PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang patut kita syukuri, karena kesehatan
merupakan nikmat terbesar yang dapat kita rasakan, jika tubuh sakit maka
melakukan kegiatan sehari-hari pun tidak akan terasa nyaman. Karena itulah
kesehatan harus benar-benar kita jaga. Suatu penyakit bisa disebabkan oleh
banyak hal. Salah satunya yakni disebabkan oleh mikroorganisme yang masuk ke
dalam tubuh dankekebalan tubuh kita yang mungkin sedang menurun.
Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman,sehat dan
terjaga dari berbagauntuki firus dan bakteri penyebab penyakit. mencegah Klien
dalam lingkungan keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang
menurun terhadap mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan terhadap
jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur
invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory, klien dapat terpajan pada
mikroorganisme baru atau berbeda,yang beberapa dari mikroorganisme tersebut
dapat saja resisten terhadap banyak antibiotik. Dengan cara mempraktikan teknik
pencegahan dan penembalian infeksi perawat dapat menghindarkan penyebaran
mikroorganisme terhadap klien.
Berpengaruhnya kehadiran mikroorganisme yang berdampak pada
kesehatan membuat perawat sebagai tenaga kesehatan, harus mampu memberikan
penjelasan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan
mikroorganisme tentang bagaimana perkembangbiakkannya, cara penularannya
dan jenis organisme penyakit yang ditimbulkannya.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu :
a. Tujuan Umum :
1. Untuk mengetahui dan memahami siklus hidup mikroorganisme.
b. Tujuan Khusus :
1. Mengetahui dan memahami perkembangbiakkan mikroorganisme.
1
2. Mengetahui dan memahami cara penularan mikroorganisme.
3. Mengetahui dan memahamijenis organisme penyakit.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
SIKLUS HIDUP MIKROORGANISME
3
20 menit. Kuman lain, misalnya M.tuberculosis, membelah dengan
sangat lambat. Hasil uji laboratorium untul E.coli tersedia dalam 24
jam, tapi diagnosis pasti tuberculosismungkin belum selesai setelah
beberapa minggu. Namun pengobatan untuk tuberculosis dapat
dimulai berdasarkan temuan klinis uji lain, misalnya uji kulit,
radiografi, dan adanya BTA di spesimen sputum.
b. Pembelahan ganda (multiple fission), yakni satu sel induk membelah
menjadi lebih dari dua sel anak.
c. Perkuncupan (budding), yakni pembentukan kuncup dimana tiap
kuncup akan membesar seperti induknya. Kemudian tumbuh kuncup
baru dan seterusnya, sehingga akhirnya akan membentuk semacam
mata rantai.
d. Pembelahan tunas, yakni kombinasi antara pertunasan dan
pembelahan. Biasanya terjadi pada khamir, misalnya Saccharomyces
cerevisiae. Sel induk akan membentuk tunas. Jika ukuran tunas
hampir sama besar dengan inangnya inti sel induk membelah
menjadi dua dan terbentuk dinding penyekat. Sel anak lalu
melepaskan diri dari induk atau menempel pada induknya dan
membentuk tunas baru. Pada khamir terdapat berbagai bentuk
pertunasan, yakni:
1) Multilateral, tunas muncul di sekitar ujung sel, misal pada sel
yang berbentuk silinder dan oval (Saccharomyces).
2) Pertunasan di setiap tempat pada permukaan sel yakni terjadi
pada sel khamir berbentuk bulat, misal Debaryomyces.
3) Pertunasan polar, dimana tunas muncul hanya pada salah satu
atau kedua ujung sel yang memanjang, misal sel berbentuk
lemon seperti Hanseniaspora danKloeckre.
4) Pertunasan triangular, yakni pertunasan yang terjadi pada ketiga
ujung sel yang memanjang seperti Trigonopsis.
