Anda di halaman 1dari 1

3.

Pencegahan disertai dengan askep “Gangguan Tidur Insomnia”


Pencegahan
Strategi koping perawat berdasarkan karakteristiknya, yaitu:
a. Usia
Pencegahannya yaitu melatih kemampuan pengendalian emosi,
kematangan jiwa pada perawat. Umumnya perawat yang lebih tua lebih
mampu memanajemen emosi, berfikir rasional, serta memiliki kematangan
jiwa dan psikologis yang lebih baik (Russaeng, 2007).
b. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki kemampuan koping yang berfokus serta pengendalian
emosi yang lebih teratur (Melendez, dkk, 2012). Pencegahan dapat
berupa mekanisme diri dalam pengendalian emosi dalam gangguan tidur.
c. Lama kerja
Perawat yang lebih lama bekerja akan memiliki mekanisme koping yang
lebih baik (Bjorvatn et al, 2012). Pencegahan dapat adaptasi dengan
kondisi pekerjaan, baik jenis pekerjaan, lingkungan, hingga lamanya
sehingga dapat meminimalisir terjadinya insomnia.
d. Unit kerja
Perawat yang bekerja pada unit III dan II cenderung akan lebih sibuk dan
lebih dibutuhkan kecepatan dan cekatan yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan perawat VVIP (Hawati, 2006). Hal tersebut
menjadikan perawat pada unit III dan II memiliki koping yang positif
dalam manajemen insomnia dengan adaptasai kondisi pekerjaan.
e. Lingkungan Kerja
Lingkungan yang kondusif akan lebih mendukung perawat dalam
memanajemen terjadinya insomnia, baik dari kebisingan, cahaya, dan
yang lainnya.

Daftar pustaka:
Kuntarti dan Rahmi, Zuriati. 2016. Masalah Tidur dan Strategi Koping pada
Perawat di Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Indonesia. 19 (1): 16-23.

Anda mungkin juga menyukai