Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH IDK II

“PENUAAN SEL”

DOSEN PENGAMPU : DESTRIA EFLIANI

NAMA : VINCY GENOVA DELEF

NIM : 190102300

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


STIKES AL-INSYIRAH PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………. .1

BAB II TINJUAUAN PUSTAKA............................................................................

2.1 Proses Penuaan…………………………………………..………........5

2.2 Dampak Penuaan secara umum……...................................................23

2.3 Upaya menghambat Penuaan..............................................................29

BAB III KESIMPULAN…………………………...............................................33

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
BAB I

PENDAHULUAN

Proses penuaan sel atau aging cell merupakan suatu proses yang secara

alamiah akan dialami oleh setiap makhluk hidup atau organisme. Proses ini pasti

akan terjadi namun kita tidak tahu kapan dimulainya. Gejala awal yang bisa

dikenali adalah mulai munculnya kemunduran fungsi organ.Proses ini merupakan

suatu keadaan yang secara normal terjadi dan tidak bisa dihindari. Tua adalah

tahap di mana banyak sel organ tubuh menjadi aus, rusak, dan bahkan tidak bisa

berfungsi lagi dan proses penuaan ini mengenai semua organ tubuh.

Manusia didalam hidupnya akan mengalami beberapa masa yang secara

garis besar terbagi atas empat masa yaitu masa kecil atau kanak-kanak, lalu masa

remaja, masa dewasa, dan yang terakhir masa tua. Setiap orang yang hidup didunia

ini pasti akan melewati ke empat masa ini.

Pada masa kanak-kanak dan remaja, hidup manusia rata-rata mengalami

kesehatan yang prima. Kalaupun seorang anak mengalami sakit, maka masa

penyembuhan mereka relatif sangat cepat. Akan tetapi ketika mulai menginjak ke

masa dewasa dan bahkan masa tua, hidup seseorang akan mengalami

masalahmasalah pada kesehatannya seperti misalnya kencing manis, darah tinggi,

jantung koroner, dan masih banyak lagi penyakit-penyakit yang biasanya disebut

penyakit tua. Ternyata ketika seseorang menginjak masa dewasa, mereka

mengalami proses yang dikenal dengan proses penuaan. Jadi proses penuaan ini

adalah proses menurunnya kinerja-kinerja yang ada di dalam tubuh manusia.

1
Sel merupakan satuan dasar kehidupan dan merupakan unit terkecil dari

makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit

terkecil karna sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil

yang berdiri sendiri. Sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan

respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel dan peka

terhadap rangsangan.

Secara sturuktural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel

disebut satuan struktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup

dapat menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya itu berfungsi, jadi

kegiatan tiap-tiap sel itulah yang membentuk organisme. Karena itu, sel juga

disebut sebagai satuan fungsional makhluk hidup. Apabila sel-sel penyusun suatu

makhluk hidup tidak berfungsi dengan semestinya, maka akan menimbulkan suatu

kerusakan sel dan kematian sel yang berdampak negatif bagi organisme yang

bersangkutan. Kerusakan sel dan kematian sel juga dapat dipengaruhi oleh proses

penuaan sel. Penuaan sel merupakan perubahan berangsur-angsur dari struktur

setiap organisme yang terjadi dengan berlalunya waktu, bukan disebabkan karena

penyakit atau kecelakan lain dan pada akhirnya sampai pada peningkatan

kemungkinan kematian karena organisme itu bertambah tua.

Penuaan menyebabkan sejumlah fungsi sel menurun secara progresif.

Fosforilasi oksidatif mitokondria menurun, seperti sintesis protein structural,

enzimatik dan reseptor. Sel yang mengalami proses penuaan memilki kapasitas

untuk ambilan nutrien dan perbaikan kerusakan kromosom yang berkurang.

Perubahan morfologik pada sel yang menua meliputi ketidakaturan inti,

mitokondria bervakuola pleomorfik, pengurangan retikulum endoplasma, dan

2
penyimpangan apparatus golgi. Secara bersamaan, terdapat akumulasi tetap

pigmen lipofuscin (yang mengindikasikan kerusakan oksidatif dan jejas membran

sel), protein yang terlipat abnormal dan produk akhir silang dengan protein yang

berdekatan.

Walaupun terdapat banyak teori, jelas bahwa proses penuaan sel adalah

multifaktorial. Proses itu melibatkan efek kumulatif, baik siklus jam molecular

intrinsik dari penuaan sel maupun stressor ekstrinsik dari lingkungan sel

(kerusakan sel)

Kini, proses penuaan dapat dipicu oleh beberapa faktor selain bertambanya

usia, yaitu salah satunya kondisi selular tubuh yang tidak sehat disebabkan tubuh

yang tercemar oleh radikal bebas sementara antioksidan dalam tubuh sudah tidak

dapat diproduksi secara normal baik kualitas maupun kuantitasnya. Penuaan dini

adalah hal yang menakutkan untuk kebanyakan orang karena kondisi ini tentu

mengganggu penampilan. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang

proses selular pada aging (penuaan) dan dan bagaimana pencegahannya yang

aman dan tidak menimbulkan efek samping negatif untuk tubuh dan lingkungan.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penuaan sesungguhnya merupakan proses dediffensiasi (de-growth) dari

sel, yaitu proses terjadinya perubahan anatomi maupun penurunan fungsi dari sel.

Ada banyak teori yang menjelaskan masalah penuaan. Dalam makalah ini akan

disampaikan tiga buah teori yaitu:

1. Teori Pertama

Teori pertama menyatakan bahwa semakin cepat suatu organisme hidup

maka semakin cepat pula mereka menua. Hal ini terjadi karena kehidupan cepat

didefinisikan sebagai proses differensiasi dari pertumbuhan yang cepat serta

metabolisme yang tinggi sehingga sel-sel lebih cepat mengalami

penuaan. Apabila disandarkan pada teori ini maka pertumbuhan seorang manusia

yang terlalu cepat, tidak baik bagi manusia tersebut karena dia akan cepat

mengalami penuaan. Namun demikian teori ini tidak menjelaskan bagaimana

proses tersebut dapat terjadi pada tingkat seluler sehingga pengambilan

kesimpulan yang hanya didasarkan pada teori ini banyak memiliki kekurangan.

2. Teori Kedua

Teori kedua menyatakan bahwa setiap sel tidak dapat mengelak dari

penumpukan sisa metabolit yang bersifat racun. Penumpukan tersebut secara

berangsur-angsur mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi sehingga akhirnya

menjadi tua. Sel tidak dapat mengelak dari penumpukan ini karena kolagen

sebagai protein struktural yang merupakan selubung ekstraseluler sebagian besar

sel tubuh menjadi tidak lentur dan tidak mudah larut. Seperti diketahui, ketika

4
kolagen pertama kali dibentuk, zat ini bersifat lentur dan mudah larut dan hal ini

menunjukkan bahwa sel belum menua. Namun demikian lama-kelamaan rantai

polipeptida yang terbuat dari kolagen terikat terus bersama sehingga kelarutan dan

kelenturan (permeabilitas) dari bahan tersebut berkurang. Akibat pengurangan

permeabilitas ini maka lalu lintas bahan antar-sel mengalami banyak hambatan.

