OLEH :
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat,
berkat, dan kuasa-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Farmakologi.
Bersamaan dengan ini saya menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang ikut membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
makalah ini.
Walaupun dengan sekuat tenaga pengetahuan dan ilmu yang dimiliki sehingga
sempurnanya makalah dan pikiran saya curahkan untuk menyusun makalah ini tapi karena
terbatasnya makalah ini.
masih banyak sekali kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari bapak/ibu dosen,
rekan-rekan, dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. ............................................................................................................. Latar
Belakang........................................................................................................ 5
2. ............................................................................................................. Rumusa
n Masalah ...................................................................................................... 5
3. ............................................................................................................. Tujuan
....................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
1. ............................................................................................................. Pengerti
an Dosis ......................................................................................................... 6
2. ............................................................................................................. Pengerti
an Dosis Obat ................................................................................................ 6
3. ............................................................................................................. Macam-
macam Dosis ................................................................................................. 6
4. ............................................................................................................. Cara
penghitungan Dosis Obat .............................................................................. 8
5. ............................................................................................................. Penentua
n Dosis Anak ................................................................................................. 10
6. ........................................................................................................... Cara
pemberian Obat ........................................................................................... ..11
Kesimpulan ................................................................................................... 19
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dosis obat ialah suatu ukuran bahan atau paduan ukuran bahan-bahan
yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan
dan untuk memperelok atau memperindah bagan atau bagian badan manusia
termasuk obat tradisional.
Karena seperti yang telah kita ketahui, hal yang pertama kali kita
lakukan jika lita sedang sakit atau bagian tubuh, anggota tubuh, atau ada yang
tidak beres dengan tubuh kita pasti kita akan buru-buru kedokter dan mencari
obat untuk mengobati sakit yang kita alami.
Namun apakah kita tahu bagaimana cara obat bekerja didalam tubuh
kita? Oleh karena itu paling tidak, kita harus tahu dulu bagaiman sebenarnya
perjalanan panjang obat didalam tubuh, sampai kemudian menimbulkan efek
yaitu mengurangi rasa cemas, menghilangkan rasa sakit, menyembuhkan
penyakit dan membuat rasa nyaman, atau bahkan membuat “fly” alias terbang
ke angkasa. Selain manfaatnya, tentu kita juga harus tahu akibat buruknya jika
mengonsumsi diluar aturan dari yang ditentukan.
Oleh karena itu, kita harus selalu memperhatikan bagaimana obat itu
bekerja, dosis yang harus kita konsumsi, efek dari pemakaian obat tersebut,
dan keadaan dari obat itu sendiri apakah masih dalam keadaan baik atau sudak
tidak layak untuk digunakan. Sehingga kita akan terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan sepertihalnya over dosis, atau malah menimbulakan
4
kekebalan bagi penyakit yang kita derita atau bahkan dapat menimbulkan
kematian bila salah mengonsumsi obat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Dosis dan Dosis Obat?
2. Apa macam-macam Dosis?
3. Bagaimana cara Perhitungan Dosis Obat?
4. Bagaimana Penentuan Dosis Anak?
5. Bagaiaman cara Pemberian Obat?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertis dosis dan dosis obat.
2. Untuk mengetahui macam-macam dosis.
3. Untuk mengetahui cara menghitung dosis.
4. Untuk mengetahui penentuan dosis pada anak.
5. Untuk mengetahui cara pemberian obat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Pengertian Dosis
Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis)
yang dapat mempengaruhi suatu organisme secara biologis, makin
besar kadarnya, makin besar pula dosisnya. Di bidang kedokteran,
istilah ini biasanya diperuntukkan bagi kadar obat atau agen lain yang
diberikan untuk tujuan terapi. Dalam toksikologi, dosis dapat merujuk
kepada jumlah agen berbahaya (seperti racun, karsinogen, mutagen,
ataupun teratogen) yang dipajankan kepada organisme. Dosis juga
merupakan jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada pasien
dalam satuan berat, isi (volume) atau unit.
Bahkan kimia merupakan zat paling umum diukur dosisnya,
namun ada pula lainnya, seperti pajanan radiasi. Untuk manusia,
sebagian besar dosis mikronutrein dan pengobatan diukur dalam
milligram (mg), dan lainnya kadang-kandang diukur dalam microgram
karena potensinya.
6
terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi
keracunan., dinyatakan sebagai dosis toxic. Dosis toxic ini dapat
sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis letal. Dosis
obat juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek
farmakologi obat (Jas,2009).
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (initial dose)
atau dosis awal (loading dose)myang lebih tinggi pemeliharaan
(maintenance dose). Dengan memberikan dosis permulaan yang lebih
tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua kali), kadar obat yang
dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini dilakukan
antara lain pada pemberian oral preparal sulfa (Sulfisoxazole,
Trisulfa, Pyrimidines), diberikan dosis permulaan 2 gram dan diikuti
dengan dosis pemeliharaan 1 gram tiap 6 jam.
