Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN TUTOR

WAWANCARA DAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

A. Wawancara Psikiatrik
• Tiga tahapan wawancara:
1. Pembukaan
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan identitas pasien (min: nama, usia, pendidikan
terakhir, pekerjaan, status pernikahan)
- Menanyakan hubungan pengantar dengan pasien
- Warming up dan membangun rapport
- Memberikan jaminan bahwa data yang akan disampaikan pasien
dianggap bersifat rahasia
2. Isi wawancara (autoanamnesis dulu baru alloanamnesis)
- Menanyakan keluhan utama
- Menanyakan dan mengeksplorasi setiap psikopatologi secara
mendalam
- Menanyakan riwayat penyakit medis (menyingkirkan F0) dan
riwayat penggunaan zat (menyingkirkan F1)
- Menanyakan riwayat (riwayat gangguan jiwa sebelumnya, riwayat
pengobatan, riwayat gangguan jiwa dalam keluarga)
- Menanyakan kebiasaan (tidur, nafsu makan, interaksi sosial
dengan orang lain)
- Pemeriksaan status mental dilakukan bersamaan saat melakukan
anamnesis
3. Penutup
- Memberikan kesimpulan pemeriksaan
- Menjelaskan mengenai gangguan yang dialami pasien
- Merancang dan menjelaskan tatalaksana atau rujukan
- Memberi kesempatan bertanya kepada pasien
• Wawancara dilakukan dengan pertanyaan terbuka dulu à bila tidak bisa,
lanjut dengan pertanyaan tertutup (ya/ tidak)

B. Pemeriksaan Status Mental


• Kesadaran:
1. Kuantitatif: GCS
2. Kualitatif: compos mentis/ apatis/ drowsy, dsbnya

• Atensi:
1. Pemusatan perhatian
2. Pertahanan perhatian
3. Pengalihan perhatian

• Orientasi
1. Orang: dengan menanyakan apakah pasien mengenali penunggu/
pengantar atau mengenali dokter
2. Waktu: mulai dari menanyakan tahun à bulan à hari à tanggal. Bila
pasien tidak bisa menjawab, tanyakan apakah saat ini pagi/ siang/
malam
3. Tempat: mulai dari menanyakan ada dimana. Bila pasien tidak bisa
menjawab, tanyakan ada di negara mana à kota mana

• Penampilan
1. Laki/ perempuan
2. Nampak sesuai usia/ lebih tua/ lebih muda dari usia
3. Rapi/ tidak rapi
4. Sesuai/ tidak sesuai dengan situasi
5. Perawatan diri baik/ cukup/ kurang

• Pembicaraan
1. Kualitas:
- Menjawab spontan/ tidak
- Menjawab sesuai pertanyaan/ tidak
- Volume keras/ cukup/ pelan
- Intonasi baik/ monoton
- Cadel/ tidak
2. Kuantitas:
- Isi pembicaraan normal/ miskin bicara/ logorea (banyak bicara)
- Dapat diinterupsi/ tidak

• Sikap: kooperatif/ tidak kooperatif/ bermusuhan

• Psikomotor: tenang/ gelisah/ hiperaktivitas motorik/ retardasi motorik

• Mood dan Afek:


1. Mood: harus DITANYAKAN + DIOBSERVASI, bukan hanya sekedar
diobservasi à “Bagaimana suasana perasaan bapak/ibu untuk
SEBAGIAN BESAR WAKTU?”
- Eutim: mood normal
- Hipotim: mood sedih
- Hipertim: mood elasi
- Cemas
- Disforik: mood yang tidak nyaman/ kesal tapi belum mudah
terprovokasi
- Iritabel: mood yang mudah terprovokasi
- Aleksitimia: pasien tidak dapat mengenali perasaannya
2. Afek: suasana perasaan pasien SAAT INI
- Luas/ menyempit/ terbatas/ datar
- Sesuai/ tidak sesuai (dengan isi pembicaraan/ ide)