Kemungkinan ini pula yang dijadikan dasar dalam pemunculan hipotesis bahwa

penuaan mengakibatkan terjadinya perubahan hormone walaupun tidak ada

hubungan antara penuaan tersebut dengan perubahan komposisi asam lemak sel

3. Teori Ketiga

Teori ketiga menyatakan bahwa penuaan terjadi sebagai akibat kondisi

lingkungan yang merugikan gen-gen yang berhubungan dengan sel badan atau sel-

sel somatic. Menurut Burnet dalam mutasi gen somatik yang tidak dengan cepat

diperbaiki oleh enzim DNA polimerase akan menumpuk pada sel sehingga gen-

gen tersebut mulai menghasilkan protein yang tidak sempurna yang

mengakibatkan efisiensi sel berkurang. Apabila protein yang tidak sempurna ini

menjadi enzim maka proses mutasi somatik akan terjadi secara lebih cepat.

Akibatnya, sel akan mati (merupakan proses penuaan) atau bahkan mengalami

kanker. Akibat lain penuaan adalah merangsang mutasi DNA

mitokondria (Fukagawa et al., 1999).

2.1. Proses Penuaan

Sejak lama, manusia lebih banyak berusaha memerangi proses penuaan,

ketimbang berusaha mengerti prosesnya. Juga para ilmuwan, cukup lama

mengabaikan tema penuaan. Kini diketahui, penuaan berkaitan erat dengan proses

5
metabolisme molekuler, transkripsi dan translasi, yang penjelasan selengkapnya

akan dibahas materi selanjutnya.

Penuaan berkaitan erat dengan proses metabolisme molekuler. Sintesis

protein yang berlangsung dengan tepat sangatlah penting bagi sel-sel yang hidup.

Namun demikian ternyata prosesnya sangat rumit dan kompleks. Proses ini harus

akurat dan mempunyai mekanisme-mekanisme yang “berkemampuan memeriksa

kembali”. Kadang-kadang protein-protein yang tidak berfungsi secara tepat juga

dibuat oleh sel-sel, yang biasanya hal ini disebabkan oleh kesalahan pada DNA

genetik (suatu simulasi) atau kesalahan pada waktu alih informasi dari gen ke

protein. Organisme-organisme yang lebih tinggi (eukariot) mempunyai mekanisme

untuk mengenali dan merusak atau menghancurkan secara cepat protein yang

“salah” tersebut. Apabila tidak terjadi pembetulan atau penghancuran dengan

cepat, protein yang “salah” tersebut dapat menyebabkan kesalahan fungsi

metabolik. Proses penyalinan informasi genetik pada DNA ke molekul-molekul

yang mengarah atau berpartisipasi di dalam sintesis protein (RNA yaitu asam

ribonukleat) disebut transkripsi.

Selama ini proses penuaan dipandang sebagai proses yang berbeda dengan

fenomena biologis lain, amat sulit dipecah-pecah menjadi bagian-bagian terpisah

yang dapat diuji coba. Penelitian lebih terfokus pada proses, yang memicu

kehidupan dan mengakhirinya. Namun faktor-faktor apa yang mempengaruhinya

dan seberapa lama makhluk hidup dapat hidup, memang sedikit sekali diteliti.

Namun sejak satu dasawarsa terakhir, terdapat sejumlah ilmuwan yang meneliti

cabang mengenai rentang umur kehidupan.

6
Proses penuaan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, gaya hidup

dan penyakit-penyakit yang diderita. Beberapa pakar mencoba merumuskan apa

yang dimaksud dengan proses menua. Di antaranya: faktor genetis dan faktor

lingkungan.

Setiap mahluk hidup, termasuk manusia dibentuk oleh sel. Dalam tubuh

seorang dewasa terdapat 100 trilliun sel yang setiap detiknya kurang lebih 50 juta

sel tersebut rusak dan mati. Namun sel yang rusak atau mati dengan cepat diganti

dengan yang baru. Sel-sel tersebut membelah normal sampai kurang lebih 50 kali

dan kemudian berhenti dan mati. Umur manusia berhubungan erat dengan umur

hidup sel. Kebanyakan ahli gerontologi (ilmu yang mempelajari proses penuaan

secara alami) berpendapat bahwa umur maksimum manusia rata-rata 110 - 120

tahun.

Perbedaan susunan kromosom pada pria dan wanita (wanita bergenotip

XX; dan pria, XY) mengakibatkan umur pria lebih rendah dari wanita. Kelebihan

satu kromosom X pada wanita membuat wanita berkemampuan untuk mengatasi

stres dan mengatasi segala penyakit yang dibawa oleh kromosom-X pada pria.

7
Wanita hanya akan menderita apabila kedua kromosomnya cacat, dan hal ini

hampir tidak pernah terjadi. Salah satu contoh penyakit terpaut kromosom seks-X

yang paling terkenal adalah hemofilia yaitu kondisi penderita tidak memiliki

cukup faktor pembeku darah sehingga jika dia terluka angat sukar untuk

menghentikan pendarahan. Wanita hanya akan terkena penyakit ini jika kedua

ayah dan ibunya juga kena, satu situasi yang hampir mustahil terjadi. Sedangkan

pria, sekalipun kedua orang tuanya normal tetapi ibunya carrier (he-terozigous)

maka ada peluang 50% untuk setiap anak lelaki menderita hemofilia.

Semua ciri khas penuaan yang terlihat adalah merupakan manifestasi

perubahan-perubahan dalam tubuh dari segi struktur, susunan kimia dan efektivitas

kerja organ-organ tubuh serta komponennya. Faktor-faktor yang mengakibatkan

proses penuaan.:

a. Faktor internal

Tertimbunnya produksi lipofuksin yang dikenal sebagai pigmen penuaan

diberbagai bagian tubuh.Terhentinya proses pertumbuhan dan proses perbaikan

sel-sel yang rusak Kerusakan pada materi inti yang merupakan pusat kontrol

metabolisme sel sehingga sel gagal melaksanakan fungsi yang semestinya.

Terjadinya akumulasi substansi tertentu pada sel yang boleh jadi sangat berbahaya

bagi sel itu sendiri, sehingga melumpuhkan sistem kekebalan yang secara alamiah

dimiliki oleh tubuh setiap manusia normal.

b. Faktor eksternal (lingkungan)

Segala jenis penyakit, khususnya infeksi yang diakibatkan oleh virus,

bakteri dan mikroorganisme lain. Luka dan kerusakan bagian tubuh yang

8
disebabkan oleh peristiwa kimia, panas, maupun benturan secara fisik. Efek

kumulatif radiasi, baik yang digunakan untuk pengobatan (misalnya sinar X)

maupun yang terjadi secara alamiah (sinar kosmik) Interaksi dengan sesama

manusia dan lingkungan yang seringkali mendatangkan stres.