B. Macam-macam Dosis
Dalam Ilmu Farmasi Dosis adalah takaran obat yang menimbulkan
efek farmakologi (khasiat) yang tepat dan aman bila dikonsumsi oleh pasien,
adapun jenis-jenis Dosis, antara lain dosis lazim, dosis terapi, dosis minimum,
dosis maksimum, dosis toksik, dan dosis letal (dosis letal 50 dan dosis letal
100) :
1. Dosis Lazim
Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk
umum pengobatan yang biasa digunakan, referensinya bisa
berbeda-beda, dan sifatnya tidak mengikat, selagi ukuran dosisnya
diantara dosis maksimum dan minimum obat.
2. Dosis Terapi
Dosis terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa
dan dapat menyembuhkan pasien.
3. Dosis Minimum
Dosis minimum adalah takaran dosis terendah yang masih
dapat memberikan efek farmakologis (khasiat) kepada pasien
apabila dikonsumsi.
4. Dosis Maksimum
Dosis maksimum adalah takaran dosis tertinggi yang masih
boleh diberikan kepada pasien dan tidak menimbulkan keracunan.
5. Dosis Toksik
7
Dosis toksik adalah takaran dosis yang apabila diberikan dalam
keadaan biasa dapat menimbulkan keracunan pada pasien. (takaran
melebihi dosis maksimum).
6. Dosis Letalis
Dosis letalis adalah takaran obat yang apabila diberikan dalam
keadaan biasa dapat menimbulkan kematian pada pasien, dosis
letal dibagi menjadi 2 :
Dosis letal 50 : takaran dosis yang bisa menyebabkan
kematian 50% hewan percobaan.
Dosis letal 100 : takaran dosis yang bisa menyebabkan
kematian 100% hewan percobaan.
a. Faktor Obat
Dipengaruhi oleh sifat fisika, daya larut (air/lemak),
bentuk (Kristal/amorf), sifat kimia (asam, basa, garam,
ester), derajat keasaman (Ph dan pKa), toksisitas.
b. Faktor Rute Pemberian Obat
Dosis obat yang diberikan melalui rute/cara pemberian
apapun, harus mencapai dosis tetapi pada target organ.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, misalnya
faktor yang membatasi kemampuan absorbs obat pada
pemberian peroral, maka dosis oral lebih tinggi dari
pada parenteral.
c. Faktor Penderita
Dipengaruhi oleh umur (anak, dewasa, geriatri), berat
badan (normal, obesitas, malnutrisi), luas permukaan
tubuh, ras dan sensitivitas individual.
d. Indikasi dan Patologi Penyakit
Penyebab Penyakit
Keadaan patofisiologis, misalnya pada
gangguan fungsi hepar atau gangguan fungsi
ginjal, beberapa jenis obat dikontraindikasikan,
8
atau perlu diturunkan dosisnya, atau
diperpanjang interval pemberiannya.
C. Cara Perhitungan Dosis Obat
1. Dosis maksimum
Kecuali dinyatakan lain, dosis maksimum adalah dosis maksimum
dewasa(20-60 tahun) untuk pemakaian melalui mulut, injeksi subkutan
dan rektal.
Untuk orang lanjut usia karena keadaan fisik sudah mulai menurun.
Pemberian dosis harus lebih kecil dari dosis maksimum.
Menurut buku Obat-obatan penting
- 65-74 tahun, dosis biasa - 10%
- 75-84 tahun, dosis biasa - 20%
- Diatas 85 tahun, dosis biasa - 30%
Menurut buku ilmu resep
- 60-70 tahun 4/5 dosis dewasa
- 70-80 tahun ¾ dosis dewasa
- 80-90 tahun 2/3 dosis dewasa
- 90 tahun keatas ½ dosis dewasa
2. Perhitungan dosis anak berdasarkan usia :
a. Rumus Young: n×dosis dewasa
n+12
9
2-3 tahun = 1/6× dosis dewasa
10
7. Dosis Obat Untuk Anak (Pediatrik), katagori anak:
Anak premature : lahir kurang 35 minggu
Anak baru lahir : Neonatus s/d 28 hari
Bayi : infant s/d 1 tahun
Balita : 1-5 tahun
Anak : 6-12 tahun
D. Penentuan Dosis Anak
Dalam menentukan dosis anak, ada beberapa masalah yang harus kita
perhatikan. Organ (hepar, ginjal, SSP) belum berfungsi secara sempurna,
metabolisme obat belum maksimal Distribusi cairan tubuh berbeda dengan
orang dewasa
- Neonatus >29,7% dari dewasa
- Bayi 6 bulan >20,7% dari dewasa
- Anak s/d 7 th. >5,5% dari dewasa
11
- Sirup, larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain
kadar tinggi.
