DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul IPSG III Keamanan Obat. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasien Safety.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurrnanya makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan (DepKesRI, 2006).
Tingkat pencapaian patient safety merupakan indikasi dari
kejadianmedication error, khususnya terhadap tujuan tercapainya medikasi yang
aman.Kriteria medication error menurut Lisby et al (2005) terjadi pada tahap
order/permintaan, transkripsi, dispensing, administering, dan discharge
summaries.
Dalam penelitian Dwiprahasto (2006), menyatakan bahwa 11
%medication error di rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyerahkan
obat ke pasien dalam bentuk dosis atau obat yang keliru. Dalam penelitian Aiken
dan Clarke (2002) menyatakan bahwa kesalahan pengobatan dan efek samping
obat terjadi pada rata-rata 6,7% pasien yang masuk ke rumah sakit. Di antara
kesalahan tersebut, 25 hingga 50% adalah berasal dari kesalahan peresapan
(eliminasi) dan dapat dicegah. Studi yang dilakukan Bagian Farmakologi
Universitas Gajah Mada antara 2001- 2003 menunjukkan bahwa medication
errorterjadi pada 97 % pasien Intensive Care. Berdasarkan Laporan Peta
Nasional Keselamatan Pasien (Kongres PERSI 2007) kesalahan dalam pemberian
obat menduduki peringkat pertama (24,8%) dari 10 besar insiden yang dilaporkan
(Kemenkes, 2008) (Andi, 2013).
Kesalahan pemberian obat adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan
yang masih berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesikesehatan,
pasien atau konsumen, dan seharusnya dapat dicegah (Cohen, 1991).
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat - obatan yang
aman.Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat
dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau
dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan. Secara hukum
perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan
dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontra indikasi bagi status
kesehatan klien. Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada
efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat seperti, Daftar
Obat Indonesia ( DOI ), Physicians‘ Desk Reference (PDR), dan sumber daya
manusia, seperti ahli farmasi, harus dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas
mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan, kontra indikasi, dosis, efek samping
yang mungkin terjadi, atau reaksi yang merugikan dari pengobatan ( Kee and
Hayes, 1996 ).
Dengan demikian pemberian obat merupakan bagian penting
dalamkeselamatan pasien. Upaya pencegahan kesalahan pemberian
obat akan efektif jika dilakukan bersama dengan tenaga kesehatan lain terkait
penggunaan obat, terutama dokter dan apoteker dan berdasarkan standar dan
sasaran menurutInternasional Patient Safety Goals (IPSG).
B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian keselamatan pasien ?
Bagaimana penjelasan keselamatan pasien menurut IPSG?
Bagaimana peran perawat dalam mewujudkan keselamatan pasien?
Bagaimana penjelasan tentang pemberian obat dan kesalahan obat?
Apa saja faktor kesalahan pemberian obat?
Bagaiman cara mencegah kesalahan pemberian obat?
Bagaimana cara penatalaksanaan pemberian obat?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui indikator keselamatan pasien (patient safety) pada kesalahan
pemberian obat
2. Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian keselamatan pasien.
Menjelaskan tentang keselamatan pasien menurut IPSG.
Menjelaskan tentang pemberian obat dan kesalahan obat.
Mengetahui faktor kesalahan pemberian obat.
Mengetahui cara mencegah kesalahan pemberian obat.
Mengetahui cara penatalaksanaan pemberian obat.
Memberikan contoh studi kasus sera analisis kesalahan pemberian obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. STANDAR SIKP.3
Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki
keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai.
A. DEFENISI
Obat yang perlu diwaspadai (Haigt Alert) adalah obat yang persentasinya
tinggi dalam meyebabkan terjadinya kesalahan pemberian obat dan atau
beresiko tinggi sehingga menyebabkan dampak yang tidak diinginkan atau
dapat menyebabkan cedera bermakna pada pasien jika obat digunakan
secara salah.
B. RUANG LINGKUP
Obat-obatan yang termasuk Haigt Alert adalah:
1. Nama obat rupa dan ucapan mirip (NORUM )/Look Alike Sound Alike
(LASA). Adalah salah satu penyebab yang paling sering dalam
kesalahan obat (Medicetion Error) dan ini merupakan salah satu
keprihatinan di seluruh dunia. Solusi NORUM ditekankan pada
penggunaan protocol untuk pengurangan resiko dan memastikan
terbacanya resep, label, atau penggunaan perintah.