Beberapa obyek penelitian terpenting, untuk menjelaskan proses penuaan

adalah ragi, cacing atau lalat buah. Tentu banyak yang bertanya, mengapa ragi,

cacing atau lalat? Bagaimana menarik analogi antara penuaan pada jamur, cacing

atau lalat, dengan penuaan pada manusia? Ternyata pada dasarnya terdapat model

penuaan pada jamur atau binatang berderajat rendah itu, yang dapat ditarik pada

model seluler proses penuaan binatang menyusui, termasuk juga manusia.

Pada jamur ragi, proses reproduksi dengan menumbuhkan sel anakan,

melambat dan berhenti pada usia tertentu. Siklus ini mirip dengan siklus

reproduksi manusia. Hal tersebut merupakan aspek biologis dari penuaan, yang

nyaris tidak berubah dalam proses evolusi. Para ahli menyebutnya sebagai sifat

khas yang diawetkan. Berdasarkan penelitian, para ahli dapat menemukan

faktorfaktor apa yang mempengaruhi seberapa sering sel ragi dapat membelah diri,

antara lain; faktor genetis dan faktor lingkungan. Yang menarik, kedua faktor ini

berkaitan amat erat.

c. Faktor Kalori

Dalam penelitian ditemukan, pengurangan sumber kalori pada medium

tempat ragi tumbuh, yakni glukosa dari dua menjadi setengah persen, justru

memperpanjang umur sel ragi. Dimana, dengan lebih sedikitnya masukan kalori

makin panjang umur sel. Demikian pengamatan para peneliti, bukan hanya pada

ragi, tetapi juga pada binatang lainnya sampai ke tikus percobaan. Perpanjangan

9
umur ragi, akibat berkurangnya pasokan glukosa, diatur oleh gen tertentu yang

disebut regulator informasi peredam–SIR dua. Jika terjadi kondisi kekurangan

sumber energi, gen bersangkutan meregulasi agar DNA bekerja lebih lambat.

Dengan puasa semacam itu, DNA menahan diri, untuk tidak melakukan

rekombinasi, yakni pertukaran potongan DNA diantara kromosom yang

berbedabeda. Pada lalat buah diamati, masukan kalorinya lebih sedikit, selain

meningkatkan aktivitas enzim dari protein, juga meningkatkan konsentrasi enzim

bersangkutan. Kedua hal tersebut, menurunkan sintesa dalam gen dan juga

rekombinasi DNA, dengan dampak memperpanjang umur lalat bersangkutan.

Sejauh ini para ahli masih meneliti kaitan antara menurunnya aktivitas molekuler

dengan umur panjang tersebut. Tim yang dipimpin George Roth dari institut

nasional penuaan di AS, melakukan penelitian lebih lanjut dengan monyet rhesus.

Seperti diketahui, kode genetik monyet lebih dari 90 persen identik dengan kode

genetik manusia. Satu kelompok monyet percobaan, mendapat masukan kalori

sekitar 30 persen lebih rendah dari kelompok monyet pembanding, selama masa

uji coba antara tiga sampai lima tahun. Juga dalam ujicoba ini, para peneliti

mengamati terjadinya perubahan terukur sejumlah parameter biologis pada monyet

yang dipaksa puasa. Antara lain, lebih rendahnya suhu tubuh, menurunnya kadar

plasma insulin serta meningkatnya sejenis hormon steroid, yang kadarnya justru

menurun pada monyet yang berusia lanjut.

Sejauh ini para peneliti masih mengamati, apakah monyet-monyet

percobaan yang jatah kalorinya dikurangi, dapat berumur lebih panjang dari

monyet pembanding yang diberi masukan kalori normal. Akan tetapi, yang cukup

menarik ketiga parameter biologis, yang ditunjukkan monyet percobaan, juga

10
diamati terjadi para manusia berjenis kelamin pria, yang tergolong berumur

panjang. Ternyata rahasia umur panjang, terletak pada proses yang terjadi di

tingkat molekuler.

d. Korelasi metabolisme

Sekarang pertanyaannya, bagaimana menarik korelasi antara umur panjang

dengan penuaan? Untuk itu, ada satu unsur lagi yang amat penting dalam

metabolisme dan pembangkitan energi di dalam sel, yakni oksigen. Tanpa oksigen,

sel-sel makhluk hidup tidak dapat memproduksi cukup energi untuk tetap hidup.

Hasil buangan dari reaksi metabolisme oksigen di tingkat molekuler, adalah apa

yang dinamakan oksigen reaktif atau juga disebut radikal bebas. Proses penuaan

sel, terjadi akibat oksidasi DNA dan oksidasi protein. Untuk gampangnya, para

peneliti membayangkan proses karat, akibat terjadinya oksidasi logam.

Jika proses metabolisme berlangsung lambat, seperti pada kondisi

kekurangan glukosa pada jamur, jumlah radikal bebas yang diproduksi juga

menurun. Sementara pada situasi berkelimpahan makanan, produksi oksigen

reaktif juga meningkat. Akibatnya, proses oksidasi DNA dan protein atau juga

pada unsur pembawa sinyal, yang tergantung pada status oksidasi semakin cepat.

Dampaknya sel juga menua dengan cepat. Rahasia proses penuaan inilah, yang

diteliti oleh para ilmuwan selama satu dekade terakhir ini. Pada dasarnya, makhluk

hidup dapat memerangi stress oksidatif tersebut. Bahkan pada binatang yang

masih muda, hampir semua radikal bebas dapat dikalahkan. Namun tidak semua

oksigen reaktif dapat dihambat dan tidak semua kerusakan sel dapat diperbaiki.

Bersamaan dengan semakin tuanya makhluk hidup, komposisi sel yang rusak

11
teroksidasi akan semakin banyak. Penelitian pada cacing, lalat dan tikus

menunjukkan, proses penuaan akan menjadi semakin cepat, jika gen yang tahan

terhadap stress oksidatif dinon-aktifkan. (Dwiyono, Sandi, 2004)

Proses penuaan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, gaya hidup

dan penyakit-penyakit yang diderita. Beberapa pakar mencoba merumuskan apa

yang dimaksud dengan proses menua. Di antaranya:

1. Teori pakai dan rusak (wear and tear theory)

Dr. August Weismann, seorang biologis Jerman, pertama kali

memperkenalkan teori ini pada tahun 1882. Beliau percaya bahwa tubuh beserta

sel-selnya rusak karena pemakaian yang berlebihan dan penyalahgunaan.

