Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERTUMBUHAN DAN DIFERENSIASI SEL

Nama : Ayu Febeksti Kansil

Nim : 21061074

Kls : B Keperawatan

MK : Ilmu Dasar Keperawatan II

Dosen : Laurensi Meity Sasube, S.Si., M.Biotech.

UNIKA DE LA SALLE MANADO PROGRAM STUDI

1
ILMU KEPERAWATAN SEMESTER II

KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kehadirat-Nya yang Maha Kuasa, sehingga penulis bisa menyelesaikan
makalah ini, yaitu mengenai “Pertumbuhan dan diferensiasi sel”. Tentunya dalam pembuatan
makalah ini tidaklah mudah untuk merancang kata-kata serta menyusunnya menjadi sebuah
bacaan makalah seperti ini. Mengucapkan terima kasih kepada ma’am selaku dosen pengampu
atas ajaran serta saran yang diberikan sehingga penulis bisa dapat menyelesaikan pembuatan
tugas makalah ini, serta bantuan dari media internet yang sangat membantu dalam mencari-cari
pengetahuan yang belum diketahui beserta gambar-gambar yang untuk melengkapi tugas
makalah ini.

Saya sepenuhnya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari Ma’am juga
para pembaca, sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini mendapatkan keridhaan dari Tuhan dan dapat memberikan manfaat
bagi saya sendiri dan kepada semua pembaca.

2
DAFTAR PUSTAKA

Kata pengantar ................................................................................................

Daftar pustaka .................................................................................................

Bab I pendahuluan ..........................................................................................

 Latar belakang .........................................................................................


 Rumusan masalah .............................................................................

 Tujuan penulisan .....................................................................................


Bab II Isi ...........................................................................................................

Bab III Penutup ................................................................................................

 Kesimpulan ..............................................................................................
 Saran ...................................................................................................

Daftar Pustaka ................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan seI yang dipelajari dalam suatu sistem tertutup dimana pertumbuhan sel
mengikuti pola exponensial sampai pada saatnya memasuki fase konstant (stationary phase)
yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain keterbatasan sumber makanan atau
akumulasi limbah (waste product). Sel diturunkan dan sel lain melalui pembelahan sel. Molekul
DNA diturunkan kepada anak selnya melalui proses mitosis dan meiosis.

Sel merupakan dasar dari sebuah kehidupan. Sel merupakan struktur organisme terkecil dari
makhluk hidup dan lebih sederhana dari yang kita bayangkan. Dari masa ke masa dilakukan
penelitian dan penemuan tentang sel. Dimulai dari penemuan Robert Hook dengan sel
gabusnya pada tahun 1665 sampai sekarang pun masi dilakukan penelitian bahkan sudah
mencapai tahap genetic. Sel memiliki ukuran yang sangat kecil dam kasat mata. Ada yang hanya
1-10 mikron, ada yang mencapai 30-40 mikron, bahkan ada yang beberapah sentimeter.

Pertumbuhan merupakan sifat dasar dari sel yang hidup dam sel memiliki kemampuan
mengendalikan pertumbuhannya. Organisme yang sudah dewasa tidak lagi mengadakan
pertumbuhan karena pertumbuhan sel sudah beradah dalam keadaan seimbang dimana sel-sel
lama yang telah mati setelah tergantikan oleh sel baru. Dalam keadaan tertentu misalnya da
luka pada jaringan tubuh, akan terjadi lagi pertumbuhan yang bersifat lokal yang berhenti
dengan sendirinya apabila jaringan tersebut sudah mengalami penyembuhan.

B. Rumusan masalah

4
1. Apa itu pertumbuhan sel ?

