PENDAHULUAN
Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan menggambarkan keadaan tidak
sadar yang mengurangi atau menghilangkan persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan dan dapat dibangunkan kembali dengan sensasi atau rangsangan yang
tepat. Gangguan tidur dapat berdampak ganda pada manusia: ketika kurang tidur,
manusia berpikir dan bekerja lebih lambat, membuat banyak kesalahan dan
kerja dan kecelakaan. Menurut Priyatno, Jurnal Gangguan Pola Tidur 2012 dan
Implementasinya pada Lansia menggambarkan pola tidur sebagai pola tidur dalam
periode yang relatif menetap, meliputi waktu tidur dan bangun serta frekuensi tidur.
langit
Dalam penelitiannya tahun 2012 “Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pekerja
shift di PT Krakatau Tirta Industri”, Agustin menjelaskan bahwa kebutuhan tidur
yang cukup tergantung dari kualitas dan kuantitas tidur, yang juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti usia, penyakit fisik. . , gaya hidup dll. terpengaruh.
Lingkungan, stres dan aktivitas fisik. Dari sini dapat disimpulkan bahwa setiap
orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda.
Aktivitas fisik, gaya hidup, usia, lingkungan kerja, kondisi tempat tinggal, serta
kondisi dan keadaan keluarga dan rumah tangga tenaga kesehatan khususnya
perawat bervariasi yang diduga dapat mempengaruhi pola tidur. Studi Lee (2015)
terhadap 395 perawat di rumah sakit Taiwan menemukan bahwa mayoritas (70,1%)
perawat memiliki skor Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) di atas 5,
menunjukkan bahwa tidur perawat dianggap buruk dan diklasifikasikan. Ada
beberapa faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas tidur perawat
yaitu gaya hidup dan lingkungan.
Dipercayai bahwa faktor gaya hidup dapat mempengaruhi pola tidur seseorang
sehari-hari. Pekerja shift sering mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan
perubahan jadwal tidur. Kesulitan untuk tetap terjaga di tempat kerja dapat
menyebabkan kinerja yang buruk dan bahkan membahayakan (Potter & Perry,
Strockert, Hall. Ed 8, 2013). Minuman berkafein atau berbahan dasar kopi dapat
mengganggu tidur, begitu pula pilihan gaya hidup yang tidak sehat, seperti
mengonsumsi minuman beralkohol. Kenyamanan yang dirasakan di lingkungan
dapat meningkatkan kualitas tidur, sedangkan perubahan lingkungan dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan membuat sulit untuk tertidur. Orang
membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda untuk tertidur dan tetap tertidur
(Vaughans, 2013). Tidur dapat dipengaruhi oleh beberapa perubahan yang
dirasakan, seperti: B. Perubahan suhu sekitar, tingkat pencahayaan, atau kebisingan
sekitar yang dapat mencegah Anda tertidur. Selain itu, faktor penting lainnya adalah
kemampuan seseorang untuk merasa rileks sebelum tidur, yang dapat menyebabkan
peningkatan kualitas tidur, sulit tidur dan selanjutnya kelelahan, perubahan suasana
hati, kualitas hidup dan penurunan kognitif (Saputra & Rohmah, 2016). ).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Iran (Khalili et al., 2018), lingkungan
yang bising di sana dapat mempengaruhi kualitas tidur lansia. Demikian pula hasil
penelitian dari Yogyakarta (Nabil & Sulistyarini, 2015) menunjukkan bahwa di
daerah yang lingkungan tempat tinggalnya sangat mempengaruhi mayoritas lansia,
kualitas tidurnya buruk. Menurut penelitian, semua pengasuh membutuhkan suhu
ruangan yang nyaman dan lingkungan tidur yang baik. Ventilasi, bagus, minim
kebisingan, tempat tidur nyaman dan penerangan cukup. Lingkungan fisik tempat
seseorang tidur dapat mempengaruhi kualitas tidurnya. Kebisingan juga dapat
mengganggu tidur. Tingkat suara yang dibutuhkan untuk membangunkan seseorang
bergantung pada tahap tidurnya.
Jakarta Islamic Hospital Cempaka Putih merupakan rumah sakit pusat rujukan. di
Provinsi Jakarta Pusat. Rumah sakit ini melayani rawat jalan dan rawat inap 24 jam.
Bangsal rawat inap adalah bagian dari rumah sakit, khususnya perawat. Perawat
memiliki peran mereka sendiri dalam mengatur perawatan. Pengembangan
pekerjaan keperawatan tergantung pada kualitas dan kuantitas staf perawat 24 jam.