• Pikiran:
1. Proses pikir:
- Koheren: proses pikir normal
- Flight of ideas: ide melompat-lompat, namun antar ide masih
berhubungan
- Asosiasi longgar: ide melompat-melompat dan antar ide TIDAK
berhubungan
- Inkoheren: proses pikir tidak bisa dipahami/ diikuti (tidak
nyambung)
- Sirkumstansial: menjawab berputar-putar namun akhirnya dapat
sampai pada jawaban dari hal yang ditanyakan
- Tangensial: menjawab berputar-putar namun akhirnya tidak dapat
menjawab pertanyaan
- Blocking: proses pikir mendadak terhenti dan tidak dapat
dilanjutkan lagi (atau bila dilanjutkan, topik yang dibicarakan
berbeda dengan topik sebelumnya)
- Neologisme: timbulnya ide-ide baru
- Word salad: pasien mencampur adukkan kata2 sehingga
pembicaraan sulit dimengerti
- Perseverasi: pasien tetap menjawab dengan jawaban yang sama
meskipun pertanyaan sudah dirubah
- Verbigerasi: pasien mengulang kata-kata/ frasa spesifik yang tidak
memiliki arti
2. Arus pikir:
- Kontinu/ tidak kontinu
3. Isi pikir
- Kuantitas: ide cukup/ miskin ide/ banyak ide
- Kualitas:
o Waham: keyakinan yang salah, tidak sesuai realita dan
budaya yang berlaku di masyarakat, dipertahankan dan
tidak dapat dikoreksi à HARUS COBA DIPATAHKAN
dulu, bila tidak bisa maka: waham. Bila masih bisa
dipatahkan: ide-ide
o Waham bizzare: waham yang sifatnya aneh dan tidak
sesuai akal sehat (mis: ps bisa berkomunikasi dengan alien,
ps jelmaan Tuhan, dsbnya)
o Waham sistematik: waham yang sangat terstruktur dan tidak
terlalu bizzare
o Waham nihilistik: waham yang sifatnya pesimistik (mis:
dirinya pendosa dan akan dibuang ke neraka, dunia sedang
kiamat, dsbnya)
o Waham somatik: waham bahwa organ tubuhnya berfungsi
tidak normal (mis: ps mengatakan jantungnya tidak berdetak
lagi)
o Waham paranoid/ kejar: waham bahwa orang lain berniat
membunuh/ mencelakai dirinya
o Waham kendali: waham bahwa ada suatu force yang
mengendalikan pikiran/ tubuh/ gerak geriknya
o Waham erotomania: waham bahwa orang terkenal/ figur
publik mencintai dirinya
o Waham rujukan: waham bahwa orang lain membicarakan
atau mengamati dirinya
o Thought withdrawal: keyakinan bahwa isi pikirannya diambil
keluar oleh orang lain/ sesuatu yang tak nampak
o Thought broadcasting: keyakinan bahwa isi pikirannya
tersiar dan dapat didengar/ diketahui orang lain
o Thought insertion: keyakinan bahwa ada orang lain/ sesuatu
yang tak nampak memasukkan pikiran ke dalam kepalanya
à (thought withdrawal/ broadcasting/ insertion khas pada
skizofrenia)
à perlu dinilai apakah isi pikir sesuai dengan mood atau tidak
(congruent/ incongruent)
• Persepsi:
1. Halusinasi à kesalahan persepsi pada panca indera TANPA adanya
stimulus
- Pendengaran:
o Halusinasi auditorik commending: menyuruh ps
o Halusinasi auditorik commenting: mengomentari ps
o Halusinasi auditorik discussing: saling mengobrol satu sama
lain
- Visual
- Olfaktorik
- Gustatorik
- Taktil
2. Ilusi à kesalahan persepsi pada panca indera DENGAN adanya stimulus
- Auditorik/ visual/ olfaktorik/ gustatorik/ taktil

• Tilikan
1. Derajat 1: tidak merasa dirinya sakit
2. Derajat 2: ambivalen, kadang merasa dirinya sakit, kadang tidak
3. Derajat 3: mengetahui bahwa dirinya sakit, namun menyalahkan faktor
luar sebagai penyebab sakitnya
4. Derajat 4: mengetahui bahwa dirinya sakit dan butuh pertolongan namun
tidak memahami penyebab
5. Derajat 5: mengetahui dirinya sakit, memahami penyebab, namun belum
dapat mengaplikasikan upaya penyembuhan
6. Derajat 6: mengetahui dirinya sakit, memahami penyebab, dapat
mengaplikasikan upaya penyembuhan untuk menjadi lebih baik

C. Diagnosis Multiaksial
Aksis 1: Gangguan psikiatrik klinis saat ini
Aksis 2: Ciri/ gangguan kepribadian, disabilitas intelektual
Aksis 3: Penyakit medis
Aksis 4: Stress psikososial yang berkontribusi terhadap aksis I-III
Aksis 5: Tingkat fungsi saat ini (GAF current) dan tingkat fungsi tertinggi satu
tahun lalu (GAF HLPY)
CATATAN:
1. Penilaian GAF dengan mempertimbangkan 2 hal: tingkat beratnya gejala
DAN tingkat beratnya fungsi (dipilih yang paling rendah)
2. GAF dinilai dengan satu angka tunggal

Mis: Pasien dengan gangguan panik tapi masih bisa pergi bekerja dan tidak
ada gangguan aktivitas harian
- Berdasarkan fungsi, GAF masih bisa di range 71-90
- Berdasarkan gejala à occasional panic attack ada di range 51-60
à GAF ada di range 51-60 (mahasiswa memilih satu angka di range tsb)

Anda mungkin juga menyukai