Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEL

A. PERTUMBUHAN SEL Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai peningkatan


komponenkomponen seluler. Terdapat dua macam pertumbuhan sel, yaitu
pertumbuhan yang berakibat peningkatan ukuran sel tetapi tidak jumlah sel. Dan
yang kedua adalah pertumbuhan yang diikuti dengan peningkatan jumlah sel.
Dalam hal yang pertama, inti sel membelah tetapi tidak diikuti oleh pembelahan
sel. Organisme dalam golongan ini biasa disebut organisme koenositik
(coenocytic) atau multiseluller. Sedangkan organisme yang termasuk dalam
golongan kedua membesar dan membelah menghasilkan dua progeny dengan
ukuran yang kurang lebih sama. Berbagai faktor kimia maupun fisika dapat
mempengaruhi pertumbuhan sel, antara lain pH, suhu, konsentrasi oksigen,
tekanan, radiasi dan aktivitas air (water activity).
B. PEMBELAHAN SEL Pembelahan sel pada prokaryotes seperti bakteri lebih
sederhana dan cepat jika dibandingkan dengan eukaryotes. Beberapa jenis bakteri
membelah dalam kultur tiap 10 menit. Selama pembelahan molekul ds DNA
mengalami replikasi menghasilkan turunan yang identic. Pada saat pertumbuhan
mencapai ukuran tertentu dan replikasi DNA sudah selesai, molekul DNA yang
baru mempunyai tempat perlekatan yang baru pada membra plasma yang berbeda
dengan molekul DNA yang lama. Dan sini molekul DNA mulai membelah
menjadi dua terpisah oleh membran plasma dan dinding sel diantara tempat
perlekatannya. Pembelahan sel terjadi secara binary fission dimana sel membelah
menghasilkan dua sel dengan ukuran yang hampir sama, masing-masing
mengandung satu salman materi genetik dan separoh jumlah sitoplasma

Langkah 1: selama replikasi dua untaian induk DNA memisah (unwind)


Langkah 2: Untai baru terbentuk dengan urutan basa yang saling berpasangan
dengan urutan basa induk
Langkah 3: replikasi selesai, untaian DNA induk terpisah dengan untaian DNA
baru menghasilkan dua ds DNA yang identik. Pembelahan sel pada eukaryotes
lebih kompleks karena mengandung materi genetik dalam jumlah yang lebih.
Materi genetik terdiri dari banyak molekul DNA yang masing-masing
terorganisir dalam suatu kromosom

B.1. SIKLUS SEL


Siklus sel adalah perubahan yang terjadi pada satu generasi kehidupan sel,
dimulai pada saat sel diproduksi lewat pembelahan sel induk sampai terbentuk
anak sel yang baru. Dalam satu siklus sel, proses pembelahan sel eukaryotes
menempati bagian yang kecil dan keseluruhan siklus sel. Sel lebih banyak dalam
kondisi interfase. Selama interfase, DNA dan molekul lain disintesis. Bagian
pertama dari interfase adalah fase G1 (gap 1) yang umumnya memakan waktu
paling lama. Sel yang aktif tumbuh segera memasuki fase S dimana DNA
mengalami replikasi. Pada akhir fase S, nukleus kelihatan lebih besar dan
mengandung DNA dalam jumlah dua kali lipat. Kemudian sel memasuki fase G2
(gap 2) dimana sintesis komponen utama yang lain terjadi. Sel pada akhirnya
mempersiapkan pembelahan dan memasuki fase M (mitosis). Mitosis selesai
ketika dua anak inti sel terbentuk. Setelah pembelahan inti sel, pembelahan
seluruh sel terjadi pada fase C (Cytokinesis).

Variasi siklus sel Sel embrio dan banyak organisme tingkat rendah menunjukkan
variasi pada siklus selnya. Banyak sel embrio hewan yang mempunyai siklus sel
lebih cepat dibandingkan dengan sel dewasa. Kecepatan sintesis DNA sekitar
100X lebih cepat pada sel embrio dibandingkan dengan sel dewasa pada spesies
yang sama. Kadang tidak terdapat fase G1 seperti yang banyak ditemukan pada
kebanyakan protozoa, jamur dan organisme tingkat rendah lainnya. Dapat
disimpulkan bahwa sintesis DNA dimulai saat atau segera setelah mitosis selesai
berlangsung. Sebagai contoh adalah sel Xenopus dimana fase S sel dewasa
adalah 20 jam, sementara fase S sel embrionya selama 25 menit dan fase G1 tidak
ada atau sangat singkat. Pada siklus seI eukaryotes fase G1, S dan G2 termasuk
dalam interfase dimana DNA dan molekul lain disintesis. Sel yang akan
membelah memasuki fase M (mitosis) dimana untaian panjang DNA mengalami
kondensasi membentuk kromosom. Setelah pembelahan inti sel, sel membelah
dengan cytokinesis (fase C)
B.2. MITOSIS
Setelah replikasi DNA pada fase S dan sebelum mitosis, tiap kromosom terdiri
dari dua kromatid yang identik yang saling berlekatan pada tempat khusus yang
disebut sentromer. Sentromer adalah organel sel yang terletak di pusat sel yang
terutama terdiri dari pusat pengaturan mikrotubule (MOC) dan berfungsi sebagai
sumbu spindle selama proses mitosis. Bagaimana perilaku kromosom selama
proses mitosis tergantung pada benang-benang mitosis (mitotic spindle) yang
berperan dalam pergerakan kromosom menuju equator dam pemisahan kromatid
sehingga tiap anak sel mengandung satu set kromosom yang lengkap. Mitosis,
seperti juga siklus sel, terbagi menjadi beberapa tahap.
1. PROPHASE Pada tahap ini kromosom mengalami kondensasi dalam inti sel.
Mikrotubul sitoplasma berpisah, benang-benang mitosis terbentuk dibagian luar
inti sel diantara sentromer yang terpisah.
2. PROMETAPHASE Membrane inti sel pecah nampak sebagai vesikie
membrane (seperti RE), benang mikrotubul masuk ke daerah inti sel.
Kinetochores (kompleks protein) mengalami pendewasaan pada sentromer dan
melekat pada beberapa benang mikrotubul yaitu mikrotubul kinetochore.
Terdapat tiga kelas mikrotubul dan spindle mitosis.
3. METAPHASE Pada tahap ini mikrotubul kinetochore mengarahkan
kromosome di tengah-tengah diantara dua kutub spindle.
4. ANAPHASE Pasangan kinetochores pada kromosom berpisah menuju tiap
kutub. Terdapat dua pergerakan yang dapat dibedakan yaitu Anaphase A, dimana
mikrotubul kinetochore memendek dan Anaphase B, dimana mikrotubul polar
memanjang dan dua kutub spindle semakin menjauh.
5. TELOPHASE Anak kromosome tiba dikutub, mikrotubul kinetochores
menghilang. Mikrotubul polar masih memanjang dan membran inti terbentuk
kembali. Kromatin yang terkondensasi bergerak menjauh, inti sel/nucleoli (yang
hilang pada prophase) terbentuk kembali.
6. CYTOKINESIS Pada tahap ini sitoplasma terbagi dalam proses yang disebut
“cleavage”. Bagian tengah sel saling menyatu membentuk “cleavage furrow”.
Pada proses ini mid body masih tetap ada sampai pada akhirnya menyempit dan
putus membentuk dua anak sel. Setelah proses mitosis selesai, sel membelah
melaui proses yang disebut cytokinesis. Pada set hewan proses ini terjadi dengan
perlekukan membran sel ditengah membentuk dua anak sel, sementara pada sel
tanaman tinggi cytoplasma dan sel tanaman terpartisi dengan terbentuknya
dinding sel yang baru di dalam sel
B.3. MEIOSIS
Siklus seksual ditandai dengan dua proses unik yaitu meiosis dan pembuahan.
Meiosis adalah pembelahan inti sel yang mengahsilkan separoh jumlah
