Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKOLOGI KEPERAWATAN

MOTIVASI

Oleh Kelompok 15:

1. Dwi Setia Yolanda

2. Ratih Ratna Sari

3. Sefita Linda Dinarti

Dosen Pembimbing: Mumpuni D, SST. M.Si

STIKES PEMKAB JOMBANG

PRODI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagonis pengobatan
penyakit yang di derita oleh pasien (Azwar, 1996).
Pelayanan yang berkualitas di dukung oleh sumber-sumber yang memadai antara lain
sumber daya manusia, standar pelayanan termasuk standar praktik keperawatan dan
fasilitas. Sumber-sumber yang tersedia di manfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya
guna, sehingga tujuan institusi penyelenggara pelayanan dapat tercapai dengan
kualitas tinggi (Gilles, 1999).
Para pelaksana pelayanan medis diwakili oleh kalangan kesehatan (medical staff),
adapun yang dimaksud pelaksana pelayanan medis disini adalah mereka yang bekerja
dirumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan medis dirumah sakit (Azwar,
1996). Sesuai dengan pengertian yang seperti ini maka tugas utama kalangan
kesehatan ialah menyelenggarakan pelayanan medis rumah sakit.
Menurut surat keputusan mentri kesehatan RI No. 983/1992, tugas pokok rumah sakit
ialah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan secara serasi dan terpadu
dengan upaya rumah sakit sebagai unit usaha di bidang jasa terutama untuk
pemulihan, rehabilitasi, pemeliharaan, peningkatan pendidikan dan riset kesehatan
memerlukan pengelolaan secara profesional agar mutu pelayanan kepada pasien dan
keluarga menjadi baik.
Sehubungan dengan peran dan fungsi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan,
khususnya di rumah sakit dengan tugas yang harus dilaksanakan berkenaan dengan
klien dan aspek-aspeknya sebagai manusia yang utuh dibutuhkan tenaga perawat
yang terampil, berbudi luhur, serta mempunyai motivasi kerja yang tinggi sehingga
dapat memberikan pelayanan yang bermutu
Perawat adalah memberikan pelayanan pembinaan kesehatan yang diarahkan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta membantu orang mengatasi dengan
cara seunik mungkin, masalah kehidupan sehari-hari, penyakit dan cidera, cacat
maupun kematian, pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemajuan menuju kepada
kemampuan melaksanakan sehari-hari Menurut (Wolf, dkk, 1999).
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit,
karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari tujuan utama
rumah sakit. Peranan tenaga perawat didalam melaksanakan tugasnya atau dalam
memberikan pelayanan perawatan pada pasien harus mengerti dan memahami
pendekatan proses keperawatan yang meliputi empat yaitu: pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi yang masing-masing berkesinambungan dan berkaitan satu
sama lainnya (Depkes, 1994).

Dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal
mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan
organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan
pribadi para anggota organisasi tersebut akan terpelihara pula (Siagian, 1997).
Motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, aktifitas, dan
gerakan yang mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Koontz et al, 1980).
Akan tetapi kesediaan mengarahkan usaha tersebut sangat bergantung pada
kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai kebutuhannya. Usaha merupakan
ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi yang
bersangkutan akan berusaha keras meningkatkan penampilan kerja (Bernard,
Berebson, & A. Stieiner, Illyas, 2001).
Motivasi pada dasarnya adalah melakukan penyesuaian kebutuhan organisasi dengan
kebutuhan karyawan, penyesuaian kegiatan yang dimiliki oleh organisasi dengan
kegiatan karyawan serta penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan
tujuan karyawan (Azwar, 1996).
Namun demikian, untuk menumbuhkan motivasi kerja perawat, tidak semudah yang
di perkirakan. Permasalahannya adalah, pimpinan yang mendorong seorang perawat
bekerja sangat bervariasi dan berbeda kapabilitasnya satu dengan lainnya. Hal ini
dapat dilihat dalam satu unit keperawatan, ada perawat yang rajin dan tekun dalam
bekerja, sangat produktif dan mempunyai kemampuan tinggi dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan keperawatan. Sebaliknya
ada perawat yang malas, dan kurang memiliki semangat dan gairah kerja, sehingga
produktivitas kerja rendah.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan,
dan mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil
yang optimal (Hasibuan, 2005). Motivasi semakin penting karena  membagikan
pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada
tujuan yang diinginkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang  perawat harus memiliki
kemampuan dan keterampilan tentang teknik-teknik motivasi untuk dapat
menggerakan perawat melaksanakan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya
dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Proses keperawatan mempunyai empat manfaat yaitu dari segi
administrasi, hukum, ekonomi, dan pendidikan (Gaffar. 1999). Dipandang dari
administrasi, proses keperawatan mempunyai andil besar bagi profesionalisme secara
langsung maupun tidak langsung.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti membuat perumusan
masalah penelitian mengenai hubungan motivasi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dalam
pelaksanaan proses asuhan keperawatan dengan dokumentasi keperawatan.
Tujuan Khusus
Diketahuinya gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Diketahuinya hubungan motivasi perawat dalam pelaksanaan proses asuhan
keperawatan
Manfaat Penulisan
Manfaat Untuk Institusi Pelayanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan telaahan manajemen untuk
menentukan strategi pengolahan sumber daya manusia keperawatan dalam
mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Manfaat Untuk Institusi Pendidikan
Sebagai masukan proses pendidikan untuk membentuk pola motivasi yang dapat
diterapkan pada peserta didik sejak dini,dan peserta didik mendapat pengetahuan
tentang pentingnya pendokumentasian di rumah sakit, sehingga menghasilkan
perawat yang mempunyai dedikasi yang tinggi pada profesi keperawatan.
Manfaat Untuk Penulis
Kegunaan untuk penulis adalah bahwa penelitian ini dapat memberikan tambahan
pengetahuan serta merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga sehingga
diharapkan dapat berguna pada waktu terjun ke rumah sakit nanti.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Motivasi
Definisi Motivasi
Motif adalah rangsangan, dorongan, dan aataupun pembangkit tenaga yang dimiliki
seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan prilaku tertentu. Sedangkan yang
dimaksud dengan motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan,
dorongan dan ataupun pembangkit tenaga pada seseorang dan ataupun sekelompok
masyarakat tersebut nau berbuat dan bekerjasama secara optimal melaksanakan
sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Azwar, 1996).
Motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan tujuan
yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan
ataupun sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut (Azwar,
1996). Dengan demikian langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal
tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun sekelompok masyarakat untuk
kemudian di upayakan memadukannya dengan tujuan organisasi.
o Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara sadar
ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan
tertentu (KBBI, 2005).
o Sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakan diri karyawan
untuk lebih terarah dalam mencapai tujuan organisasi/ujuan kerja
(Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2002).
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan,
dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai
hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Motivasi semakin penting karena manajer
membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan
terintegrasi kepada tujuan yang diinginkannya.
Motivasi kerja ialah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan,
mengarahkan, dan memelihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja
(Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2007). Terdapat beberapa prinsip dalam
memotivasi kerja perawat yaitu :
 Prinsip partisipatif
Perawat perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan
tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.
 Prisip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
usaha pencapaian tugas.
 Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam
usaha pencapaian tujuan.

