Anda di halaman 1dari 105

Autoanamnesis/Alloanemnesis

1. Keluhan utama
Keluhan yang menyebabkan pasien datang berobat (dibawa berobat)
 Sebaiknya diungkapkan dalam bahasa pasien
 Merupakan gambaran klinik utama dari gangguannya
 Perlu dicatat kalau ada keluhan tambahan

2. Riwayat penyakit sekarang


 Pada pasien yang pernah dirawat di rumah sakit, dimulai dari sejak dipulangkan
dari perawatan terakhir
 Pada pasien yang baru pertama kali mendapat gangguan, dimulai dari sejak kapan
munculnya gangguan itu
 Kondisi pasien diikuti terus sampai memuncaknya saat dibawa berobat sekarang
 Harus menggambarkan sindrom klinik dan rekonstruksinya
Nama, diantar dengan siapa kesini, naik apa kesini, ini sedang ada dimana, kenapa kok
dibawa kesini( marah ); kenapa kok marah, marah siapa, ada yang menyuruh marah seperti
ada yang membisiki?, marahnya gimana ( banting-banting atau bagaimana), kalau ada yang
bisikin yg bisikin perempuan atau laki-laki, sudah berapa lama seperti ini, pernah lihat sosok
yang membisiki atau tidak, pekerjaan terakhir apa,kapan terakhir bekerja, sekarang masih
kerja tidak, dirumah bantu apa saja, (autoanamesa; semua garak-gerik dan tingkah laku pasien
kita cermati, dibagi ada yang catat auto ada yang menemani dokter untuk hetero dengan
keluarga pasien )
3. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
 Apakah pernah dirawat/berobat
 Kapan, berapa kali, dan berapa lamanya
 Alasan dirawat
 Kondisi sesudah perawatan (sembuh total atau ada defek)
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
3. Riwayat Penyakit Medis

1
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Prenatal dan perinatal
b. Masa kanak awal (0-3 tahun)
c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
d. Masa kanak akhir dan remaja
e. Masa masa dewasa
 Riwayat pendidikan
 Riwayat Pekerjaan
 Riwayat Pernikahan
 Riwayat Agama
 Riwayat Psikoseksual
 Aktivitas Sosial
 Riwayat Pelanggaran Hukum
 Situasi Kehidupan Sekarang
 Riwayat Keluarga
5. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya
6. Impian, Fantasi, dan Nilai-nilai

STATUS INTERNA

STATUS NEUROLOGIK
 GCS :
 Fungsi kortikal luhur :
 Fungsi kognitif :
 Fungsi sensorik :
 Fungsi motorik :
 Refleks cahaya langsung/tidak langsung (+)/(+)

2
 Pemeriksaan n. Cranialis & perifer:
 Pemeriksaan tekanan intrakranial:

STATUS PSIKIATRIK
1. KESAN UMUM
Pasien laki/perempuan, cara berpakaian ( rapi/tidak ), roman wajah sesuai usia , berbau/tidak
berbau, cara berbicara, kooperatif atau tidak
Contoh: pasien laki-laki berpenampilan cukup rapi, roman wajah sesuai usia, berbau, pasien
menjawab dengan lambat, kooperatif
2. KONTAK
 Verbal / nonverbal : dapat berkomunikasi dan menjawab / mutism ( tidak mau berbicara)
 Lancar/ tidak lancar : ditentukan dari verbal atau nonverbal
 Relevan/ irelevan : Tanya A jawab A; sudah makan? Ia sudah / Irelevan; tanya A jawab B
, irelevan bukan tidak sesuai kenyataan tapi jawaban tidak sesuai pertanyaan.
 Kontak mata -/+

3. KESADARAN
Kemampuan individu mengadakan relasi ( melalui panca indera ) & limitasi ( melalui
perhatian ) terhadap lingkungan dan diri sendiri sehingga terjadi orientasi dan pengertian
yang baik serta pemakaian informasi secara efektif ( melalui ingatan dan pertimbangan ).