- Exilir, Larutan oral yang mengandung etanol sebagai
kosolven.
- Emulsi, adalah dua fase caira dalam sistem dispersi
(tetesan) dimana fase cairan yang satu terdispersi sangat
halus dalam merata dalam fase cairan lainnya dan
umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi (Emulgator).
- Emulsi O/W, Emulsi minyak dalam air, dimana minyak
yang merupakan fase terdispersi dalam larutan air
merupakan fase pendispersi / pembawa (Emulsi ini dapat
dicernakan dengan air). Emulgatornya larut dalam air.
Contohnya: susu (emulgatornya putih telur) Scoott
Emultion.
- Emulsi O/W, Emulsi air dalam minyak, dimana air atau
larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak
atau bahan seperti minyak merupakan pembawa atau
pendispersi (Emulsi ini dapat diencerkan dengan minyak ),
Emulgatornya larut dalam minyaka conthnya: mentega,
lanolin.
- Netralisasi atau penetralaan, obat minum yang dibuat
dengan jalan mencampurkan suatu asam dengan suatu basa,
(yang dipergunakan ada;ah suatu Carbonat ) dan tidak
mengandung CO2 (karena CO2 yang terbentuk selaulu
dihilangkan seluruhnya dengan cara pemanasaan sampai
larutanya jernih), yang termasuk Netralisasi.
- Suatu asam dinetralkandengan NH4CL.
- Suatu asam yan tidak larut dinertalkan dengan suatu HCO3
/CO3, dapat juga dengan NaOH.
b. Capsula /capsul
Adalah sedian padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau larutan yang dapat larut, dimana didalamnya dapat diisi
dengan obat serbuk, butiran atau granut, cair, semi padat.
Jenis –jenis kapsul:
- Capsulae gelatinose (dibuat dari gelatin)terdiri: soft
capsulase/ capsulae mollse &lunka, Hard Capsulae/
capsulae Duare &keras.
12
- Capsulae Amylaces (dibuat dari amylum.
- Capsulae Metiselellulosa
a. Mulut
Mulut adalah rongga lonjongan pada permukaan saluran
percernaan terdiri atas dua bagian, bagian luar yang
sempat, yaitu ruangan di antara gusi serta gigi dengan bibir
dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang
dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maxilaris dan semua
gigi, dan di sebelah belakang dengan awal faring.
Didalam mulut terdapat tiga kelenjar ludah, yaitu:
keljenjar parotis, kelenjar submandibularis, kelenjar
sublingualis, kelenjar ludah berfungsi mengeluarkan saliva.
Saliva memilki (ph 6-7-7-8) mengandung enzim ptyalin,
fungsinya untuk membebaskan zat aktif dari obat.
b. Tenggorokan (Esofagus)
Esofagus adalah suatu organ slindiris berongga
dengan panjang sekitar 25 cm dengan garis tengah 2
cm. Esophagus terutama berfungsi untuk mengantarkan
makanan dan obat dari faring ke lambung, dengan
gerakan peristatiltic. Dinding esophagus seperti juga
bagian laindari saluran cerna, terdiri dari empat
lapisan:mukosa, sub mukosa, muskularis, dan serosa.
c. Lambung
Panjang sekitar 25 cm dan lebar 10 cm dan memilki
kepasitas volume 1-1 ½ liter. Secara anatomis lambung
dibagi atas fundus, korpus dan antrium pilorikum atau
lirorus.
Lambung terdiri empat lapisan, yaitu lapisan tunika
serosa atau lapisan luar, muskularis, submukosa, dan
mukosa .
Kandungan ambung adalah asam lambung, mucus,
polisakarida, protein mineral, dan cairan lambung yang
memilki ph 1,9.
Homone gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak
pada daerah pylorus lambung Gastrin merangsang kelenjar
13
gastric untuk menghasilkan asam hidroklorida dan
pepsinogen. Subtansi lain yang disekresi oleh lambung
adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion
kalium, natrium dan klorida.
Fungsi lambung dibagi menjadi dua yaitu fungsi
motorik dan fungsi pencernaan dan sekresi. Fungsi motorik
dibagi menjadi tiga yaitu fungsi resevoir(menyimpan
makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit
dicernakan dan bergerak pada saluran cerna), fungsi
mencampur(memecahkan makanan menjadi partikel-
partikel kecil dan mencampurkan dengan getah lambung
melalui kontraksi otot yang mengahsilkan lambung), fungsi
pengosongan lambung.
d. Usus halus
Usus halus memiliki panjang kira-kira enam meter dan
diameternya 2-3 cm. Terdiri dari duodenum memiliki PH
4-6 dan waktu transit selam 15 menit. Jejunum memilki PH
6-7 dan waktu transit 2-3½ jam,ileum memilki PH 6-8.
