Rani afriyanti
405160101
Struktur anatomi SST
Medulla Spinalis
• Terletak di dalam canalis vertebralis
• Seperti tabung silindris dengan sedikit
mendatar di saerah dorso ventral
Spinal Cord
• Panjang 40-45 cm • Fungsi: mengirimkan
• Diameter 1 cm pesan ke dan dari otak
• Berat sekitar 30gr (substansia alba) dan
berperan sebagai
pusat refleks
(substansia grisea)
• 31 pasang nervus
spinalis melekat pada
corda melalui
sepasang radix dan
keluar dari canalis
vertebralis melalui
foramen
intervertebralis
• Mirip kupu-kupu
• Kedua substansia grisea
dihubungkan oleh gray
commissure
• Proyeksi posterior cornu
dorsalis (posterior)
• Proyeksi anterior cornu
ventralis (anterior)
• Pada corda bagian thoracic dan
lumbar, terdapat pula cornu
lateralis
Radix
• Ventralis (anterior)
• Terbentuk dari akson sel
cornu anterior yang
terletak di substantia
grisea medula spinalis
• Dorsalis (posterior)
• Terjadi hubungan erat
dengan radix ventralis
ganglion spinalis (ganglion
radix dorsalis)
Radix ventralis
• Berisi serabut saraf eferen
membawa rangsang motorik dan
keluar dari medulla spinalis dalam
alur dis sulcus venro lateralis
• Terbentuk dari axon sel2 cornu
anterior yg terletak di substantia
grisea MS
• Keluar dari durameter serabut ini
bergabung dengan radix dorsalis
dan membentuk serabut
campuran-sensorik dan motorik
Dermatoma
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 5th ed. Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier; 2011.
Susunan Saraf Otonom
• Susunan saraf yang dapat mengatur, menyesuaikan dan mengkoordinir
berbagai aktivitas organ visceral tanpa disadari oleh kita.
• Ikut mengatur homeostasis tubuh mengatur kontraksi otot polos, otot
jantung dan aktivitas dari berbagai kelenjar (mengatur DJ, TD, RR dan aktivitas
umum visceral)
• Tersusun dari bagian:
• Pusat
• Substantia grisea diencephalon dan tuber cinerium
• Mesencephalon dan medulla oblongata
• Cornu lateralis medulla spinalis
• Perifer
• Didalam jalan persarafan eferent ke ganglion otonom
• Dapat dibedakan denan adanya: serabut preganglioner (sususnan
saraf pusat – ganglion otonom) dan serabut postganglioner (ganglion
otonom – alat yang dipersarafinya)
Susunan Saraf Otonom
• Fungsinya bebas dan tidak dapat diatur atau diawasi oleh kesadaran
manusia
• Berdasarkan faal:
• Susunan sympathis
• Badan sel dari ganglion preganglioner susunan sympathis
terletak di dalam cornu lateralis substantia grisea medulla
spinalis Th 1 – L2/L3
• Panjang dan mempunyai synapsis di dalam ganglion para
vertebralis
• Serabut preganglioner bermielin dan tampak putih
• Susunan parasympathis
• Badan sel neuron preganglionernya terletak di dalam nuclei
batang otak dan cornu lateralis S2 – S4
Susunan Saraf Otonom
• Keluar sebagai bagian dari nervi cranialis atau bagian dari radix
ventralis nervus spinalis sacral
• Bagian dari cranial keluar dari batang otak bersama dengan saraf
– saraf otak dan berakhir di ganglion intramural atau ganglion
postganglioner
• Tidak melewati rami nervus spinalis sehingga struktur
cutaneus tidak dipersarafi oleh serabut parasympathis
struktur histologi SST
Selubung serat saraf/selubung akson
Berdasarkan ada atau tidak adanya selubung mielin, serat saraf (akson)
di SSP dan SST dibagi menjadi:
1. Serat saraf bermielin
Pada SSP mielin dibentuk oleh sel oligodendroglia.