5) Pseudomiselium apabila tunas tidak lepas dari induknya.
e. Pembentukan spora atau sporulasi adalah perkembangbiakan dengan
pembentukan spora. Spora ini terbagi menjadi dua, yakni spora
4
aseksual (reproduksi vegetatif) dan spora seksual (reproduksi
generatif).
2. Perkembangbiakan Seksual
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan
mikro alga serta secara terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi secara:
a. Oogami, bila sel betina berbentuk telur.
b. Anisogami, bila sel betina lebih besar daripada sel jantan.
c. Isogami, bila sel jantan dan betina mempunyai bentuk yang sama.
3. Perkembangbiakan Virus
Perkembangbiakan virus mempunyai arti yang penting, agar mengetahui
bagaimana virus masuk dan ke luar dari sel, bagaimana virus bisa mematikan
atau mentransformasi sel. Adapun tahap-tahap replikasi virus adalah sebagai
berikut:
1. Adsorpsi, merupakan tahap penempelan (attachment) virus pada dinding sel
inang. Virus menempelkan sisi tempel atau reseptor site ke dinding sel
bakteri.
5
2. Penetrasi sel inang. Setelah reseptor site, bagian ini kemudian mengeluarkan
enzim untuk membuka dinding sel bakteri. Molekul asam nukleat (RNA dan
DNA) virus bergerak ke luar melalui pipa ekor dan masuk ke dalam
sitoplasma sel melalui dinding sel yang terbuka tersebut. Pada virus
telanjang, proses penyusupan ini terjadi dengan cara fagositosis virion
(viropexis), sedangkan pada virus berselubung dapat terjadi dengan cara fusi
yang diikuti masuknya nukleokapsid ke sitoplasma.
3. Eklipase. Asam nukleat virus menggunakan asam nukleat bakteri untuk
membentuk bagian-bagian tubuh virus terbentuk, seperti protein, asam
nukleat, dan kapsid. Bahan yang digunakan berasal dari protein, enzim, dan
asam nukleatsel bakteri.
4. Pembentukan virus (bakteriofage) baru. Setelah bagian-bagian tubuh virus
terbentuk, maka pada fase ini bagian-bagian itu akan digabungkan untuk
menjadi virus yang baru. Dari 1 sel bakteri akan dihasilkan 100-300 virus
baru.
5. Pemecahan sel inang. Akhir dari siklus adalah pecahnya sel bakteri. Di
dalam sel bakteri terbentuk enzim lisoenzim yang mampu melarutkan ikatan
kimia dinding sel bakteri. Setelah dinding sel pecah maka keluarlah virus-
virus baru itu dan selanjutnya mencari sel bakteri lainnya.
6
peningkatan kemungkinan infeksi-silang. Hubungan antara mencuci tangan dan
penurunan angka infeksi pertama kali dibuktikan oleh Ignaz Semmelweiss dalam
serangkaian studi epidemiologi pada tahun 1940-an (Newson, 1993).
Di masyarakat, terdapat bukti bahwa banyak patogen yang dahulu
diperkirakan menyebar melalui percikan ludah ternyata menyebar melalui kontak
(Worsley et al., 1994). Stimulasi laboratorium membuktikan bahwa individu lebih
besar kemungkinannya terjangkit infeksi saluran nafas setelah berkontak dengan
tangan dan benda (fomites) yang tercemar oleh virus daripada setelah terpajan
pada aerosol yang mengandung virus (Gwaltney et al., 1978). Diperkirakan bahwa
batuk dan bersin menyebabkan pengeluaran percikan ludah terinfeksi yang
mengendap ke berbagai permukaan, termasuk busana, di lingkungan sekitar.
Bakteri kemudian dipindahkan oleh tangan ke benda lain (Peralatan makan
minum, pegangan pintu, dsb), mencapai korban baru setelah tangan mereka
kemudian tercemar. Virus mencapai hidung dan konjungtiva saat wajah tersentuh
higiene tangan dapat mengurangi insiden infeksi saluran nafas atas. (Leclair et al.,
1987).