Organorgan seperti liver, lambung, ginjal, kulit dan lain-lain dicemari oleh racun

dalam pola makan harian kita, belum lagi dari lingkungan sekitar.

Konsumsi lemak, gula, kafein, alkohol, nikotin, banyak terkena sinar ultra

violet dan banyak tekanan fisik dan emosional lain menyebabkan tubuh kita

mengalami “Kerusakan Akibat Pemakaian atau Wear and Tear” baik pada tingkat

organ maupun sel-sel.

Bahkan jika kita tidak pernah menyentuh rokok sekalipun atau minum

segelas anggur atau kita sangat berhati-hati terhadap sinar ultraviolet dan hanya

mengkonsumsi makanan yang alami saja, suatu saat nanti secara alami masa pakai

tubuh kita akan habis, dan juga akan mengalami “kerusakan akibat pemakaian”

atau organ-organ tubuh menjadi “usang”. Penyalahgunaan hanya akan

12
mempercepat proses tersebut. Sebaliknya, sejalan dengan bertambahnya usia,

tiaptiap sel kita akan merasakan efeknya, walaupun sesehat apapun gaya hidup

kita.

Waktu muda, sistem pertahanan dan perbaikan tubuh secara aktif

melakukan penyesuaian baik pada “Kerusakan Akibat Pemakaian” secara normal

ataupun dengan penyalahgunaan. (Itulah sebabnya mengapa orang muda dapat

dengan mudah kembali ke stamina awal, walaupun telah melewati malam yang

berat, penuh dengan minum-minum, konsumsi pizza dan makanan lain yang

mengandung glukosa tinggi dalam jumlah banyak.)

Dengan bertambahnya usia, tubuh kehilangan kemampuannya untuk

memperbaiki berbagai kerusakan akibat; produk makanan olahan, lingkungan

sekitar, bakteri atau virus. Oleh karena itu, banyak orang tua yang meninggal

akibat penyakit-penyakit yang sesungguhnya dapat mereka hindari ketika muda.

“Kerusakan Akibat Pemakaian” dapat dibantu dengan pengambilan

langkahlangkah tepat yang dapat membantu dalam membalik proses penuaan,

dengan menstimulasi kemampuan tubuh untuk memperbaiki dan mempertahankan

organorgan dan sel-selnya.

2. Teori Neuro Endokrin

Vladimir Dilman, Ph.D. memfokuskan wear and tear theory pada sistim

neuro-endokrin, suatu jaringan biokimiawi yang kompleks yang mengatur hormon

tubuh dan elemen penting lainnya. Neuro-endokrin berarti proses penuaan

berhubungan dengan kadar hormon. Pada waktu muda, hormon tubuh kita bekerja

bersama mengatur fungsi-fungsi organ tubuh, termasuk respon terhadap panas,

13
dingin, dan aktivitas seksual. Organ yang berbeda, mengeluarkan hormon yang

berbeda, akan tetapi semua berada dibawah komando kelenjar hypothalamus.

Kelenjar sebesar kacang ini terdapat di otak dan bertanggungjawab untuk produksi

dan interaksi antara hormon tubuh. Karena fungsinya yang mengkoordinasikan

semua hormon, kelenjar ini disebut juga sebagai “termostat tubuh “.

Hormon adalah vital untuk memperbaiki dan mengatur fungsi-fungsi

tubuh. Bila kita menua, produksi hormon tubuh menjadi berkurang, sehingga

kemampuan tubuh untuk memperbaiki sendiri (self-repaired) dan mengatur

sendiri (self-regulation) menjadi rendah.

Produksi hormon adalah saling interaktif, dalam arti bilamana salah satu

hormon produksinya berkurang, produksi hormon tubuh yang lainpun akan

berubah, bisa berkurang atau bahkan malah bertambah

3. Teori Kontrol Genetik

Secara genetik, manusia sudah membawa garis seberapa cepat ia menua

dan akhirnya meninggal. Namun dalam perjalanannya ada variasi-variasi tertentu

yang bisa menjelaskan mengapa ada adik yang terlihat lebih cepat tua dibanding

kakaknya.

Teori penuaan-terencana berpusat pada program genetik sesuai DNA kita.

Kita dilahirkan dengan kode genetik yang unik, sebuah kecendrungan tipe fisik

dan fungsi mental yang telah ditentukan sebelumnya. Warisan genetik tersebut

sangat menentukan seberapa cepat dan seberapa panjang kita hidup. Jika

menggunakan gambaran kasar, dapat dibayangkan setiap manusia hadir dimuka

14
bumi bagaikan sebuah mesin yang sudah terprogram untuk menghancurkan

dirinya sendiri. Semua orang memiliki jam biologis yang terus berdetak dan bisa

berhenti kapan saja, lebih cepat atau lebih lama beberapa tahun. Ketika jam

berhenti berdetak, itu merupakan pertanda bahwa tubuh kita mulai menua dan

akhirnya akan mati.

Namun, sesuai dengan segala aspek warisan genetik kita, waktu yang

berlaku pada jam genetik ini bervariasi, tergantung apa yang kita alami selama

pertumbuhan dan bagaimana gaya hidup kita (perdebatan lama “Nature Versus

Nurture” atau “Alam Versus Pemakaian”).

4. Teori Telomerase

Teori penuaan telomerase adalah teori baru tentang penuaan yang

menawarkan banyak kemungkinan yang menjanjikan dalam bidang obat-obatan

Anti-Penuaan. Teori ini lahir dari hasil temuan kemajuan ilmu-ilmu genetika dan

teknologi genetika. Pertama kali ditemukan oleh sekelompok ahli dari “Geron

Corporation” di Menlo Park, California, telomere adalah sekumpulan asam nukleat

yang merupakan perpanjangan dari ujung kromosom. Telomer bertugas untuk

mempertahankan integritas kromosom. Setiap kali sel-sel kita membelah, telomer

akan memendek. Terutama, saat ujung telomer-DNA terlalu pendek, pembentukan

sel akan melambat dan kemudian akan berhenti sama sekali. Hal ini diyakini

kemungkinan sebagai mekanisme untuk jam selular penuaan.

Para ahli menemukan bahwa elemen kunci dalam membentuk kembali

telomer-telomer kita yang hilang adalah enzim telomerase “abadi” – sebuah enzim

yang hanya ditemukan dalam sel-sel kuman dan kanker. Telomer adalah rangkaian

15
asam nukleat di ujung kromosom. Setiap kali sel tubuh membelah, telomer akan

memendek dan inilah yang mengurangi kemampuan sel memperbaiki diri.