C. TATA LAKSANA
1. Teknik pemberian obat di perawatan
a. Petugas harus mengetahui tentang indikasi,dosis dan cara
pemberian obat serta efek samping yang mungkin terjadi dari
setiap obat yang diberikan , untuk menghindari kesalahan , maka
perawat tidak boleh memberikan sampai ia benar-benar
memahami obat yang diberikan.
b. Dalam memberikan suatu obat, maka petugas harus yakin bahwa
obat tersebut benar-benar diresepkan oleh dokter. Hal ini perawat
berpegang pada prinsip 7 (tujuh) benar yang meliputi : benar
order, benar obat, benar pasien, benar pemberian, benar waktu
pemberian, benar dokumentasi, dan benar informasi.
c. Petugas harus mengetahui pengetahuan tentang farmakologi obat
yang diberikan kepada pasien sehingga dapat mengopservasi
keevektifitasan obat dan mendeteksi adanya kemungkinan
toksisitas.
d. Petugas
e. Selain mengopservasi respon klien terhadap pemberian obat
tersebut. Juga memiliki peran yang utama dalam mengedukasi dan
memotivasi pasien untuk proaktif jika membutuhkan pertolongan
terkait dengan pemberian obat tersebut jika terjadi reaksi atau
toksisitas.
D. DOKUMENTASI
1. Daftar obat NORUM/LASA
2. Daftar obat elektrolit pekat
3. Daftar obat yang memiliki efek samping mengantuk
4. Format laporan kesalahan pemberian obat
5. Gambar dokumentasi penyimpanan obat high alert
6. SPO Perencanaan dan penyeleksi obat high alert
7. SPO Pengadaan obat high alert
8. SPO Penyimpanan obat high alert
9. SPO Peresepan obat high alert
10. SPO Pencatatan ( stock opname perbekalan farmasi)
11. SPO Pendistribusian obat high alert
12. SPO Penyiapan (preparing) obat hight alert
13. SPO Penyaluran (dispensing) obat high alert
14. SPO Pemberian obat high alert
15. SPO Pendokumentasian obat high alert
16. SOP Pemantauan (monitoring) obat high alert
17. SPO penggunaan obat high alert
5. PENATALAKSANAAN OBAT
Dalam membahas tentang penatalaksaan obat dibagi menjadi 2 yaitu
pemberian obatlangsung ke pasien dan pengelolaan atau penyimpanan obat
di ruangan.
1. Pemberian obat ke pasien
a. Prinsip-prinsip peberian obat
Dalam membahas tentang prinsip peberian obat hal ini dibagi menjadi
3 yaitu persiaan peberian dan evaluasi.
1) Persiapan
Pertama perawat harus melihat obat apa yang akan di berikan.
Kemudian mengkaji obat (tujuan pemberian, cara kerja, efek
samping, dosis dan lainnya). Setelah itu melakukan persiapan yang
berkaitan dengan pasien yaitu mengkaji riwayat pengobatan pasien,
pengetahuan pasien dan kondisi sebelum pengobatan.
2) Pemberian
Ada 6 benaryang harus diperhatikan perawat dalam pemberian obat.
3) Evaluasi
Perawat bertanggung jawab untuk memonitor respon pasien
terhadap pengobatan. Untuk obat-obatan yang sering digunakan di
rumah sakit jiwa efek samping biasanya terlihat sampai 1 jam
setelah pemberian.
c. Pendidikan Kesehatan
Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan pada pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu
diberikan mencakup informasi tentang penyakit kemajuan pasien, obat,
cara merawat pasien. Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan
pemberian obat yaitu informasi tentang obat efek samping cara minum
obat waktu dan dosis.
BAB III
PEMBAHASAN ( JURNAL)
A. Kesimpulan
Pemberian obat menjadi salah satu tugas seorang perawat yang paling
penting. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat
kepada pasien. Perawat bertanggung jawab pada obat itu diberikan dan
memastikan bahwa obat tersebut benar.Obat yang diberikan kepada pasien,
menjadi bagian integral dari rencana keperawatan.
Tugas seorang perawat adalah harus mengembalikan ke bagian
farmasi.Setelah obat diberikan, tugas seorang perawat adalah
mendokumentasikan, dosis, cara/rute, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan.Bila pasien menolak diberikan obat, atau obat itu tidak dapat dapat
diberikan karena alasan tertentu, perawat harus mencatat alasannya dan
dilaporkan kepada dokter untuk tindakan selanjutnya.
B. Saran
Sebagai perawat kiranya harus melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya tanpa menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri
sendiri maupun orang lain.Perawat harus memahami betul apa saja peran
yang harus dimilikinya dalam pemberian obat kepada pasien, agar tidak
terjadi kesalahan.Meningkatkan motivasi dan kinerja perawat dengan
pengawasan, karena sebenarnya perawat sudah mendapatkan pengetahuan
tentang bagaimana prinsip pemberian obat pada pasien yang benar.
Dan Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat, perawat yang
bersangkutan harus segera menghubungi dokternya atau kepala perawat atau
perawat yang senior segera setelah kesalahan itu diketahuinya, agar segera di
atasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://bigbossehat.blogspot.com/2017/07/peningkatan-keamanan-obat-yang-
perlu.html
file:///C:/Users/acer/Downloads/505-1009-1-SM.pdf