2. Apa itu pembelahan sel ?

3. Apa iti siklus sel dan bagaimana penjelasannya ?

4. Apa itu diferensiasi sel dan penjelasannya ?

C. Tujuan penulisan

1. Mengetahui apa itu pertumbuhan sel

2. Mengetahui apa itu pembelahan sel

3. Mengetahui apa itu siklus sel dan penjelasan mengenai siklus sel

4. Mengetahui apa itu direfensiasi sel dan penjelasannya

5
BAB II

ISI

A. Pertumbuhan sel

Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai peningkatan komponen-komponen seluler. Terdapat


dua macam pertumbuhan sel, yaitu pertumbuhan yang berakibat peningkatan ukuran sel tetapi
tidak jumlah sel. Dan yang kedua adalah pertumbuhan yang diikuti dengan peningkatan jumlah
sel. Dalam hal yang pertama, inti sel membelah tetapi tidak diikuti oleh pembelahan sel.
Organisme dalam golongan ini biasa disebut organisme koenositik (coenocytic) atau
multiseluller. Sedangkan organisme yang termasuk dalam golongan kedua membesar dan
membelah menghasilkan dua progeny dengan ukuran yang kurang lebih sama. Berbagai faktor
kimia maupun fisika dapat mempengaruhi pertumbuhan sel, antara lain pH, suhu, konsentrasi
oksigen, tekanan, radiasi dan aktivitas air(water activity).

Kurva Pertumbuhan

Kurva pertumbuhan sel dapat dipelajari dalam sistem in vitro “BATCH CULTURE”. Sistem ini
adalah sistem tertutup dimana sel ditumbuhkan dalam satu batch media, tanpa penambahan
media baru selama inkubasi. Dikarenakan tidak adanya penambahan media baru selama
inkubasi maka konsentrasi nutrisi akan berkurang sedangkan konsentrasi limbah (waste
product) akan meningkat. Pertumbuhan sel secara binary fission dapa diplotkan sebagai jumlah
sel vs waktu inkubasi (gambar 8.1.).

Gambar 8.1. Kurva pertumbuhan sel dalam slstem tertutup (batch culture) (Prescott et
al., 1993)

6
1. Fase Lag

Pada saat pertama kali organisme ditumbuhkan pada media kultur yang baru biasanya tidak
segera didapati peningkatan jumlah atau masa sel. Walaupun demikian sel tetap mensintesis
komponen seluller. Fase lag dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain karena sel yang
sudah tua dan kekurangan ATP, essential cofactors serta ribosom. Substansi-substansi ini harus
terlebih dahulu disintesis sebelum pertumbuhan berlangsung. Kemungkinan yang lain adalah
media pertumbuhan yang berbeda dengan media pertumbuhan sebelumnya. Dalam hal ini
enzim-enzim baru akan diperlukan untuk penggunaan nutrisi yang berbeda. Selain itu lag fase
dapat terjadi apabila sel mengalami kerusakan sehingga membutuhkan waktu untuk perbaikan
kembali.

Lamanya lag phase bervariasi tergantung pada kondisi sel dan sifat dari media. Sel yang sudah
tua atau baru saja dikeluarkan dan tempat penyimpanan (refrigerated) atau dikultur dalam
suatu media dengan kandungan nutrisi yang berbeda akan membutuhkan lag fase yang lebih
panjang jika dibandingkan dengan sel yang masih muda dan dikulturkan pada media baru yang
sama.

2. Fase Eksponensial

Fase ini disebut juga dengan fase log. Organisme tumbuh dan membelah pada kecepatan
maksimum tergantung pada sifat genetik, medium dan kondisi pertumbuhan. kecepatan
pertumbuhan konstant, sel membelah dan meningkat jumlahnya (doubling) dalam interval yang
teratur. Pada fase ini sel mempunyai kesamaan sifat kimia dan fisiologi sehingga banyak
digunakan dalam studi-studi biokimia dan fisiologi.