Perawat bekerja secara bergiliran.
Penelitian Nuryanti (2016) meneliti kualitas tidur 126 pekerja shift wanita di PT
Sandratex dan menemukan bahwa 88,9% (112 orang) memiliki kualitas tidur yang
buruk dan 11,1% (14 orang) memiliki kualitas tidur yang baik. Potensi dampak dari
pola tidur yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan semangat kerja, kurang
konsentrasi, kelelahan, stress dan hilangnya kontrol emosi, sehingga mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan khususnya kualitas pelayanan.
Peran dan tanggung jawab perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
satunya persiapan fisik dan mental salah satunya adalah penguasaan pola tidur yang
baik. Di sisi lain, ritme tidur dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang telah
dijelaskan di atas. Prasetyo dkk. (2017) menunjukkan bahwa ritme tidur yang baik
dapat dilihat dari kondisi, kesehatan, dan kesegaran seseorang di pagi hari. Dari
sekian banyak faktor yang mempengaruhi pola tidur, peneliti tertarik untuk
pola tidur pengasuh yang bekerja di institusi perawatan. Judul penelitian adalah
“Gaya Hidup dan Lingkungan yang Dikaitkan dengan Rawat Inap dan Pola Tidur
pada Perawat Muslim”. Rumah Sakit Jakarta Cempaka Putih”.
Berdasarkan fenomena yang diamati pada perawat di ruang rawat inap, peneliti
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara gaya hidup dan
lingkungan dengan kebiasaan tidur perawat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih.
Diketahuinya hubungan gaya hidup dan lingkungan dengan pola tidur perawat
2. Gambaran rinci tentang gaya hidup perawat rumah sakit di Rumah Sakit
5. Analisis hubungan gaya hidup dengan pola tidur perawat di Rumah Sakit
tidur perawat rumah sakit di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih di Jakarta.
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengatur tidur yang baik.
istirahat.
meneliti hubungan lain yang belum diteliti oleh peneliti saat ini, yaitu hubungan
antara gaya hidup dan lingkungan dengan pola tidur perawat di Rumah Sakit
LANDASAN TEORI
a. Stres
a) Disiplin waktu.
a. Insomnia
c. Hipersomnia
metabolisme.
d. Narkolepsi
"serangan tidur".
f. Sleep walking
biasa.
g. Sleep apnea
serius.
i. Somnambulisme
j. Mendengkur
k. Nightmare
buruk.
bentuk atau model yang meliputi jadwal tidur dan bangun, ritme
yaitu:
itu.
melambat.
1. Usia
2. Penyakit Fisik
4. Lingkungan
tahap 3 dan 4.
komponen yaitu:
tidur.
seseorang.
2014).
lingkungan.
kuantitas tidur.
Tidur
Faktor
Faktor – factor yang kesulitan tidur
mempengaruhi pola tidur Stress
Usia Suasana yang berisik
Penyakit fisik Perbedaan suhu udara
Gaya hidup Perubahan lingkungan
Lingkungan Masalah jadwal tidur yang tidak
Aktivitas dan kelelahan teratur
BAB lll
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
lingkungan dan pola tidur di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta
Gaya
Hidup Pola
Tidur
Lingkun
gan
Usia
Masa kerja
Jenis kelamin
Status
pernikahan
Status
Keterangan :
Putih Jakarta.
Definis Sk
N Variabel Alat Ukur Cara Hasil ukur
o i Ukur ala
Operasio uk
nal ur
1 Gaya Sesuatu Kuesioner Dengan Ordinal
. hidup yang biasa menggunakan mengajukan
dikerjakan skala guttman pertanyaan
responden dengan 9 kepada 0 : Gaya hidup baik jika hasil ukur
sebelum pertanyaan responden
tidur yang sesuai
dimodifikasi kuesioner
yang terkait yang telah
dengan dibuat
kebiasaan dengan 1 ; gaya
responden jawaban 1 :
hidup kurang
Ya, 0 :
Tidak baik jika
dengan skor hasil > 6,21
tertinggi 9 ( mean 6,21 )
dan
terendah 0
2 Lingkun Keadaan Kuesioner Dengan Ordina
gan disekitar menggunak mengajuka l
tempat tempat an skala n
0 : lingkungan baik jika hasil ukur
tinggal responde guttman pertanyaan
n dengan 6 kepada
pertanyaan responden
yang sesuai
dimodifikas kuesioner 1:
i dan terkait yang telah lingkungan
dengan dibuat kurang baik
penerangan dengan jika hasil
, jawaban ukur > 2,86
kenyamana 1 : Ya, 0 : ( mean 2,86 )
