I1B108227
Ema Norsantri
I1B108205
Ifa Hafifah
I1B108214
Fatimatuzzahrah
I1B108216
Melissa Effendie
I1B108217
Nurullah Azmy
I1B108220
Devi M. Siagian
I1B108224
Fitri Shoufia
I1B108226
Winda Anggraini
I1B108231
Husnul Khatimah
I1B108233
Raudhatul Jannah
I1B108234
JUDUL PRAKTIKUM :
Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut :
A. Tujuan Umum :
1. Memahami tujuan pencernaan makanan.
2. Memahami proses penceraan makanan di mulut.
3. Memahami proses absorpsi bahan makanan.
B. Tujuan Khusus :
1. Menyebutkan kandungan dan fungsi fisiologis saliva.
2. Menjelaskan proses pencernaan dan proses penyerapan/absorpsi bahanbahan makanan oleh mulut.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Peralatan gelas
2. Pipet tetes
3. Plat tetes
4. Waterbath
5. Pipet Ukur 5 ml dan 10 ml
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Saliva
6. HCl 0,4 %
2. NaCl 1%
3. NaOH 0,2 n
8. Asetaldehida 1 %
4. KH2PO4
9. Pepsin 0,5 %
5. CaCl 2 %
10. Benedict
13. Pati 1 %
14. Fehling
C. Cara Praktikum
1. Pengumpulan Saliva
-
Ini adalah larutan saliva (air hangat suhu 380-400 C dapat digunakan ). Air
kran pada suhu kamar tidak memberikan hasil yang memuaskan. Adalah
menguntungkan penambahan 2 ml larutan Buffer Phosfat ( pH 6,7 ) dan 1
ml NaCl 1 %.
2. Pencernaan Amilum
Ke dalam tabung reaksi masukkan 5 ml larutan amilum 1 %. Tambahkan 5
ml larutan saliva di atas, campur dengan baik. Teteskan 2 tetes larutan iodine
0,02 N. Kemudian kerjakan sebagai berikut : teteskan 2 tetes larutan campuran
amilum dan saliva pada plat tetes. Amati yang terjadi. Ulangi percobaan tiap
30 detik hingga warna larutan iodine tidak berubah. Titik ini disebut
achromic point. Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik ini disebut
chromic periode. Setelah di capai achromic point, lakukan uji fehling dan
barfoed dengan menggunakan sisa larutan. Amati yang terjadi. achromic point
pada umumnya diperoleh dalam waktu 5 menit, waktu ini akan lebih lama
apabila larutan salivanya lemah. Dekstrin dan glikogen mengikuti cara yang
sama selama pencernaan oleh saliva.
3. Uji Benedict
Masukkan 2,5 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 4
tetes larutan yang akan diperiksa. Campur dan didihkan selama 2 menit atau
masukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit, dinginkan. Amati
yang terjadi.
Perlakuan
Hasil
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
16 Menit 30 Detik
17 Menit
17 Menit 30 Detik
18 Menit
18 Menit 30 Detik
19 Menit
19 Menit 30 Detik
20 Menit
20 Menit 30 Detik
21 Menit
21 Menit 30 Detik
22 Menit
22 Menit 30 Detik
23 Menit
23 Menit 30 Detik
24 Menit
24 Menit 30 Detik
25 Menit
25 Menit 30 Detik
26 Menit
26 Menit 30 Detik
27 Menit
27 Menit 30 Detik
28 Menit
28 Menit 30 Detik
29 Menit
29 Menit 30 Detik
30 Menit
30 Menit 30 Detik
31 Menit
31 Menit 30 Detik
32 Menit
32 Menit 30 Detik
33 Menit
33 Menit 30 Detik
34 Menit
34 Menit 30 Detik
35 Menit
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua
Biru tua memudar
Biru tua memudar
Biru tua memudar
Biru tua memudar
Biru tua memudar
Biru muda
Biru muda
Biru muda
Biru sangat muda
Tidak berubah
(kuning)
Perlakuan
Hasil
(Masing-masing 2,5
ml)
Warna larutan pada
Dalam 1 tabung,
warna biru cerah
tabung setelah
Dididihkan selama 2 menit
B. Pembahasan
Sebagian besar bahan makanan dikonsumsi dalam bentuk yang tidak
segera dapat digunakan oleh organisme karena bahan makanan tersebut tidak bisa
diserap dari dalam saluran cerna sebelum terlebih dahulu dipecah menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil. Proses pengurain bahan makanan yang terjadi
secara alami menjadi bentuk yang bisa diasimilasi merupakan proses pencernaan
(digesti).1
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagaibiokatalis dalam sel
hidup. Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah (1) dapat meningkatkan
produk beribu kali lebih tinggi; (2) bekerja pada pH yang relatif netral dan suhu
yang relatif rendah; dan (3) bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu.
Enzim telah banyak digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri
kimia lainnya. Dalam bidang pangan misalnya amilase, glukosa-isomerase,
papain, dan bromelin, sedangkan dalam bidang kesehatan contohnya amilase,
lipase, dan protease. Enzim dapat diisolasi dari hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme.2
Saliva berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan jaringan
rongga mulut melelui beberapa cara :
1. Aliran saliva membantu membuang bakteri patogen dan sisa-sisa metabolik
yang memberi dukungan bagi bakteri tersebut.
