Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERSIAPAN INTRA OPERATIF APPENDIKTOMI ( USUS BUNTU )

Disusun Oleh : Kelas IIA


1. DEVITA MUTIARA KRISNA
2. FEBRILIAN PUSPITA ADI
3. RIZKI NUR CAHYATI
4. INTAN TRI UTAMI
5. MIFTACHUL JANNAH
6. AINUN KHOIRIYAH RAHMATIKA
7. SHINTA PRATIWI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA

TAHUN 2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Operasi Appendiktomi ( Usus Buntu )


Sub Pokok Bahasan : Persiapan Intra Operasi Appendiktomi ( Usus Buntu )
Hari /Tanggal : Rabu, 3 Januari 2018
Waktu : 10 Menit
Sasaran : Pasien Ny. A
Pendidikan : SMA
Tempat : Ruang Perawatan

A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama ± 10 menit, pasien
mampu memahami semua tentang Intra Operasi Usus Buntu
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan pasien dapat :
a. Menyebutkan pengertian intrabedah
b. Menyebutkan 4 dari 8 persiapan sebelum pembedahan
c. Menyebutkan 3 dari 6 persiapan intra operasi
d. Menyebutkan anggota dan peran dalam intra operatife
e. Menjelaskan bagaimana ruang operasi
f. Menyebutkan alat – alat bedah
g. Menyebutkan macam- macam anastesi
B. MATERI
1. Pengertian intrabedah
2. Persiapan sebelum pembedahan
3. Persiapan intra operasi
4. Anggota dan peran dalam intra operatif
5. Ruang operasi
6. Alat – alat bedah
7. Macam- macam anastesi
C. PROSES BELAJAR MENGAJAR
Waktu Tahap Kegiatan Kegiatan
Penyuluhan Sasaran
2 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab
mengucapkan salam. salam
2. Menyampaikan topik 2. Mendengarkan
dan tujuan Penkes. 3. Menyetujui
3. Kontrak waktu untuk kesepakatan
kesepakatan waktu
pelaksanaan Penkes. pelaksanaan
Penkes
5 menit Kegiatan Inti 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan
penyuluhan 2. Memperhatikan

3 menit Evaluasi/Penutup 1. Memberikan 1. Bertanya


kesempatan kepada 2. Menjawab
klien untuk bertanya. pertanyaan
2. Meberikan pertanyaan 3. Mendengarkan
kepada peserta secara kesimpulan
bergantian. 4. Menjawab
3. Menyimpulkan materi. salam
4. Penyuluh mengucapkan
terima kasih atas
perhatian peserta.
5. Mengucapkan salam
penutup.

D. Materi : (terlampir)
E. Sumber : file:///F:/INTRA%20OPERATIF/Story%20intra-
operatif.html
F. Metode : Ceramah dan tanya jawab
G. Media : Leaflet

H. Evaluasi :
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Tanya jawab
4. Butir Pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian intrabedah
b. Sebutkan 4 dari 8 persiapan sebelum pembedahan
c. Sebutkan 3 dari 6 persiapan intra operasi
d. Sebutkan anggota dan peran dalam intra operatife
e. Jelaskan bagaimana ruang operasi
f. Sebutkan alat – alat bedah
g. Sebutkan macam- macam anastesi
MATERI
A. PENGERTIAN
Hal yang perlu di dikaji dalam intrabedah adalah pengaturan posisi
pasien. Berbagai masalah yang terjadi selama pembedahan mencakup
aspek pemantauan fisiologis perubahan tanda vital, sistem kardiovaskular,
keseimbangan cairan, dan pernafasan. Selain itu lakukan pengkajian
terhadap tim, dan instrumen pembedahan, serta anestesia yang diberikan.

B. PERSIAPAN SEBELUM PEMBEDAHAN


Secara umum, persiapan pembedahan antara lain :
1. Pengosongan lambung : dengan cara puasa, memasang NGT. Lama
puasa pada orang dewasa kira-kira 6-8 jam, anak-anak 4-6 jam, bayi 2
jam (stop ASI). Pada operasi darurat, pasien tidak puasa, maka
dilakukan pemasangan NGT untuk dekompresi lambung.
2. Pengosongan kandung kemih.
3. Informed consent (Surat izin operasi dan anestesi).
4. Pemeriksaan fisik ulang
5. Pelepasan kosmetik, gigi palsu, lensa kontak dan asesori lainnya.
6. Premedikasi secara intramuskular ½ - 1 jam menjelang operasi atau
secara intravena jika diberikan beberapa menit sebelum operasi.