Berfungsi untuk sekresi (untuk doudenum dan bagian
pertama jejunum)dan absorpsi(bagian akhir jejunumdan
ileum). Bagian pertama dari usus halus steril sedangkan
bagian akhir uang menghubungkan secum(bagian awal dari
usus besar) mengandung beberapa bakteri
Usus adalah tempat absorpsi makanan dan obat yang
sangat besar karena usus halus memilki mikrovilli usus
halus yang memberikan luas permukaan yang sangat untuk
absopsi obat dan makanan.
Konsintensi usus halus berupa cairan kental seperti
bubur.
Waktu transit untuk makanan dari mulut ke secum
memerlukan waktu sekitar 4-6 jam, sedangkan waktu
transit sediaan padat dari 95% populasi sekitar 3 jam atau
kurang.
Dua cairan percernaa masuk duodenum, yaitu cairan
ampedu melalui hati dan getah prankeas dari prankeas
berupa enzim amilasi, lipase, proteolitik. Sekresi empedu
berupa musin, garam empedu.
14
Ada tiga gerakan yang terjadi pada usus halus yaitu:
segmentasi,peristalitic,pendule.
e. Usu besar
Usus besar atau kolon yang kira-kira 1½ meter
panjangnya adalah merupakan sambungan dari usus
halus.
Usus besar dibagi menjadi tiga bagian yaitu kolon
asendens, kolon transverses dan kolon desendens.
Fungsi usus besar tidak untuk absorpsi, tetapi sebagai
organ dehidrasi dan saluran untuk mengeluarkan feses
(defekasi). Isi kolon memilki PH 7,5-6.
Antibiotic yang tidak diabsorpsi tidak sempurna akan
mempengaruhi flora normal bakteri dalam kolon.
Usus besar tidak ikut serta dalam percernaan atau
absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum
maka semua zat telah diabsorpsi dan bersifat cair.
Selama perjalanan di dalam kolon isinya menjadi makin
padat karena terjadi reabsorpsi air dan ketika mencapai
rectumfeses bersifat padat. Enam belas sampai dua
puluh jam bagi isinya untuk mencapai flexura sigmoid.
Bentuk Topikal
Bentuk obat ini dipakai untuk permukaan luar
badan dan berfungsi melindungi atau sebagian
vehikel untuk menyampaikan obat. Bentuk
paling penting adalah salep dan krim. Salep
dipakai untuk lesi kering dan bertahan di kulit
lebih lama. Krim umumnya dipakai unuk lesi
basah.
Bentuk Supositoria
Supositoria adalah obat dalam bentuk mirip
peluru dan akan mencair pada suhu badan,
supositoria adalah cara memberi obat melalui
rectum untuk lesi setempat atau agar diserap
sistemik.
15
disebut sebagai hubungan dosis-respon. Hubungan
dosis-respon tersebut merupakan konsep dasar dari
toksikologi untuk mempelajari bahan toksik.
Dari asumsi diatas tersebut dapat digambarkan suatu grafik atau kurva
hubungan dosis-respon yang memberikan asumsi.
16
bertambah sampai maksimu, sedangkan pada cara yang kedua, intensitas efek
yang bertambah.
HUBUNGAN DOSIS-REAKSI
HUBUNGAN DOSIS-KERJA
17
Kurva dosis-kerja dapat juga ditinjau sebagai kurva dosis-reaksi untuk
suatu populasi dari satuan efektor, tiap efektor akan bereaksi menurut
hukum’semua atau tak satupun’(all or none). Implikasinya adalah bahwa
reaksi suatu efektor merupakan andil tertentu bagi efek keseluruhan. Kurva
dosis-kerja dengan demikian menggambarkan peran efek tersebut secara
kumulatif. Dosis yag menyebabkan efektor memberi reaksi akan tesebar di
sekitar dosis yang menyebabkan 50% satuan efektor bereaksi. Jika 50% dari
sautuan efektor memberikan reaksi maka akan timbul efek yang meruakan
50% efek maksimum yang mungkin dapat dicapai oleh senyawa tersebut.
18
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa obat adalah benda atau zat yang
dapat digunakan untuk merawat penyakit. Membebaskan gejala atau mengubah
proses kimia dalam tubuh. Obat adalah subtansi yang berhubungan fungsi fisiologi
tubuh dan berpotensi mempengaruhi status. Dalam melakukan pengobatan di
perlukan pengitungan atau pengukuran dosis agar obat yang kita berikan sesuai
takaran yang harus di berikan.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/23934710/ MAKALAH_DOSIS_KEL_1
https://id. Scribd.com/doc/299621121/Makalah-Dosis-Obat
https://www.academia.edu/6910101/Makalah_dosis
20