Pencegahan disertai dengan askep “Gangguan Tidur Insomnia”
Pencegahan Strategi koping perawat berdasarkan karakteristiknya, yaitu: a. Usia Pencegahannya yaitu melatih kemampuan pengendalian emosi, kematangan jiwa pada perawat. Umumnya perawat yang lebih tua lebih mampu memanajemen emosi, berfikir rasional, serta memiliki kematangan jiwa dan psikologis yang lebih baik (Russaeng, 2007). b. Jenis kelamin Laki-laki memiliki kemampuan koping yang berfokus serta pengendalian emosi yang lebih teratur (Melendez, dkk, 2012). Pencegahan dapat berupa mekanisme diri dalam pengendalian emosi dalam gangguan tidur. c. Lama kerja Perawat yang lebih lama bekerja akan memiliki mekanisme koping yang lebih baik (Bjorvatn et al, 2012). Pencegahan dapat adaptasi dengan kondisi pekerjaan, baik jenis pekerjaan, lingkungan, hingga lamanya sehingga dapat meminimalisir terjadinya insomnia. d. Unit kerja Perawat yang bekerja pada unit III dan II cenderung akan lebih sibuk dan lebih dibutuhkan kecepatan dan cekatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan perawat VVIP (Hawati, 2006). Hal tersebut menjadikan perawat pada unit III dan II memiliki koping yang positif dalam manajemen insomnia dengan adaptasai kondisi pekerjaan. e. Lingkungan Kerja Lingkungan yang kondusif akan lebih mendukung perawat dalam memanajemen terjadinya insomnia, baik dari kebisingan, cahaya, dan yang lainnya.
Daftar pustaka: Kuntarti dan Rahmi, Zuriati. 2016. Masalah Tidur dan Strategi Koping pada Perawat di Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Indonesia. 19 (1): 16-23.