Anda di halaman 1dari 9

SOP PEMASANGAN RESTRAIN

TUGAS KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Dosen Pengampu: Ns. Yeni Fitria, S.Kep., M. Kep.

oleh:
Noera Ambarwati Nabillah
NIM 192310101112

Kelas C

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

“PEMASANGAN RESTRAIN”
PROSEDUR NO DOKUMEN : NO REVISI : HALAMAN :
KERJA TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN OLEH :
Merupakan metode pembatasan atau yang biasa disebut
denga restriksi pada perilaku atau tindakan klien yang
1
Pengertian dilakukan dengan sengaja dalam menunjang pemberian
.
tindakan dan mencegah keamanan pasien (Videbeck &
Sheila, 2008).
Menurut Muchdor (2013) tujuan dilakukannya pemasangan
restrain pada klien, diantaranya berupa:

1. Untuk membatasi aktifitas secara fisik pada klien.


2. Untuk mencegah terjadinya bahaya baik pada klien
ataupun orang lain disekitar klien.
3. Untuk mengamankan suatau tindakan khusus.
4. Untuk mengurangi stimulasi pada pasien.
2. Tujuan
5. Sebagai upaya dalam mengatasi terjadinya agitasi yang
tidak dapat dikendalikan oleh obat-obatan farmakologi.
6. Sebagai bentuk terapi yang berkelanjutan.
7. Sebagai upaya dalam mencegah terjadinya perlawanan
klien terhadap pemberian tindakan keperawatan.
8. Mencegah dampak dari terjadinya perilaku kekerasan
klien (PK).
Indikasi dilakukan pemasangan restrain diantaranya yaitu:

1. Klien yang menaandakan perilaku berisiko


membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain
disekitarnya.
3. Indikasi 2. Klien dengan kondisi membutuhkan tatalaksana secara
emergency (segera) dalam menunjang kelangsungan
hidupnya.
3. Klien dengan kebutuhan pengawasan secara ketat (TKJ,
2016).

Kontra indikasi dari pemasangan restrain adalah:


1. Apabila dilakukan pada klien yang kooperatif dalam
Kontra menjalankan tindakan keperawatan.
4.
Indikasi 2. Pasien dengan memiliki komplikasi kondisi fisik atau
mental.

1. Format persetujuan pemasangan restrain pada klien


2. Lembar informasi terkait dengan restrain
3. Alat restrain
Tentukan jenis dan ukuran restrain yang akan
dipasangkan kepada klien sesuai dengan kondisi klien,

Persiapan diantaranya yaitu:


5. a. Restrain sabuk
Alat
b. Restrain rompi
c. Restrain siku
d. Restrain sarung telapak tangan
e. Restrain pada pergelangan tangan/kaki
f. Restrain mumi

6. Persiapan Beberapa persiapan pada tahap pra orientasi yaitu:


Pasien
1. Lihat catatan riwayat klien yang akan dipasang restrain.
a. Pra
Orientasi 2. Memberitahukan kepada keluarga dan kepada klien
(jika kondisi memungkinkan) terhadap tindakan
pemasangan restrain. Baik mulai tujuan, manfaat serta
seluruh informasi terkait pemasangan restrain.
3. Melakukan kontrak dengan keluarga klien dan klien
(jika kondisi memungkinkan) dengan memberikan
format persetujuan.

Langkah-langkah pada tahap orientasi yaitu:

1. Memberi salam kepada klien dan keluarga klien.


2. Memperkenalkan diri.
3. Memastikan identitas diri klien dengan melihat data
rekam medis klien.
b. Fase
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan keperawatan.
Orientasi
5. Menjelaskan langkah-langkah dan prosedur tindakan.
6. Menanyakan persetujuan kepada keluaraga dank lien
(apabila kondisi memungkinkan).
7. Menanyakan kesiapan klien dalam dilakukan tindakan
keperawatan (apabila kondisi memungkinkan).

c. Fase Langkah-langkah dalam fase kerja pemasangan restrain


Kerja yaitu:

