati, diperiksa dan
didiagnosa, kemudian menetapkan terapi dari seorang penderita, yang tercantum dalam
satu resep pada saat pengobatan. Menurut peraturan, resep harus ditulis dengan jelas
dan lengkap.Apotik harus menyerahkan obat kepada pasien sesuai dengan yang tertulis
di dalam resep.Jika terjadi kekeliruan dalam penulisan resep, maka apoteker harus
mengkonfirmasikan kepada dokter.Jika dokter tetap pada pendiriannya maka tanggung
jawab sepenuhnya ada pada dokter yang bersangkutan.Jika apoteker menganggap dalam
resep terdapat kekeliruan yang berbahaya pada resep, dan dokter yang bersangkutan
tidak dapat dihubungi maka penyerahan obat dapat ditunda.Jika resep tidak dapat
dibaca dengan jelas maka apoteker wajib menanyakan kepada dokter penulis resep.
1. Nama dan alamat dokter penulis resep dan nomor izin prakteknya. Hal ini penting
untuk membuktikan bahwa dokter penulis resep telah mendapatkan izin untuk
praktek
2. Tanggal penulisin resep
Page 9
3. Awalan R/, merupakan singkatan dari bahasa latin recipe yang artinya
ambilalah
4. Nama dan jumlah bahan obat yang harus diserahkan kepada pasien, bentuk sediaan
yang dikehendaki, yang ditulis setelah penulisan R/
5. Cara pemakaian obat yang bersangkutan
6. Tanda tangan atau paraf dari dokter penulis resep
7. Nama dan alamat pasien. Bagi anak-anak atau bayi harus disebutkan umurnya agar
dosis yang akan diberikan dapat diteliti, jenis kelamin juga harus disebutkan agar
obat yang diberikan dapat sesuai dengan pasien
Pada umumnya resep menggunakan bahasa latin. Alasannya adalah sebagai berikut:
Jika di dalam resep asli tertera tanda n.i.(neiteratur) atau tidak boleh diulang oleh
dokter, maka apoteker tidak dibenarkan untuk mengulangi penyerahan obat atas
resep yang sama, berlaku untuk resep yang mengandung obat narkotik atau obat
keras.
Page 10
Penulisan resep juga dapat membentuk pelayanan berorientasi kepada pasien
(patient oriented) bukan material oriented. Resep itu sendiri dapat menjadi medical
record yang dapat dipertanggung jawabkan.
1. Resep standar (R/. Officinalis), yaitu resep yang komposisinya telah dibakukan dan
dituangkan ke dalam buku farmakope atau buku standar lainnya. Penulisan resep
sesuai dengan buku standar.
2. Resep magistrales (R/. Polifarmasi), yaitu resep yang sudah dimodifikasi atau
diformat oleh dokter, bisa berupa campuran atau tunggal yang diencerkan dalam
pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.
3. Resep medicinal. Yaitu resep obat jadi, bisa berupa obat paten, merek dagang
maupun generik, dalam pelayanannya tidak mangalami peracikan. Buku referensi :
Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO), Indonesia Index Medical
Specialities (IIMS), Daftar Obat di Indonesia (DOI), dan lain-lain.
4. Resep obat generik, yaitu penulisan resep obat dengan nama generik dalam bentuk
sediaan dan jumlah tertentu. Dalam pelayanannya bisa atau tidak mengalami
peracikan (Jas, 2009).
Dalam beberapa hal yang sifatnya mendadak, kertas resep tidak tersedia, dapat
diberikan suatu resep yang dibuat dengan tulisan tangan atau tulisan mesin tik, asal
membutuhi keterangan dokter yang sesuai dengan resep dokter tersebut yang ada.
Dokter dapat menulis langsung pada kertas resep copy yang disediakan apotek, apabila
dokter bersangkutan berada di apotek tersebut.
Apabila apotek menerima resep yang mengandung obat bius, maka beberapa hal
yang harus diperhatikan :
Page 11
- Takaran maksimum ( untuk clysma suppositoria dan basila)
- Bila perlu cantumkan umur
- Paraf dokter
2. Untu obat dalam; pada resep harus tercantum:
- Alamat dan umur pasien
- Takaran maksimal
- Paraf dokter
3. Signature yang jelas
- Tidak boleh ditulis pemakaian diketahui atau pemakaian sendiri: (s.u.c./s.u.p)
4. Berlaku hanya dengan resep baru, tidak berlaku dengan salinan resep atau copy
resep yang berulang
apabila apotek menerima resep yang mengandung obat keras, maka hal hal yang
harus diperhatikan :
1. Takaran maksimum :
Adalah takaran yang tertinggi yang masih dapat diberikan kepada pasien tanpa
menimbulkan efek yang membahayakan
2. Takaran maksimun berganda :
Adalah jumlah beberapa T.M untuk obat-obat yang berlainan dengan khasiat kerja
yang bersamaan, untuk takaran tertinggi satu kali dan takaran tertinggi sehari pakai.
Apabila T.M dan T.M berganda untuk satu obat atau beberapa obat dilampaui maka
dokter harus member tanda belakang obat tersebut :
Apabila lebih dari 100% diberi tanda (!) dan tanda paraf
3. Obat- obat yang tidak tercampurkan
4. Nama umur dan bila perlu alamat pasien
Page 12
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
A. Dosis adalah jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada pasien dalam satuan
berat, isi(volume), atau unit. Dosis obat merupakan salah satu factor yang
mempengaruhi efek farmakologi obat.
Dosis toksik
Dosis minimal
Dosis maksimal
Dosis terapeutik
B. Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi atau dokter hewan
kepada apoteker- pengelola apotek, untuk membuat, menyediakan dan menyerahkan
obat-obat yang tertulis di dalamnya kepada pasien yang bersangkutan.Resep juga
merupakan kesimpulan terakhir apa yang diamati, diperiksa dan didiagnosa, kemudian
menetapkan terapi dari seorang penderita, yang tercantum dalam satu resep pada saat
pengobatan. Sehingga resep memiliki dua jenis yaitu Resep standar (R/. Officinalis,
Resep magistrales (R/. Polifarmasi), Resep medicinal, Resep obat generic.
Page 13
diharapkan akan memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang diperlukan
sesuai dengan penyakitnya
3.2. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang falsafah keperawatan dan
paradigm keperawatan.Kami mohon maaf jika dalam makalah ini ada salah kata dan
kami mohon maaf dan terima kasih.
Page 14
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.Widya Padjadjaran.
Page 15