Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PATOLOGI UMUM

DEGENERASI BENGKAK KERUH


PADA GINJAL

Dosen Pembimbing:

Winarti Sugiarto, dr., MM

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Kelas B

Bonita Suroso ( 201911031)


Bunga Latifah (201911032)
Carenina Claudia H. (201911033)
Carissa Devina Putri (201911034)
Choi Jae Hyeon (201911035)
Christina Johny (201911036)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Dan kami berterimakasih kepada teman-teman yang telah bekerjasama
dalam pembuatan makalah, serta dosen yang telah membimbing dan memberi
masukkan dalam pembuatan makalah yang berjudul “Degenerasi Bengkak Keruh
Pada Ginjal”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi serta menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca tentang
“Degenerasi Bengkak Keruh Pada Ginjal”.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum


sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menunggu kritik
dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan para pembaca yang
membaca makalah ini demi keberhasilan pembuatan makalah selajutnya.

Jakarta, 06 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1..................................................................................................................... Lat
ar Belakang.................................................................................................1
1.2..................................................................................................................... Ru
musan Masalah...........................................................................................1
1.3..................................................................................................................... Tuj
uan Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

2.1.....................................................................................................................Deg
enerasi.........................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Degenerasi......................................................................3
2.1.2 Macam-Macam Degenerasi.............................................................3
2.2.....................................................................................................................Deg
enerasi Bengkak Keruh...............................................................................4
2.2.1 Degenerasi Bengakak Keruh Pada Ginjal........................................4
2.2.2 Perbandingan Jaringan Ginjal Normal Dengan Jaringan Ginjal Yang
Mengalami Degenerasi Bengkak Keruh .........................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................9

3.1..................................................................................................................... Ke
simpulan......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Degenerasi sel atau kemunduran sel adalah kelainan sel yang terjadi
akibat cedera ringan. Cedera ringan yang mengenai struktur dalam sel
sepertimitokondria dan sitoplasma akan mengganggu proses metabolisme
sel. Kerusakanini sifatnya reversibel artinya bisa diperbaiki apabila penyebabnya
segeradihilangkan. Apabila tidak dihilangkan, atau bertambah berat, maka
kerusakanmenjadi ireversibel, dan sel akan mati. Kelainan sel pada cedera ringan
yangbersifat reversibel inilah yang dinamakan kelainan degenerasi. Degenerasi
iniakan menimbulkan tertimbunnya berbagai macam bahan di dalam maupun di
luarsel.
Degenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pembengkakan sel
dan perubahan perlemakan. Pembengkakan sel timbul jika sel tidak dapat
mengaturkeseimbangan ion dan cairan yang menyebabkan hidrasi sel.
Sedangkanperubahan perlemakan bermanifestasi sebagai vakuola-vakuola lemak
di dalamsitoplasma dan terjadi karena hipoksia atau bahan toksik. Perubahan
perlemakandijumpai pada sel yang tergantung pada metabolisme lemak seperti
sel hepatositdan sel miokard

1.2Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan degenerasi?
2. Apa sajakah macam-macam dari degenerasi?
3. Bagaimanakah degenerasi bengeak keruh pada ginjal?
4. Bagaimanakah perbandingan jaringan ginjal normal dengan jaringan ginjal
yang mengalami degenerasi bengkak keruh?

1
1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan degenerasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam dari degenerasi.
3. Untuk mengetahui degenerasi bengeak keruh pada ginjal.
4. Untuk mengetahui perbandingan jaringan ginjal normal dengan jaringan
ginjal yang mengalami degenerasi bengkak keruh.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Degenerasi
2.1.1 Pengertian Degenerasi
Degenerasi dalam patologi didefinisikan sebagai kehilangan
struktur dan fungsi normal. Degenerasi sel sering diartikan sebagain
kehilangan struktur normal sel sebelum kematian sel (Spector dan
Spector,1993). Perubahan degenerasi menurut Atmodjo (1990) adalah
degenerasi reversibel sel sabagai akibat pengaruh agen penyebab yang
ditandai oleh gangguan metabolisme sel berupa peningkatan katabolisme
dan gangguan transportasi bahan-bahan yang berakibat penimbunan
bahan-bahan abnormal intra maupun ekstraseluler. Degenerasi terjadi
sebagai akibat gangguan oksigenasi seperti misalnya intoksikasi dan
defisiensi bahan-bahan esensial tertentu. Perubahan tampak pada
sitoplasma sel dengan keadaan inti tidak terpengaruh.1

2.1.2 Macam-Macam Degenerasi


Menurut tingkat keparahan degenerasi, terdapat macam-macam
dari degenerasi atau dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Bengkak Keruh (Degenerasi Parenkim / Albumin) (Cloudy Swelling)
Berupa pembengkakan sel oleh penimbunan air dan metabolit
dalam sitoplasma yang tampak keruh berkabut (Atmodjo, 1990),
sedangkan menurut Thomas dan Ritchter (1988), bengkak keruh
merupkan gangguan lingkungan ion sel yang disebabkan oleh
masukan air dan natrium bersama hilangnya kalium dari sel yang
kemudian membengkak, pembengkakan terutama terjadi pada