Telomerase berfungsi untuk memperbaiki dan memperbaharui telomer,

memanipulasi mekanisme “berdetaknya jam” yang mengatur jangka waktu

terbelahnya sel. Pengembangan lebih lanjut penghambat-telomerase dapat

mencegah pembelahan sel-sel kanker dan diduga juga dapat mengembalikan sel

menjadi normal kembali. (“10 Weeks to a younger you” oleh Ronald M.Klatz,

M.D. (pgs.9-13))

5. Teori Radikal Bebas

Riset anti-penuaan Dr Denham Harman pada tahun 1954 mengemukakan

teori radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu elektron dalam tubuh yang tidak

memiliki gandengan, sehingga akan berusaha mencari elektron pasangannya

supaya dapat berikatan dan stabil. Sebelum memiliki gandengan, radikal bebas

akan terus menerus menghantam sel-sel tubuh, guna mendapatkan pasangannya,

termasuk menyerang sel-sel tubuh yang sudah stabil/normal. Akibatnya sel-sel

akan menjadi cepat rusak dan menua, juga mempercepat timbulnya kanker.

Oksigen sendiri adalah merupakan salah satu sumber radikal bebas. Pada waktu

kita bernapas dan juga olahtubuh (exercise), pembentukan radikal bebas akan

meningkat. Radikal bebas akan di netralisir oleh anti-oksidans, yang selain

dibentuk tubuh, juga bisa berasal dari luar misalnya vitamin A, C, E, dan

sebagainya.

16
anti oxidan menetralisir radikal bebas

6. Teori cross-linking

Teori ini dibuat berdasarkan fakta bahwa dengan bertambah tua, protein

manusia yaitu DNA dan molekul lainnya akan saling melekat, saling memilin

(crosslink). Akibatnya protein yang sudah rusak tidak dapat dicerna oleh enzim

protease, sehingga mengurangi elastisitas protein dan molekul. Akibatnya pada

kulit bisa terjadi kerutan , pada ginjal fungsi penyaring menjadi berkurang dan

pada mata terjadi katarak (kekeruhan lensa mata). (Pudjiadi, Cindiawaty, Dr,

MARS, MS,Sp, Gk)

7. Teori Penuaan Sel Intrinsik

Berpegang bahwa proses penuaan sel terjadi karena pemrograman genetik

yang telah ditetapkan. Teori semacam ini, didukung oleh pengamatan jangka

panjang bahwa fibroblas manusia dewasa normal pada kultur sel, memilki rentang

masa hidup tertentu; fibroblas berhenti membelah dan menjadi menua setelah kira-

kira 50 kali penggandaan (sehingga disebut fenomena Haylick). Fibroblas

17
noenatus mengalami sekitar 65 kali penggandaan sebelum berhenti membelah.

Dua mekanisme yang menyangkut penuaan sel intrinsik :

1. Replikasi inkomplet ujung-ujung kromosom (pemendekan telomer). Oleh

karena mekanisme replikasi DNA, setiap pembelahan sel normal

menghasilkan kopi tiap kromosom dengan agak sedikit terpotong. Tanpa

beberapa mekanisme untuk melindungi ketepatan proses replikasi, gen di dekat

ujung kromosom akan secara bertahap menghilang setelah sejumlah

pembelahan dan sel rupa-rupanya menghentikan fungsi normalnya. Strategi

molekular untuk mengatasi masalah ini menggunakan telomer; sekuens

pendek DNA nontranskripsi yang dapat diulang berulang kali (TTAGGG),

yang terletak di ujung kromosom. Selain memberikan suatu buffer DNA

nontranskripsi yang bisa diperpendek berulang-kali tanpa mempengaruhi

replikasi gen fungdional, sekuens telomer melindungi ujung terminal

kromosom dari fusi dan degradasi. Pada saat sel somatik bereplikasi, satu

potongan kecil tiap susunan telomer tidak berduplikasi, dan telomer

memendek secara progresif. Akhirnya setelah pembelahan sel yang multipel,

telomer yang terpotong parah diperkirakan mensinyal proses penuaan sel.

Namun demikian pada sel germ dan sel stem yang memerlukan siklus

replikasi yang tidak menentu, panjang telomer diperbaiki setelah pembelahan

sel tiap sel oleh enzim khusus yang disebut telomerase

2. Jam gen. Konsep bahwa kontrol waktu genetik terhadap masa penuaan

didukung oleh identifikasi jam gen, terutama pada makhluk hidup,.


Sebagai tambahan untuk jam genetik intrinsik, teori terkini berpegang bahwa

rentang masa hidup sel juga diatur oleh keseimbangan cedera yang sedang

18
berlangsung dan kemampuan sel untuk memperbaiki kerusakan. Teori wear and

tear mengesankan bahwa meskipun mekanisme perbaikan sel masih baik, dan kuat

(misalnya, peran HSP dalam pelipatan protein yang rusak), pengaruh eksogen

lanjutan jangka panjang akhirnya tetap berlaku dan sel menglami proses penuaan

Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat faktor-faktor lain yang menyebabkan

terjadinya proses penuaan sel.

1. Radikal Bebas Penyebab Penuaan, Kerusakan, dan Kematian sel

Beragam hipotesis mengenai penyebab selular kerusakan sel dan

melibatkan kerusakan radikal bebas, terjadi oleh pengaruh pajanan lingkungan

yang berulang-ulang, misalnya radiasi pengion, suatu reduksi progresif mekanisme

pertahanan anti-oksidan misalnya, vitamin E, glutation, peroksidase), atau

keduanya akumulasi lipofuscin pada sel tua merupakan petunjuk adanya kerusakan

itu, tetapi tidak ada bukti bahwa pigmen lipofuscin sendiri yang bersifat toksik

terhadap sel. Lagipula, radikal bebas dapat menginduksi kerusakan mitokondria

dan nuclear DNA; cedera radikal bebas diperkirakan menyebabkan modifikasi

10.000 basa per sel per hari. Konsisten dengan teori penuaan adalah hasil

pengamatan sebagai berikut :

• Panjang umur di antara spesies berbeda berbanding terbalik dengan kecepatan

pembentukan radikal superoksid mitokondria

• Ekspresi berlebih enzim dismutase superoksid anti-pksidatif dan katalase

memperlama masa hidup pada penelitian model penemuan

19
• Pembatasan asupan kalori menurunkan derajat status (kondisi mantap terhadap

kerusakan oksidatif, memperlambat perubahan yang berhubungan dengan usia

dan memperlama masa hidup maksimal mamalia.

2. Kemunduran Hormon Penyebab Penuaan Sel

Kemunduran hormon seiring bertambahnya usia merupakan penyebab

utama kerusakan fisik yang disebabkan penuaan. Proses penuaan sangat bervariasi

dan dapat dipercepat, diperlambat atau dibalik tergantung pada hormon yang

mengatur degenerasi dan regenerasi tubuh di tingkat sel. Penelitian menunjukkan,

penuaan sebagian besar disebabkan oleh penurunan Growth Hormone / Insulinlike

Growth Factor-I (GH/IGF-I) secara drastis dalam tubuh setelah dewasa. Efek dari

kekurangan hormon pertumbuhan manusia ini ternyata mempengaruhi ukuran dan

fungsi dari organ-organ yang terdapat di dalam tubuh. Sebagai contoh adalah pada

otak dan ginjal.