Demikian juga, rotavirus yang menyebabkan muntah dan diare, walaupun
keluar melalui percikan ludah, tampaknya disebarkan melalui kontak tangan. Pada
studi insiden eksperimen yang dilakukan di tempat penitipan anak, dibuktikan
bahwa terjadi penurunan angka infeksi saat mencuci tangan diperkenalkan pada
anak dan petugas yang merawatnya (Black et al., 1981). Perlu diingat bahwa
mencuci tangan adalah cara yang mudah dan hemat untuk infeksi (Gould,
1997;May, 1998).
b. Penyebaran melalui udara
Penyebaran melalui udara terjadi hanya dalam jarak yang pendek untuk
patogen positif-gram dan untuk infeksi virus misalnya cacar air. Kajian ekstensif
terhadap literatur memastikan bahwa infeksi silang melalui rute ini tidak lazim
diluar lingkungan beresiko tinggi misalnya ruang operasi dan unit luka bakar
(ayliffe dan lowbury., 1982). Diruang operasi, skuama kulit yang penuh dengan
stafilococcus memperoleh akses ke jaringan yang terbuka, sering dengan
mendarat di duk dari udara. Kuman mungkin berasal dari pasien atau petugas
yang hadir. Rute melalui udara juga penting di unit luka bakar. Kulit adalah
7
pertahanan utama terhadap bakteri, dan apabila kulit tidak lagi utuh maka pasien
menjadi sangat rentan terhadap infeksi.
c. Makanan dan air yang tercemar
Makanan yang tercemar cepat berfungsi sebagai kendaraan bagi bakteri.
Infeksi seperti ini terjadi higiene yang buruk di rumah, restoran, tempat penjualan
capat saji, toko, dan pabrik (North, 1989; Hobbs dan Roberts 1993). Pada
sebagian besar kasus, pencemaran terjadi melalui tangan. Salmonella yang
mencemari jari tangan dan sumber makanan yang tercemar dapat bertahan dari
pencucian tangan. Dengan demikian penyebarah terjadi melalui rute fekal-oral.
Penyebaran melalui air terjadi di daerah dengan sanitasi yang buruk. Kolera
bersifat endemik di seluruh negara yang sedang berkembang termasuk asia dan
kejadian luar biasa di inggris. Thypoid juga ditularkan melalui air yang tercemar.
Penyakit Legionnaire (Disebabkan olehLegionella pneumophila) menyebar
melalui aerosol yang tercemar (Woo et al., 1986); kejadian luar biasa penyakit ini
pernah terjadi di inggris.
d. Vektor serangga
Vektor serangga menyebarkan infeksi melalui penularan mekanis dan
biologis. Penularan mekanis terjadi apabila patogen di pindahkan dari satu lokasi
ke lokasi lain melalui permukaan serangga, sering dengan kakinya. Lalat rumah
berlaku sebagai vektor mekanis untuk Shigella. Di rumah sakit, lalat, semut
pharaoh, dan artropoda lain mungkin mengangkut bakteri patogenik di dalam
lingkungan klines (Fotedar et al., 1992).
Penularan biologis melibatkan interaksi kompleks antara patogen dan vektor.
Plasmodium, organisme penyebab malaria, berkembang biak di dalam usus
nyamuk dan meningkatkan jumlah protozoa yang tersedia untuk dosis infeksi.
Penularan terjadi saat serangga menggigit penjamu manusia.