C. PERSIAPAN INTRA OPERASI


1. Penggunaan baju seragam bedah.
2. Mencuci tangan sebelum pembedahan
3. Menerima pasien di daerah bedah.
4. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah.
5. Pembersihan dan persiapan kulit.
6. Penutupan daerah steril.
7. Pelaksanaan anestesia.
8. Pelaksanaan pembedahan
D. ANGGOTA DAN PERAN DALAM INTRA OPERATIFE
Proedur pembedahan ada tiga kelompok besar, meliputi
1. ahli anastesi dan perawat anastesi yang bertugas memberikan agen
analgetik dan membaringkan pasien dalam posisi yang tepat di meja
operasi.
2. ahli bedah dan asisten yang melakukan scrub dan pembedahan
3. Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kesejahteraan (well being) pasien. Untuk itu perawat intra operatif
perlu mengadakan koordinasi petugas ruang operasi dan pelaksanaan
perawat scrub dan pengaturan aktivitas selama pembedahan.
Peran lain perawat di ruang operasi adalah sebagai rnfa (registered
nurse first assitant).

E. RUANG OPERASI
Kamar operasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut :
1. Letak, letak kamar operasi berada ditengah-tengah rumah sakit,
berdekatan dengan instalasi rawat darurat ICU dan Unit radiolog
2. Bentuk dan ukuran
a) Bentuk
1) Kamar operasi tidak bersudut tajam. Lantai, dinding, langit-
langit berbentuk
2) lengkung dan warna tidak mencolok
3) Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari
bahan yang keras, rata,
4) kedap air, dan mudah dibersihkan dan tidak menampung
debu
b) Ukuran
1) Kamar operasi berukuran 5,2 m x 5,6 m
2) Kamar operasi yang nyaman diperlukan kira-kira
diperlukan luas 40 m
3) Kamar operasi untuk operasi besar diperlukan luas minimal
56 m
3. Sistem Penerangan
a) Sistem penerangan di dalam kamar operasi harus memakai lampu
pijar putih dan mudah dibersihkan, sedangkan lampu operasi
memiliki persyaratan khusus, yaitu arah dan fokusnya dapat diatur,
tidak menimbulkan panas, cahayanya terang dan tidak menyilaukan
serta tidak menimbulkan bayangan.
b) Pencahayaan 300-500 lux, meja operasi 10.000 – 20.000 lux.
4. Sistem Ventilasi
a) Sistem ventilasi dikamar bedah sebaiknya memakai sistem
pengatur suhu sentral (AC Sentral) dan dapat diatur dengan alat
kontrol yang memakai filter (Ultra Clean Laminar Airflow)
dimana udara dipompakan ke dalam kamar operasi dan udara di
kamar operasi dihisap keluar.
5. Suhu dan kelembaban
a) Suhu dikamar operasi di daerah tropis sekitar 19˚ - 22˚ C,
sedangkan di daerah sekitar 20˚- 24˚ dengan kelembaban 55%.
Suhu dan Kelembaban Kamar Operasi Dua komponen penting
dari AC adalah suhu dan kelembaban. Setelah udara luar melewati
filter, udara mengalami pengkondisian untuk suhu dan
kelembaban kontrol.
1) Pengontrolan Suhu
Pengontrolan suhu operasi meliputi pemanasan dan
pendinginan system untuk menjaga setpoint temperatur di
daerah yang berbeda dari bangunan.Suhu udara yang dingin
sekitar 68˚ F - 73˚ F. Suhu yang lebih hangat (75˚ F)
diperlukan di daerah yang membutuhkan derajat yang lebih
besar dari kenyaman pasien.Kebanyakan zona lainnya
menggunakan kisaran suhu 70˚ F - 75˚ F. Banyak dokter lebih
menyukai suhu dingin di ruang operasi dengan alasan karena
selama pembedahan mereka harus memakai 3 lapis baju untuk
melindungi diri dari darah.Suhu dingin pada ruang operasi
lebih baik bagi dokter dan pasien. The Perioperative Standards
and Recommended Practices 2009 menyimpulkan bahwa suhu
normal kamar operasi antara 68˚ F sampai 73˚ F (20˚ C - 22˚
C). Untuk operasi pada bayi atau anak dengan suhu 71˚ F
sampai 73˚ F (21˚ C - 22˚ C).Operasi pada dewasa suhu kamar
operasi sekitar 68˚ F sampai 71˚ F (20˚ C - 21˚ C). Namun,
suhu kamar operasi dibawah 68˚ F (20˚ C) tidak menimbulkan
kerugian maupun ketidak nyamanan pada sebagian pasien. Jadi
jika para ahli bedah lebih menyukai suhu dingin di ruang
operasi untuk kenyaman dalam operasi yang lama atau untuk
beberapa manfaat bagi pasien atau dalam aktualisasi yang
lebih baik menurut prosedur. Pertahanan suhu bayi dan anak
saat pembedahan. Ketika terjadi perbedaan antara suhu rektal
dengan suhu ruangan pada neonatus sekitar lebih dari 2˚C
sampai 3˚C, bayi harus lebih banyak menghasilkan panas
untuk mempertahankan suhu tubuh. Hill and Rahimtulla
(1965) and Scope (1966) menemukan bahwa konsumsi
oksigen pada bayi premature meningkat 25% ketika suhu
ruangan turun 2˚C Anak lebih mudah kehilangan suhu badan
dibandingkan orang dewasa karena mereka relative memiliki
wilayah permukaan yang lebih besar dan perlindungan tubuh
yang tidak baik terhadap panas. Hal ini sangat penting, karena
hipotermi dapat mempengaruhi metabolism obat, anestesi dan
koagulasi darah.
F. ALAT – ALAT BEDAH
1. Pisau Bedah (Scalpel)
Scalpel merupakan instrument untuk memotong jaringan. Mata
pisau yang tajam memungkinkan untuk dilakukannya pemisahan
jaringan dengan trauma sekecil mungkin terhadap jaringan sekitarnya.
Scalpel terdiri atas 2 bagian, yaitu gagang dan mata pisau. Pada pisau
model lama mata pisau dang gagang bersatu, sedangkan pada model
baru mata pisau dapat dilepas dan diganti dengan yang baru.