 Prinsip pendelegasian wewenang


Pemimpin akan memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai
bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap
pekaryaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan
menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
 Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai
bawahannya, sehingga bawahan akan termotivasi bekerja sesuai dengan
harapan pemimpin.
Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan
atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula
bagaimana tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan memberikan
motivasi harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.
Teori-teori Motivasi
Hirarki Kebutuhan Maslow
Pada awal publikasinya, Maslow mengatakan bahwa kebutuhan seseorang dapat di
susun kedalam pola hirarki. Kebutuhan yang dimaksud diasumsikan untuk
menjalankan keinginan khusus, kebutuhan tingkat rendah berpotensi untuk
mengontrol prilaku sampai kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan dan kemudian
kebutuhan tingkat lebih tinggi bertanggung jawab menggerakan dan mengarahkan
prilaku.
Kebutuhan Dasar / Fisiologis
Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan pokok
manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Berbagai kebutuhan fisiologis itu
berkaitan dengan status manusia sebagai insan ekonomi. Kebutuhan itu bersifat
universal, tidak mengenal batas geografis, tingkat pendidikan, status sosial, profesi
dan faktor lainya yang menunjukan keberadaan seseorang. Meningkatnya
kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai kebutuhan tersebut cenderung
mengakibatkan terjadinya pergeseran pendekatan pemuasannya dari pendekatan yang
sifatnya kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif.
Manajer dalam dalam organisasi perlu menyadari hal tersebut. Artinya merupakan hal
yang wajar apabila para pekerja berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan
ekonomi yang pada giliranya memungkinkanya memuaskan berbagai kebutuhan
fisiologisnya dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus
(Siagian, 1995:150).
Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan
fisik, meskipun hal ini aspek yang sangat penting, akan tetapi juga keamanan yang
bersifat psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang.
Perlakuan yang adil dan manusiawi akan memelihara keseimbangan kejiwaan
seseorang. Peran ikatan pekerja atau profesi sangat diharapkan agar membantu
mencapai perlakuan yang adil. Keamanan juga menyangkut security of tenure, artinya
terdapat jaminan masa kerja, bahwa seseorang tidak akan mengalami pemutusan
hubungan kerja selama yang bersangkutan menunjukan prestasi kerja yang
memuaskan dan tidak melakukan berbagai tindakan yang sangat merugikan
organisasi (Siagian, 1995 : 151).
Kebutuhan Sosial
Karena manusia adalah mahluk sosial, kebutuhan afiliasi timbul secara naluri karena
sifatnya yang naluriah, kebutuhan ini timbul sejak seseorang dilahirkan yang terus
bertumbuh dan berkembang dalam pelajaran hidupnya. Juga karena sifatnya yang
naluriah, keinginan memuaskanya pun berada pada intensitas yang tinggi karena
itulah terdapat kecendrungan orang untuk memasuki berbagai kelompok yang
diharapkan dapat digunakan sebagai wahana pemuasannya (Siagian,1995;153).
Kebutuhan Penghargaan
Salah satu ciri manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri. Karena itu semua orang
memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Keberadan
dan setatus sesering mungkin biasanya tercermin dari berbagai lambang baik gelar
jabatan, yang penggunaanya sering di pandang sebagai hak seseorang di dalam dan di
luar organisasi .
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Merupakan titik komulasi dari keseluruhan tingkat kebutuhan manusia. Aktualisasi
diri berhubungan dengan konsep diri. Pengaruhnya, aktualisasi diri adalah motivasi
seseorang untuk mentransformasikan persepsi dirinya kedalam realita.
Pendapat yang dewasa ini n dikalangan para ilmuwan yang mendapat teori motivasi
mengatakan bahwa berbagai kebutuhan manusia ini merupakan rangkaian, bukan
hirarki. Artinya dengan sekali lagi menggunakan klasifikasi Maslow, sambil
memuaskan kebutuhan fisiologis, seseorang butuh keamanan, ingin dikasihi oleh
orang lain, mau dihormati dan akan sangat gembira apabila potensi yang masih
terpendam dalam dirinya dikembangkan (Siagian, 1995 : 161).
Menurut Herzberg, orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan yaitu
(Hasibuan, 2005) :
Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan maintenance factors.
Maintenance factors (faktor pemeliharaan) berhubungan dengan hakikat manusia
yang ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah.
Faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Kebutuhan ini
meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content) yang apabila
terdapat dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat
meningkatkan prestasi kerja yang baik.

 Upaya Peningkatan Motivasi Kerja


Bertitik tolak dari teori Maslow jelas terlihat bahwa para manajer suatu organisasi,
terutama para manajer puncak harus selalu berusaha memuaskan berbagai jenis
kebutuhan para bawahannya. Salah satu cara yang dikenal untuk memuaskan
kebutuhan para bawahan itu adalah dengan menggunakan teknik motivasi yang tepat.
Teknik motivasi yang efektif ialah teknik yang ditunjukan kepada dan disesuaikan
dengan kebutuhan individual. Sasarannya ialah bahwa dengan demikian manajer
yang bersangkutan akan lebih mampu meyakinkan para bawahannya bahwa dengan
tercapainya tujuan organisasi, tujuan-tujuan pribadi para bawahan itu akan ikut
tercapai pula dan berbagai kebutuhannya akan tercapai sesuai dengan persepsi
bawahan yang bersangkutan. Artinya, dengan demikian dalam diri para bawahan itu
terdapat keyakinan bahwa terdapat sinkronisasi antara tujuan pribadinya dengan
tujuan organisasi sebagai keseluruhan.
 Proses Motivasi
Motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi dan bersifat
interdependen:
Need : Kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik maupun
psikologis. Kebutuhan psikologis terkadang tidak timbul akibat ketidakseimbangan.
Driver : Dorongan atau motif timbul untuk mengurangi kebutuhan. Dorongan baik
fisiologis maupun psikologis berorientasi pada tindakan dan menyiapkan energi
pendorong untuk mencapai tujuan (incentives).
Incentives / goal : Segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan menurunkan
dorongan tindakan. Dengan demikian pencapaian tujuan akan mengembalikan
keseimbangan fisiologis dan psikologis dan menurunkan bahkan menghentikan
dorongan.
Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera
dipenuhi untuk segera beraktifitas segera mencapai tujuan (Widayatun, 1999).
Faktor yang berpengaruh terhadap motivasi adalah (Widayatun, 1999) :