Pada SST mielin dibentuk oleh sel schwann.
• Kecepatan rambat saraf listrik pada saraf yang bermielin jauh lebih
cepat dibandingkan dengan saraf tanpa mielin.
Selubung saraf tepi
Jaringan ikat yang
membungkus saraf tepi
adalah:
1. Epineurium (jaringan ikat
fibrosa)
2. Perineurium (Jaringan ikat
padat kolagen)
3. Endoneurium (Jaringan
ikat longgar)
Ganglia
• Merupakan kumpulan neuron yang letaknya diluar SSP.
• Ada 2 macam ganglia:
• Ganglia Kranio-spinal (sensorik)
(terdiri atas saraf kranial dan saraf spinal)
• Ganglia autonom (berfungsi motorik)
(terbagi 2: Ganglion simpatis & parasimpatis)
Ganglion Spinalis
• Terletak pada akar saraf
posterior dari medula
spinalis.
• Sensoris.
• Pseudo-unipolar.
• Badan sel dikelilingi sel
satelit gepeng.
• Inti dan anak inti jelas.
• Ganglion dibungkus
jaringan ikat,
endoneurium.
Ganglia Otonom
• Sel ganglion berukuran lebih kecil daripada ganglion kraniospinal,
berbentuk multipolar, beberapa dendrit dan satu akson tak bermielin
• Disekitar perikarion terdapat beberapa sel kapsul.
• Akson tidak berkelompok membentuk berkas-berkas (pada ganglia
kraniospinal membentuk berkas)
Ganglion Simpatis
• Struktur serupa dengan
ganglia sensoris.
• Multipolar.
• Inti eksentrik.
• Sitoplasma mengandung
granula lipofusin coklat.
• Jumlah sel satelit lebih
sedikit.
Ganglia Parasimpatis
• Biasanya terletak di
dalam/dekat organ
efektor.
• Beberapa badan sel
mengelompok.
• Inti dan anak inti
besar, jelas.
• Sitoplasma basofilik.
Ganglia Ganglia
simpatis parasimpatis
Ujung saraf / Nerve endings
• Tiap serat saraf tepi, sensoris, motoris akhirnya berujung pada organ
perifer dengan satu atau beberapa cabangnya.
• Beberapa serat saraf bercabang sebagai ujung akhir saraf bebas
diantara sel jaringan.
Ujung akhir serat saraf
Ada 3 kelompok ujung akhir
saraf :
1. Yang berakhir pada otot
skeletal (motor endplate,
muscle spindel)
2. Yang berakhir pada epitel
(ujung akhir saraf bebas)
3. Yang berakhir pada jaringan
ikat (badan vater pacini,
Meissner)
Cakram motorik/Motor end plate
• Serat saraf yang keluar SSP
disebut serat eferen.
• Serat saraf eferen yang
menuju otot skelet adalah
serat saraf motorik &
efektornya adalah serat otot.
• Selubung mielin akson
menghilang sewaktu akson
bercabang seperti cakar ayam
mendekati serat otot rangka.
Badan Vater Pacini
• Bangunan ini bersifat sensoris.
• Terdiri atas lapisan fibroblas dan
ruangan berisi cairan jaringan
yang tersusun berlapis-lapis
dengan serat saraf tak bermielin
ditengahnya.
• Terdapat pada dermis dan
hipodermis kulit, genital eksterna,
putting payudara, payudara,
pankreas, otot.
• Fungsi: reseptor tekanan dan
getaran (mekanoreseptor)
Badan Meissner
• Bangunan ini terdiri atas
percabangan ujung serat
saraf sensoris yang
diselubungi sel schwann yang
tersusun secara horizontal
melingkar ke ujung.
• Terdapat pada: stratum
papilar dermis ujung jari
tangan dan kaki, telapak kaki,
tangan, bibir dan putting
payudara.
• Fungsi: reseptor rabaan halus
(mekanoreseptor)
Badan Ruffini
• Ujung reseptor membentuk jala-jala yang luas diantara serat-serat
jaringan ikat yang berbentuk lonjong.