n dan suhu Tidak
ruangan dengan
skor
tertinggi 6
dan skor
terendah 0
3 Pola Tidur Aktivitas Kuesioner Mengukur Ordinal
. istirahat Pittsburgh aktivitas
atau tidur Sleep tidur yang
O : Kualitas tidur baik jika hasil u
yang Quality dilakukan
dilakuka index dan
n setiap ( PSQI ) dirasakan
hari dengan 18 dengan cara
pertanyaan mengajukan 1 : Kualitas
yang dan mengisi tidur buruk
terbagi pertanyaan jika hasil
menjadi 7 dengan ukur > 5
komponen pilihan
jawaban
tidak
pernah, 1x
seminggu,
2x
seminggu
dan 3x
seminggu
BAB 1V
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan
4.2.1. Populasi.
Penelitian ini melibatkan 128 tenaga kesehatan yang bekerja sebagai
perawat jaga di Bangsal Cempaka Putih Rumah Sakit Islam Jakarta pada
paruh pertama November 2022.
4.2.2. Sampel
Keterangan :
n = Besaran Sampel
N =Populasi
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat ditentukan besarnya sampel sebagai berikut:
n= 128
1+128 (0,05)²
n = 128
1+0,3225
n = 128
1,3225
= 96,7 dibulatkan 97 responden
Jumlah sampel yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 97 orang. Untuk
mencegah manipulasi data maka jumlah sampel ditambah 10%, sehingga jumlah
sampel yang dibutuhkan adalah 107 orang.
4.3.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
4.4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai September 2022 hingga Januari 2023.
4.5.5. Autonomy
Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk memilih dan
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian tanpa paksaan. Jika responden
tidak berkenan, maka peneliti tidak akan dipaksa untuk melakukannya
dan responden berhak menolak dilakukannya penelitian.
4.5.6. Benefiance dan Non Maleficent
Dalam penelitian ini penulis tidak menampilkan responden dengan
perilaku yang merugikan, peneliti hanya memberikan kuesioner atau
kesediaan responden untuk menjadi subjek penelitian.
4.6. Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang
dikumpulkan dari literatur, kerangka konseptual penelitian dan penelitian
sebelumnya. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. Instrumen penelitian data demografi meliputi mis. Usia, jenis kelamin,
status perkawinan, dan masa kerja.
2. Kuesioner Gaya hidup
Kuesioner gaya hidup 9 item dijelaskan pada skala Guttman pilihan
tunggal: ya 0:, tidak, hasil 0: Jika hasilnya ≤ 6,21, gaya hidup baik dan
1: Jika skor > 6,21 maka gaya hidup tidak baik dengan mencentang
kotak () jika responden hanya memilih salah satu dari setiap
jawaban.
3. Kuesioner Lingkungan
Rancang kuesioner lingkungan 6 pertanyaan, 1 pilihan berdasarkan
skala Guttman: ya, 0:, tidak, hasil 0: Jika hasilnya ≤ 2,86, maka
lingkungan baik, 1: Jika hasilnya > 2,86, berarti lingkungan tidak baik.
Centang () selama responden hanya memilih satu dari setiap
pertanyaan.
4. Kuesioner The Pittsburgh Sleep Quality Index ( PSQI )
Kuesioner mengukur ritme tidur dengan 18 pertanyaan yang dibagi
menjadi 7 area, termasuk kualitas tidur subyektif, durasi tidur, durasi
tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan narkoba dan waktu
dalam sehari. Setiap komponen diberi skor dari 0 hingga 3, dan skor
total untuk 7 komponen berkisar antara 0 hingga 21, dengan skor total
≤5 untuk kualitas tidur yang baik dan >5 untuk kualitas tidur sedang.
Kuesioner memiliki tanda centang () dan menunjukkan bahwa
responden hanya memilih satu dari setiap jawaban.
4.7. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti selama penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti mendapat surat permohonan izin penelitian dari Direktur
Program Pendidikan Keperawatan FIK UMJ
b. Mengajukan Surat Permohonan Izin Penelitian ke Jakarta Islamic
Hospital Cempaka Putih .
c. Menyiapkan alat Instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti berkoordinasi dengan pengelola ruangan untuk
membagikan kuesioner kepada responden.
b. Selanjutnya, peneliti mengidentifikasi calon responden yang
memenuhi kriteria kelayakan yang ditetapkan oleh peneliti.
c. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan,
serta tujuan dari informed consent.
d. Peneliti meminta persetujuan untuk menjadi narasumber, dan
narasumber menandatangani formulir persetujuan peneliti, tetapi
namanya tidak tercantum di bawah tanda tangan.
e. Peneliti kemudian menjelaskan kembali kepada informan
bagaimana cara menjawab survey G-Form melalui pesan Whatsapp
Blast. Jika ada yang kurang jelas/ambigu, informan berhak untuk
bertanya.
f. Peneliti meminta responden untuk mengisi kuesioner mereka sendiri
berdasarkan apa yang sebenarnya mereka rasakan.