2. Saliva mengandung beberapa faktor yang menghancurkan bakteri misalnya
ion SCN- dan beberapa enzim proteolitik. Saliva mengandung antibodi (Ig
A).2
Proses pencernaan makanan diselenggarakan dengan bantuan enzim
pencernaan dan kelenjar pencernaan yang menghasilkan sekret tertentu untuk
mempermudah pencernaan dan dapat diserap tubuh. Berdasarkan hal diatas maka
praktikum ini dilakukan analisa kualitatif pada saliva dan empedu dimana
keduanya mempunyai peran dalam proses pencernaan.
Kelenjar saliva yang utama adalah kelenjar parotis, submandibularis dan
sublingualis, selain itu juga ada beberapa kelenjar bukalis yang kecil.3
Kandungan saliva secara umum adalah air (99,5%), ion-ion organik
(Ca2+, K+, HCO3-. SCN-, I-), amilase salivarius dan enzim lipase lingual, serta
immunoglobulin A. Nilai ph saliva biasanya berkisar 6,8, dan bisa bervariasi
antara kedua sisi netralis tersebut. Sekresi sehari-hari normal saliva berklisar
antara 800 ml dan 1500 ml.4
Amilase pada saliva mampu melakukan hidrolisis amilum dan glikogen
menjadi maltosa, walaupun demekian makna enzim ini tidak begitu penting
karena waktu kontaknya dengan makanan begitu singkat. Amilase salivarius dapat
dihilangkan keaktifannya pada ph 4,0 atau kurang, sehingga kerja enzim ini untuk
mencerna makanan dalam mulut segera terhenti di dalam suasana lambung yang
asam. Sedangkan enzim lipase lingual pada manusia tidak mempunyai arti yang
penting.4
Taraf amylase adalah 355 u per liter dan lipase meningkat 79.6 u per liter.
Kandung kemih taraf creatinine adalah 3.36 mg per mililiter (297 mol per liter)
dan amylase kandung kemih tingkat 4258 u per liter. Pemeriksaan rasio amylase
dihitung kira-kira 3.6, satu nilai meyakini tidak pasti dengan buat-buatan dengan
akut pancreatitis tapi hal itu tidak mengesampingkan kemungkinan dengan
pancreatitis memanas.5
Enzim secara umum merupakan protein. Enzim tersebut bekerja untuk
mempercepat metabolisme di dalam organisme. Apabila terjadi kerusakan pada
struktur enzim maka metabolisme dapat terganggu yang selanjutnya dapat
menimbulkan penyakit. Dengan demikian enzim dapat digunakan untuk
memantau penyakit maupun kecenderungan genetik terhadap keadaan penyakit.6
yang
dapat
memisah
glukosa
dari
terminal
gula
Maltosa Amilodekstrin
Maltosa Eritrodekstrin
Maltosa Akrodekstrin
Dekstrin sederhana
Maltosa
Glukosa
Enzim amilase menghidrolisis amilum menghasilkan satuan-satuan
maltosa sampai sebanyak kira-kira
sebagai dekstrin.10
Amilosa merupakan polimer berantai panjang (tidak bercabang). Tetapi
berbentuk spiral.molekulnya terbentuk dari sejumlah 300-400 satuan glukosa
(monomer) dengan ikatan glikosidik (1,4) .enzim amilase dapat menghidrolilsis
sampai habis dengan produk akhir berupa maltosa, enzim ini mempunyai
kemampuan khusus dalam memutus rantai polisakarida pada ikatan glikosidik
(1,4) berselang satu (sehingga menghasilkan maltosa).11
Enzim amilase berfungsi memecah amilum menjadi sakarida yang
sederhana,di dalam tubuh dihasilkan oleh saliva dan pancreas. Enzim amilase
yang dihasilkan di pankreas menghidrolisis amilum menjadi glukosa sedangkan
enzim amilase yang ada di saliva hanya menghidrolisis amilum sampai menjadi
maltosa.
Enzim amilase pada saliva memiliki pH daerah optimum yaitu 6,7. Enzim
dapat bekerja dengan pada pH normal yaitu 5-9, dan akan mengalami denaturasi
bila bekerja melewati pH normal sehingga aktivitas katalistik hilang.
Pada praktikum ini digunakan larutan amilum yang dicampur dengan
saliva, dan ditambah dengan 2 tetes iodium untuk mendapat perubahan warna dari
biru menjadi tidak berwarna.
Iodine yang teroksidasi (karena iodine terlalu lama diletakkan di plat tetes)
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum, maka dapat ditarik
10
akibat kelalaian dari praktikan atau pengaruh yang dilakukan oleh praktikan.
Dalam hal ini faktor saliva juga amat menentukan hasil. Saliva yang baik
digunakan adalah saliva pada orang yang berpuasa
B. Saran
Pada dasarnya praktikum yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik
apabila praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1)
2)
3)
4)
5)
6)
11
Dosen Praktikum
Herry Setiawan
NIM. I1B108227
NIP 132064912
12