1. Faktor pisik & proses mental


2. Faktor hereditas, lingkungan
3. Faktor intrinsik seseorang
4. Fasilitas (sarana & prasarana)
5. Sikon

6. Program dan aktifitas


7. Media

 Bentuk-bentuk motivasi (Widayatun, 1999):


 Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri individu
itu sendiri.
 Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar individu.
 Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
munculnya serentak serta menghentak dasn cepat sekali munculnya pada
prilaku aktifitas seseorang.

Motivasi yang berhubungan dengan idiologi politik, ekonomi, sosial dan budaya
(Ipoleksosbud) dan hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena
individu itu adalah mahluk sosial.

BAB III
PEMBAHASAN
Keperawatan adalah diagnosis dan penanganan respon Manusia terhadap masalah
Kesehatan aktual maupun potensial ( ANA, 2000). Dalam dunia Keperawatan
moderen respon Manusia yang didefinisikan sebagai sebagai pengalaman dan respon
Orang terhadap sehat dan sakit yang merupakan suatu fenomena perhatian Perawat.
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar
seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara,
membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang
memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Jumlah tenaga Keperawatan di Indonesia dari berbagai tingkat pendidikan adalah
( Pusgunakes 2003) : latar belakang pendidikan SPK : 35,673 orang. Atau   88,59 %
dan latarbelakang pendidikan D3 sebanyak 4,595 orang atau 0,11 % sehingga total
keseluruhan adalah 40,268 orang sedangkan yang berlatarbelakang pendidikan S1
belum terdata oleh Depkes, yang ditempatkan diseluruh Indonesia baik di palayanan,
pendidikan dan lain-lain.
Asuhan Keperawatan adalah Kegiatan profesional Perawat yang dinamis,
membutuhkan kreativitas dan berlaku rentang kehidupan dan keadaan.(Carpenito,
1998). Adapun tahap dalam malakukan Asuhan Keperawatan yaitu : Pengkajian,
Diagnosa Keperawatan, Rencana, Implementasi, Evaluasi.
Peran dan fungsi Perawat
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit
dimana segala  aktifitas  yang di lakukan  berguna  untuk  pemulihan 
Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di  miliki,  aktifitas  ini  di  lakukan 
dengan  berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin
dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi
masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Keperawatan merupakan Profesi, dimana kedepan perlu semakin tertib, seperti yang
dikemukakan oleh word medical assosiation, (1991) yakni” enhancing the quality of
life and the health status of all peaple” makin tertibnya pekerjaan profesi yang
apabila semakin terus dipertahankan, pada giliranya akan berperan besar dalam turut
meningkatkan kualitas hidup serta derajat Kesehatan Masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai Nursing Services menyangkut
bidang yang amat luas sekali, secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya
untuk membantu orang sakit maupun sehat dari sejak lahir sampai meningal dunia
dalam bentuk peningkatan Pengetahuan, kemauan dan kemampuan
yang dimiliki,  sedemikian  rupa   sehingga   orang   tersebut   dapat   secara   optimal
malakukan kegiatan  sehari-hari  secara  mandiri  tanpa  memerlukan   bantuan   dan
ataupun tergantung pada orang lain (Sieglar cit Henderson, 2000).
Motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri perawat yang perlu dipenuhi
agar perawat tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan kerjanya.
Sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakan perawat agar mampu
mencapai tujuan asuhan keperawatan. Motivasi dapat juga dikatakan sebagai energi
untuk membangkitkan dorongan dari dalam diri perawat agar dapat bekerja sesuai
dengan tujuan institusi pelayanan keperawatan/kesehatan. Sedangkan motivasi kerja
perawat adalah kondisi yang dapat mempengaruhi, membangkitkan, mengarahkan,