Kemudian setelah mengisi G-form peneliti memverifikasi jawaban
responden berdasarkan jumlah responden melalui alamat email
peneliti dengan syarat kerahasiaan responden.
3. Tahap Terminasi
a. Setelah mengisi kuesioner responden, peneliti memutuskan kontrak
sementara masing-masing responden.
b. Setelah semua kuesioner terkumpul, peneliti mengolah dan
kemudian menganalisis data.
c. Beberapa responden acak untuk penelitian ini diberi penghargaan
dan peneliti berterima kasih kepada mereka karena telah berpartisipasi
sebagai responden. Terima kasih telah berpartisipasi sebagai tamu.
4.8. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.8.1.Uji Validitas
Validitas merupakan pengukuran dan pengamatan yang harus
diperhatikan sesuai dengan tujuan, kondisi instrumen yang digunakan,
isi instrumen harus sesuai dengan tujuan penelitian, instrumen harus
dapat menggambarkan perbedaan objek penelitian. . (Nursalam,
2020).
Dalam penelitian ini, program IBM SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) Statistics 20 digunakan untuk pengolahan dan analisis data.
Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:
1. Editing
Editing adalah, penilaian dilakukan untuk memeriksa penilaian,
kelengkapan, kejelasan dan penerapan informasi. Selama penelitian ini,
peneliti memasukkan informasi responden ke dalam kuesioner yang
disediakan. Data tersebut diproses segera setelah data terkumpul,
sehingga kekurangan dapat segera diperbaiki.
2. Coding
Adalah Konversi data berupa huruf menjadi data berupa angka yang
terdiri dari beberapa kategori. Dengan memasukkan kode numerik di
tabel dasar. Pengkodean yang relevan adalah sebagai berikut:
Gaya hidup
0 : Gaya hidup baik 6,21
1 : Gaya hidup kurang baik > 6,21
Lingkungan
0 : lingkungan baik 2,86
1 : lingkungan kurang baik > 2,86
Pola Tidur
0 : Pola tidur baik 5
1 : Pola tidur buruk > 5
3. Processing
Adalah Mengolah data sehingga data input dapat dianalisis. Proses ini
dapat dilakukan dengan memasukkan data survey ke dalam software
komputerisasi yaitu SPSS.
4. Cleaning
Adalah Pemeriksaan Fungsi Mengembalikan informasi yang
dimasukkan untuk menentukan apakah informasi tersebut salah atau
tidak.
4.10.Analisis Data
Melakukan Analisa data menggunakan program komputer,Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
Keterangan :
X² : Distribusi Kuantitas
E : Nilai ekspektasi ( harapan )
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 97 perawat yang bekerja di
bangsal Rumah Sakit Islam Cempaka Putih Jakarta. sebagai responden survei yang
dilakukan pada bulan September 2022 hingga Januari 2023. Variabel yang diteliti antara
lain.
Total 97 100
Hasil analisis pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden
adalah orang dewasa yaitu 90,7%. Jenis kelamin responden sebagian besar
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Gaya Hidup
( n=97 )
Total 97 100
responden yaitu 54,6% memiliki gaya hidup yang baik, sedangkan 45,4%
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkungan
Tempat Tinggal ( n =97 )
Total 97 100
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Tidur
( n= 97 )
Hasil analisis Tabel 5.4 didapatkan pola tidur responden Sebagian besar
Hasil uji analisis bivariat dapat digambarkan dalam tabel 5.4 sebagai berikut:
Tabel 5.4
Hubungan gaya hidup dan lingkungan tempat tinggal dengan pola tidur
( n =97 )
memiliki gaya hidup baik dan memiliki pola tidur yang baik, sedangkan 37
responden (84,1%) memiliki pola hidup baik kurang baik. . , memiliki pola
Dari hasil uji statistik dengan nilai ρ=0,000 dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara gaya hidup dengan tidur perawat di Rumah Sakit Islam
gaya hidup baik 0,034 kali lebih mungkin mengalami mimpi baik
Tabel 5.4
Hubungan gaya hidup dan lingkungan tempat tinggal dengan pola tidur
( n =97 )
lingkungan yang baik dan 21 responden (72,4%) memiliki pola tidur yang
0,208 kali lebih besar untuk mengalami mimpi baik dibandingkan dengan
PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian tentang hubungan antara gaya hidup dan lingkungan
dengan pola tidur perawat, yang dilakukan dengan responden 97 perawat bedside bedside
dari Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Sebelum peneliti memaparkan hasil
penelitian yang dilakukan, terlebih dahulu peneliti memaparkan keterbatasan penelitian ini,
1. Karena perawat sangat sibuk, tidak mungkin untuk menentukan seberapa serius
perawat menyelesaikan kuesioner, sehingga sulit bagi perawat untuk tetap duduk
dan berkonsentrasi dalam menyelesaikan kuesioner.