- Kualitatif ( fungsional ), Kuantitatif ( organik )


- Meningkat : respon thdp rangsangan meningkat
- Menurun : persepsi, perhatian, pemikiran, menurun secara keseluruhan
(kuantitatif) ; somnolen, apatis, sopor, coma,
- Berubah : kemampuan relasi dan limitasi ( batasan ) terhadap lingkungan dan diri
terganggu pada taraf tidak sesuai kenyataan. SENSE OF REALITY BURUK
- Berkabut : kejernihan pikiran yang tidak sempurna disertai gangguan persepsi dan
sikap. Berkabut = fluktuatif -> kesadaran menurun misal pd sore hari saja, cth pada
pasien delirium
- Hipnosa : kesadaran yang sengaja diubah
- Disosiasi : kesadaran berkabut, kejadian memisahkan diri secara psikologis dari
kesadaran, dapat berupa:

3
 Trans : penurunan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungan (upacara
kepercayaan , meditasi)
 Fugue : periode penurunan kesadaran pelarian secara fisik dari suatu keadaan yang
menimbulkan banyak stress tetapi dengan mempertahankan kebiasaan ketrampilan.

- Somnolen : rasa mengantuk yang abnormal

4. ORIENTASI
Menilai W/T/O ; waktu/tempat/orang : untuk menentukan apakah ada kelainan GMO
Orientasi
a. Waktu : Anda tahu sekarang tanggal berapa?
b. Tempat : anda tahu alamat rumah anda?
c. Personal : Namanya siapa? Yang pakai baju putih itu siapa? Kira-kira tugas mereka itu
sebagai apa? Yang mengantarkan kesini siapa? Hubungannya dengan anda apa?

5. DAYA INGAT
Menilai S/P/PJ : sewaktu/pendek/panjang
Ingatan berdasarkan 3 proses 3R ( REGISTRASI, RETENSI, RECALL) gangguannya:
 Amnesia : tidak mampu mengingat pengalaman total/ sebagian pada GMO;
o Amnesia anterograd : lupa terhadap pengalaman setelah gangguan terjadi
o Amnesia retrograd : lupa terhadap pengalaman sebelum gangguan terjadi
 Paramnesia: ingatan keliru karena distorsi recall
o Deja Vu : seperti sudah pernah melihat sesuatu pdhl belum pernah
o Jaivais Vu: seperti belum pernah padahal pernah
 Hiperamnesia : retensi & recall berlebihan
a. Jangka panjang : tanggal lahirnya berapa?umurnya sekarang berapa?
b. Jangka pendek : tadi malam makan pakai apa? Kemarin kegaiatannya dirumah apa?
c. Daya ingat segera : sebutkan 3 macam benda, lalu 3-5 menit kemudian minta pasien
menyebutkan nama benda tersebut.
Daya ingat pendek/segera, menengah (menahun), panjang (waktu kecil)
sama siapa, tadi jam brp kesini, naik apa diantar sama siapa -> orientasi + daya ingat
4
6. PERSEPSI ( prp)
Daya mengenal mengenal barang, kualitas/hubungan serta perbedaan antara hal ini melalui
proses mengamati, mengetahui, dan mengartikan setelah panca indra mendapat stimulasi.
Persepsi terganggu OK: gangguan otak ( kerusakan otak, keracunan obat, halusinogik),
gangguan jiwa ( emosi tertentu mengakibatkan psikosis dan ilusi sehingga timbul halusinasi
Halusinasi : persepsi sensorik palsu yang tidak dikaitkan dengan stimulus eksternal yang
nyata. (tdk ada obyek)