kromosom induknya. Sebagai contoh, sel diploid (2n) akan menghasilkan produk
haploid (1n). Sedangkan pembuahan adalah proses penggabungan dua inti sel
menjadi satu sehingga inti sel haploid bergabung menjadi satu inti sel diploid.
Jumlah kromosom akan tetap konstan dikarenakan penggandaan jumlah
kromosom selama proses pembuahan akan ompensasi dengan pengurangan
separo jumlah kromosom pada proses meiosis. Tidak seperti proses mitosis,
meiosis hanya terjadi pada sel jenis tertentu dan pada tertentu selama proses
perkembangan. Hanya spesies seksual yang mampu menghasilkan sel dengan
kemampuan meiosis. Gamet adalah sel seks yang tidak bisa berkembang kecuali
jika bergabung dengan gamet lain yang cocok. Hasil dari gabungan dua gamet
rnenghasilkan zygot yang memiliki jumlah kromosom dua kali lipat kromosom
gamet. Tanaman tingkat tinggi secara kontinyu menghasilkan spora sebagai
produk meiosis. Spora mengalami tingkat perkembangan yang berbeda
tergantung dari golongan tanaman dan pada akhirnya berkembang membentuk
suatu sistem penghasil gamet. Organ yang rnenghasilkan gamet disebut gonad.
Gonad betina adalah ovarium atau oogonium dimana telur diproduksi. Gonad
jantan adalah testis atau spermatogonium dimana sperma terbentuk. Oocyte
mengalami meiosis untuk menghasilkan satu telur yang fungsional dan tiga sel
abortif, sedangkan spermatocyte menghasilkan empat sperma fungsional.
Pembentukan sel telur dan sperma pada hewan Meiosis berbeda dengan mitosis
dimana meiosis menghasilkan separo jumlah kromosom dalam suatu sel.
Normalnya menghasilkan gamet dan reproduksi seksual Terdapat dua tahap pada
proses meiosis.
Tahap pertama (meiosis I) melibatkan profase, prometafase, metafase, anafase
dan telofase. Pada fase profase terbagi tahap-tahap yang meliputi leptonema,
zygonema, pachynema, diplonema dan diakinesis. Pada fase leptonema terjadi
pembesaran inti sel yang didalamnya terdapat kromatin tersebar. Kromosom
homolog berpasangan membentuk kompleks synaptonemal tahap zygonema dan
berkondensasi pada tahap pachynema. Pada tahap ini terjadi pertukaran daerah
homologi pada kromosom yang dikenal dengan istilah “crossing over”. Ada tahap
diplonema kromosom terpisah, hanya bagian yang homolog (chiasmata) yang
masih berhubungan. Kondensasi kromosom terus berlangsung pada tahap
diakinesis membentuk suatu bivalent yang kompak terpaking pada inti sel, inti
dan membran sel menghilang dan benang-benang mikrotubul terbentuk. Tahap
selanjutnya adalah Prometaphase I dimana kromosom bergerak ke arah bagian
tengah spindle. Pada fase Metafase I kromatid dan kromosom homolog
menghadap kutub yang berlainan yang selanjutnya memisah ke kutub pada tahap
anafase I. Pada tahap ini haploid belum terjadi (jumlah DNA masih 2X). Pada
tahap telofase kromosom sudah terorganisasi dengan baik, inti dan membran sel
terbentuk dan pada akhirnya membentuk anak inti sel. Cytokinesis pada banyak
kasus tertunda sampai tahap meiosis II selesai dimana akan terbentuk empat sel.
Tahap kedua dari meiosis (meiosis II) melibatkan proses profase, metafase,
anafase dan telofase yang mirip dengan mitosis. Pada akhir meiosis II dihasilkan
kromosom haploid dengan kandungan DNA pada tiap inti sel 1X.
C. DIFERENSIASI SEL Pada sebagian besar eukaryotes, tiap organisme
memulai kehidupannya dari suatu sel yang disebut zygote. Sel membelah terus
menerus melalui proses mitosis yang pada akhirnya menghasilkan organisme
dewasa yang terdiri dari berbagai macam tipe sel dan jaringan. Awal