penelitian seperti B. Umur, jenis kelamin, status perkawinan, lama bekerja sebagai
karakteristik responden serta observasi terkait variabel penelitian gaya hidup dan
6.2.1. Usia
kelompok dewasa awal (20-40 tahun), yaitu. H.32 (86%), san Agustin
rata orang dewasa membutuhkan waktu tidur 6-8,5 jam per hari (Potter
& Perry, 2005 san Agustin, 2012). Masa dewasa merupakan fase
fisik, intelektual dan sosial. Oleh karena itu masa remaja merupakan
masa transisi pubertas, dan usia muda ini membutuhkan waktu tidur
Hal ini dikarenakan perempuan memiliki minat yang lebih besar pada
menyebabkan ritme sirkadian dan pola tidur yang buruk atau terganggu
pada wanita (Khasanah dan Wahyu, 2012, Fitri, Amalia, dan Juanita,
2022).
sedangkan yang hidup kurang baik ada 44 (45,4). %). Penelitian ini
memiliki gaya hidup cukup sehat dan 1 siswa (1%) memiliki gaya hidup
kurang sehat.
memiliki jadwal yang padat, termasuk perawat lokal yang sering tidur
seperti B. Banyak minum air putih, minum kopi dan banyak makan
6.2.6. Lingkungan
keheningan, lampu kamar mati dan teman tidur. Untuk mendukung teori
dapat mengganggu pola tidur. Kerja shift berdampak negatif pada efek
0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor gaya
hidup dengan pola tidur perawat yang bekerja di bangsal Rumah Sakit
responden dengan gaya hidup baik lebih cenderung memiliki pola tidur
yang baik dibandingkan dengan gaya hidup yang buruk. Hasil uji
(2020) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan gaya hidup dengan
minum kopi, makan banyak sebelum tidur, dan minum banyak air
sebelum tidur. . sebelum tidur Ini efektif melawan insomnia dan kafein
yang baik dan pola tidur diantara perawat di Rumah Sakit Islam
waktu tidur sangatlah penting, waktu tidur yang ideal adalah 7-8 jam.
mengusahakan waktu tidur yang ideal dan kondisi tidur yang nyaman,
Menurut teori yang terdapat dalam penelitian Does (2012), salah satu
seperti ventilasi yang buruk, suhu yang tidak nyaman, kamar tidur
yang berbeda dan lampu yang terlalu terang, yang dapat mengganggu
rumah kedua bagi caregiver, sehingga tidak ada lagi halangan bagi
caregiver untuk rutin tidur di bangsal plus selama lebih dari lima tahun
rumah sakit.
BAB VII
PENUTUP
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dan lingkungan
terhadap pola tidur perawat di rumah sakit Islam di Jakarta. Dari hasil survei terhadap 97
7.1 Kesimpulan
besar responden adalah orang dewasa yaitu 90,7%. Sebesar 77,3 persen, sebagian
63,9%. 60,8% dari mereka yang disurvei sebagian besar telah bekerja > 5 tahun.
gaya hidup yang baik yaitu. H. 53 orang (54,6%) dan 44 orang (45,4%) memiliki
Hasil analisis bivariat diketahui tentang hubungan antara gaya hidup dan
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut:
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau pelatihan bagi
pelayanan.
b. Bagi Perawat
Studi ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan informasi untuk
membantu pengasuh mengatur pola tidur yang baik, gaya hidup dan
pengelolaan lingkungan.
Untuk peneliti yang melakukan pekerjaan serupa, peneliti menggunakan penelitian ini
untuk menyelidiki lebih lanjut gaya hidup dan lingkungan berdasarkan pola tidur perawat,
ritme tidur, dan variabel lain yang akan diuji.