Gambar Otak Mengecil

20
Pada gambar diatas terlihat terjadi penciutan otak sebanyak 30% pada otak

seseorang yang berumur 70 tahun. Tidak heran manusia pada umur 70 akan

mengalami pikun-pikun dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak

seperti Parkinson.

Gambar Ginjal Mengecil

Pada gambar diatas terlihat pula organ ginjal pada manusia berumur 70

tahun yang mengalami penciutan dan warnanya yang menghitam. Dan akibat dari

penciutan ini adalah menurunnya fungsi ginjal dan pada tingkat terendah,

seseorang akan kehilangan fungsi ginjalnya yang biasa dikenal dengan nama gagal

ginjal. Selain otak dan ginjal, sebetulnya seluruh organ yang ada di tubuh manusia

seperti kulit, jantung, paru-paru, dan organ yang lain juga ikut menurun fungsinya.

Tidak heran pada seseorang yang berumur 70 tahun, mereka akan mengalami

banyak sekali persoalan di kesehatan mereka. (Rudman D, Feller A,

Nagraj HS, Gergans GA, Lalitha PY, Goldberg AF, 1990)

21
3. Matahari Penyebab Proses Penuaan Sel

Penuaan adalah suatu proses yang tidak dapat dielakkan. Terlalu banyak

faktor yang mempengaruhi keadaan ini 90 persen daripada proses penuaan

disebabkan oleh sinaran matahari

Dengan hanya berjemur selama satu jam anda sebenarnya telah menjalani

proses penuaan selama empat jam. Paparan kepada sinar ultra matahari

menyebabkan melanin terbentuk dalam sel pigmen kulit. Dalam tempoyang

panjang apabila lebih banyak melanin yang terkumpul kulit akan terlihat tampak

hitam.

Paparan kepada sinar UV yang terlampau juga menyebabkan berbagai

masalah kulit termasuk kerusakan DNA, kerusakan struktur kulit, dan

mengurangkan metabolisme.

4. Cara Hidup dan Oksidasi Penyebab Penuaan Sel

Penyebab penuaan ini datanganya dari luar diri manusia yaitu cara hidup

dan oxidasi. Cara hidup yang tidak sehat seperti jarang atau tidak pernah olah raga,

makan makanan yang berlemak, kurang makan serat, kurang istirahat, Stress yang

tinggi, dan masih banyak lagi gaya hidup yang sering dijumpai di kota-kota besar.

Lalu oxidasi bentuknya seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor, zat-zat

pengawet, dan bahan-bahan kimia yang ada di sekeliling kita.

2.2. Dampak Dari Penuaan Secara Umum

Ketiga teori yang telanh diungkapkan sebelumnya merupakan teori biologi

yang dianggap mampu menjelaskan berbagai penurunan kondisi baik penurunan

22
bentuk anatomis maupun secara fisiologis (fungsi tubuh) apabila seorang manusia

mengalami penuaan.

• Dampak Secara Anatomis

• Dampak Secara Fisiologis

- Fungsi Seksualitas

- Fungsi Indera

- Fungsi Rasio dan Naluri

- Fungsi Nurani dan Intuisi

Ketiga teori yang telah diungkapkan sebelumnya merupakan teori biologi

yang dianggap mampu menjelaskan berbagai penurunan kondisi baik penurunan

bentuk anatomis maupun secara fisiologis (fungsi tubuh) apabila seorang manusia

mengalami penuaan.

 Dampak Secara Anatomis

Penuaan akan mengakibatkan penurunan kondisi anatomis dari sel akibat

terjadinya penumpukan metabolit yang terjadi di dalam sel (Teori II).

Metabolit yang menumpuk tersebut tentunya bersifat racun terhadap sel

sehingga bentuk dan komposisi pembangun sel sendiri akan mengalami

perubahan. Disamping itu karena permeabilitas kolagen yang ada di dalam sel

telah sangat jauh berkurang, maka kekenyalan dan kekencangan dari otot,

terutama pada bagian integumen akan sangat jauh menurun. Hal inilah yang

secara kasat mata dapat dilihat berupa kulit keriput pada manusia yang

mengalami proses penuaan. Sesungguhnya proses perubahan di atas hampir

23
terjadi di setiap sel, hanya saja karena sel kulit (sistem integumen) merupakan

lapisan luar tubuh yang berhubungan dengan dunia luar, maka sel inilah yang

jelas dapat langsung dilihat.

 Dampak Secara Fisiologis

Perubahan anatomis yang terjadi dalam suatu sel baik secara bentuk maupun

komposisi zat pembangunnya dipastikan akan mempengaruhi fungsi dari sel

maupun organisme tersebut secara keseluruhan. Ada berbagai macam fungsi

dipengaruhi oleh tubuh yang mengalami penuaan ini, antara lain :

- Fungsi Seksualitas

Fungsi seksualitas sangat terkait dengan hormon seks yang ada di dalam

tubuh. Keberadaan dan perubahan hormon berhubungan erat dengan usia

(Vermuelen, 1998). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pria,

peningkatan usia tidak selalu diiringi dengan penurunan hormon. Sebaliknya,

wanita yang mengalami masa tua akan mengalami menopause; hal ini

ditandai dengan berhentinya menstruasi yang menunjukkan telah berhentinya

kemampuan reproduksi dari wanita tersebut. Kejadian seperti menopause ini

sesungguhnya tidak pernah terjadi pada pria. Madersbacher et al., (1993)

telah mengadakan penelitian tentang perubahan hormon yang dialami pria

mulai usia 30 tahun sampai 80

tahun. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seiring perubahan usia,

hanya hormon testoteron yang mengalami penurunan, sedangkan luteinizing

hormone (LH) dan follicle stimulating hormon (FSH) tetap mengalami

peningkatan. Dari fenomena ini (biasa disebut cross of

24
andropause) beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada andropause yang

sesungguhnya (Herman and Berger, 1999), atau dengan kata lain

kemampuan reproduksi pria tidak pernah berhenti sama sekali. Walaupun

kemampuan reproduksinya tidak sama sekali terhenti, aktivitas seksual pada

pria akan mengalami penurunan. Hal ini terkait erat dengan ketersediaan

hormon androgen yang terdapat di dalam tubuh.

- Fungsi Indera

Seperti juga fungsi seksual fungsi indera akan menurun setelah manusia

mengalami penuaan. Indera pada hakekatnya merupakan suatu organ yang

tersusun dari jaringan, sedangkan jaringan sendiri merupakan kumpulan sel

yang mempunyai fungsi yang sama. Karena sel telah mengalami perubahan

bentuk maupun komposisi zat pembangun (sel tidak normal) ketika

mengalami proses penuaan, maka secara secara otomatis fungsi indera pun

akan mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada orang tua yang secara

berangsur-angsur mengalami penurunan kemampuan pendengaran dan

penglihatan serta kemampuan inderawi lainnya.