3. Fase Stationer

Pada fase ini kurva pertumbuhan berhenti dan kurva horisontal. Hal ini disebabkan
ketidakseimbagan nutrient dan O2, keseimbangan jumlah sel yang membelah dan yang mati,
tipe organisme serta akumulasi limbah toksik seperti asam laktat. Bakteri mampu tumbuh pada
maksimum populasi sel (cell density) 1 x sel/ml sedangkan protozoa dan alga hanya mampu
tumbuh pada tingkat populasi 1 x 106 sel/ml.

4. Fase Kematian

7
Pada fase kematian adanya perubahan lingkungan tumbuh seperti kehabisan nutrisi dan
akumulasi limbah toksik menjadi faktor penyebab menurunnya jumlah sel hidup. Sel mengalami
kernatian dalam pola logaritmik.

B. Pembelahan sel

Pembelahan sel pada prokaryotes seperti bakteri lebih sederhana dan cepat jika dibandingkan
dengan eukaryotes. Beberapa jenis bakteri membelah dalam kultur tiap 10 menit. Selama
pembelahan molekul ds DNA mengalami replikasi menghasilkan turunan yang identik (gambar
8.2.). Pada saat pertumbuhan mencapai ukuran tertentu dan replikasi DNA sudah selesai,
molekul DNA yang baru mempunyai tempat perlekatan yang baru pada membra plasma yang
berbeda dengan molekul DNA yang lama. Dan sini molekul DNA mulai membelah menjadi dua
terpisah oleh membran plasma dan dinding sel diantara tempat perlekatannya. Pembelahan sel
terjadi secara binary fission dimana sel membelah menghasilkan dua sel dengan ukuran yang
hampir sama, masing-masing mengandung satu salman materi genetik dan separoh jumlah
sitoplasma (gambar 8.3).

Gambar 8.2. Replikasi DNA (Weaver dan Hednick, 1992) Langkah 1: selama replikasi dua
untaian induk DNA memisah (unwind),langkah 2: Untai baru terbentuk dengan urutan basa
yang saling berpasangan dengan urutan basa induk, langkah 3: replikasi selesai, untaian DNA
induk terpisah dengan untaian DNA baru menghasilkan dua ds DNA yang identik.

Pembelahan sel pada eukaryotes lebih kompleks karena mengandung materi genetik dalam
jumlah yang lebih. Materi genetik terdiri dari banyak molekul DNA yang masing-masing
terorganisir dalam suatu kromosom.

8
Gambar 8.3. Pembelahan sel pada prokaryotes bakteri (Knox et al., 1999) (a) molekul DNA
sirkular (kromosom) melekat pada membrane pada tempat yang spesifik, (b) DNA mengalamai
replikasi, (c) dua salman DNA memisah akibat pengembangan mebran plasma dan dinding sel
diantara tempat perlekatan, (d) membran dan dinding sel memanjang membentuk lekukan ke
dalam membelah sel menjadi dua.

B.1. SIKLUS SEL

Siklus sel adalah perubahan yang terjadi pada satu generasi kehidupan sel, dimulai pada saat sel
diproduksi lewat pembelahan sel induk sampai terbentuk anak sel yang baru. Dalam satu siklus
sel, proses pembelahan sel eukaryotes menempati bagian yang kecil dan keseluruhan siklus sel
(gambar 8.4.). Sel lebih banyak dalam kondisi interfase.

Selama interfase, DNA dan molekul lain disintesis. Bagian pertama dari interfase adalah fase G1
(gap 1) yang umumnya memakan waktu paling lama. Sel yang aktif tumbuh segera memasuki
fase S dimana DNA mengalami replikasi. Pada akhir fase S, nukleus kelihatan lebih besar dan
mengandung DNA dalam jumlah dua kali lipat. Kemudian sel memasuki fase G2 (gap 2) dimana
sintesis komponen utama yang lain terjadi. Sel pada akhirnya mempersiapkan pembelahan dan
memasuki fase M (mitosis). Mitosis selesai ketika dua anak inti sel terbentuk. Setelah
pembelahan inti sel, pembelahan seluruh sel terjadi pada fase C (Cytokinesis).

