PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap
patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada
tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang
atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
Reaksi peradangan merupakan reaksi defensif (pertahanan diri) sebagai respon terhadap
cedera berupa reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang
terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera
atau nekrosis. Peradangan dapat juga dimasukkan dalam suatu reaksi non spesifik, dari
hospes terhadap infeksi. Hasil reaksi peradangan adalah netralisasi dan pembuangan agen
penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan
untuk perbaikan dan pemulihan.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi radang ?
b. Apa saja yang termasuk sel-sel radang ?
c. Bagaimana tanda dan gejala radang ?
d. Apa saja penyebab radang ?
e. Bagaimana patofisologi radang ?
f. Bagaimana proses terjadinya radang akut ?
g. Bagimana proses terjadinya radang kronik ?
h. Bagaimana respon tubuh saat terjadi radang ?
1
C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk mengetahui definisi radang.
b. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk sel radang.
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala radang.
d. Untuk memahami penyebab radang.
e. Untuk memahami patofisiologi radang.
f. Untuk memahami bagaimana proses terjadinya radang akut.
g. Untuk memahami bagaimana proses terjadinya radang kronik.
h. Untuk memahami bagaimana respon tubuh saat terjadi radang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Radang
Radang adalah reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera atau kerusakan
jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi atau mengurung (sekuester) baik agen
pencidera maupun jaringan yang cidera itu. (Dorland)
Radang merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan musnahnya agen yang
membahayakan jaringan atau mencegah agen ini menyebar lebih luas sehingga mengakibatkan
jaringan yang cedera diperbaharui atau di ganti dengan jaringan baru. (Patologi FKUI)
B. Sel-Sel Radang
3
Sel retikuendotel: sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening,
sumsum tulang dan limpa
Sel datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-
keadaan tertentu,Beberapa sel bersatu krn pembelahan inti yang tidak disertai
pembelahan protoplasma
Limfosit: dapat menghasilkan gammaglobulin (bag protein dari zat anti),
Meningkat pada radang menahun.
Sel plasma: tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma globulin yang
berfungsi sebagai zat anti.
D. Penyebab Radang
Agen Kuman, Parasit, Jamur,dll
Benda-benda tajam
Suhu
Berbagai jenis sinar
Listrik
Zat-zat kimia
4
E. Patofisiologi Radang
Pembagian radang berdasarkan waktunya:
Radang Akut
Radang Sub Akut
Radang Kronik
Pembagian radang berdasarkan kekhasan etiologinya
Radang spesifik / Radang kronik granulamatosa. Terbentuk jaringan granulasi
yang khas/spesifik. Contoh: Lepra, TBC, Mycotic Infections, Dll.
Berdasarkan perbedaan intensitas jejas, maka reaksi yang terjasi dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok yaitu:
Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung sebentar, akibat jejas ringan
dan hanya mengenai pembuluh kapiler.
5
Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai semua pembuluh
darah
Reaksi lambat dan menetap, akibat jejas ringan tetapi terus-menerus
6
H. Respon Tubuh
Radang akut
Mencerminkan pengaruh mediator yang bekerja pada pembuluh darah. Setelah
trauma mekanik / injuri panas, perubahan permeabilitas vasa dapat timbul lebih
awal dari respons radang akut.
Dalam 30-60 menit dari injuri, granulosit neutrofil muncul. Mula-mula
granulosit neutrofil ini tampak mengelompok sepanjang sel-sel endotel
pembuluh darah pada daerah injuri. Setelah itu, leukosit menyusup keluar
pembuluh darah dengan menyelinap keluar pembuluh darah dengan menyelinap
diantara sel-sel endotel.
Dalam beberapa menit granulosit berada ekstravaskuler dan mulai
mengelompok di daerah injuri.
Bila telah keluar dari pembuluh darah, neutrofil merupakan garis pertahanan
pertama melawan mikroorganisme yang masuk.
Dalam empat sampai lima jam, jika respons inflamantoris akut berjalan terus,
maka sel
Mononuklear (termasuk monosit & limfosit) akan muncul pada daerah Radang
kronik
Bila inflamasi terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan berdegenerasi.
Selanjutnya dikerahkan sel mononuklear seperti monosit, inflamantoris, setelah
keluar dari pembuluh darah melalui cara yang sama
Monosit memperbesar pertahanan dengan menambahkan fungsi fagosit mereka
sendiri ke daerah injuri, sementara limfosit membawa kemampuan immunologik
untuk berespons terhadap agen asing dengan fenomen humoral dan seluler
spesifik.
makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan gambaran patologik dari
inflamasi kronik.
Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai 2 peranan penting
sebagai berikut :
7
Memakan dan mencerna mikroba
Modulasi respon imun dan fungsi sel T melalui presentasi antigen dan
sekresi sitokin
Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag akan mengalihkan respons berupa
reaksi hipersensitivitas lambat yang melibatkan limfosit penuh.
Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik membaliknya respons
inflamasi ke arah respons monosit-makrofag.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme terhadap
patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada
tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang
atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan
prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam
sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
a. tumor atau membengkak
b. calor atau menghangat
c. dolor atau nyeri
d. rubor atau memerah
e. functio laesa atau daya pergerakan menurun.
9
DAFTAR PUSTAKA
10