• Terdapat pada: dermis, hipodermis kulit, khususnya ujung jari tangan
dan kaki.
• Fungsi: reseptor temperatur dan reseptor rabaan dan tekanan.
Muscle Spindel
• Terletak di antara otot rangka.
• Berfungsi: mengontrol gerakan otot.
• Setiap muscle spindel mengandung 2-12 serat otot skelet khusus
(serat intrafusal) yang terdapat dalam kapsul jaringan ikat yang
berjalan paralel dengan serat otot skelet biasa disekelilingnya (serat
ekstrafusal).
fisiologi SST
Neuromuscular junction dan neurotransmitter
SPINAL CORD
Asal serat pasca ganglion Rantai ganglion simpatis/ gangglion kolateral Gangglion terminal ( di dalam/dekat organ
efektor)
Panjang & jenis serat •Serat pra-ganglion kolinergik pendek Serat pra-ganglion kolinergik panjang
•Serat pascaganglion adrenergik panjang (seb.besar) Serat pascaganglion adrenergik pendek
• serat pascaganglion kolinergik panjang ( bbrp)
Organ efektor yg dipersarafi Otot jantung, hampir semua otot polos, sebagian besar Otot jantung, sebagian besar otot polos,
kelenjar eksokrin, sebagian kelenjar endokrin sebagian kelenjar endokrin
Dominansi Mendominansi dlm situasi darurat “ fight or flight “ ; Mendominansi dalam situasi yg tenang dan
mempersiapkan tubuh untuk aktivitas fisik yg rileks; mendorong aktivitas “ rumah tangga
memerlukan kekuatan besar umum” spt : pencernaan
Jenis lepas muatan Sering melepaskan muatan secara massal sistem Biasanya lebih melibatkan organ-organ tersendiri
keseluruhan; dpt melibatkan hanya organ-organ dan jarang melepaskan muatan secara massal
tertentu
SOMATIK VS AUTONOM
SIFAT SISTEM SARAF OTONOM SISTEM SARAF SOMATIK
Tempat asal Otak / tanduk lateral korda spinalis Tanduk ventral korda spinalis
Neuron di tempat asal di SSP – organ efektor Rantai dua-neuron ( pra-gangglion & Neuron tunggal ( neuron motorik )
pascagangglion )
Organ yg dipersarafi Otot jantung, otot polos, kelenjar eksokrin dan Otot rangka
sebagian kelenjar endokrin
Jenis persarafan Sebagian besar organ efektor dipersarafi Organ efektor hanya dipersarafi oleh neuron
secara ganda oleh kedua cabang sistem yg motorik
antagonistik ini ( simpatis & parasimpatis )
Neurotransmitter di organ efektor Mungkin asetilkolin (ujung parasimpatis) atau Hanya asetilkolin
norepinefrin ( saraf simpatis )
Pusat yg lebih tinggi di otak yg ikut mengontrol Korda spinalis, medula, hipotalamus, korteks Korda spinalis, korteks motoris, nukleus basal,
frontalis serebelum, batang otak
kelainan saraf tepi dan
definisinya
Definisi LMN
• Adalah neuron yang menyalurkan impuls motorik pada bagian
perjalanan terakhir ke sel otot skeletal
• Macamnya
• α motor neuron
• Berukuran besar ( diameter 12-20 µ )
• γ motor neuron
• Berukuran kecil (diameter 2-8 µ )
Tanda – tanda gangguan Sensorik Motorik
UMN LMN
Refleks meningkat Refleks menurun
