PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi berasal dari
bahasa
latin,
Istilah Tumor
ini
digunakan untuk
JINAK
Osteoma
GANAS
Osteoid osteoma
Osteoblastoma
Osteosarkoma
Parosteal Osteosarkoma
Kondroma
Kondrosarkoma
Osteokondroma
Kondrosarkoma
Fibroma kondromiksoid
jukstankortikal
Kondromiksoid
Kondrosarkoma mesenkim
1
Osteoklastoma
Sarkoma Ewing
Sarkoma Retikulum
Limfasarkoma
Vaskuler
Hemangioma
Mieloma
Angiosarkoma
Limfangioma
Intermediate :
Tumor glomus
Hemangiomaendotelioma
Hemangioperisitoma
Jaringan Lunak
Fibroma dermoplalstik
Fibrosarkoma
Lipoma
Liposarkoma
Mesenkim ganas
Sarkoma tak
berdiferensiasi
Kordoma
Tumor lain
Neurinoma
Tumor tanpa
Neurofibroma
Kista soliter
klasifikasi
Kista aneurisma
Adamantinoma
Kista juksta-artikuler
Defek metafisis
Granuloma eosinofil
Dysplasia fibrosa
Miositis osifikans
Tumor brown
hiperparatidoisme
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI OSTEOMA
1. Osteoma merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan dari seluruh
tumor jinak tulang, terutama terjadi pada usia 20 40 thn. (Arif mutaqqin. 2008)
2. Osteoma merupakan lesi tulang yang bersifat jinak dan ditandai oleh
pertumbuhan tulang yang abnormal. ( Price & Wilson, 2006 )
2
dan
sarcoma. Ada
C. KLASIFIKASI
Tumor tulang ganas di golongkan berdasarkan TMM (Tumor, Nodus,
Metastasis), yaitu penyebaran setempat dan metastatis. Klasifikasi tumor tulang
menurut Sjamsuhidajat R (1997) sebagai berikut :
1. T (Tumor induk)
Tx : tumor tidak dapat dicapai
T0 : tidak ditemukan tumor primer
T1 : tumor terbatas dalam periost
T2 : tumor menembus periost
T3 : tumor masuk dalam organ atau struktur sekitar tulang
2. N (Kelenjar limfe regional)
N0 : tidak ditemukan tumor di kelenjar limfe
N1 : tumor di kelenjar limf regional
3. M (Metastasis jauh)
M1 : tidak ditemukan metastasis jauh
M2 :ditemukan metastasis jauh
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Penderita Osteoid Osteoma biasanya akan merasakan nyeri pada malam hari dan
menghilang dalam waktu 20 sampai 30 menit. Nyeri dapat diatasi dengan obat
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
terbatas
Teraba massa tulang
Peningkatan suhu kulit di atas massa
Adanya pelebaran vena (venektasi)
Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, anoreksia, batuk, demam,
berat badan menurun dan malaise.
E. KOMPLIKASI
Apabila tumor telah bermetastase (menyebar), maka akan dapat menyerang
organ tubuh sekitar sehingga akan terjadi keabnormalan fungsi seluruh organ. Bagi
tumor ganas, akan dapat mengakibatkan kematian yang dikarenakan merusak semua
sel organ tubuh
F. PATOFISIOLOGI
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses
destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan
tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel
tumor maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi,
sehingga terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.
Adanya tumor tulang Jaringan lunak di invasi oleh tumor, Reaksi tulang normal,
Osteolitik (destruksi tulang), Osteoblastik (pembentukan tulang) destruksi tulang
lokal, Periosteum tulang yang baru dapat tertimbun dekat tempat lesi, Pertumbuhan
tulang yang abortif.
Kelainan congenital, Genetic, Gender / jenis kelamin, Usia, Rangsangan fisik
berulang, Hormon, Infeksi, Gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
dapat menimbulkan tumbuh atau berkembangnya sel tumor. Sel tumor dapat bersifat
benign (jinak) atau bersifat malignant (ganas).
Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada
umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara
serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan
tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak
mudah dikeluarkan dengan cara operasi.
Sel tumor pada tumor ganas (kanker) tumbuh cepat, sehingga tumor ganas pada
umumnya cepat menjadi besar. Sel tumor ganas tumbuh menyusup ke jaringan sehat
sekitarnya, sehingga dapat digambarkan seperti kepiting dengan kaki-kakinya
mencengkeram alat tubuh yang terkena. Disamping itu sel kanker dapat membuat
anak sebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lain yang jauh dari tempat asalnya
melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening dan tumbuh kanker baru di
tempat lain. Penyusupan sel kanker ke jaringan sehat pada alat tubuh lainnya dapat
merusak alat tubuh tersebut sehingga fungsi alat tersebut menjadi terganggu.
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini
menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol
pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, Ahmad. 1991).
Adapun siklus tumbuh sel kanker adalah membelah diri, membentuk RNA,
berdiferensiasi / proliferasi, membentuk DNA baru, duplikasi kromosom sel, duplikasi
DNA dari sel normal, menjalani fase mitosis, fase istirahat (pada saat ini sel tidak
melakukan pembelahan)
G. PATHWAY ( terlampir )
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Diagnosis didasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik, dan penunjang diagnosis
seperti CT, mielogram, asteriografi, MRI, biopsi, dan pemeriksaan biokimia
darah dan urine.
2. Pemeriksaan foto toraks dilakukan sebagai prosedur rutin serta untuk follow-up
adanya stasis pada paru-paru.
3. Fosfatase alkali biasanya meningkat pada sarkoma osteogenik. Hiperkalsemia
terjadi pada kanker tulang metastasis dari payudara, paru, dan ginjal. Gejala
hiperkalsemia meliputi kelemahan otot, keletihan, anoreksia, mual, muntah,
poliuria, kejang dan koma. Hiperkalsemia harus diidentifikasi dan ditangani
segera.
dan
radiasi,
adekuat.Antiemetika
dan
sehingga
teknik
perlu
relaksasi
diberikan
dapat
nutrisi
yang
mengurangi
reaksi