Scapel Handle
2. Gunting
Gunting merupakan instrumen yang digunakan untuk memotong
jaringan, benang dan balutan luka. Gunting yang lurus digunakan
untuk pekerjaan pada bagian permukaan, sedangkan yang melengkung
digunakan untuk bagian dalam luka. Pada umumnya yang digunakan
untuk memotong adalah bagian distal dari mata gunting, untuk
menghindari rusaknya struktur vital makan gunting tidak boleh ditutup
kecuali bila ujung mata guntingnya dapat di lihat dengan jelas.
a. Bandage scissors digunakan untuk menggunting perban, atau
gaas/kassa.
b. Surgical scissors,gunting yang digunakan dalam pembedahan
UNTUK KEPERLUAN OBSTETRIK :
a. Umbillical cord scissorors,digunakan untuk memotong tali pusar
bayi.

Umbillical cord scissorors


b. Episiotomy scissors, untuk obstetrik, digunakan untuk memotong
vulva (alat kelamin wanita) saat melahirkan, untuk mencegah
robeknya dinding perineum, yaitu antara anus dan bagian bawah
vagina.

Episiotomy scissors
3.Forceps
Suatu alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan , yagn
dapat dikontrol dapat dijepitkan dan dilepaskan, oleh pegangan atau
tekanan langsung pada keping – keping tersebut.
a. Pinset
1) Pinset anatomi, ada yagn lurus, ada yang
bengkok.kedua belah ujungnya bergaris – garis
horizontal.
2) Pinset operasi :ujung keduanya bergigi, untuk menjepit
pada saat operasi. Sering disebut chirurgische
b. Klem ( Clamp)
Alat ini digunakan terutama untuk memegang jaringan dan
memungkinkan untuk melakukan traksi. Permukaan yang
berhadapan dari tiap kepala forceps berfariasi tergantung dari
tujuan yang spesifik. Semuanya mempunyai lubang untuk jari
dan sistem pengunci.
1) Klem arteri Memiliki dua bentuk yaitu lurus dan belok.
Penggunaanya adalah untuk melakukan hemostasis,
penting untuk menghentikan pendarahan selama
operasi. Klem ini digunakan untuk jaringan yang tipis
dan lunak. Selain itu juga dibagi atas atraumatik dan
traumatik.
Klem arteri
2) Towel clamp (doek clamp). Towel
clamp merupakan clamp pemegang dengan
ujungnya yang runcing untuk menahan tepi handuk/
doek pada tempatnya. Berguna untuk menjepit kain
operasi juga untuk memegang tulang coste ketika
dilakukan traksi eksternal pada dinding dada.
c. TANG
1) Koorntang/Dressing forceps, digunakan untuk
menjepit, atau mengangkat alat – alat bedah dari
dalam bak instrumen.