Refleks patologis Refleks patologis (-)
Tonus meningkat Tonus menurun
Arrophy disuse Atrophy
LETAK LESI: LETAK LESI:
Korteks motorik primer Motor neuron
Kapsula interna Radiks ventralis
Batang otak Pleksus
Medulla Spinalis Vasikulus
Saraf perifer
Motor and plate
Otot
TANDA DAN GEJALA LMN
• Lumpuh ringan (paresis)
• Lumpuh mutlak (paralisis)
• Atrofi otot
• Fasikulasi
• Hilangnya reflek fisiologis
N
E
U Kelainan pada kornu anterior Poliomielitis
R
O
M Kelainan pada radiks Radikulopati
U
S Peroneal Nerve Palsy
C Kelainan pada saraf tepi Bell’s palsy
U
L GBS
A
R Kelainan pada neromuscular junction Myasthenia Gravis
D Polimiositis
I Kelainan pada otot
S Dermatomiositis
E
A
S
E
Kelainan LMN
Carpal tunnel syndrome
Carpal Tunnel Syndrome
• Definisi: adalah kumpulan gejala khas dan • Phallen’s Test
tanda-tanda yang terjadi termasuk kompresi • Flick’s Test
saraf medianus dalam terowongan karpal
• Thenar Wasting
• Etiologi: • Pressure Test
• Herediter,Trauma,Pekerjaan, Infeksi • Luthy’s Test (Bottle Test)
Metabolik, Endokrin • Sensibility Test
• PP:
• Tanda&gejala • Pemeriksaan EMG
• Baal/mati rasa, rasa terbakar, • Pemeriksaan Radiologi
kesemutan, di jari2 dan telapak tangan
t.u malam hari
• Nyeri di telapak tangan, atau lengan
bawah selama dipergunakan
• Penurunan kekuatan cengkraman
• Kelemahan ibu jari
• Sensasi jari bengkak
• Kesulitan dlm membedakan sensasi
panas dan dingin
• PF
• Tinel’s Test
• Terapi
Konservatif :
• Istirahatkan pergelangan tangan
• NSAID
• Obat neuropatik
• Pemasangan bidai pd posisi netral
• Injeksi steroid dg triamcinolone / dexamethasone
• Vit B6 (piridoksin) 100-300 mg/hari
• Fisioterapi perbaikan vaskularisasi pergelangan
• B. Operatif
• Indikasi:
• Terapi konservatif dengan semua modalitas terapi gagal
• Atrofi otot tenar
• Gangguan sensorik yang berat
• Prognosis
• Dengan terapi konservatif prognosisi baik
• Jika dengan terapi konsevatif tidak membaik maka lakukan tindakan operatif
LMN Disease
Sindrom Letak kelainan (etio) gejala PENYAKIT SUSUNAN SARAF PERIFER
Sidrom lesi di kornu Infeksi viral Demam, lesu, sakit KORNU • Polio
anterius - tipe I (Brunhilde) kepala, keringat banyak, ANTERIO • Amyotrophic Lateral Sclerosis
- tipe II (Lansing) anoreksia, sakit R
(ALS)/MND
- tipe III (Leon) kerongkongan, muntah, • Spinal Muscular Atrophy Kugelberg
Lesi vaskular akibat diare, nyeri otot. Welander syndrome
arteriosklerosis dan sifilis Werdnig Hoffman syndrome
meningovaskular.
RADIKS • Guillain Barre syndrome :
Sindrom lesi selektif -Poliomelitis kronik Atrofi dan fasikulasi otot Poliradikulitis,Poliradikuloneuritis
merusak motoneuron -Keturunan tenar, hiptenar, dan • Trauma: avulsi radiks total / partial
dan jaras -Slow viral infection interosea. • HNP : iritasi / kompresi radiks
kortikospinal -Toksin di substansia grisea Hiperefleksi.