perkembangan pada masa embrio hampir sama, akan tetapi selama proses
perkembangan suatu sel akan berbeda dengan sel yang lain dan mengkhususkan
pada fungsi-fungsi tertentu.
C.1. DIFERENSIASI Diferensiasi adalah suatu proses yang mengarahkan pola
ekspresi suatu gen pada sel tertentu. Genom dari suatu zygote mengandung
semua gen yang diperlukan untuk menghasilkan semua tipe sel yang ditemukan
pada organisme dewasa. Akan tetapi pada sel yang telah mengalami diferensiasi
tidak semua gen tersebut aktif. Sebagai contoh adalah gen hemoglobin yang
hanya aktif pada perkembangan sel darah merah. Gen yang terdapat pada sel
syaraf menghasilkan neurotrasnmitter, gen yang aktif pada limfosit untuk
menghasilkan antibodi serta gen yang memproduksi pigmen berwarna yang
terekspresi pada mahkota bunga.
C.2. DETERMINASI Suatu sel, pada suatu waktu, sudah di”takdir”kan atau
mengalami “fate” untuk membentuk suatu sel tipe tertentu. Sel yang sudah
terdiferensiasi pada umumnya tidak berubah menjadi tipe sel yang lain. Proses ini
disebut determinasi dan terjadi jauh sebelum perubahan morfologi ditemukan.
Sebagai contoh adalah stem sel pada sumsum tulang belakang (bone marrow)
yang memungkinkan semua tipe sel termasuk sel darah merah untuk mentrasport
oksigen, limfosit untuk menghasilkan antibodi dan megakariosit untuk
menghasilkan platelet. Pada awal pembelahan sel progenitor tidak mudah untuk
dibedakan, akan tetapi pada masa ini sel-sel tersebut sudah ditentukan untuk
menjalani jalur perkembangan yang sudah tertentu.
C.3. GEN DAN DIFERENSIASI Sel yang telah mengalami diferensiasi
menghasilkan protein yang umumnya terdapat pada semua tipe sel dan sejumlah
protein yang hanya didapatkan pada tipe sel tertentu. Sel yang mengalami
diferensiasi mengandung informasi genetik yang sama dengan zygote. Perbedaan
yang terjadi pada prbses perkembangan tidak diakibatkan oleh hilangnya gen
pada genom tetapi karena perbedaan ekspresi gen selama proses diferensiasi.
Floem akar tanaman diisolasi dan dikultur pada medium cair. Sel membelah dan
terdirefensiasi membentuk embrio somatic. Pemindahan embrio somatic pada
meium padat yang sesuai memungkinkan pembentukan bakal tanaman yang
akhirnya membentuk tanaman dewasa. Sel tanaman yang mengalami diferensiasi
adalah totipotent, mempunyai kemampuan untuk membentuk organisme utuh
dibawah kondisi yang cocok. Sebagai contoh adalah tanaman wortel (Daucus
carota) dimana floem akar tanaman tersebut dapat diinduksi membentuk tanaman
dewasa. Demikian juga pada sel hewan, dimana organisme dewasa dapat
dibentuk dan inti sel yang telah terdiferensiasi. Pada dua spesies katak Rana
pipiens dan Xenopus laevis, inti dari sel yang mengalami diferensiasi dapat
dipindahkan ke dalam sel telur dan spesies yang sama dimana inti selnya sudah
dihilangkan baik dengan operasi atau radiasi. Peran inti sel hewan ampibi yang
telah mengalami diferensiasi dalam perkembangan. Sel telur dihilangkan inti
selnya dengan sinar UV. Sel tersebut diinjeksi dengan inti dan sel yang
mengalami diferensiasi. Keberhasilan dan proses perkembangan selanjutnya
tergantung dan tahap perkembangan inti sel yang tertransplantasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/23459/44a4099d294239d92105f888
e538e9b2. Diakses pada 8 Juni 2016.

DAFTAR GAMBAR

https://tackk.com/gd3nrl. Diakses pada 8 Juni 2016.


http://wanenoor.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-replikasi-dna.html#.V2G-
5rt97X4. Diakses pada 8 Juni 2016.
http://celldivisionandreproduction.weebly.com/meiosis.html. Diakses pada 8 Juni
2016.

Anda mungkin juga menyukai