3
mitokondria. Secara makroskopis, organ tampak lunak membesar
dengan permukaan irisan tak mengkilap, parenkim menonjol ke atas
permukaan (Thomas dan Ritchter, 1988).1 Degenerasi bengkak keruh
merupakan bentuk dengenerasi teringan. 2
2. Degenerasi Vakuola/Hidropik (Hydropic Degeneration)
Berupa pembengkakan sel dengan penimbunan lebih banyak
air dan metabolit dalam vakuola-vakuola yang terbentuk didalam
sitoplasma (Atmodjo, 1990). Degenerasi ini terutama terjadi pada
mitokondria dan juga pada retikulum endoplasma (Thomas dan
Ritchter, 1988)1
3. Degenerasi perlemakan
Berupa pembengkakan sel dengan penimbunan lemak
trigliserida dalam sitoplasma. Sebagai akibat gangguan eliminasinya,
maka terbentuk sel yang menyerupai sel lemak adipose (Atmodjo,
1990). Endapan lemak ini dapat terjadi pada epitel tubulus yang
diakibatkan resorbsi tubulus. Secara makroskopis, organ terlihat agak
membesar (Thomas dan Ritchter, 1988). 1

2.2Degenerasi Bengkak Keruh


2.2.1 Degenerasi Bengkak Keruh Pada Ginjal
Degenerasi bengkak keruh “cloudi swelling” atau yang juga
disebut dengan degenerasi albumin. Degenerasi albumin merupakan
tahap awal perubahan degeneratif ditandai dengan pembengkakan pada
jaringan yang dapat kembali ke normal ketika penyebab dihilangkan
(Stedman, 2012).3
Ciri-ciri degenerasi albumin (“cloudi swelling” atau bengkak keruh):
1. Degenerasi paling ringan;
2. Bersifat reversibel, akan hilang jika penyebabnya dihilangkan;

4
3. Ditandai adanya timbunan albumin dlm sitoplasma (keruh dan
bengkak);
4. Sering ditemukan pada sel tubulus ginjal, sel hati, dan sel otot
jantung;
5. Penyebab : infeksi, demam, keracunan, suhu yg rendah/tinggi, anoxia,
gizi buruk, dan gangguan sirkulasi.3

Contoh degenerasi albumin pada ginjal adalah penyakit pielonefritis


ginjal (infeksi ginjal).4
Pielonefritis ginjal, merupakan infeksi bakteri pada ginjal, tubulus,
dan jaringan interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri
mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun
ginjal menerima 20%-25% curah jantung, bakteri jarang mencapai ginjal
melalui darah; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3%
(brunner & Suddarath, 2002: 1436).4 Penderitanya akan merasakan
beberapa gejala peradangan pada ginjal dan bisa mengakibatkan
kerusakan permanen. Bahkan, pielonefritis adalah infeksi yang
mematiakan.5
Bagi penderita pielonefritis akut, kondisi ini bisa sangat berbahaya.
Biasanya, hal ini disebabkan oleh siklus buang air kecil yang tidak
normal seperti pada orang dengan saluran kemih dengan bentuk dan
ukuran berbeda.5
Selain itu, perempuan juga memiliki kemungkinan lebih besar
mengalami infeksi ginjal. Alasannya, uretra perempuan lebih pendek
ketimbang laki-laki, sehingga bakteri lebih mudah masuk ke dalam tubuh.
Itulah mengapa perempuan lebih rentan terkena infeksi ginjal hingga
pielonefritis.5
Pada ibu hamil, pielonefritis adalah penyakit yang dapat
mengancam nyawa ibu dan janin dalam kandungan. Bahkan,

5
risiko kelahiran prematur juga meningkat. Artinya, ibu hamil yang
menderita pielonefritis harus menjalani rawat inap dan mengonsumsi
antibiotik yang diberikan melalui infus untuk melawan infeksinya.5
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di
usus besar) merupakan penyebab dari 90% infeksi ginjal diluar rumah
sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di rumah sakit. 5
Pielonefritis terjadi berawal dari invasi bakteri ke dalam saluran
kemih bagian bawah, kondisi tubuh dengan imun yang rendah, obstruksi
saluran kemih, VUR dapat menghambat eleminasi bakteri kedalam urine
sehingga bakteri dapat berkembang biakdan menginfeksi mukosa saluran
kemih, di samping itu pada penderita diabetes dengankadar gula yang
tinggi mengakibatkan glukosa yang lolos dalam filtrasi hanya dapat
direabsorbsi sebesar nilai maksimal reabsorbsi glukosa yaitu 220, sisa
glukosa yang tidak dapat direabsorbsi lagi akan terbawa dan terkandung
dalam urine, hal tersebut mengakibatkan bakteri dapat berkembang biak
secara cepat dalam saluran kemih dan menginfeksi saluran kemih. Pada
saat kehamilan hormon estrogen meningkat sehingga akan
mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh darah, vasodilatasi
mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler yang akhirnya akan
mengakibatkan kebocoran protein plasma ke dalam interstitial dan
menarik cairan plasma ikut bersamanya, hal tersebut akan
mengakibatkan tingginya tekanan onkotik plasma pada filtrasi glomelurus
yang akan mengakibatkan cairan berpindah dari kapsula bowment ke
kapiler glomelurus melawan gaya filtrasi, disamping itu pada kehamilan
terjadi penekanan pada vesika dan saluran kemih yang akan menghambat
aliran urine dan mengakibatkan penurunan eleminasi bakteri bersama
urine. 5