sentralis Ada reflex patologis PLEKSUS • Trauma
Sindrom lesi yang -Kornu anterius dan 2/3 medial Penyumbatan bisa
SARAF • Polineuropati
PERIFER • Neuropati diabetika
merusak motoneuron funikulus anterolatiralis karena infark:
dan funikulus sumbatan a.spinalis anterior -Lumpuh LMN bilateral • Morbus Hansen: mononeuropati
anterolateralis (arteri tunggal m.s). -Perasaan nyeri, multipleks
suhu,perabaan hilang • Pressure neuropathy
-Kemampuan merasakan • Trauma
rangsang • Bell´s palsy / ggn n.VII perifer
gerak,getar,sikap dan OTOT • Dystrofia Muskulorum Progresiva
posisi tubuh masih ada. (DMP)
• Miositis
Sindrom lesi tunggal Lesi tunggal di pusat Lumpuh ke 2 otot lengan Atoni, Arefleksi, Atrofi, Refleks
di pusat substansia substansia grisea sentralis
grisea. siringomelia kista berisi patologik Negatif, Tidak ada
carian hidromelia fasikulasi
Miastenia Gravis
• Myasthenia gravis disebabkan oleh terblokirnya transmisi neuromuskular yang
terkait dengan immune-mediated penurunan jumlah reseptor nikotin
asetilkolin.
Epidemiologi
• Berhubungan dengan infeksi Campylobacter jejuni
• Laki-laki> perempuan
• AIDP: amerika utara, arab, eropa
• AMAN: amerika tengah, amerika selatan, bangladesh, jepang, meksiko
Patofisiologi
• 2/3 kasus dimulai dengan infeksi (antecendent infection) pd sal naps
atau GI
• 31% kasus SGB ditemukan Campylobacter jejuni pada analisis fesesnya
• Haemopillus influenza, Mycoplasma oneumonia,CMV,EBV,VZV reaksi silang
antibodi thd gangliosida
• Transfer gangliosida parenteral, pascavaksinasi influenza H1N1, adanya kelainan
autoimun lain yang diderita sebelumnya, penggunaan obat-obatan
imunosupresan, pascapembedahan
• Infeksi antesenden proses antibodi mimikri kemiripan struktur
antigen patogen dengan dinding sel tubuh antibodi dibentuk tubuh
dapat melemahkan untuk melemahkan patogen tsb dapat berikatan
dengan jar tubuh itu sendiri
pp
• Pungsi Lumbal peningkatan kadar protein CSS
• Radiologi
• Antibodi antiganglionsida
DD
• Miastenia gravis
• Periodik paralisis hipokalemia
• Botulisme
• Poliomielitis
• Mielopati akut
Komplikasi
• Sepsis
• Emboli paru
• disautonomia
tatalaksana
• Imunoterapi dalam 2 minggu pertama onset pada ps GBS disability
score >2 plasmafaresis dan imunoglobuin IV
• Plasmapheresis menurunkan waktu pemulihan & bisa menurunkan
kemungkinan sisa deficit neurologis. Sebaiknya diberikan saat awal &
diindikasikan untuk pasien dengan gannguan pernapasan yg
berprogresif cepat atau berat
• IV immunoglobulin (400mg/kg/hari selama 5 hari): tampak sama
efektif, sebaiknya digunakan pada anak & dewasa dgn instabilitas
kardiovaskular disbanding plasmapheresis.
• Terapi simptomatik: untuk mencagah gagal napas atau vascular collapse
Prognosis
Erasmus GBS Outcome Score (EGOS)
• Adanya riwayat diare sebelumnya
• Usia >60 tahun
• Nilai GBS disability score pada minggu kedua sejak onset
https://www.bodyheal.com.au
Etiologi
Massa jaringan lunak dapat berkontribusi pada kompresi neuropati saraf
posterior tibialis
• Lipomas
• Tendon sheath ganglia
• Neoplasms within the tarsal canal
• Nerve sheath and nerve tumors
• Varicose veins
Lain - lain :
Deformitas kaki, kalkaneus atau talus fraktur, eksostosis, koalisi talocalcaneal,
cedera olahraga atau tromboflebitis
Tanda dan gejala
• Kesemutan, rasa terbakar, atau sensasi mirip dengan sengatan listrik
• Mati rasa
• Nyeri (including shooting pain)
Gejala-gejalanya biasanya dirasakan di bagian dalam pergelangan kaki
dan / atau di atas bagian bawah kaki
kadang gejalamuncul tiba-tiba. Sering diperburuk dengan terlalu sering
berdiri dalam waktu yang lama, berjalan, berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
• Nyeri
• Rasa baal
• Tinel test Perkusi dari saraf bagian distal dengan manifestasi berupa
parestesia.
nyeri yang menyebar dan parestesi sepanjang perjalanan dari saraf. dapat
timbul pada bagian posterior dari maleolus medial.
