Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh semua orang dan
penting untuk kesehatan tubuh. Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsangan lain.1
Kualitas dan durasi tidur yang cukup, dapat meningkatkan kualitas hidup, kesehatan
mental, dan kesehatan fisik.2 Pada kondisi tidur, tubuh melakukan proses
pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang
optimal.3 Kebutuhan tidur tidak hanya ditentukan durasi (kuantitas) tidur tetapi
juga seberapa dalam (kualitas) tidur. Tidur dikatakan baik dari segi kualias maupun
durasinya, jika tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak
mengalami masalah tidur (insomnia).4
Kurangnya kualitas dan durasi tidur dapat terjadi pada setiap tingkatan usia.
Kebutuhan tidur yang kurang, akan berdampak pada menurunnya kemampuan
untuk berkonsentrasi, membuat keputusan dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-
hari. Pelajar yang mengantuk dan lelah akibat kurang tidur akan mengalami
hambatan dalam proses belajar, gangguan memori, memecahkan masalah, dan
perubahan emosi. Hal ini menyebabkan konsentrasi belajar yang menurun dan
pencapaian nilai menjadi lebih rendah.1,4 Seseorang dengan durasi tidur yang cukup
akan menjadi lebih kreatif dan dapat membuat keputusan yang baik. Pelajar dengan
konsentrasi yang baik, dapat memperoleh hasil akademik yang memuaskan.5
Hasil akademik dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal terdiri dari intelegensi, minat, bakat, motivasi, kualitas dan durasi tidur.
Faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Tidur
merupakan faktor yang mempengaruhi hasil akademik, karena durasi tidur yang
kurang akan mengakibatkan seorang sulit mengendalikan emosi dan kurang
konsentrasi pada saat belajar.6
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jaka Sarfriyanda di Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau, diperoleh hasil 53,33% orang memiliki jam tidur
yang cukup, dan terdapat 46,67% orang sisanya mempunyai kebiasaan tidur di atas

Universitas Tarumanagara 1
jam 12 malam. Kebiasaan para mahasiswa yang menyebabkan mereka tidur larut
malam beragam. Sebagian besar dari mereka memainkan telepon genggam sebelum
tidur, padahal di pagi harinya mereka harus bangun untuk melakukan aktivitas
perkuliahan. Kebiasaan ini dapat mempengaruhi kebugaran mahasiswa dalam
menjalani aktifitas perkuliahan, dan dapat berefek kepada konsentrasi serta
kemampuan dalam mengingat pelajaran di kampus. Kesimpulan pada penelitian ini
yaitu mahasiswa dengan durasi tidur yang kurang, pencapaian akademiknya cukup
memuaskan.2
Hasil penelitian yang dilakukan Fenny di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa (70,6%) memiliki waktu
tidur yang kurang. Dari penelitiannya juga diketahui bahwa mahasiswa dengan
durasi tidur yang kurang akan mengantuk di siang hari, merasa lelah dan
mempengaruhi suasana hati (mood) sehingga pencapaian akademiknya menjadi
kurang memuaskan.8 Menurut Eliasson, kurangnya waktu tidur pada mahasiswa
dapat menyebabkan nilai prestasi akademik yang kurang memuaskan disebabkan
oleh aktivitas perkuliahan yang padat.
Mahasiswa kedokteran sering kali mengalami kurang tidur, karena beban
akademik yang berat. Padahal, tidur merupakan hal penting yang menentukan
performa seseorang dalam kegiatan sehari-hari dan merupakan salah satu faktor
yang menunjang prestasi akademik seseorang. Saat ini, masih terdapat variasi hasil
penelitian mengenai hubungan durasi tidur pada malam sebelum ujian dengan
prestasi akademik dan hal serupa juga belum pernah diteliti di Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara (FK UNTAR). Semua hal tersebut menjadi dasar untuk
dilakukannya penelitian mengenai hubungan durasi tidur pada malam sebelum
ujian dengan pencapaian akademik.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Pernyataan Masalah
 Penelitian tentang durasi tidur pada malam sebelum ujian dengan
pencapaian akademik belum pernah diteliti di FK Untar
1.2.2 Pertanyaan Masalah
 Berapa proporsi durasi tidur malam sebelum ujian pada mahasiswa FK
Untar?