e. Resevoar infeksi
Resevoar infeksi terbentuk apabila kondisi yang menguntungkan mendorong
pertumbuhan dan reproduksi sejumlah besar bakteri. Resevoar dapat terbentuk di
kulit petugas atau pasien sehingga terjadi infeksi-silang. Peran resevoar
lingkungan terhadap infeksi silang bergantung pada situasi. Suatu reservoar
bakteri yang besar dalam suatu drain kecil kemungkinannya berperan dalam
8
infeksi nosokomial (infeksi yang diperoleh di rumah sakit) karena hanya sedikit
kesempatan terjadinya pemindahan ke individu lain yang rentan tetapi apabila
reservoar melibatkan benda-benda yang mungkin berkontak dengan pasien atau
petugas, maka resiko akan meningkat. Penelitian epidemiologis telah berperan
banyak dalam meningkatkan pemahaman kita tentang resiko infeksi dan
pengembangan petunjuk pengendalian infeksi untuk mengurangi penyebaran
penyakit. Penelitian tersebut memberikan sangat banyak bukti bahwa apabila
pasien mengalami infeksi atau terkolonisasi, maka organisme penyebab berasal
dari orang lain dan bukan dari tempat jauh di lingkungan.
9
Virus adalah parasit yang bukan merupakan mahluk hidup namun
memiliki materi genetik berupa asam nukleat(DNA/RNA) yang membutuhkan
keberadaansel prokariot atau eukariot yang hidup untuk melakukan replikasi atau
perbanyakan dari asam nukleat tersebut. Virus dapat menginfeksi binatang,
manusia, tanaman, fungi, bakteri, protozoa, serangga dan hampir semua jenis
mahluk hidup. Mikroorganisme pertama yakni virus, dimana virus sendiri
merupakan parasit yang berukuran mikroskopik yang dapat menginfeksi sel
organisme biologis. Virus disebut sebagai parasit karena virus tidak memiliki
kemampuan untuk bereproduksi sendiri sehingga menginvasi dan memanfaatkan
sel-sel makhluk hidup untuk melakukan reproduksi. Sampai dengan saat ini tidak
ada makhluk hidup yang mampu bertahan terhadap serangan virus, termasuk juga
manusia. Karena saat virus menyerang tubuh manusia, maka virus tersebut akan
menyusup ke beberapa sel tubuh untuk kemudian menguasainya serta memaksa
sel yang diinvasinya untuk memproduksi bagian-bagian yang dibutuhkannya
untuk melakukan reproduksi, yang akhirnya sel-sel tersebut dibasmi oleh virus
tersebut. Contoh virus yang menyerang bakteri adalah bacteriophage yang
menyerangEscherichia coli. Sementara pada manusia contohnya adalah Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyebabkan penyakitenAcquired
Immunodeficiency Syndrome(AIDS). Beberapa jenis penyakit lainnya yang
diakibatkan oleh virus seperti influenza,HIV/AIDS, campak, herpes, rabies,
ebola,polio dan lain sebagainya
2. Bakteri
Bakteri mampu menduplikasikan atau memperbanyak dirinya sendiri
dalam waktu kurang dari 20 detik. Untuk bakteri sendiri ternyata dapat
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dengan kadar yang ringan
maupun berat pada tubuh organisme induknya seperti manusia, hewan dan
tumbuhan. Apabila bakteri masuk ke dalam tubuh manusia maka bakteri akan
terus bertambah dan berpotensi untuk memproduksi zat kimia kuat yang dapat
menghancurkan sel-sel tertentu dalam jaringan tubuh dan tentunya membuat jatuh
sakit. Bakteri yang termasuk dalam organisme prokariot selain memiliki
kegunaan, juga bisa menimbulkan kerugian karena merupakan patogen yang
10
umum pada mahluk hidup seperti manusia. Contohnya adalah bakteri patogen
oportunis Pseudomonas aeruginosa yang dapat menginfeksi paru-paru sehingga
dapat menimbulkan kematian. Selain P. aeruginosa bakteri patogen lain yang
populer adalah Staphylococcus aureus yang adalah Mikroflora normal
manusiapada permukaan kulit, mulut, dan hidung, namun pada saat sistem imun
menurun, S. aureus akan bersifat patogen dan dapat menimbulkan penyakit seperti
penggumpalan darah.
3. Fungi
Fungi atau jamur diklasifikasikan terpisah dar tumbuhan dan hewan. Lebih
dari 300.000 spesies diketahui tetapi seperti bakteri, sebagian besar adalah saprofit
yang tidak berbahaya. Sekitar 200 spesies menyebabkan penyakit pada manusia.