Gejala-gejala tersebut umumnya akan berkurang saat beristirahat, meskipun
tidak semua gejala tersebut hilang seluruhnya.
• Phalen test , yaitu kompresi saraf selama 30 detik, dengan timbulnya
kembali gejala-gejala tersebut
Pemeriksaan Penunjang
• MRI massa jaringan lunak dan lesi yang menempati ruang lain di
terowongan tarsal
• X ray mengevaluasi struktur kaki( patah tulang, massa tulang,
osteofit, dan koalisi subtalar joint)
• Elektromyographic (EMG) dan nerve conduction Velocity (NCV)
mengevaluasi penyebab dari tarsal tunnel syndrome dan untuk
memastikan adanya neuropathy.
Tatalaksana
• Terapi konservatif
obat-obatan antiinflamasi, imobilisasi, dan steroid injeksi.
• Terapi bedah
diindikasikan ketika pengobatan konservatif gagal, gejala klinis
bertahan ≥6 bulan dan saat pemeriksaan fisik menunjukkan saraf
terjebak . Space-occupaying masses harusnya dihilangkan.
Non farmako
• Olahhraga stretching untuk
meningkatkan fleksibilitas otot
gastrocnemius
• Pada pasien dengan flat foot dilakukan
foot orthosis atau insole khusus untuk
mengurangi tekanan di nervus tibialis
• Membalut dengan posisi plantar flexi
pada pasien dengan valgus foot
• Farmako
• Sama dengan CTS
• Pembedahan
• Jika terapi konservatif tidak berhasil
• Saat pembedahan kaki dalam posisi supine
atau lateral
• tujuannya dekompresi pada bagian nervus
tibialis
• Setelah operasi, kaki harus diimobilisasi
dahulu dengan posisi sedikit inversi dengan
balut selama 3 minggu
Neuropati
Klasifikasi
• Mononeuropati simpleks: ggn satu saraf perifer
• Mononeuropati multipleks: ggn beberapa saraf secara random dan
tidak menjalar, jika ekstensif bisa mjd konfluen
• Polineuropati: ggn bbrp saraf secara bersamaan, biasanya simetris
dan kebanyakan pada bagian distal
• Aksonopati: ggn pd akson
• Mielinopati: ggn pd selubung mielin
• Neuronopati: ggn pd badan sel neuron di cornu anterior medulla spinalis, dorsal root
ganglia, ganglia simpatis atau ganglia parasimpatis
Pencegahan Trauma
• Pencegahan ulkus decubitus, kontraktur sendi &
kompresi saraf perifer
• Ekstremitas dgn sensory loss dilindungi dari
trauma minor berulang, misalnya thermal injury
yg bisa merusak jaringan
Penatalaksanaan Nyeri
Peroneal Nerve Palsy
(Peroneal Mononeuropathy/ Zenker’s
Paralysis)
Definisi
= paralisis/kelumpuhan pada N. peroneal
communis yang menyebabkan pasien tidak
mampu dorsofleksi
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Epidemiologi
• Kerusakan pada N. peroneal communis merupakan penyebab
tersering mononeuropati pada ekstremitas bawah
• Kelemahan dorsofleksi kaki (foot-drop) ditemukan pada 116 kasus
common peroneal neuropathy dilaporkan oleh Katirji & Wilbourn
• Mati rasa pada dorsum pedis juga dilaporkan pada banyak kasus
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Adams & Victor’s principles of neurology. 10th Edition. McGraw-Hill. 2014.