- Halusinasi hipanogik : prp palsu yang tjd saat akan tertidur; tdk dianggap patologis
- Halusinasi hipnopompik : prp palsu yang tjd saat mw bgn tidur, tdk patologis.
- Halusinasi Audiotorik/ pendengaran :prp palsu akan bunyi, berupa suara-suara, music
- Halusinasi visual / pengelihatan : prp palsu yg melibatkan pengelihatan ( orang,
bayangan,cahaya )
- Halusinasi olfaktorik/penciuman: prp palsu akan bau
- Halusinasi taktil/ raba: prp palsu akan rabaan
- Halusinasi Kongruen-mood : halusinasi yang isinya konsisten dengan mood depresif
- atau manik. Ex: pasien depresi mendengar suara yang mengatakan bahwa dirinya
adalah orang jahat; pasien manik mendengar suara yang mengatakan dirinya amat
berharga, berkuasa, dan pengetahuan tinggi.
- Halusinasi Inkongroen-mood : halusinasi yang isinya tidak konsisten . Ex: pasien
depresi halusinasi tidak melibatkan adanya rasa bersalah.
Ilusi (ada obyek) : persepsi atau intepretasi yang salah akan stimulus sensorik eksterna yang
nyata. Ilusi olfaktorik contoh : apakah anda merasa bau minyak wangi seperti bau busuk?
Ilusi visual contoh : apakah anda pernah melihat adik anda berubah menjadi nenek2 tua?
Derealisasi : sesuatu yang dialaminya seperti dimimpi. Suatu perasaan subyektif bahwa
lingkungan adalah aneh atau tidak nyata; suatu perasaan tentang perubahan realitas.
Depersonalisasi: Suatu perasaan subyektif merasa tidak nyata, aneh, atau tidak mengenali diri
sendiri.
7. PROSES BERPIKIR
Seorang dapat menyatukan ide dan asosiasi dalam bentuk pikirnya. Bentuk proses berpikir di
nilai dari produktivitas dan kontinutitas. Meliputi proses pertimbangan ( Judgement ),
pemahaman, ingatan dan peralatan ( reasoning). P/B normal mengandung Arus, ide, simbol,
asosiasi yang terarah kepada tujuan, berorientasi pada kenyataan. 3 aspek penting PB:
Bentuk pikiran, Arus berpikir, Isi pikiran
Gangguan Bentuk Pikiran

- Normal : rasional, logik


5
- Terganggu :

 Dereisme : aktivitas mental yang tidak sejalan dengan logika atau pengalaman.
 Autistik : hidup dalam pikirannya sendiri( biasanya kalau di IGD terpaku sama lampu,
terus diajak ngmg kayak orang autism. Asik dengan dunia sendiri)
 Non realistik : dinilai dari alasan, sebab, akibat, asosiasi longgar. Tidak berdasarkan
kenyataan Ex di IGD : “ saya bisa memindahkan ratu pantai selatan ke dalam pulpen ini; saya
pernah kesurga, etc”
Gangguan Arus Pikiran
 Blocking : interupsi alur pikiran secara mendadak sebelum suatu pikiran atau ide tuntas;
setelah jeda pasien tidak ingat hal yang sedang atau akan dikatakan. Pasien tiba-tiba berhenti
dan tidak bisa menerangkan kenapa kok dia berhenti.hmmmmmmmm wkwkwk. Sering
ditemukan pada skizofrenia
 Asosiasi Longgar: mengatakan hal yang tidak ada hubungannya satu sama lain ( lompat-
lompat) tidak sampai satu kalimat sudah pindah ke kata-kata lain. Subjek/objek/predikat
masih tidak terlalu kacau dibandingkan Inkoheren.
Ex: saya yang menjalankan mobil kita harus membikin tenaga nuklir dan harus minum es
krim
 Inkoheren : pikiran yang secara umum tidak dapat dipahami; pikiran atau kata-kata yang
keluar tanpa hubungan logis maunpun tidak sesuai tata bahasa.mengakibatkan disorganisasi.
Kata- kata yang tidak logis dan tdk ada hubungannya.Ex: saya minta dijanji, tidur, lahir,
dengan pakaian lengkap untuk anak saya satu atau lebih menurut pengadilan lebih dengan
suami jodohnya yang menyinggung segala percobaan
 Irelevan : jawaban yang tidak selaras dengan pertanyaan yang diajukan
 Sirkumstantialitas : menuju ke hal pokok secara tidak langsung dengan menambahkan
banyak hal- hal remeh menjemukan dan tidak relevan. Ex: iaa saya suka manchester united,
sekarang 22 juni, 22 juni sama dengan manchester united, ya umur saya sekarang 36 tahun.
 Tangensialitas : ketidakmampuan untuk mencapai asosiasi pikiran yang mengarah ke
tujuan; pembicara tidak pernah beranjak dari poin awal ketujuan yang diinginkan. Ex :
apakah ada gangguan tidur semalam? Saya biasanya tidur ditempat tidur, tetapi sekarang
saya tidur di sofa.
 Logore : banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi, tanpa kontrol, tidak bisa
dihentikan.