6
2.2.2 Perbandingan Jaringan Ginjal Normal Dengan Jaringan Ginjal
Yang Mengalami Degenerasi Bengkak Keruh

Gambar 1. Jaringan ginjal normal6


6. Garis hijau: Glomerulus
7. Garis biru: pembuluh darah
8. Garis merah: tubulus

Gambar 2. Ginjal yang mengalami Gambar 3. Ginjal yang mengalami


degenerasi bengkak keruh1 bengak keruh3

Keterangan:
1) Glomerulus

7
2) Kapsul bowman
a) Lapis parietal
b) Lapis visceral
3) Ruang bowman
4) Butir-butir eritrosit1

Berdasarkan pengamatan struktur histologi glomerulus diperoleh data yang


meliputi, pembengkakan glomerulus, penyempitan ruang kapsuler, dan
keberadaan butir-butir eritrosit.1
Sel epitel tubulus membengkak, batas sel tidak jelas, sitoplasma bergranuler,
eosinofilik, lumen tubulus menyempit seperti bintang, tampak benda hialin dalam
beberapa lumen tubulus.3
Sebagian epitel tubuli kontorti, terutama yang berada di korteks mengalami
degenerasi bengkak keruh (degenerasi albumin). Sel epitel tubuli tampak
membengkak sehingga lumen menyempit dan batas sel menjadi tidak jelas. Sel
membengkak karena adanya retensi air dan ion natrium. Beberapa sel mengalami
ruptur dan mengeluarkan sitoplasmanya kedalam lumen, terlihat sitoplasma
tampak granuler. Dalam lumen tubuli dijumpai benda merah kebiruan yang
disebut hyalin bodies (benda hialin). Benda hialin ini sebenarnya bukan
merupakan hialin, tetapi albumin yang telah membeku dalam lumen. Jika
ditemukan benda ini, biasanya epitel tubuli menjadi kecil atau gepeng karena
atrofi. 3

8
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Degenerasi didefinisikan sebagai kehilangan struktur dan fungsi normal.
Degenerasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pembengkakan sel dan
perubahan perlemakan. Salah satu contoh degenerasi pembengkakan sel adalah
degenerasi bengkak keruh pada ginjal. Degenerasi bengkak keruh dapat disebut
juga dengan “cloudi swelling” atau degenerasi albumin. Degenerasi bengkak
keruh pada ginjal contohnya iyalah penyakit pielonefritis ginjal (infeksi ginjal).
Pielonefritis ginjal, merupakan infeksi bakteri pada ginjal, tubulus, dan jaringan
interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Penderitanya akan merasakan
beberapa gejala peradangan pada ginjal dan bisa mengakibatkan
kerusakan permanen. Bahkan, pielonefritis adalah infeksi yang mematiakan.
Jaringan ginjal yang mengalami bengkak keruh mengalami pembengkakan
glomerulus, penyempitan ruang kapsuler, dan keberadaan butir-butir eritrosit. Sel
epitel tubulus membengkak, batas sel tidak jelas, sitoplasma bergranuler,
eosinofilik, lumen tubulus menyempit seperti bintang, tampak benda hialin dalam
beberapa lumen tubulus.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Fatimah, Umi. 2013. Struktur Histologis Hepar dan Ren Tikus Putih (Ratus
norvegicus) Feminina Gravid Setelah Pemberian Rhodamin B Secara Oral.
Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
2. Chusniati, Sri., Huda, Ulumil., Sugiarti., Yuharni, Vivi., Suwanti, Lucia Tri
(2008). Pengaruh Pemberian Bij Pepaya Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar
Ayam yang Diinfeksi Telur Cacing Ascardia galli. Journal of Poultry Diseases.
Vol 1 (1), hal 33
3. Wahyu, Bimasakti. Degenerasi Albumin. https://id.scribd.com/presentation/340
152999/Degenerasi-Albumin. 24 Februari 2017. Diakses pada tanggal 06 April
2020
4. Eput. Degenersi Albumin. https://id.scribd.com/doc/259759254/R1-PA-Degenera
si-Albumin. 24 Maret 2015. Diakses pada tanggal 06 April 2020
5. Trifiana, Azelia. Pielonefritis, Infeksi Ginjal yang Membuat Buang Air Kecil
Terasa Menyiksa. Ditinjau oleh dr. Anandika pawitri. https://www.sehatq.
com/artikel/pielonefritis-infeksi-ginjal-yang-membuat-buang-air-kecil-terasa-men
yiksa. Dikases pada tanggal 06 April 2020
6. Anonim. https://slideplayer.info/amp/12937237/. Diakses pada tanggal 06 April
2020

10

Anda mungkin juga menyukai