- Fungsi Rasio dan Naluri

Fungsi rasio maupun naluri sangat terkait dengan sistem syaraf dan otak.

- Fungsi Nurani dan Intuisi

Yang dapat menunjukkan adanya penurunan fungsi nurani maupun instuisi

akibat adanya proses penuaan. Fungsi rasio, naluri dan indera sangat terkait

dengan pengembangan ilmu-ilmu fisik material. Karena telah terjadi

penurunan fungsi akibat penuaan, maka dipastikan kemampuan seseorang

dalam pengembangan ilmu-ilmu fisik material akan sangat jauh menurun

25
atau bahkan terhenti sama sekali. Bila ditinjau dari fungsi nurani, ada

kecenderungan bahwa manusia memahami siapa dirinya dan mau kemana

dia pada akhirnya, Hal ini muncul karena selama proses kehidupan, proses

pembelajaran dan pengalaman terjadi. Proses ini mendidik rasionya untuk

selalu bekerja dan berfikir

Dampak Dari Penuaan Secara Khusus (akibatnya terhadap sel, jaringan dan organ)

1. Kerusakan Membran Sel

Komponen terpenting membran sel mengandung asam lemak tak jenuh

ganda yang sangat rentan. Seiring dengan bertambahnya usia struktur dan fungsi

membran akan berubah yang dalam keadaan ekstrem akhirnya mematikan sel-sel

pada jaringan tubuh.

2. Kerusakan Protein

Terjadinya kerusakan protein akibat penuaan ini termasuk oksidasi protein

yang mengakibatkan kerusakan jaringan tempat protein itu berada. Contohnya

kerusakan protein pada lensa mata yang mengakibatkan katarak.

3. Kerusakan Lipid Peroksida

Ini terjadi bila asam lemak tak jenuh mengalami proses penuaan dan

terserang factor penyebab penuaan yaitu radikal bebas. Dalam tubuh kita, reaksi

antarzat gizi tersebut dengan radikal bebas akan menghasilkan peroksidasi yang

selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan sel, yang dianggap salah satu penyebab

terjadinya berbagai penyakit degeneratif (kemerosotan fungsi tubuh).

26
4. Jam Sel

Dengan terjadi penuaan, maka akan menyebabkan sebuah barisan sel akan

mati setelah beberapa kali pembelahan sel.

5. Kematian Gen

Proses penuaan dapat menyebabkan terjadinya kematian sen, yang pada

akhirnya akan menyebabkan sel menjadi mati.

6. Kerusakan DNA

Telomerase biasanya melindungi DNA dari kerusakan selama

pendiplikatan, dan telomerase mekindungi telomerase ini. Sel-sel yang menua

kekurangan telomerase dan telomeres, dan DNA lainnya, menjadi terbuka

terhadap kerusakan.
7. Kerusakan Mithokondria

DNA mithokondria mungkin adalah yang paling sensitif terhadap proses

penuaan akibat radikal bebas. (Khairun nisa, dr, Biologi Kedokteran, Unimal

2007)

8. Kehilangan Elastisitas Jaringan Kolagen dan Otot

Kerusakan jaringan secara pelan ini merupakan proses terjadinya ketuaan,

seperti kehilangan elastisitas jaringan kolagen dan otot sehingga kulit tampak

keriput, terjadinya lipofuchsin atau bintik-bintik pigmen kecoklatan di kulit yang

merupakan timbunan sisa pembakaran dalam sel.

27
9. Perubahan Anatomis dan Fisiologis Jantung

Proses penuaan dapat menyebabkan penebalan dinding ventrikel kiri

jantung, meski tekanan darah relatif normal. Begitupun fibrosis dan kalsifikasi

katup jantung terutama pada anulus mitral dan katup aorta. Selain itu terdapat

pengurangan jumlah sel pada nodus sinoatrial (SA Node) Sementara itu, pada

pembuluh darah terjadi kekakuan arteri sentral dan perifer akibat proliferasi

kolagen, hipertrofi otot polos, kalsifikasi, serta kehilangan jaringan elastik.

Perubahan fisiologis yang paling umum terjadi seiring bertambahnya usia

adalah perubahan pada fungsi sistol ventrikel. Oleh karenanya, orang-orang tua

menjadi mudah deg-degan.

Di lain sisi, terjadi perubahan kerja diastolik terutama pada pengisian awal

diastol lantaran otot-otot jantung sudah mengalami penurunan kerja. Secara

otomatis, akibat kurangnya kerja otot atrium untuk melakukan pengisian diastolik

awal, akan terjadi pula fibrilasi atrium, sebagaimana sangat sering dikeluhkan para

lansia.

2.3. Upaya Menghambat Penuaan

Walaupun bukan sesuatu yang ditakuti semua orang, namun apabila semua

manusia berkata jujur, penuaan adalah kondisi yang pasti tidak disukai. Buktinya,

banyak upaya yang dilakukan manusia untuk menghambat proses penuaan

tersebut. Dengan didasarkan pada teori proses penuaan ada, maka upaya

menghambat penuaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

28
Hidup dalam lingkungan tidak tercemar

Kondisi lingkungan yang tercemar merupakan kondisi lingkungan yang

merugikan gen-gen yang berada dalam sel. Apabila sel tersebut terpapar lama

pada lingkungan tercemar maka sel akan cepat mengalami penuaan. Salah satu

contoh adalah proses terjadinya penurunan pendengaran (penulian) pada

telinga. Pemaparan suara bising yang terlalu lama dan berintensitas tinggi akan

menjadikan seseorang berangsur-angsur menjadi tuli. Ketulian ini dipicu oleh

penebalan sel-sel pada dinding alat pendengaran. Contoh lain adalah

pengakumulasian antibiotik yang menjadikan seseorang resisten terhadap

antibiotik. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila kondisi

lingkungan pada jaman dulu yang tidak tercemar diduga menjadi penyebab

bahwa umur manusia jaman dulu lebih lama daripada umur manusia masa kini

dan kualitas hidupnya pun lebih baik daripada kualitas hidup manusia masa

kini (catatan: pengertian kualitas hidup disini lebih dititikberatkan pada

kesehatan).

Mengkonsumsi makanan yang bergizi

Makanan yang masuk ke dalam tubuh merupakan penentu utama tingkat

pertumbuhan maupun kualitas matriks sel. Karena sel menuntut asupan

matriks yang sesuai dengan kebutuhannya, konsekuensinya adalah bahwa

makanan harus mempunyai kualitas yang sesuai dengan kebutuhan sel

tersebut. Secara umum, kualitas makanan yang sesuai adalah makanan yang

seimbang secara gizi, baik jumlah karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan

mineralnya

29
Mencegah kegemukan atau kekurusan

Kegemukan atau kekurusan merupakan kondisi yang tidak ideal bagi tubuh.