1. Persilahkan pengunjung klien untuk meninggalkan


ruangan dalam melakukan tindakan untuk menjaga
privasi klien.
2. Tutup gorden pada ruangan klien untuk menjaga
privasi klien.
3. Tanyakan kepada klien apakah posisinya sudah
nyaman (apabila kondisi memungkinkan).
4. Jika sudah jelaskan prosedur tindakan pada klien jika
sebagai terapi.
5. Cuci tangan menggunakan sabun dan bilas
menggunkan air mengalir dengan 6 langkah cuci
tangan atau menggunakan handsanitizer.
 Restrain sabuk
a. Ulangi langkah ke 1-5.
b. Pastikan kondisi dari restrain sabuk dalam
kondisi baik.
c. Apabila restrain sabuk memiliki bagian tali
panjang dan pendek, maka letakkan bagian tali
panjang di bagian bawah tempet tidur klien lalu
ikatkan pada samping rangka tempat tidur yang
mudah digerakkan. Dimana bagian sabuk restrain
yang panjang akan ikut bergerak apabila posisi
tempat tidur klien diubah, baik ketika ditinggikan
atau direndahkan. Pasang bagian tali restrain
yang pendek pada bagian pinggang klien dengan
posisi pemasangan di atas bahu klien.
Pemasangan agar tidak terlalu erat dan menyakiti
klien beri jarak sekitar 1 jari.
d. Jika klien sedang berada di kursi roda maka
pasang sabuk pada restrain di bagian sekitar
pingganag dan ikatkan pada belakang kursi roda.
e. Apabila klien berbaring pada brankar tanpa
pengaman di bagian tepinya, maka restrain diikat
di atas abdomen klien.
f. Pastiken kondisi klien sudah nyaman.
 Restrain rompi
a. Ulangi langkah ke 1-5.
b. Lihat dan pastikan bahwa ukuran restrain rompi
telah sesuai dengan badan klien dan kondisi
restrain bagus.
c. Pasangkan restrain rompi pada klien dengan
posisi terbuka bagian depannya atau belakang
sesuai dengan kondisi dari klien.
d. Tarik tali restrain melewati area dada klien dan
masukkan ke lubang rompi pada sisi yang
berlawanan.
e. Ulangi prosedur tersebut pada bagian ujung tali.
f. Pada bagian akhir berikan simpul hidup untuk
memfiksasi ujung tali pada tempet tidur yang
bisa digerakkan atau jika posisi klien sedang
berada pada kursi roda maka bisa diikatkan pada
bagian belakang kursi roda.
g. Hindari pengikatan tali restrain rompi pada
bagian kepala tempat tidur.
h. Ikat tali dnegan menggunakan simpul segi
empat.
i. Pastikan bahwa posisi klien sudah nyaman dan
ekspansi dada maksimum untuk bernapas masih
terfasilitasi dengan baik.
 Restrain Siku
a. Ulangi langkah ke 1-5.
b. Periksa kondisi dari restrain siku yang akan
digunakan. Pastikan keutuhan dari spatel lidah
restrain dan pastikan telah terlapisi oleh kain.
c. Letakkan bagian siku klien yang akan diberi
restrain di bagian tengah restrain.
d. Fiksasikan restrain siku dengan menggunakan
tali, peniti, ataupun plester. Hindari fiksasi yang
terlalu kencang karena dapat menyebabkan
aliran darah klien jadi terbendung.
e. Jika restrain telah terpasang, fiksasikan restrain
siku ke bagian baju klien dengan memanfaatkan
peniti.
f. Pastikan posisi dan kondisi klien telah nyaman.
 Restrain Sarung Telapak Tangan
a. Ulangi langkah awal yaitu langkah ke 1-5.
b. Pastikan kondisi restrain yang akan dipasang
dalam kondisi yang baik.
c. Pasang restrain pada telapak tangan dengan
kondisi jari klien dapat fleksi secara mudah dan
tidak saling bertumpukan.
d. Fiksasikan tali restrain sarung telapak tangan.
e. Lepaskan restrain sarung telapak tangan setiap 2-
4 jam apabila restrain digunakan klien dalam