Universitas Tarumanagara 2
 Berapa proporsi kelulusan mahasiswa FK Untar pada ujian tulis di blok?
 Apakah terdapat hubungan antara durasi tidur pada malam sebelum ujian
dengan hasil ujian tulis pada mahasiswa FK Untar?
1.3 Hipotesis Penelitian
 H0: Tidak terdapat hubungan antara durasi tidur malam sebelum ujian
dengan pencapaian akademik
 Ha: Adanya hubungan antara durasi tidur malam sebelum ujian dengan
pencapaian akademik
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Meningkatkan hasil akademik mahasiswa fakultas kedokteran dengan
memperhatikan durasi tidur pada malam sebelum ujian.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya proporsi durasi tidur malam sebelum ujian pada mahasiswa
FK Untar
2. Diketahuinya proporsi kelulusan mahasiswa FK Untar pada ujian tulis di
blok
3. Diketahuinya hubungan antara durasi tidur pada malam sebelum ujian
dengan hasil ujian tulis di blok pada mahasiswa FK Untar

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti dalam pendidikan kedokteran.
1.5.2 Manfaat bagi responden
Responden dapat mengetahui pentingnya durasi tidur yang cukup pada
malam sebelum ujian, sehingga responden dapat memodifikasi cara belajar
mereka.
1.5.3 Manfaat untuk institusi
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
menyusun kebijakan terkait jadwal perkuliahan

Universitas Tarumanagara 3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelusuran Literatur


2.1.1 Tidur
2.1.1.1 Definisi Tidur
Tidur didefinisikan sebagai keadaan tak sadar seseorang yang dapat
dibangunkan keambali dengan pemberian rangsangan sensorik.1.8 Tidur dapat
membantu meningkatkan kualitas hidup dari segi kesehatan mental, dan kesehatan
fisik.8 Tidur adalah kegiatan yang dikaitkan dikaitkan dengan postur tubuh yang
khas, seperti berbaring dengan mata tertutup pada manusia yang ditandai dengan
perubahan aktivitas gelombang otak, pernapasan, detak jantung, suhu dan fungsi
fisiologis lainnya.4 Tidur dapat disimpulkan sebagai keadaan tak sadar seseorang
seperti berbaring, menutup mata dan perubahan aktivitas yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup seseorang dari segi mental dan kesehatan fisik.

2.1.1.2 Fisiologi Tidur


Tidur merupakan kegiatan susunan saraf pusat, dimana ketika seseorang
sedang tidur bukan berarti susunan saraf pusatnya tidak aktif. Tidur dibagi menjadi
dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau rapid eye movement (REM) dan
pergerakan mata yang tidak cepat atau Non rapid eye movement (NREM). Tidur
diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat stadium. Tahap satu seorang
akan mengalami tidur dangkal dan mudah terbangun karena adanya suara atau
gangguan lainnya. Tahap dua biasanya berlangsung selama 10-25 menit. Tahap tiga
tahap yang lebih dalam dari tahap satu dan dua dimana individu sulit dibangunkan,
dan jika terbangun, individu tersebut tidak dapat segera menyesuaikan diri dan
sering merasa bingung selama beberapa menit. tahap empat adalah seseorang yang
sulit dibangunkan atau tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat lambat dan
aliran darah diarahkan jauh dari otak, untuk memulihkan energi fisik.9.10

Universitas Tarumanagara 4
2.1.1.3 Kualitas dan Durasi Tidur
Kualitas tidur adalah upaya seseorang dalam memulai dan mempertahankan
tidur, durasi tidur dan perasan segar saat bangun tidur. 11.12 Kualitas tidur memiliki
beberapa aspek seperti lamanya tidur, frekuensi terbangun, kedalaman dan
kepuasan tidur. Kualitas tidur yang baik untuk tubuh akan memiliki dampak positif
pada kesehatan. Sedangkan, kualitas tidur yang buruk akan memperlihatkan
perasaan lelah, gelisah, lesu, kehitaman sekitar mata, mengantuk, dan sakit
kepala.1.12
Durasi tidur adalah lamanya tidur rata-rata dalam 24 jam. National Sleep
Foundation (NSF) melakukan penelitian tentang tidur pada berbagai tahap
kehidupan yang dipublikasi di sleep health:13
1. Bayi (0-3 bulan) : 14-17 jam/hari
2. Bayi (4-11 bulan) : 12-15 jam/hari
3. Balita (1-2 tahun) : 11-14 jam/hari
4. Prasekolah (3-5 tahun) : 10-13 jam/hari
5. usia sekolah (9-11 tahun) : 9-11 jam/hari
6. remaja (14-17 tahun) : 8-10 jam/hari
7. Orang dewasa muda (18-25tahun) :7-9 jam/hari
8. Dewasa (26-64 tahun) : 7- 9 jam/hari

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur


Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan durasi tidur yaitu:6
1. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri dan ketidak nyamanan fisik yang
mengakibatkan masalah tidur pada seseorang. Contohnya: pada gangguan
drainase sinus, seseorang akan kesulitan bernapas sehingga sulit untuk tidur
2. Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi lelapnya tidur seseorang. Ukuran,
kenyamanan dan posisi tempat tidur dapat mempengaruhi kualitas tidur. Suara
juga dapat mempengaruhi tidur karena untuk mendapatkan tidur yang nyenyak,
dibutuhkan adanya ketenangan.

Universitas Tarumanagara 5
3. Latihan fisik dan kelelahan
Seseorang yang melakukan olahraga di siang hari akan mudah tertidur di
malam harinya. Kelelahan yang berlebihan dan stres akibat kerja akan membuat
sulit tidur.
4. Giliran Kerja
Individu yang bekerja bergantian / memiliki giliran kerja mempunyai
kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur.
5. Obat-obatan dan zat-zat kimia
Beberapa obat memiliki efek samping mengantuk namun juga ada yang
menimbulkan insomnia. Nikotin dalam jumlah banyak, dapat menyebabkan
agitasi. Perokok dengan kerusakan permanen di paru-paru akan mengalami sulit
bernapas, sehingga akan terganggu tidurnya
Seseorang yang minum alkohol dalam jumlah banyak sering mengalami
gangguan tidur. Alkohol yang berlebihan dapat mengganggu tidur REM dan
orang yang mengonsumsi alkohol juga sering mengalami mimpi buruk.
6. Diet dan kalori
Makan makanan berat pada malam hari akan mengganggu waktu tidur
karena makanan tersebut lambat dicerna.
7. Stres dan emosi
Kecemasan dan depresi yang terjadi secara terus menerus dapat
mengganggu tidur. Cemas dapat meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah
melalui stimulasi sistem saraf simpatik.

2.1.2 Pencapaian Akademik


2.1.2.1 Definisi Pencapaian Akademik
Pencapaian akademik merupakan hasil kinerja peserta didik dengan aspek
kognitif, contohnya: berhitung, keaksaraan, sains, sejarah. Prestasi akademik
merupakan salah satu indicator keberhasilan proses pendidikan. Hasil belajar
tersebut berupa pengetahuan/kognotif, sikap/afektif dan keterampilan
psikomotor.14

Universitas Tarumanagara 6
2.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi Pencapaian akademik
1. Faktor internal
Faktor internal adalah kondisi dan kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran, yang terdiri dari:6
 Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan memahami, berpikir secara rasional dan
menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan dengan
tantangan. Intelegensi terdiri dari tiga jenis kecakapan, yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.
 Minat
Minat adalah kegiatan yang diinginkan sendiri tanpa adanya paksaan dari
orang lain atau kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu dan biasanya
disertai dengan perasaan senang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaan yang dipelajari tidak sesuai, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya.
 Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang dibawanya sejak lahir. Bakat
merupakan kemampuan manusia untuk melakukan kegiatan dan sudah ada
sejak manusia itu ada.
 Motivasi
Motivasi adalah tekad yang kuat untuk melaksanakan kegiatan dengan
sungguh-sungguh, dan penuh semangat. Motivasi merupakan suatu energi
di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya keinginan dan
tindakan untuk mencapai tujuan
 Tidur
Durasi tidur yang kurang, berdampak negatif terhadap aspek memori dan
konsentrasi. Kelompok yang paling tinggi resikonya untuk terkena
gangguan tidur yaitu mahasiswa terutama mahasiswa di fakultas
kedokteran. Hal ini disebabkan oleh aktivitas perkuliahan yang padat.4

Universitas Tarumanagara 7
2. Faktor eksternal
Faktor esternal adalah aspek lingkungan luar seseorang yang menentukan hasil
belajar, faktor esternal tersebut terdiri dari:
 Faktor lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pengaruh pertama dan utama bagi kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Orang tua memberikan
dukungan dan perhatian yang sangat berpengaruh terhadap perilaku dan
prestasi anak. Salah satu perhatian yang diberikan terhadap anak adalah
mengingatkan anaknya belajar dengan rajin.
Suasana rumah yang tenang dan harmonis antar anggota keluarga
membuat seorang anak betah untuk belajar di rumah. Suasana yang nyaman
akan memberi pengaruh yang baik untuk prestasi belajar anak. Suasana
rumah yang ramai, sering terjadi ketegangan dan pertengkaran membuat
seorang anak kurang berkonsentrasi dalam belajar. Hal ini, menyebabkan
prestasi anak akan menurun. Keadaan ekonomi orangtua yang serba
kekurangan akan menghambat kemajuan seseorang dalam belajar karena
banyak kebutuhan belajar yang tidak terpenuhi.
 Faktor lingkungan sekolah
Guru, sarana pasarana, dan kurikulum dapat mempengaruhi pencapaian
akademik seseorang. Cara mengajar seorang guru juga berpengaruh
terhadap keberhasilan peserta didiknya. Guru yang menyampaikan materi
dengan kurang jelas akan membuat peserta didiknya kurang mampu
memahami materi pembelajaran Media pengajaran akan memperlancar
penerimaan materi yang diberikan. Kondisi gedung yang kokoh dan
memenuhi syarat kesehatan yang baik (ventilasi udara yang baik, sinar
matahari dapat masuk, penerangan yang cukup) akan menciptakan suasana
yang nyaman untuk belajar.
 Faktor lingkungan masyarakat
Media massa (bioskop, radio, televisi, surat kabar, dan majalah) dapat
memberi dampak positif dan negatif terhadap pembelajaran peserta didik.
Teman sebaya juga dapat memberi pengaruh besar terhadap keberhasilan
pembelajaran seseorang

Universitas Tarumanagara 8
Menurut sunarto, faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri terhadap
tuntutan akademik antara lain: kondisi fisik, perkembangan dan kematangan
khususnya kematangan intelektual (social, moral dan emosional), penentuan
psikologis, kondisi lingkungan (keluarga dan sekolah) dan kultural.
Penelitian ini melibatkan 106 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Riau angkatan 2011 dengan jumlah responden perempuan berjumlah 82 orang
mahasiswa (77,4%) lebih banyak dibandingkan dengan responden laki-laki yang
berjumlah 24 orang (22,6%). Jenis kelamin mempunyai pengaruh dalam
pembentukan konsep diri. Individu yang berjenis kelamin perempuan memiliki
konsep diri yang lebih rendah dibanding laki-laki. Kehidupan masyarakat,
perempuan kerap mengalami pandangan yang salah. Perempuan dianggap sebagai
makhluk yang lemah. Nilai gender yang dianut masyarakat yang telah tersistematis
akan berdampak besar pada konsep diri yang terbentuk dalam diri perempuan.
Memperlihatkan usia responden berada pada rentang 17-21, yaitu berada
dalam kategori remaja akhir sedangkan frekuensi usia terbanyak adalah 19 tahun
dengan jumlah 51 orang mahasiswa (48,2%) dan usia responden yang paling sedikit
adalah 21 tahun berjumlah 2 orang (1,9%). Colemen (1993) menyatakan bahwa
konsep diri bertambah stabil pada priode remaja. Masa remaja, prestasi akademik
merupakan salah satu penentu akan kemampuan individu. Pada rentang usia 17-21
kemampuan belajar individu meningkat sampai puncaknya pada usia 27 tahun. Hal
ini karena fungsi organ tubuh yang mendukung proses belajar semakin sempurna
sehingga pada rentang usia ini remaja bisa mendapat prestasi yang baik.9,15
Responden mempunyai jalur masuk kuliah yang berbeda, yang terbanyak SPMB
56 orang (52,8%), PBUD 10 orang (9,4%), dan Bina Lingkungan 40 orang (37,7%).
Berdasarkan data yang didapatkan terlihat bahwa jumlah responden laki-laki dan
perempuan yang tidak proporsional. Menurut Fitts (1971), konsep diri individu baru
akan relatif stabil pada masa ini. Hal ini karena fungsi organ tubuh yang mendukung
remaja sudah merasa mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin
hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri, dengan itikad baik dan
keberanian. Remaja mulai memahami arah kehidupannya, dan menyadari tujuan
hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang
jelas yang baru ditemukannya.15

Universitas Tarumanagara 9
2.2 Hubungan durasi tidur pada malam hari sebelum ujian dengan hasil
ujian tulis
Proses fisiologis sangat penting untuk hidup. Tahap-tahap tidur
mempengaruhi seberapa nyenyak seseorang tertidur. Durasi tidur menurut umur
juga penting karena berpengaruh terhadap kualitas tidur seseorang2.11.12.16. Faktor
lainnya yang berpengaruh terhadap durasi tidur adalah kafein. Kafein membuat
seseorang menjadi tetap terjaga karena menghambat fase gelombang lambat dan
tidur REM. Kafein juga membuat tidur seseorang kurang nyenyak karena sering
terbangun setiap malam.2
Sebuah penelitian yang dilakukan di Hongkong menunjukkan rerata durasi
tidur murid SD di Hongkong adalah 8,79 jam. Hal ini jauh di bawah rerata durasi
tidur dari murid SD di Amerika yang rerata durasi tidurnya adalah 10 jam 16. Pada
penelitian tentang pola tidur pada 3.000 anak, murid dengan nilai yang kurang baik
dilaporkan tidur larut malam. Pada mereka yang mengalami durasi tidur yang
kurang, risiko untuk tidak lulus meningkat sebanyak 2 kali lipat dibanding mereka
yang mempunyai durasi tidur yang cukup.16
Penelitian mengenai durasi tidur malam sebelum ujian dengan pencapaian
akademik pernah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya (FKUAJ). Peneliti tersebut diikuti oleh 20 orang responden dan
diketahui bahwa durasi tidur malam tersingkat adalah 4,2 jam, terpanjang 7 jam,
rerata 5,91, dan standar deviasi 0,82. Nilai ujian tengah blok di Blok Reproduksi
berkolerasi positif dengan durasi tidur malam sebelum ujian dengan nilai r = 0,810.
Hasil tersebut menandakan adanya hubungan yang signifikan antara durasi tidur
malam sebelum ujian dan nilai ujian tengah blok di Blok Reproduksi pada
mahasiswa FKUAJ angkatan 2010.16
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eliasson menunjukkan bahwa peserta
didik dengan hasil IPK tertinggi memiliki waktu tidur yang lebih awal dan bangun
yang lebih awal.14 Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh fenny di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa mahasiswa memiliki durasi tidur yang kurang akan mengantuk di siang hari,
merasa lelah dan mempengaruhi suasana hati (mood) sehingga menghasilkan
pencapaian akademik yang cukup yang kurang memuaskan.3

Universitas Tarumanagara 10
2.3 KerangkaTeori

Faktor Faktor yang Faktor  Intelegensi


eksternal mempengaruhi internal  Minat
 Bakat
 Motivasi

 Keluarga  tidur
 Sekolah
 masyarakat
Pencapaian kualitas
akademik
kuantitas

2.4 Kerangka Konsep

Durasi tidur Pencapaian


Mahasiswa FK UNTAR akademik
pada malam
sebelum ujian

Universitas Tarumanagara 11
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Disain Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian dengan desain cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian: FK Universitas Tarumanagara
Waktu penelitian: Januari – April 2018

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi target:
Populasi target pada penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran
3.3.2 Populasi terjangkau:
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara
3.3.3 Subjek penelitian:
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara yang
melaksanakan ujian tulis blok biomedik 3 tahun 2018 dan memenuhi kriteria
inklusi.

3.4 Perkiraan Besar Sampel


Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.

z ∝ √2PQ ± Zβ√P1Q1 + P2𝑄2 2


𝑛1 = 𝑛2 = { }
(𝑃1 − 𝑝2)
Keterangan:
z∝ : deviate baku alfa (1,96)
zβ : deviate baku beta (0,842)
p1 : 0,6934
p2 : 0,3374

Universitas Tarumanagara 12
Q1 : 1-p1
: 1-0,6934
: 0,306
P : ½ (p1+p2)
: ½ (0,6934+0,3374)
: 0,5154
Q : 1-P
: 1-0.5154
: 0,306
Q2 : 1-p2
: 1-0,3374
: 0,6624

Apabila seluruh nilai di atas dimasukan kedalam rumus akan diperoleh


sebagai berikut:
𝑛1 = 𝑛2
1,96√2x0,51x0,485 ± 0,842√(0,6934x0,485 + 0,3374x0,6624) 2
={ }
(0,6934 − 0,3374)

Jadi, besar sampel minimal yang digunakan pada penelitian ini adalah orang
67 orang
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1 Kriteria Inklusi:
 Mahasiswa semester II FK Untar yang aktif kuliah dan sedang menjalani
ujian tulis blok biomedik 3
3.5.2 Kriteria Eksklusi:
 Mahasiswa semester II FK Untar menolak mengisi informed consent

3.6 Cara kerja / Prosedur Kerja Penelitian


3.6.1 Alokasi subyek
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara yang sedang menjalani ujian blok Biomedik 3.

Universitas Tarumanagara 13
3.6.2 Pengukuran dan intervensi
Responden akan mengisi informed consent dan diberi arahan mengisi
kuesioner. Pengukuran menggunakan kuesioner singkat.

3.7 Variabel Penelitian


3.7.1 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah durasi tidur mahasiswa pada
malam sebelum ujian.
3.7.2 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pencapaian akademik.

3.8 Definisi Operasional


 Durasi tidur pada malam sebelum ujian
Definisi: Jumlah tidur mahasiswa pada malam sebelum ujian tulis di blok
Cara ukur: Wawancara
Alat ukur: Kuesioner
Hasil ukur: Cukup apabila >7 jam dan kurang apabila <7jam
Skala ukur: data kategorik skala ordinal

 Pencapaian akademik
Definisi: hasil belajar mahasiswa dalam blok, yang diukur dengan nilai pada
ujian tulis
Cara ukur: Wawancara
Alat ukur: Kuesioner
Hasil ukur: Lulus apabila nilai ujian >56,00 dan tidak lulus apabila nilai
ujian <56,00
Skala ukur: Data kategorik skala nominal

3.9 Instrumen Penelitian


Kuesioner tentang durasi tidur PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index)

Universitas Tarumanagara 14
3.10 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data diperpleh
secara langsung dari responden, yaitu mahasiswa FK Untar dengan
melakukan wawancara dan pengisian kuesioner.

3.11 Analisis Data


Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan software
analisis statistik. Jenis analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis univariat dan bivariat. Analisi bivariat dilakukan untuk mengetahui
hubungan durasi tidur pada malam sebelum ujian dengan pencapaian
akademik pada responden.

Universitas Tarumanagara 15
3.12 Alur Penelitian

Penyusunan Proposal Penelitian

Mengajukan surat ijin penelitian

Validasi kuesioner:
1. Informed consent responden
2. Pengisian kuesioner
3. Analisis uji validitas kuesioner
4. Kuesioner siap digunakan

Pengumpulan mahasiswa FK UNTAR

Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

Pemberian informed consent


Tidak
diikutsertakan

Wawancara dan pengisian kuesioner

Pengumpulan data

Analisis data

Penyusunan laporan

Universitas Tarumanagara 16
3.13 Jadwal Pelaksanaan

Kegiatan Waktu
2017 2018
8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Penyusunan
proposal skripsi

Pengambilan
data penelitian

Analisis data

Penyusunan
laporan hasil
penelitian

Universitas Tarumanagara 17
3.14 Anggaran

No Jenis Jumlah Biaya

1. Print Skripsi 2 jilid Rp.200.000

2. Print kuesioner 800 lembar Rp.400.000

3. Alat tulis 170 buah Rp. 550.000

4. Biaya tak terduga Rp.1.000.000

JUMLAH PENGELUARAN :

Rp.2.100.000

Universitas Tarumanagara 18
Daftar pustaka :