Seperti mikroorganisme lainnya, seperti jamur (misalnya Candida albicans) dapat
menyebabkan infeksi oportunistik pada orang yang mengalami gangguan
kekebalan atau (immunocompromised).Obat-obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi jamur sering sangat toksik, dan hanya sedikit yang tersedia
tanpa resep (White 1991). Sebagian jamur, misalnya ragi (yeast) mengambil
bentuk yang sederhana dan eksis sebagai sel tunggal, tetapi dapat terbentuk
struktur yang lebih kompleks dengan hifa filamentosa bercabang-cabang
membentuk jalinan luas yang disebut miselium. Bentuk ini dapat dilihat dengan
mata telanjang, karena diperlukan pemeriksaan mikroskopik untuk identifikasi,
maka diagnosis infeksi jamur (Mikosis) dibuat di laboratorium mikrobiologi.
Terdapat 3 jenis mikosis :
a. Mikosis superfisial terjadi apabila infeksi terletak superfisial atau
terbatas dikulit dan apendiksnya (rambut dan kuku) misalnya kutu
air atau selaput lendir, seperti pada kasus sariawan vagina (Candida
albicans).
b. Mikosis subkutis (Misalnya misetoma) mengenai kulit, jaringan
subkutis dan tulang. Terjadi penyebaran yang lokal dan lambat.
c. Mikosis sistemik (Disebabkan misalnya
oleh Cryptococcus)terbentuk bila hipa menembus jaringan yang
lebih dalam. Pada lingkungan dengan cuaca sedang, mikosis
11
sistemik jarang terjadi kecuali pada pasien dengan gangguan
kekebalan.
Mikosis Manusia
Jamur Mikosis
Candida albicans Sariawan
Trichophyton interdigitale Kutu air
Cryptococcus neoformans Meningitis (pasien dengan
gangguan kekebalan)
Microsporum audouini Kurap
Aspergillus fumigatus Infeksi pernapasan (Pasien dengan
gangguan kekebalan
4. Protozoa
Protozoa adalah hewan mikroskopik unisel. Sebagian besar spesies tidak
berbahaya bagi manusia tetapi sebagian berlaku sebagai patogen manusia,
terutama pada cuaca panas.Protozoa adalah gup organisme bersel satu yang sangat
bervariasi dengan lebih dari 50.000 jenis. Banyak yang berukuran kurang dari
1/200 mm tapi beberapa dapat mencapai 3 mm seperti ''Spirostomun''. Banyak
yang hidup secara soliter (sendiri), ada yang secara berkoloni. Pada manusia,
protozoa merupakan salah satu patogen dan dapat menyebabkan penyakit
seperti malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Protozoa ini
ditularkan dari manusia yang satu ke manusia yang lain dengan perantaraan
nyamuk betina dari genus anopheles. Terdapat ratusan juta kasus dari penyakit
malaria pertahun dengan tingkat kematian yang tinggi pada negara-negara miskin.