dan memelihara prilaku yang berhubungan dengan produktifitas kerja, semangat
kerja, disiplin dalam bekerja dan prestasi kerja dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
Dengan demikian motivasi kerja perawat ialah sesuatu yang dapat menimbulkan
dorongan dan semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja perawat
menentukan besar kecilnya produktifitas kerja, semangat kerja, disiplin kerja dan
prestasi kerja perawat. Motivasi kerja perawat  kondisi yang dapat mempengaruhi,
membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara prilaku yang berhubungan dengan
produktifitas kerja, semangat kerja, disiplin dalam bekerja, dan prestasi kerja dalam
melaksanakan asuhan keperawatan
Motivasi intrinsik kerja perawat adalah respons perawat yang berhubungan dengan
kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan membuat
kehidupan pasien menjadi berbeda. (Fletcher, 2001:9) dalam buku Nursalam MNurs
(Honours). Menurut Herzberg bahwa faktor intrinsik kerja meliputi: otonomi, status
profesional, tuntutan tugas, hubungan interpersonal, interaksi dan gaji/upah (Stamps,
1997:37) dalam buku Nursalam MNurs (Honours). Berikut ini penjabaran tentang
faktor intrinsik kerja:
Otonomi
Otonomi adalah kebebasan untuk memilih tindakan tanpa kendali dari luar. Otonomi
merupakan salah satu komponen yang penting dari disiplin profesional yaitu
penetapan mekanisme untuk pengaturan sendiri dan penyelenggaraan mandiri
(Susilowati, 2002) dalam buku Nursalam MNurs (Honours). Definisi lain
mengatakan bahwa autonomy merupakan kebebasan seseorang dalam melakukan
tindakan yang akan dilakukan dan kemampuan dalam mengatasi masalah yang ada.
Dalam dunia pekerjaan autonomy diartikan sebagai kondisi pekerjaan seseorang yang
dapat membantu meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja (Gindaba, 1997) dalam
buku Nursalam MNurs (Honours).
Penelitian yang dilakukan Eisenstat dan Afelner pada 168 pekerja, bahwa kebebasan
dalam bekerja dan kontrol terhadap pekerjaan yang baik membuat seseorang
mempunyai perencanaan ke depan dan kepuasan kerja jadi tambah meningkat.
Status profesional adalah perasaan perawat secara umum dalam meningkatkan
keterampilan profesional, kegunaan pekerjaan, status pekerjaan dan harga diri
terhadap profesi keperawatan (Ghale, 1998) dalam buku Nursalam MNurs (Honours).
Menurut Maslow dan Herzberg mengatakan bahwa meningkatnya harga diri atau
status individu akan meningkatkan kebutuhan psikologis sehingga kepuasan menjadi
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Azwar, A, (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : PT Binarupa Aksara.
Azwar, S, (1995). Sikap Manusia Teori dan Perkembangannya, (2th ed).
Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Gaffar, La Ode, (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta : EGC.
Hasibuan, S.P, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
Hastono, Sutanto P, (2001). Analisis Data, Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas
Kesehatan Masyarakat.
Keliat, B.A, (1996). Proses Keperawata, Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, (2 th ed). Jakarta : PT
Rineka Cipta.
___________(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, (1 th ed). Jakarta :
Penerbit Salemba Medika.
___________ (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik,
Jakarta: Salemba Medika
___________ (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional, (2 th ed) Jakarta: Salemba Medika.
Siagian, P. Sondang, (1995). Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Sugiyono, (2005). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV. Alfabet.
Tim Panitia Skripsi, (2008). Panduan Skrips, Serang : Stikes Faletehan, Program
Studi Ilmu Keperawatan.

Widayatun, T.R, (1999). Ilmu Prilaku, Jakarta : PT Fajar Interpratama.


Yaslis, Ilyas, (2001). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Jakarta : Universitas
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai