B. Kurva pertumbuhan
Kurva pertumbuhan sel dapat dipelajari dalam sistem invitro“BATCHCULTURE”.
Sistem ini adalah sistem tertutup dimana sel ditumbuhkan dalam satu batchmedia,
tanpa penambahan media baru selamain kubasi. Dikarenakan tidak adanya
penambahan media baru selama inkubasi maka konsentrasi nutrisi akan berkurang
sedangkan konsentrasi limbah(wasteproduct) akan meningkat. Pertumbuhan sel secara
binary fission dapat diplotkan sebagai jumlah sel waktu inkubasi
1. Fase lag
Pada saat pertama kali organisme ditumbuhkan pada media kultur yang baru biasanya
tidak segera didapati peningkatan jumlah atau masa sel. Walaupun demikian sel tetap
mensintesis komponen seluller. Fase lag dapat terjadi karena beberapa faktor antara
lain karena sel yang sudah tua dan kekurangan ATP, essential cofactor serta ribosom.
Substansi-substansi ini harus terlebih dahulu disintesis sebelum pertumbuhan
berlangsung. Kemungkinan yang lain adalah media pertumbuhan yang berbeda
dengan media pertumbuhan sebelumnya
2. Fase eksponensial
Fase ini disebut juga dengan fase log. Organisme tumbuh dan membelah pada
kecepatan maksimum tergantung pada sifat genetik, medium dan kondisi
pertumbuhan. Kecepatan pertumbuhan konstant, sel membelah dan meningkat
jumlahnya(doubling) dalam interval yang teratur. Pada fase ini sel mempunyai
kesamaan sifat kimia dan fisiologi sehingga banyak digunakan dalam studi-studi
biokimia dan fisiologi.
3. Fase stationer
Pada fase ini kurva pertumbuhan berhenti dan kurva horisontal. Hal ini disebabkan
ketidak seimbagan nutrient danO2, keseimbangan jumlah sel yang membelah dan
yang mati, tipe oganisme serta akumulasi limbah toksiks eperti asam laktat. Bakteri
mampu tumbuh pada maksimum populasi sel(celldensity) 1xsel/ml sedangkan
protozoa dan algahanya mampu tumbuh pada tingkat populasi 1x106sel/ml.
4. Fase kematian
Pada fase kematian adanya perubahan lingkungan tumbuh seperti kehabisan nutrisi
dan akumulasi limbah toksik menjadi faktor penyebab menurunnya jumlah sel hidup.
Sel mengalami kernatian dalam pola logaritmik.
Oleh karena itu, berbagai sel tubuh yang berbeda, dalam keadaan yang
sebenarnya, memiliki periode siklus hidup yang bervariasi daari palingsingkat 10 jam
untuk sel-sel sumsum tulang yang sangant ternagsang samppai seluruh masa hidupa
tubuh manusia untuk sel saraf.
D. Mitosis
Mitosis, seperti juga siklus sel, terbagi menjadi beberapa tahap. Tahap-tahap ini dapat dilihat
pada gambar :
1. PROPHASE
Pada tahap ini kromosom mengalami kondensasi dalam inti sel. Mikro tubul
sitoplasma berpisah, benang-benang mitosis terbentuk dibagian luar inti sel diantara
sentromer yang terpisah.
2. PROMETAPHASE
Membrane inti sel pecah nampak sebagai vesikie membrane(sepertiRE), benang
mikrotubul masuk kedaerah inti sel. Kinetochores(kompleksprotein) mengalami
pendewasaan pada sentromer dan melekat pada beberapa benang mikrotubul yaitu
mikrotubul kinetochore.
3. METAPHASE
Pada tahap ini mikrotubul kinetochore mengarahkan kromosome ditengah-tengah
diantara dua kutub spindle
4. ANAPHASE
Pasangan kinetochores pada kromosom berpisah menuju tiap kutub. Terdapat dua
pergerakan yang dapat dibedakan yaitu
Anaphase A, dimana mikro tubulkinetochore memendek dan Anaphase B, dimana
mikro tubulpolar memanjang dan dua kutub spindle semakin menjauh.
5. TELOPHASE
Anak kromosome tiba dikutub, mikro tubulkinetochores menghilang. Mikro
tubulpolar masih memanjang dan membran intiter bentuk kembali. Kromatin yang
terkondensasi bergerak menjauh, inti sel/nucleoli(yanghilangpadaprophase) terbentuk
kembali.
