Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PENCEGAHAN PRIMER,SEKUNDER,DAN TERSIER


PADA MASALAH PADA KASUS KRITIS
BERBAGAI SISTEM TUBUH

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAGAS KARA ALFARIDZI

NIM : 200106031

PRODI : D4 KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

KELAS :C

UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

TAHUN 2021
PENCEGAHAN PRIMER,SEKUNDER,DAN TERSIER PADA MASALAH
PADA KASUS KRITIS BERBAGAI SISTEM TUBUH

A. Perilaku Kesehatan

Dimensi perilaku terdiri dari perilaku pribadi yang baik mempromosikan


atau mengganggu kesehatan. Faktor perilaku sering berubah dalam upaya untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Jadi , perilaku sangat penting
dalam praktek keperawatan kesehatan masyarakat. Perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan termasuk pola diet pada pasien hipertensi dalam mengkonsumsi
rendah garam ( Clark, 2003). Kebiasaan diet dapat meningkatkan atau
melemahkan kesehatan, dan obesitas dapat mempengaruhi salah satu masalah
kesehatan lainnya. Pola latihan juga mempengaruhi status kesehatan seperti
halnya merokok. Kegiatan rekreasi dapatmenimbulkan risiko kesehatan, tetapi
juga dapat meningkatkan kesehatan fisik dan emosional ( Clark, 2003).

B. Perilaku Pencegahan

Intervensi keperawatan untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan


populasi yang direncanakan dalam dimensi kesehatan. Dimensi pelayanan
kesehatan meliputi pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tersier (
Clark, 2003). Menurut Clark ( 2003) dalam Leavel & Clark (1965) .

Pencegahan primer didefinisikan oleh pencetus istilah sebagai "langkah-


langkah yang dirancang untuk mempromosikan kesehatan yang optimal atau
perlindungan spesifik terhadap agen penyakit". Pencegahan primer melibatkan
tindakan yang diambil sebelum terjadinya masalah kesehatan dan mencakup aspek
promosi kesehatan dan perlindungan. Dalam aspek promosi kesehatan,
pencegahan primer berfokus pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan dari
individu, keluarga, dan kelompok masyarakat. Perlindungan kesehatan ditujukan
untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan spesifik. Misalnya, imunisasi
adalah ukuran pelindung untuk penyakit menular tertentu. Aspek perlindungan
kesehatan dari pencegahan primer juga dapat melibatkan mengurangi atau
menghilangkan faktor risiko sebagai cara untuk mencegah penyakit.

Pencegahan sekunder berfokus pada identifikasi dini dan pengobatan


masalah kesehatan yang ada dan terjadi setelah masalah kesehatan telah muncul.
Dalam praktek kesehatan masyarakat pada tahap ini, penekanan utama adalah
pada menyelesaikan masalah kesehatan dan mencegah konsekuensi serius.
Kegiatan pencegahan sekunder termasuk skrining dan diagnosis dini, serta
pengobatan untuk masalah kesehatan yang ada.

Pencegahan tersier adalah kegiatan yang bertujuan mengembalikan klien


ke tingkat fungsi tertinggi dan mencegah kerusakan lebih lanjut dalam kesehatan.
Dalam keperawatan kesehatan masyarakat, pencegahan tersier juga berfokus pada
pencegahan kekambuhan dari masalah. Intervensi keperawatan tertentu dapat
dilihat sebagai tindakan pencegahan primer, sekunder, atau tersier tergantung pada
hubungannya dengan terjadinya masalah. Jika intervensi dirancang untuk
mencegah masalah yang terjadi, itu adalah pencegahan primer. misalnya, olahraga
teratur dapat meningkatkan kesehatan. Jika tujuannya adalah untuk menyelesaikan
masalah yang ada, intervensi melibatkan pencegahan sekunder. Latihan untuk
klien obesitas sebagai cara menurunkan berat badan adalah pencegahan sekunder.
Ketika intervensi dimaksudkan untuk mencegah konsekuensi jangka panjang dari
masalah yang ada, itu adalah pencegahan tersier. Misalnya, latihan setelah patah
kaki adalah pencegahan tersier yang dirancang untuk mencegah athrophy otot dan
kontraktur ( Clark, 2003).

C. Upaya Pencegahan Campak

Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor


predisposisi/resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan
primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang
tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak.
Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya
pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan
mengenai pendidikan kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.

Pencegahan Primer

Sasaran dari pencegahan primer adalah orang -orang yang termasuk


kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi
untuk terkena penyakit Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk
mengeliminasi faktor-faktor tersebut. Pencegahan primer dapat dilaukan dengan
cara sebagai berikut.

a. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan edukasi campak,
pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai Campak.
Disamping kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada
anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak
-pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu
diberikan kepada pasien Campak adalah definisi penyakit Campak, faktor-
faktor yang berpengaruh pada timbulnya Campak dan upaya-upaya
menekan Campak, pengelolaan Campak secara umum, pencega han dan
pengenalan komplikasi Campak.
b. Proteksi spesifik
Proteksi spesifik dapat dilakukan dengan pemberian vaksi. vaksin di
diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak boleh
diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati,
penderita leukemia. Vaksin Campak dapat diberikan sebagai vaksin
monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella
(MMR).vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan
vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting diperhatikan
penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC -
8ºC atau ± 4ºC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari.
Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka
hanya tahan 4 jam.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat


timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang
ditujukan untuk pendeteksian dini Campak serta penanganan segera dan efektif.
Tujuan utama kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang
beresiko tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Pencegahan
sekunder yang dapat dilakukan dengan.

a. Deteksi dini
Deteksi dini dilakukan untuk menghindari terjadinya sakit, maka perlu
upaya sedini mungkin untukmengenal kondisi, maka dari itu harap
diketahui faktorfaktor yang menimbulkan gangguan dan gejala-gejalanya
sebagai bentuk deteksi diagnosis. Deteksi yang biasa dilakukan ialah
mengenali gejala-gejala abnormalitas (ketidakwajaran) pada suatu
penyakit. Pendekatan diagnosis ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kekalutan yang lebih parah yang dapat merusak kepribadian. hal tersebut
dapat membantu individu dalam mengembangkan cara berfikir, cara
berperasaan, dan cara berperilaku yang baik danbenar, sehingga eksistensi
seseorang bisa diterima dan diakui dalam lingkungan sosialnya sebagai
sosok insan yang sehat secara sempurna.
b. Pengobatan Tepat
Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan. tidak ada obat
yang secara langsung dapat bekerja pada virus Campak. Anak memerlukan
istirahat di tempat tidur, kompres dengan air hangat bila demam tinggi.
Anak harus diberi cukup cairan dan kalori, sedangkan pasien perlu
diperhatikan dengan memperbaiki kebutuhan cairan, diet disesuaikan
dengan kebutuhan penderita dan berikan vitamin A 100.000 IU per oral
satu kali. Apabila terdapat malnutrisi pemberian vitamin A ditambah
dengan 1500 IU tiap hari. Dan bila terdapat komplikasi, maka dilakukan
pengobatan untuk mengatasi komplikasi yang timbul.

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan


kematian. Adapun tindakan -tindakan yang dilakukan pada pencegahan tersier
yaitu

a. Penanganan akibat lanjutan dari komplikasi campak.


b. Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A akan turun
secara cepat terutama pada anak kurang gizi yang akan menurunkan
imunitas mereka.
DAFTAR PUSTAKA

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/7dd8c3551162ec61484b
70bcc2fcc999.pdf NI WAYAN SEPTARINI,2017, MODUL METODE
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR

Anda mungkin juga menyukai