6
 Flight Of Ideas / FIO : permainan kata-kata kontinu dan cepat yang menghasilkan
perpindahan konstan dari satu ide ke ide yang lain.; ide cenderung berhubungan dan pada
keadaan yang tidak begitu parah, pendengar masih dapat mengikutinya.
 Neologisme : kata-kata baru yang tidak dipahami “ saya radiltu, saya partimun”
 Ekolalia : pengulangan kata yang diucapkan pemeriksa

- Mutisme tidak mau ngmg sama sekali


- Mutisme selektif -> hanya mau jawab orang yang dikenal

Gangguan Isi Pikiran


Normal : memadai
 Miskin Ide : pikiran yang memberi informasi yang sedikit, atau kalimat yang samar.
( pasien di IGD kalau ditanya baru ngmg, kalau ga ditanya ga ngmg)
 Preokupasi : pikiran terpaku hanya pada sebuah ide saja, Ex: pasien selalu menceritakan
tentang ayahnya yang meninggal saat diwawancarai, dari awal sampai akhir akan di ulang-
ulang.
 Pikiran tdk memadai/ PTM :Pikiran yang eksentrik, tidak cocok dengan banyak hal,
terutama dalam pergaulan dan pekerjaan seseorang
 Ekstasi : kegembiraan luar biasa,
 Fantasi : isi pikiran tentang keadaan yang diharapkan, tetapi tdk nyata.
 Fobi : rasa takut irrasional thdp suatu benda/keadaan yang tdk dpt dihilangkan oleh
penderita biarpun diketahui bahwa hal tsb irrasional.dpt menimbulkan kompulsi.
 Obsesi : isi pikiran yang kukuh timbul meskipun tidak dikehendaki dan diketahui bahwa
hal itu tdk wajar.
 Waham : kepercayaan yang salah, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang realitas
eksterna, tidak konsisten dengan latar belakang intelegensi, dan budaya pasien.tidak dapat
dikoreksi dengan penalaran.

WAHAM

- waham bizar : kepercayaan yg salah dan aneh, sangat tidak masuk akal. Ex:
penyusup dari angkasa luar telah menanamkan elektroda ke dalam otaknyawaham
kebesaran : konsep seseorang akan arti penting diri, kekuatan atau identitasnya yang
terlalu dilebih-lebihkan

7
- waham kejaran : kepercayaan yang salah pada seseorang yang merasa dirinya
dilecehkan, dicurangi, atau dikejar, sering ditemukan pada pasien F20.0
- waham keagamaan : waham dengan tema keagamaan
- waham dosa : keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yg besar, yang
tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertgg jawab atas suatu kejadian yang tdk baik.
Ex beneran ada pasien di Bangau : Tn. SD “ Ya Tuhan ampuni gue, gue bersalah ya
Tuhan sama kamu, aku mohon ampun ya Tuhan, gue salah”
- waham kongroen-mood: waham yang sesuai dengan mood. Ex : pasien depresi yang
percaya bahwa dirinya bertgg jawab akan kehancuran dunia.
- Waham inkongroen-mood: waham yang tidak sesuai dengan mood.
- Waham nihilistik : perasaan yang salah bahwa dirinya, orang lain, dan dunia ini tidak
ada atau akan mengalami kiamat.
- Waham somatik : keyakinan ttg ( sbg) tubuhnya tdk mungkin benar, umpamanya ada
ular dalam perutnya.
8. AFEK/ MOOD
Afek ekspresi yang keluar dari mood, kalau mau tau mood dari pasien harus tanya keadaan
perasaan pasien selama 2 minggu ( sesuai dgn pedoman psikotik akut ).
Macam-macam Afek :
STAT RSAL : luas / menyempit / menumpul / mendatar
 Afek sesuai: kondisi dimana ungkapan emosi selaras dengan pikiran, ide maupun
perkataan. Dapat diuraikan lebih lanjut sebagai afek yang akan diekspresikan dengan wajar.
 Afek tidak sesuai: ketidaksesuaian antara ungkapan emosi yang dirasakan dengan pikiran,
ide maupun perkataan.
 Afek tumpul: gangguan afek yang ditandai olah adanya pengurangan sejumlah besar
intensitas ungkapan emosi/perasaan secara eksternal.
 Afek terbatas: pengurangan dalam intensitas ungkapan emosi/perasaan; lebih sedikit
disbanding afek tumpul namun jelas tetap ada pengurangan.
 Afek datar: Ekspresi afeksi yang bisa ada maupun tidak ada; ditandai dengan suara yang
monoton, wajah tidak bergerak. (tanpa ekspresi)
 Afek labil: perubahan yang kasar dan cepat dalam ungkapan emosional, tidak
berhubungan dengan stimulasi eksternal.