1. Guyton AC, Hall JE. Texbook of medical physiology. Edisi ke-11.


Philadelphia: Elsevier Saunders; 2007.
2. Sarfiyanda J, Karim Darwin, Dewi Ari Pristiana. Hubungan antara kualitas
tidur dan kuantitas tidur dengan prestasi belajar mahasiswa. 2015 (JOM
vol. 2 No. 2, oktober 2015): available from:
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/8282
3. Hanafi N, Nadjmir, Hardisman. Hubungan tidur dengan prestasi akademik
mahasiswa program studi pendidikan dokter angkatan 2010 FK universitas
Andalas: Available from:
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/477
4. Healthy sleep. External factor that influence Sleep (update 2007 dec 18).
Available from:
http://healthysleep.med.harvard.edu/healthy/science/how/external-factors
5. Galih Theodora. Faktor yang mempengaruhi prestasi akademik pada siswi
fatherless yang berprestasi.2017
https://repository.usd.ac.id/11937/2/129114102_full.pdf
6. Kadek N. Pengaruh tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Akademik siswa kelas II SMA negeri 99 jakarta.
(online).available from:
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Art
ikel_10504121.pdf
7. Fenny, supriatmo. Hubungan kualitas dan kuantitas tidur dengan prestasi
belajar pada mahasiswa fakultas kedokteran: available from:
https://jurnal.ugm.ac.id/jpki/article/viewFile/25373/16243
8. National Heart, Lung, and Blood Institute. Sleep deprivation and
deficiency.(online) available from:
https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/sleep-deprivation-and-deficiency
9. National Institutes of Health.sleep disorders and sleep deprivation: an
umet public health problem (online) available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK19956/
10. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/166/jtptunimus-gdl-aditiyaser-8266-
3-babii.pdf
11. Marc D. Gellman, J. Rick Tuner. Encyclopedia of mehavior medicine
https://link.springer.com/referenceworkentry/10.1007%2F978-1-4419-
1005-9_849
12. Allison G. Harvey,PHD, Stinson Kathleen, BA. Thesubjective meaning of
sleep quality: a comparison of individuals with and without insomnia
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2276747/
13. National sleep foundation recommends new sleep times (online) available
from:
https://sleepfoundation.org/press-release/national-sleep-foundation-
recommends-new-sleep-times

Universitas Tarumanagara 19
14. AH. Eliasson. Early to bed, early to rise! Sleep habits and academic
performance in college students.2015 available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19603214
15. http://repository.unri.ac.id:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/366/n
urmadiah.pdf?sequence=1
16. Arieselia Zita, Effendi Effendi. Hubungan Durasi Tidur Malam dengan
nilai ujian mid blok reproduksi mahasiswa angkatan 2010 di Fakultas
Kedokteran Unika Atmajaya;2017
http://ojs.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/206

Universitas Tarumanagara 20
LAMPIRAN 1

INFORMED CONSENT

Nama :

Nim :

Usia :

Alamat :

No HP :

Jenis Kelamin :

Menyatakan bersedia untuk dilakukan wawancara dan mengisi


kuesioner pada penelitian dengan judul “Hubungan durasi tidur pada malam
sebelum ujian dengan pencapaian akademik mahasiswa fakultas
kedokteran.”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi tidur


pada malam sebelum ujian dengan pencapaian akademik pada mahasiswa
fakultas kedokteran. Responden dapat menolak/ mengundurkan diri dalam
penelitian ini sewaktu-waktu tanpa sanksi.

Bila ada yang ingin ditanyakan lebih lanjut mengenai penelitian ini
dapan menghubungi peneliti, Hapsari Mustika Cahyani dengan nomor
telepon 085776810618 atau dapat lewat email cahyanihapsari@yahoo.com
di Fakultas Kedokteran Untar.

Jakarta,…………….…2018

(…………………)

Universitas Tarumanagara 21
LAMPIRAN 2

KUESIONER

Nama :

Nim :

Umur :

Alamat :

Tanggal :

1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam ?

2. Berapa lama anda biasanya baru bias tertidur tiap malam?

3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?

4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?

5. seberapa sering masalah- Tidak 1x 2x >3x


masalah dibawah ini mengganggu pernah seminggu seminggu seminggu
tidur anda?
A Tidak mampu tertidur
selama 30 menit sejak
berbaring
B Terbangun ditengah malam
atau terlalu dini
C Terbangun untuk kekamar
mandi
D Tidak mampu bernafas
dengan leluasa
E Batuk atau mengorok
F Kedinginan dimalam hari
G Kepanasan dimalam hari
H Mimpi buruk
I Terasa nyeri
J Alasan lain
6 Seberapa sering anda
menggunakan obat tidur

Seberapa sering anda


7 mengantuk ketika
melakukan aktifitas disiang
hari

Universitas Tarumanagara 22
Tidak kecil sedang Besar
antusias
8 Seberapa besar antusias
amda ingin menyelesaikan
masalah yang anda hadapi
Sangat baik kurang Sangat
baik kurang
Pertanyaan preintervensi:
9 bagaimana kualitas tidur
anda selama sebulan yang
lalu
Pernyataan post intervensi :
bagaimana kualitas tidur
anda selama seminggu yang
lalu

Universitas Tarumanagara 23

Anda mungkin juga menyukai