9
Gambar 8.4. Siklus sel (Knox et al., 1999).

Variasi siklus sel

Sel embrio dan banyak organisme tingkat rendah menunjukkan variasi pada siklus selnya.
Banyak sel embrio hewan yang mempunyai siklus sel lebih cepat dibandingkan dengan sel
dewasa. Kecepatan sintesis DNA sekitar 100X lebih cepat pada sel embrio dibandingkan dengan
sel dewasa pada spesies yang sama. Kadang tidak terdapat fase G1 seperti yang banyak
ditemukan pada kebanyakan protozoa, jamur dan organisme tingkat rendah lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa sintesis DNA dimulai saat atau segera setelah mitosis selesai berlangsung.
Sebagai contoh adalah sel Xenopus dimana fase S sel dewasa adalah 20 jam, sementara fase S
sel embrionya selama 25 menit dan fase G1 tidak ada atau sangat singkat.

Pada siklus seI eukaryotes fase G1, S dan G2 termasuk dalam interfase dimana DNA dan
molekul lain disintesis. Sel yang akan membelah memasuki fase M (mitosis) dimana untaian
panjang DNA mengalami kondensasi membentuk kromosom. Setelah pembelahan inti sel, sel
membelah dengan cytokinesis (fase C).

B.2. MITOSIS

Setelah replikasi DNA pada fase S dan sebelum mitosis, tiap kromosom terdiri dari dua kromatid
yang identik yang saling berlekatan pada tempat khusus yang disebut sentromer. Sentromer

10
adalah organel sel yang terletak di pusat sel yang terutama terdiri dari pusat pengaturan
mikrotubule (MOC) dan berfungsi sebagai sumbu spindle selama proses mitosis. Bagaimana
perilaku kromosom selama proses mitosis tergantung pada benang-benang mitosis (mitotic
spindle) yang berperan dalam pergerakan kromosom menuju equator dam pemisahan kromatid
sehingga tiap anak sel mengandung satu set kromosom yang lengkap.

Mitosis, seperti juga siklus sel, terbagi menjadi beberapa tahap. Tahap-tahap ini dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

11
1. PROPHASE

Pada tahap ini kromosom mengalami kondensasi dalam inti sel. Mikrotubul sitoplasma
berpisah, benang-benang mitosis terbentuk dibagian luar inti sel diantara sentromer yang
terpisah.

2. PROMETAPHASE

Membrane inti sel pecah nampak sebagai vesikie membrane (seperti RE), benang mikrotubul
masuk ke daerah inti sel. Kinetochores (kompleks protein) mengalami pendewasaan pada
sentromer dan melekat pada beberapa benang mikrotubul yaitu mikrotubul kinetochore.
Terdapat tiga kelas mikrotubul dan spindle mitosis yang dapat dilihat pada gambar diatas.

12
3. METAPHASE

Pada tahap ini mikrotubul kinetochore mengarahkan kromosome di tengah-tengah diantara


dua kutub spindle.

4. ANAPHASE

Pasangan kinetochores pada kromosom berpisah menuju tiap kutub. Terdapat dua pergerakan
yang dapat dibedakan yaitu Anaphase A, dimana mikrotubul kinetochore memendek dan
Anaphase B, dimana mikrotubul polar memanjang dan dua kutub spindle semakin menjauh.

13
5. TELOPHASE

Anak kromosome tiba dikutub, mikrotubul kinetochores menghilang. Mikrotubul polar masih
memanjang dan membran inti terbentuk kembali. Kromatin yang terkondensasi bergerak
menjauh, inti sel/nucleoli (yang hilang pada prophase) terbentuk kembali.

6. CYTOKINESIS

Pada tahap ini sitoplasma terbagi dalam proses yang disebut “cleavage”. Bagian tengah sel
saling menyatu membentuk “cleavage furrow”. Pada proses ini mid body masih tetap ada
sampai pada akhirnya menyempit dan putus membentuk dua anak sel.