Etiologi
Lesi pada saraf peroneal trauma atau kompresi pada caput fibula
Penyebab lesi pada N. peroneal communis :
• Tekanan selama operasi atau tidur atau dari tight plaster cast
• Kebiasaan menyilangkan kaki saat duduk dalam waktu yang lama
• Tight knee boots
• Penurunan berat badan pada pasien kanker atau AIDS meningkatkan insidensi cedera
kompresif
• Neuropati diabetikum
• Fraktur pada ujung atas fibula
• Kista Baker sinovium yang meradang meluas sampai ruang retropopliteal dapat
mengompresi saraf
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Adams & Victor’s principles of neurology. 10th Edition. McGraw-Hill. 2014.
Pemeriksaan Penunjang
• Electrophysiologic studies (EPS) membedakan
mononeuropati peroneal dan penyakit kornu anterior,
radikulopati lumbosakral, plexopathy lumbosakral,
cedera N. ischiadica, polineuropati asimetris, dan
miopati distal. Dapat juga melokalisasi tempat cedera
peronealnya.
• Elektromiografi
• MRI
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Garg, Ruchika (2012). "Footdrop in the Farmers in Punjab: A Retrospective Electrodiagnostic Study". Journal
of Clinical and Diagnostic Research.
Diagnosis Banding
• Radikulopati L5 – S1
• Kerusakan plexus lumbosacralis & N. ischiadica
• Miopati distal (distrofi miotonik) dan polineuropati generalisata
(Charcot-Marie-Tooth family) dapat menyebabkan drop-foot
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Tatalaksana
• Murni suportif, harus dilindungi dari kerusakan
atau kompresi lebih jauh.
• Drop-foot perlu brace sampai sembuh.
• Pemulihannya berlangsung spontan seiring
waktu & biasanya komplit kecuali pada
kerusakan berat yang dapat menyebabkan
degenerasi aksonal.
• Pasien harus menahan diri untuk tidak
menyilangkan kaki, berjongkok (squatting)
dalam waktu lama, atau duduk meringkuk
pada permukaan kursi yang keras.
• Surgical treatment end-to-end anastomosis
pada laserasi akut
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Adams & Victor’s principles of neurology. 10th Edition. McGraw-Hill. 2014.
Prognosis
• Prognosis biasanya baik pada paralisis parsial
• Sama seperti mononeuropati yang lain, prognosis tergantung pada
derajat dan lamanya kerusakan aksonal, yang dapat ditelusuri melalui
riwayat penyakit, gejala klinis dan data elektrofisiologis.
Current diagnosis & treatment neurology. 2nd Edition. Lange, McGraw-Hill. 2012.
Adams & Victor’s principles of neurology. 10th Edition. McGraw-Hill. 2014.
Bell’s palsy
Bell’s palsy adalah kelemahan
wajah tipe LMN disebabkan
keterlibatan saraf fasialis idiopatik
diluar SSP,tanpa ada penyakit
neurologik lainnya.
Dosis Antiviral
Nama Obat Asiclovir, obat anti viral yang menghambat kerja
HSV1,HSV2,VZV.
Dosis Dewasa 400 mg PO 5 kali/hari selama 10 hari
2) Fase plateau
o tidak didapati baik perburukan ataupun perbaikan gejala
o Serangan telah berhenti, namun derajat kelemahan tetap ada sampai dimulai fase
penyembuhan
o Terapi ditujukan terutama dalam memperbaiki fungsi yang hilang atau mempertahankan
fungsi yang masih ada
3) Fase penyembuhan
o Sistem imun berhenti memproduksi antibody yang menghancurkan myelin, dan gejala
berangsur-angsur menghilang
o Terapi pada fase ini ditujukan terutama pada terapi fisik
o Kebanyakan penderita mampu bekerja kembali dalam 3-6 bulan
TIPE GBS
• Tipe demyelinasi (demyelinasi primer)
selubung myelin yang menyelubungi akson rusak atau
hancurtransmisi sinyal saraf yang melaluinya akan
terganggu atau melambattimbul sensasi abnormal
ataupun kelemahan