Protozoa patogenik
Protozoa Penyakit
Trichomonas vaginalis Infeksi vagina
Plasmodium spp. Malaria
Trypanosoma rhodesiense Penyakit tidur
Leishmania donovani Kala-azar
Entamoeba histolytica Disentri amuba
Toxoplasma gondil Infeksi laten, kerusakan janin in
utero
12
5. Riketsia dan klamidia
Organisme ini menjembatani celah antara virus dan bakteri. Seperti virus,
organisme ini berukuran kecil dan bergantung pada pejamu untuk tumbuh dan
berkembang biak, tetapi mereka rentan terhadap antibiotik. Thypus yang
disebabkan oleh Rickettsia prowazeki,disebarkan melalui kutu rambut dan badan
manusia. Chlamydia trachomtis, penyebab uretritis nonspesifik
6. Mikoplasma
Mikoplasma mirip dengan bakteri tetapi tidak memiliki dinding sel. Tanpa
struktur luar penunjang yang kaku, bentuk mikoplasma mudah berubah selama
pertumbuhan, sering menjadi berbentuk benang (filamentosa). Mikoplasma paling
signifikan sebagai patogen manusia adalah Mycoplasma pneumoniae
7. Cacing
Banyak spesies cacing (helminth) menimbulkan infestasi pada manusia. Sebagian
berukuran besar dan bersifat multisel, sementara yang lain mikroskopik. Terdapat
dua kelompok utama cacing yaitu bulat dan gepeng. Cacing gelang Ascaris
lumbricoides diperkirakan menginfeksi 1.472 juta manusia di seluruh
dunia. Walau jarang membahayakan nyawa, parasit ini merupakan penyebab
utama morbiditas pada negara-negara berkembang. Infeksi berat dapat
menyebabkan gangguan usus dan gangguan pertumbuhan.Enterobius
vermicularis atau cacing kremi. Cacing ini tidak ditularkan melalui kucing,
anjing, atau hewan peliharaan lain; manusia adalah satu-satunya pejamu. Telur
tertelan, menetas di usus halus, dan bermigrasi ke usus besar, tempat cacing ini
hidup. Dalam 2 minggu cacing menjadi dewasa, kawin dan bermigrasi ke rektum,
keluar pada malam hari untuk meletakkan telurnya di kulit perianus. Telur
melekat ke kulit melalui suatu cairan lengket, yang menimbulkan gatal hebat.
Apabila korban menggaruk, maka sejumlah besar telur akan pindah ke tangan dan
kuku. Telur ini kemudian dipindahkan kembali ke mulut sehingga siklus infeksi
kembali terulang. Individu dari segala usia dapat terjangkit cacing kremi, tetapi
anak paling sering terkena. Namun, seluruh keluarga harus diobati karena telur
mudah dipindahkan ke handuk, sabun, dan taplak, dan dapat tertelan bersama
makanan apabila tersentuh oleh tangan yang tidak dicuci dengan baik. Telur dapat
13
bertahan hidup di lingkungan selama beberapa minggu. Cacing kremi tidak
membahayakan tetapi dapat mengganggu, menimbulkan rasa tidak nyaman,
iritabilitas, dan kesulitan tidur.
Cacing Jenis
Enterobius vermicularis Bulat (cacing kremi)
Ascaris lumbricoides Cacing bulat
Toxocara canis Cacing bulat anjing
Trichinella Spiralis Cacing bulat babi
Necator spp. Bulat (cacing tambang)
Taenia saginata Cacing pita sapi
Taenia solium Cacing pita babi
Schistosoma haematobium Fluke
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangbiakkan pada mikroorganisme terdiri dari dua cara, yakni
aseksual yang meliputi pembelahan biner (binary fission), pembelahan ganda
(multiple fission), perkuncupan (budding), pembelahan tunas dan pembentukkan
spora, kemudian perkembangbiakkan secara seksual yang terdiri atas Oogami,
Anisogami, Isogami, danRekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu Konjugasi, Transduksi danTransformasi.
Cara penularan mikroorganism terjadi melalui udara, makanan, air yang
tercemar, dan melalui vektor serangga, kontak, dan resevoar infeksi. Jenis
organisme penyakit antara lain virus, bakteri, fungi, protozoa, riketsia dan
klamidia, mikoplasma dan cacing.
15
DAFTAR PUSTAKA
Gould & Brooker. 2003. Mikrobiologi Terapan untuk Perawat. Jakarta : EGC
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Patogen(diakses 3 September 2015)
Buckle, et al, 1987,Ilmu pangan Terjemahan Purnomo H. Adiono. UI Pres:
Jakarta.
Dwijoseputro, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan: Jakarta.
Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan, Dirjen Pendidikan Tinggi IPB: Bogor.
Winarno, 2002, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia: Jakarta.
16
17