Cytokinesis

14
Setelah proses mitosis selesai, set membelah melaui proses yang disebut cytokinesis. Pada set
hewan proses ini terjadi dengan perlekukan membran sel ditengah membentuk dua anak sel,
sementara pada sel tanaman tinggi cytoplasma dan sel tanaman terpartisi dengan terbentuknya
dinding sel yang baru di dalam sel. Ciri khas perbedaan proses cytokinesis pada sel hewan dan
sel tanaman tinggi dapat dilihat pada gambar 8.7. dan 8.8.

Gambar 8.7. Cytokinesis pada sel hewan (Alberts et a!., 1994). Scanning electron micrograph
dan sel hewan dalam kultur dalam proses pembelahan. Mid body masih menghubungkan dua
anak sel.

Gambar 8.8. Proses mitosis dan cytokinesis pada sel tanaman tinggi (Alberts et al., 1996).

B.3. MEIOSIS

Siklus seksual ditandai dengan dua proses unik yaitu meiosis dan pembuahan. Meiosis adalah
pembelahan inti sel yang mengahsilkan separoh jumlah kromosom induknya. Sebagai contoh,

15
sel diploid (2n) akan menghasilkan produk haploid (1n). Sedangkan pembuahan adalah proses
penggabungan dua inti sel menjadi satu sehingga inti sel haploid bergabung menjadi satu inti
sel diploid. Jumlah kromosom akan tetap konstan dikarenakan penggandaan jumlah kromosom
selama proses pembuahan akan ompensasi dengan pengurangan separo jumlah kromosom
pada proses meiosis.

Gambar 8.9. menunjukkan siklus seksual dan manusia dan tumbuhan.

Gambar 8.9. Siklus seksual yang ditandai dengan adanya meiosis dan fertilisasi (a) manusia (b)
tumbuhan.

Tidak seperti proses mitosis, meiosis hanya terjadi pada sel jenis tertentu dan pada tertentu selama
proses perkembangan. Hanya spesies seksual yang mampu menghasilkan sel dengan kemampuan
meiosis. Gamet adalah sel seks yang tidak bisa berkembang kecuali jika bergabung dengan gamet lain
yang cocok. Hasil dari gabungan dua gamet rnenghasilkan zygot yang memiliki jumlah kromosom dua
kali lipat kromosom gamet (Gambar 8.9).

16
Tanaman tingkat tinggi secara kontinyu menghasilkan spora sebagai produk meiosis. Spora mengalami
tingkat perkembangan yang berbeda tergantung dari golongan tanaman dan pada akhirnya berkembang
membentuk suatu sistem penghasil gamet. Organ yang rnenghasilkan gamet disebut gonad. Gonad
betina adalah ovarium atau oogonium dimana telur diproduksi. Gonad jantan adalah testis atau
spermatogonium dimana sperma terbentuk. Oocyte mengalami meiosis untuk menghasilkan satu telur
yang fungsional dan tiga sel abortif, sedangkan spermatocyte menghasilkan empat sperma fungsional
(Gambar 8.10).

Gambar 8.10. Pembentukan sel telur dan sperma pada hewan.

Meiosis berbeda dengan mitosis dimana meiosis menghasilkan separo jumlah kromosom dalam suatu
sel. Normalnya menghasilkan gamet dan reproduksi seksual.

Terdapat dua tahap pada proses meiosis. Tahap pertama (meiosis I) melibatkan profase, prometafase,
metafase, anafase dan telofase. Pada fase profase terbagi tahap-tahap yang meliputi leptonema,
zygonema, pachynema, diplonema dan diakinesis. Pada fase leptonema terjadi pembesaran inti sel yang
didalamnya terdapat kromatin tersebar. Kromosom homolog berpasangan membentuk kompleks
synaptonemaltahap zygonema dan berkondensasi pada tahap pachynema. Pada tahap ini terjadi
pertukaran daerah homologi pada kromosom yang dikenal dengan istilah “crossing over”. Ada tahap
diplonema kromosom terpisah, hanya bagian yang homolog (chiasmata) yang masih berhubungan.
Kondensasi kromosom terus berlangsung pada tahap diakinesis membentuk suatu bivalent yang kompak
terpaking pada inti sel, inti dan membran sel menghilang dan benang-benang mikrotubul terbentuk.