jangka waktu yang cukup lama. Cuci dan latih
tangan klien ketika restrain dilepas, lalu pasang
kembali.
f. Kaji kondisi sirkulasi pada tangan klien secara
teratur setiap 2 jam sekali.
g. Pastikan kondisi klien sudah nyaman.
 Restrain pada pergelangan tangan/kaki
a. Ulangi langkah awal yaitu langkah 1-5.
b. Pastikan kondisi resrain yang akan dipaang
dalam kondisi yang baik.
c. Sebelum area pergelangan kaki atau tangan
dipasang restrain, lapisi area yang menonjol di
bagian tersebut dengan kain apabila diperlukan.
d. Kemudian pasang restrain pada klien.
e. Tarik dan pasang tali restrain dibagian celah-
celah pergelangan tangan atau juga dapat mealui
gesper restrain.
f. Ikat tali dengan menggunakan simpul hidup atau
menggunakan jenis simpul segi empat.
g. Ikat bagian ujung tali pada bagian rangka tempet
tidur yang dapat diatur posisinya. Hindari
pengikatan tali retrain di bagian birai tempat
tidur atau pada bagian kerangka temoat tidur
yang tidak dapat digerakkan.
h. Jika sudah terpasang pastikan kondisi klien
sudah nyaman dan tidak terpasang terlalu kuat
karena akan menyakiti pergelangan kaki/tangan
dari klien.
 Restrain Mumi
a. Lakukan langlah awal yaitu langkah nomer 1-5.
b. Pastikan kondisi restrain yang akan dipasangkan
kepada klien dalam kondisi yang baik.
c. Ambil dan kenakan selimut atau kain yang
lebarnya cukup pada rentang jarak antara bagian
ujung tubuh atas ke ujung tubuh bawah dari
klien.
d. Lipat salah satu ujungnya ke bagian bawah
kemudian posisikan klien di atasnya dengan
posisi terlentang.
e. Lipat bagian sisi kanan kain/selimut menutupi
bagian tubuh klien, dengan posisi bagian lengan
kiri masih bisa bebas.
f. Kemudian lipat sisi ujung bawah selimut/kain ke
bagian atas.
g. Posisikan lengan kiri secara alami di sisi tubuh
klien kemudian lipat ujung bagian kiri
selimut/kain menutupi tubuh klien.
h. Pasangkan restrain mumi pada tubuh klien dan
fiksasikan dengan benar.
i. Pastikan kondisi klien nyaman.
6. Jika tindakan pemasangan restrain telah selesai
dilakukan, bersihkan peralatan yang telah dilakukan.
7. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
menggunakan 6 langakh cuci tangan.
8. Persilahkan keluarga klien masuk.
9. Jelaskan kepada keluarga klien dan klien (apabila
kondisi memungkinkan) jika tindakan telah selesai
dilakukan serta rasional dilakukannya tindakan
tersebut.
10. Buat kontrak selanjutnya dengan klien untuk
meninjau kondisi klien setelah terpasang restrain.
11. Beritahu kepada keluarga klien apabila terdapat hal
yang ingin ditanyakan atau hal yang membahayakan
agar segera menghubungi tenaga kesehatan yang
ada.
12. Ucapkan salam dan pamit untuk meninggalkan
ruangan.

Handra, Gede. 2016. SOP (Standard Operasional


Prosedur ) Penggunaan Restrain. Bali: Rumah Sakit
Umum Kertha Usada.

Inoq, Florentina. 2017. Hubungan Pengetahuan Perawat


Tentang Restrain dengan Tindakan Pemasangan
Restrain pada Pasien dengan Perilaku Kekerasan di
Unit Perawatan Intensif (UPI) Rumah Sakit Jiwa
Daftar
7. Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta:
Pustaka
STIKES Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

Muchdor. 2013. SOP (Standard Operasional Prosedur )


Restrain. Gresik: Rumah Sakit Semen Gresik.

TKJ. 2016. Panduan Restrain.


http://snars.web.id/rs/panduan-restrain/ [Diakses
pada Tanggal 29 November 2016].

Anda mungkin juga menyukai