2) Kogel tang : menjepit & mengangkat organ/jaringan


tubuh juga benda benda asing dalam tubuh termasuk
Paku

3) Suture Forcespsi, di gunakan untuk menjepit luka


yang terbuka
G. ANASTESI
Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan
tanpa rasa sakit. Anestesiologiadalah cabang ilmu kedokteran yang
mendasari berbagai tindakan yang meliputi pemeberian anestesi ataupun
analgesi, pengawasan keselamatan pasien dioperasi atau tindakan lainnya,
bantuan hidup (resusitasi), perawatan intensif pasien gawat, pemeberian
terapi inhalasi, danpenanggulangannya nyeri menahun. Anestesi dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu Anestesi Lokal dan Anestesi Umum. Pada
anestesi lokal hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran,
sedangkan pada anestesi umumhilangnya rasa sakit disertai hilang
kesadaran.
1. ANESTESI UMUM.
Anestesi Umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit
secara sentral disertaihilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali
(reversibel). Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik,
analgesi dan relaksasi otot. Cara pemberian anestesi umum :
a. Parenteral (intramuskular/intravena) Digunakan untuk tindakan
yang singkat atau induksi anestesi. Umumnya diberikan
tiopental, namun pada kasus tertentu dapat digunakan ketamin,
dizepam dll. Untuk tindakan yang lamaanestesi parenteral
dikombinasikan dengan cara lain.
b. Perektal Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau
tindakan singkat.
c. Anestesi Inhalasi. Anestesi dengan menggunakan gas atau
cairan anestesi yang mudah menguap sebagai zatanestesi
melalui udara pernapasan.
2. ANESTESI LOKAL.
Anestesi lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri/ sakit secara
lokal tanpa disertaihilangnya kesadaran. Pemberian anestesi lokal
dapat dengan teknik :
a. Anestesi permukaan, yaitu mengoleskan atau penyemprotan
analgetik lokal diatas selaputmukosa seperti mata, hidung atau
faring.
b. Anestesi Inhalasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal
langsung diarahkan disekitartempat lesi, luka atau insisi. Cara
inflitrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar
danobat suntikan intradermal atau subkutan.
c. Anestesi Blok, yaitu penyuntikan analgetika lokal langsung
kesaraf utama atau pleksussaraf. Hal ini bervariasi dari blokade
pada saraf tunggal, misalnya saraf oksipital dan
pleksusbrakialis, anestesi spinal, anestesi epidural, dan anestesi
kaudal. Pada anestesi spinal,analgetik lokal disuntikan
langsung kedalam ruang subaraknoid diantara konus medularis
danbagian akhir ruang subaraknoid. Anestesi epidural
diperoleh dengan menyuntikkan zatanestesi lokal kedalam
ruang epidural. Pada anestesi kaudal, zal analgetik lokal
disuntikanmelalui hiatus sakralis.
d. Analgesi Regional, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal
intravena. Ekstrimitas dieksanguinasi dan diisolasi bagian
proksimalnya dari sirkulasi sistemik dengan turniket
pneumatik.
3. OBAT ANESTESI / OBAT PREMEDIKASI
Pemberian obat premedikasi bertujuan:
a. Manimbulkan rasa nyaman pada pasien.
b. Memperlancar induksi, rumatan, dan sadar dari anestesi.
c. Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual, dan
muntah pasca anestesi.
d. Mengurangi jumlah obat-obatan anestesi.
e. Mengurangi stress fisiologis (takikardia, napas cepat dll).
f. Mengurangi keasaman lambung.

Anda mungkin juga menyukai