C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi visual (-) :
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf Pendidikan
:SMA
Pengetahuan Umum
ditanya)
Kecerdasan
2. Daya Konsentrasi
urutun terbalik)
3. Orientasi
Daya Orientasi Waktu
:Baik (pasien ingat hari ini jam berapa sarapan, dan lauk
tindih)
6. Pikiran Abstrak
jeruk)
7. Kemampuan Menolong Diri :Baik (pasien mau makan dan mandi secara teratur)
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas
Kontinuitas Pikiran
Hendaya Berbahasa
2. Isi Pikir
Preokupasi
Waham
F. Pengendalian Impuls
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Terganggu ( ketika diberi pertanyaan apakah marah- marah baik, pasien menjawab
kalau dia tidak marah tetapi dia hanya mengomel)
2. Uji daya nilai
Baik
3. Penilaian realita
: Derajat 1
7. Keserasian
8. Empati
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi visual (+) : pasien mengatakan dia melihat sosok wanita sedang
urutun terbalik)
3. Orientasi
Daya Orientasi Waktu
:Baik (pasien ingat hari ini jam berapa sarapan, dan lauk
tindih)
6. Pikiran Abstrak
jeruk)
7. Kemampuan Menolong Diri :Baik (pasien mau makan dan mandi secara teratur)
E. Proses Pikir
3. Arus Pikir
Produktivitas
Kontinuitas Pikiran
Hendaya Berbahasa
4. Isi Pikir
Preokupasi
Waham
G. Daya Nilai
4. Daya nilai sosial
Terganggu ( ketika diberi pertanyaan apakah marah- marah baik, pasien menjawab
kalau dia tidak marah tetapi dia hanya mengomel)
5. Uji daya nilai
Baik
6. Penilaian realita
Terganggu (karena ditemukan adanya perilaku kacau, waham dan halusinasi)
H. Tilikan
: Derajat 1
3. Halusinasi Auditorik:
* Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien,
atau
* Mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara), atau
* Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
4. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik
tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain)
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
1. Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang
jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan-bulan terus
menerus;
2. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang
berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
3. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
4. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons
emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan
diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik (prodromal)
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri
(self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.
Menurut Bleuler, diagnosa skizofrenia sudah boleh dibuat bila terdapat ganguan-gangguan
primer dan disharmoni pada unsur-unsur kepribadian serta diperkuat dengan adanya gejalagejala sekunder.
Sedangkan Schneider berpendapat bahwa diagnosa sudah boleh dibuat bila terdapat satu dari
gejala-gejala halusinasi pendengaran dan satu gejala gangguan batas ego dengan syarat
bahwa kesadaran penderita tidak menurun (PPDGJ III).
Setionegoro (Maramis, 2004) membuat diagnosa skizofrenia dengan memperhatikan gejalagejala pada tiga buah koordinat. Koordinat pertama (organobiologik) yaitu, autisme,
gangguan afek dan emosi, gangguan asosiasi (proses berfikir), ambivalensi (gangguan
kemauan) serta gangguan aktifitas maupun gangguan konsentrasi. Koordinat kedua
(psikologik) yaitu, gangguan pada cara berfikir yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan
keperibadian, dengan memperhatikan perkembangan ego, sistematik motivasi dan
psikodinamika dalam interaksi dengan lingkungan. Koordinat ketiga (sosial) yaitu, gangguan
pada kehidupan sosial penderita yang diperhatikan secara fenomenologik.
Schneider (Kaplan dan Sadock, 2003) memberikan kriteria diagnosa berdasarkan urutan
gejala sebagai berikut:
Gejala urutan pertama:
1. Pikiran yang dapat digeser
2. Suara-suara yang berdebat atau berdiskusi atau keduanya
3. Suara-suara yang mengkomentari
4. Pengalaman pasivitas somatik
5. Penarikan pikiran dan pengalaman pikiran yang dipengaruhi lainnya
6. Siar pikiran
7. Persepsi bersifat waham
8. Semua pengalaman lain yang melibatkan kemauan, membuat afek dan membuat impuls.
Gejala urutan kedua:
1. Gangguan persepsi lain
2. Gagasan bersifat waham yang tiba-tiba
3. Kebingungan
4. Perubahan mood disforik dan euforik
5. Perasaan kemiskinan emosional
6. dan beberapa lainya juga
2B. DD bipolar episode manik ciri psikotik dan skizoafektif tipe manik
Flight of ideas