6. CYTOKINESIS
Pada tahap ini sitoplasma terbagi dalam proses yang disebut“cleavage”. Bagian
tengah sel saling menyatu membentuk“cleavagefurrow”. Pada proses ini mid body
masih tetap ada sampai pada akhirnya menyempit dan putus membentuk dua anak sel.
E. Diferensiasi Sel
Diferensiasi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa yang
membelah dan berdiferensiasi menjadi sel anak yang lebih khusus. Ada berbagai jenis
sel dalam tubuh manusia. Dalam sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua
jenis sel yang membentuk tubuh dikenal sebagai sel pluripotent. Sel-sel ini dikenal
sebagai sel embrionik pada hewan dan mamalia, sebuah sel yang dapat berdiferensiasi
menjadi hampir semua jenis tipe sel, termasuk sel-sel plasenta dikenal sebagai sel
totipoten.
Dengan diferensiasi terjadilah spesialisasi bagi berbagai populasi sel anak.Spesialisasi itu
terjadi baik intra maupun ekstraseseluler. Spesialisasi intra ialah:
1. Sel otot mengandung mikrofilamen aktin dan myosin yang banyak dan tersusun
berjajar rapat, disertai dengan banyaknya mitokondria yang perlu untuk sumber energi
bagi proses berkerut-kerut.
2. Sel kelenjar penghasil enzim mengandung retikulum endoplasma kasar yang banyak
dan alat golgi yang besar.
3. Sel epitel kulit mengandung retikulum endoplasma banyak dan giat memeroduksi
serat keratin.
4. Sel saraf memiliki bentuk khas, yaitu panjang halus seperti serat dan mampu
mengalirkan rangsangan listrik maupun kimia, pada ujung serabut dihasilkan cairan
kimia. Pada ujung serabut dihasilkan cairan kimia yang disebut neurotransmitter.
G. Tahapan diferensiasi
Dalam diferensiasi terjadi kedalam beberapa tahapan yaitu pada tingkat pertumbuhan
embrio.Seperti zigot, blastula, grastula, tubulasi, organogenesis.
Zigot
Zigot adalah ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozon. Bagian atas ovum Amphioxus,
disebut kutub animal terdapat daerah ooplas (sitoplasma ovum) yang nantinya akan menjadi
bakal ektoderm. Bagian bawah kutub ovum disebut kutub vegetal ooplas yang akan menjadi
bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping antara kedua kutub akan menjadi bakal
endoderm. Eksoderm bakal tumbuh menjadi epidermis dan saraf.Endoderm bakal menjadi
lapisan lendir saluran pencernaan bersama kelnjar dan paru, mesoderm bakal menjadi
jaringan pengikat, penunjang, otot, alat dalam.
Blastula
Terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah kelompok sel yang akan
menjadi jaringan utama tubuh. Setelah berdiferensiasi, pupolasi sel menjadi epidermis, saraf,
notokord (sumbu penyokong primer), mesoderm.Diferensiasi mulai terjadi pada kelompok
sel. Blastomer (sel blastula) sebelah bakal jadi endoderm, sebelah atas bakal jadi ektoderm,
dan bagian tengah bakal menjadi mesoderm.
Gastrula
Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang terdiri dari sel-sel
yang tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.Pada
tingkat grastula, baru berupa daerah sel sedangkan pada tingkat gastrula sudah membentuk
lapisan yang sangat jelas.Diferensiasi berlanjut dengan terbentuknya 3 lapis benih yaitu
ektoderm sebelah luar, endoderm sebelah dalam dan mesoderm di tengah.
Tubulasi
Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung sehingga merupakan
bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh. Bumbung saraf bagian depan,
bakal jadi otak dan yang belakang bakal bakal jadi batang saraf punggung. Bumbung
endoderm menjadi lapisan lendir saluran pencernaan, dan bumbung mesoderm akan
membentuk otot, alat dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci pada tingkat
tabulasi.Lapisan ektoderm membentuk bumbung epidermis/kulit dan bumbung saraf, lapisan
endoderm membentuk bumbung saluran pencernaan, dan lapisan mesoderm membentuk
berbagi bumbung dan saluran pada berbagi alat dalam.
Organogenesis
Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini sudah terbentuk seluruh
macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga pada saat kelahiran anak sudah
dalam bentuk yang tetap.Pada beberapa Vertebrata rendah, seperti ikan dan amfibi masih ada
tingkat berudu, sebagai bentuk tetap.