Kegemukan akan mengakibatkan penumpukan metabolit pada sel, sedangkan

kekurusan akan mengakibatkan tidak terpenuhinya matriks sel yang diperlukan

sel untuk berada pada kondisi normal. Secara keseluruhan, apabila kedua

kondisi tidak ideal ini terjadi, sel akan cepat mengalami penuaan dan

manusianya pun akan cepat tua.

Melaksanakan olah raga secara teratur

Terdapat dua keuntungan yang diperoleh apabila seseorang melakukan olah

raga secara teratur. Pertama, metabolit dapat dikeluarkan lebih cepat sehingga

tidak menumpuk pada sel. Kedua, sel menjadi terlatih sehingga keluar

masuknya bahan antar sel atau permeabilitas kolagen akan lebih terjaga.

Kedua hal inilah yang dipastikan akan menghambat penuaan sel.

Dalam ilmu fisiologi fenomena ini dibahas dalam fisiologi latihan (Exercise

Physiology).

Terus menggunakan otak untuk berfikir

Seperti juga adanya proses latihan pada sel, kemampuan berfikir pun harus

terus dilatih. Sesungguhnya proses berfikir adalah proses latihan (olah raga)

pada sel otak sehingga membuat kondisi sel-sel otak lebih terjaga sehingga

proses penuaan atau pikun akan dapat dihambat.

Menghindari stress

Secara fisiologis, stress akan mengakibatkan proses metabolisme berjalan

secara tidak normal. Metabolisme yang tidak normal akan mempercepat

penumpukan metabolit, atau terbentuknya protein yang tidak sempurna

30
sehingga efisiensi sel berkurang. Karena umumnya manusia yang mengalami

stress malas untuk ber-olah raga, metabolitnya menumpuk relatif cepat dalam

sel dan memperbesar peluang protein yang tidak sempurna untuk menjadi

enzim. Pada gilirannya, proses penuaan pun biasanya berlangsung secara

cepat.

Mengkonsumsi antioksidan-antioksidan (vitamin E)

Antioksidan merupakan zat yang anti terhadap zat lain yang bekerja sebagai

oksidan. Zat lain itu populer disebut radikal bebas, yaitu suatu molekul

oksigen dengan atom yang pada orbit terluarnya memiliki elektron yang tidak

berpasangan. Karena kehilangan pasangannya itu, molekul lalu menjadi tidak

stabil, liar, dan radikal. Penelitian terhadap efek penuaan menunjukkan, radikal

bebas dapat merusak sel tubuh dan menyebabkan perubahan patologis yang

berhubungan dengan penuaan. Vitamin E dapat mengakhiri proses reaksi

berantai radikal bebas, dengan menghambat produksi radikal bebas yang baru

dan membatasi perusakan sampai batas area membran sel. Hasil penelitian

yang dipublikasikan Journal of American Dietetics Association (1978)

memperlihatkan, proses di atas dapat diantisipasi dengan meningkatkan

substansi pelindung termasuk antioksidan (vitamin E) yang cenderung

memperlambat proses penuaan dan memperpanjang masa muda secara fisik.

31
BAB III KESIMPULAN

Penuaan sel merupakan perubahan berangsur-angsur dari struktur setiap

organisme yang terjadi dengan berlalunya waktu, bukan disebabkan karena

penyakit atau kecelakan lain dan pada akhirnya sampai pada peningkatan

kemungkinan kematian karena organisme itu bertambah tua. 3 teori yang

menjelaskan masalah penuaan. Teori Pertama menyatakan bahwa semakin cepat

suatu organisme hidup maka semakin cepat pula mereka menua.Teori Kedua

menyatakan bahwa setiap sel tidak dapat mengelak dari penumpukan sisa

metabolit yang bersifat racun. Teori Ketiga menyatakan bahwa penuaan terjadi

sebagai akibat kondisi lingkungan yang merugikan gen-gen yang berhubungan

dengan sel badan atau sel-sel somatic.

Beberapa teori yang menjelaskan proses penuaan yaitu: Teori pakai dan

rusak (wear and tear theory) Teori Neuro Endokrin, Teori Kontrol Genetik, Teori

Telomerase, Teori Radikal Bebas, Teori cross-linkin. Faktor-faktor lain penyebab

terjadinya proses penuaan sel yaitu : radikal bebas, kemunduran hormon, sinar

matahari, cara hidup dan oksidasi penyebab penuaan sel.

Dampak dari penuaan secara umum yaitu: dampak secara anatomis, dan

secara fisiologis dan dampak dari penuaan secara khusus (akibatnya terhadap sel,

jaringan dan organ) yaitu: kerusakan membran sel, kerusakan

protein, kerusakan lipid peroksida, jam sel, kematian gen, kerusakan DNA,

kerusakan mithokondria kehilangane elastisitas jaringan kolagen dan otot,

perubahan anatomis pada jantung, perubahan fisiologis pada jantung

32
Beberapa upaya menghambat penuaan antara lain: Hidup dalam lingkungan

tidak tercemar, mengkonsumsi makanan yang bergizi, mencegah kegemukan atau

kekurusan, melaksanakan olah raga secara teratur, terus menggunakan otak untuk

berfikir, menghindari stress, mengkonsumsi antioksidan-antioksidan (vitamin E),

mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi, mengkonsumsi tempe sebagai

pembersih radikal bebas, mengkonsumsi air, dan memperkuat tubuh.

33
DAFTAR PUSTAKA

Clark, David P., PhD, Russell, L.D., PhD, Molecular Biology, Cancer and Aging,
CachE River Press, 1997

Cindiawaty, pudjiadi, MARS, MS., Sp.Gk.,Dr. Phaidon Toruan, MM., Prof. Dr. E.
Alwi Datau, Sp.PD., KAI., 2004 dalam seminar "Revolution on Anti Aging
Medicine" Jakarta

Fukugawa, N.K., M. Li, P. Liang, J.C. Russel, B. E. Sobel and P.M. Absher. 1999.
Aging and high concentration of glucose potentiate injury to mitocondrial DNA.
Free Radical Biology and Medicine. 27(11/12):1437-1443. Iszahanid, Hafizah.
2000. artikel “Matahari Percepat Proses Penuaan”

Khairun Nisa, dr. 2007. Fisiologi 1. program studi pendidikan dokter universitas
lampung

Rudman D, Feller A, Nagraj HS, Gergans GA, Lalitha PY, Goldberg AF, 1990.
dalam artikel “apa itu penuaan”

Robbins, 2007. buku ajar patalogi edisi 7. Jakarta : EGC

Suyatna FD. Radikal bebas dan iskemia. Cermin Dunia Kedokt 1989; 57:Cermin
Dunia Kedokteran No. 102, 1995 3

34

Anda mungkin juga menyukai