RADANG
DISUSUN OLEH:
1. I Wayan Deni
2. Nanda Engelina A.S
3. Destiyana Rua S
DOSEN PEMBIMBING:
Margareta Haiti S.pd.,S.kep,M.kes.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
selaku Dosen pengajar mata kuliah Patofisiologi yang telah meluangkan waktu,
terdapat kekurangan , olehnya itu kritik dan saran yang konstruktif dari semua
2. Klasifikasi Radang
1) Radang Akut
Yaitu suatu peradangan yang datang tiba-tiba (akut = mendadak).
Peradangan akut adalah pola umum respons imun terhadap cedera sel
yang ditandai dengan akumulasi sel imun yang cepat di tempat cidera.
Peradangan akut umumnya dianggap sebagai proses peradangan yang
berlangsung beberapa hari. Penyebab terjadinya radang akut adalah
bakteri yang berbahaya atau cedera jaringan.
2) Radang Kronis
Yaitu suatu peradangan yang berlangsung lambat laun. Peradangan ini
disebabkan oleh pathogen yang tubuh tidak dapat rusak, termasuk
beberapa jenis virus, benda asing yang tetap berada dalam sistem, atau
respon imun yang terlalu aktif. Jangka waktu peradangan ini dari
bulan ke tahun.
3. Etiologi Radang
Penyebab-penyebab peradangan meliputi agen-agen fisik, kimia, reaksi
imunologi, dan infeksi oleh organisme-organisme patogenik. Ketika
peradangan terjadi, bahan kimia dari sel darah putih tubuh dilepaskan ke
dalam darah atau jaringan yang terkena untuk melindungi tubuh dari zat
asing tersebut. Pelepasan bahan kimia ini meningkatkan aliran darah ke area
cedera atau infeksi, serta dapat menyebabkan kemerahan dan rasa panas.
Beberapa bahan kimia menyebabkan kebocoran cairan ke jaringan, yang
mengakibatkan pembengkakan. Proses perlindungan ini dapat merangsang
saraf dan menyebabkan rasa sakit. Meningkatnya jumlah sel dan zat
peradangan di dalam sendi menyebabkan iritasi, pembengkakan pada lapisan
sendi, dan mengurangi tulang rawan (bantal di ujung tulang)
4. Tanda-tanda Radang
1) Nyeri (Dolor)
Daerah yang meradang kemungkinan akan terasa sakit, terutama
selama dan setelah terjadinya cedera. Bahan kimia yang menstimulasi
ujung saraf dilepaskan, membuat area lebih sensitif. Selain itu,
perubahan pH lokal atau pembengkakan jaringan dapat menyebabkan
peningkatan tekanan yang dapat menimbulkan nyeri.
2) Kemerahan (Rubor)
Ini terjadi karena kapiler di daerah yang meradang dipenuhi lebih
banyak darah daripada biasanya. Hal tersebut dikarenakan arteriol
yang memasok daerah tersebut berdilatasi sehingga memungkinkan
lebih banyak darah mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal
4) Pembengkakan (Tumor)
Pembengkakan disebabkan oleh penumpukan cairan. Cairan dan sel-
sel yang menumpuk ini biasanya disebutnya eksudat.
5) Panas (Kalor)
Hal ini akibat lebih banyak darah mengalir ke area yang terkena dan
ini membuat area luka terasa hangat saat disentuh. Rekasi ini hanya
terjadi untuk perdagangan yang terjadi pada permukaan tubuh.
5. Patofisologi Radang
Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau
hulukerongkongan ( pharynx ). Kadang juga disebut sebagai radang
tenggorok. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring danmenimbulkan
reaksi inflamasi lokal. Infeksi bakteri grup A Streptococcus b
hemolitikusdapat menyebabkan kerusakan jaringan yanghebat, karena
bakteri ini melepaskan toksinekstraselular yang dapat menimbulkan
demamreumatik, kerusakan katup jantung.
6. Mediator Inflamasi
Merupakan substansi yang menginisiasi dan meregulasi reaksi
inflamasi. Mediator inflamasi akut yang paling penting adalah golongan
vasoactive amine, produk lipid (prostaglandin dan leukotrin), sitokin
termasuk kemokin dan sistem komplemen. Mediator inflamasi dapat
disekresikan oleh sel maupun dihasilkan dari protein plasma. Mediator yang
disekresikan oleh sel umumnya berbentuk granula intraseluler kemudian
disekresikan melalui eksositosis seperti granula histamine pada sel mast.
Selain itu juga terdapat mediator yang disintesis secara de novo oleh sel
sebagai respon terhadap stimulus seperti prostaglandin dan leukotrin.Tipe
sel yang mampu memproduksi mediator inflamasi akut sehingga mampu
mengenali antigen asing maupun kerusakan jaringan adalah makrofag, sel
dendritik dan sel mast meskipun sel lain seperti epitel, a dan platelet juga
dapat menginduksi pelepasan mediator. Sebagian besar mediator berumur
singkat karena dengan cepat mengalami kerusakan, inaktivasi atau inhibisi
oleh enzim tertentu. Dalam waktu hidupnya yang singkat mediator dapat
menstimulasi pelepasan mediator lain. Sehingga proses inflamasi dapat terus
berlanjut sesuai kebutuhan.
Mediator-mediator inflamasi seperti histamin, prostaglandin,
leukotrin, latelet activating factor, bradikinin, tromboxin dan lainnya akan
memengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan permeabilitas dinding
vaskular, edema saluran napas, infiltrasi sel-sel radang, sekresi mukus dan
fibrosis subepitel sehingga menimbulkan hiperaktivitas saluran napas. Jalur
non-alergik selain merangsang sel inflamasi, juga merangsang sistem saraf
autonom dengan hasil akhir berupa inflamasi dan hiperaktivitas saluran
napas.
7. Sel-sel Radang
Sel sel yang berperan dalam proses radang antara lain adalah
neutrophil,makrofag,eusinophil, Basophil,mast,dan limfosit.
Neurophil merupakan sel dalam darah dan ada dalam proses inflamasi secara
non spesifik. Sel ini akan meningkat dalam aliran darah selama proses
inflamasi bila produk dari kerusakan jaringan memasuki aliran darah .
Neutrophil banyak ditemukan pada awal radang karena umurnya singkat.
Merupakan pertahanan tubuh pertama dalam melawan bakteria.
DAFTAR PUSTAKA