Tahap selanjutnya adalah Prometaphase I dimana kromoso bergerak ke arah bagian tengah spindle.
Pada fase Metafase I kromatid dan kromosom homolog menghadap kutub yang berlainan yang
selanjutnya memisah ke kutub pada tahap anafase I. Pada tahap ini haploid belum terjadi (jumlah DNA
masih 2X). Pada tahap telofase kromosom sudah terorganisasi dengan baik, inti dan membran sel
terbentuk dan pada akhirnya membentuk anak inti sel. Cytokinesis pada banyak kasus tertunda sampai
tahap meiosis II selesai dimana akan terbentuk empat sel.

Tahap kedua dari meiosis (meiosis II) melibatkan proses profase, metafase, anafase dan telofase yang
mirip dengan mitosis. Pada akhir meiosis II dihasilkan kromosom haploid dengan kandungan DNA pada
tiap inti sel 1X.

17
Gambar 8.11. Meiosis I dan Meiosis II

C. DIFERENSIASI SEL

Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi khusus yang tidak dimiliki
oleh sel asal. Proses diferensiasi adalah proses terbentuknya sifat-sifat yang baru atau menghilangnya
sifat yang tidak ada sehingga sel mendapat sifat dan struktur yang baru. Jadi diferensiasi menekankan
pada perubahan kualitatif.

Diferensiasi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa yang membelah dan
berdiferensiasi menjadi sel anak yang lebih khusus. Ada berbagai jenis sel dalam tubuh manusia. Dalam

18
sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yang membentuk tubuh dikenal sebagai
sel pluripotent. Sel-sel ini dikenal sebagai sel embrionik pada hewan dan mamalia, sebuah sel yang
dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua jenis tipe sel, termasuk sel-sel plasenta dikenal sebagai sel
totipoten.

Pada sebagian besar eukaryotes, tiap organisme memulai kehidupannya dari suatu sel yang disebut
zygote. Sel membelah terus menerus melalui proses mitosis yang pada akhirnya menghasilkan
organisme dewasa yang terdiri dari berbagai macam tipe sel dan jaringan. Awal perkembangan pada
masa embrio hampir sama, akan tetapi selama proses perkembangan suatu sel akan berbeda dengan sel
yang lain dan mengkhususkan pada fungsi-fungsi tertentu.

Proses yang menyebabkan sekumpulan sel menjadi berbeda-beda dalam dalam struktur, fungsi dan
prilaku. Diferensiasi berlangsung waktu embrio, berkat diferensiasi suatu indifidu bentuk definitif jadi
terdiri atas berbagi macam jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur,
fungsi dan prilaku sama. Jaringan berasosiasi membantuk sistem.Seluruh sistem berhimpun membina
tubuh suatu organisme.

C.1 Sifat Dasar Diferensiasi

Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi khusus yang tidak dimiliki
oleh sel asal. Diferensiasi berlangsung sewaktu embrio, berkat diferensiasi suatu individu bentuk
definitive jadi terdiri atas berbagai macam jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk,
struktur, fungsi, dan prilaku sama.Jaringan berasosiasi membentuk alat, dan alat berasosiasi pula
membentuk sistem.

19
Tahap Diferensiasi Sel

Dalam diferensiasi terjadi kedalam beberapa tahapan yaitu pada tingkat pertumbuhan embrio.Seperti
zigot, blastula, grastula, tubulasi, organogenesis.

20

Anda mungkin juga menyukai