Tambahan afek
Depresi : rasa sedih yang psikopatologis
8
Euforia : perasaan gembira, euforie yang disertai kebesaran.
Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan
Labil : berubah secara cepat dan tiba-tiba ( menangis- marah ).
Ambivalensi : A/M berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang, suatu, objek/suatu
hal.
Mania : keadaan mood yang ditandai dengan elasi, agitasi, hiperaktivitas
Elevasi : aura percaya diri dan keriangan; mood yang lebih ceria daripada biasanya

Mood
STAT RSAL hipotimia / eutimia / hipertimia / disforia / euforia / ekstasia/alekstimia /
anhedonia / labil / irritable / kosong
 Normotim/Eutim: Suasana perasaan dalam rentang normal yakni individu mempunyai
penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya.
 Hipertim: Suasana perasaan yang secara pervasif memperlihatkan semangat dan
kegairahan yang berlebihan terhadap berbagai aktivitas kehidupan.
 Hipotim: Suasana perasaan yang secara pervasif diwarnai dengan kesedihan dan
kemurungan.
 Distim/Iritabel: Contohnya dalam suasana tenang menjadi tersinggung, marah, kaku dan
tidak mau bergaul. Sering dijumpai pada depresi agitatif.
 Poikilotim: Terjadi suatu perubahan afek dari suatu ekstrim kegembiraan kepada suatu
ekstrim kegelisahan umum (ansietas) atau kesedihan (depresi). Jarang dijumpai.
 Tumpul: Mood dengan intensitas lebih rendah dari normal.
 Mendatar: Bermanisfestasi dalam ekspresi yang monoton.
Cara menanyakan mood
- Bagaimana perasaan hati saudara?
- Apakah akhir-akhir ini saudara merasa kurang bergairah?
- Apakah saudara juga merasa kehilangan minat hampi pada semua kegiatan yang dahulu
saudara anggap menyenangkan?
- Apakah perasaan saudara mudah berganti-ganti?
NORMAL MOOD AFEK ADEKUAT

9
9. KEMAUAN
3 aspek kemauan : Pekerjaan, sosial (apakah aktif sebagai ibu, dg tetangga gimana),
perawatan diri .
Ex: ADL menuru, pekerjaan menurun, sosial menurun

10. PSIKOMOTOR
Gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa, jadi merupakan efek bersama yang
mengenai badan dan jiwa. Intepretasi harus ditulis Menurun atau meningkat.

- Hipokinesia : penurunan aktifitas motorik dan kognitif , seperti pada retardasi


psikomotor. Perlambatan secara nyata pada proses pikir, bicara, dan gerakan.
- Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu , juga bila hendak
diubah oleh orang lain.
- Mutism : menjadi bisu tanpa abnormalitas struktural.
- Mannerism : seperti orang main drama, biasanya sih kalau di IGD pasien F20.1
sering ini.
- Ekhopraksia : meniru gerakan orang laing yang dilihat,
- Stereotipi : gerakan yang tidak bertujuan dan berkali-kali salah satu anggota badan.
- Kompulsi : dorongan yang mendadak berkali-kali biarpun tidak disukai agar berbuat
sesuatu yang bertentangan dengan keinginan dan sehari-hari bisa terjadi karena fobi.
- Grimas : mimik yang aneh dan berulang-ulang ( mecucu, etc).
- Gagap : berbicara terhenti-henti
-

11. DAYA NILAI DAN TILIKAN


 Daya nilai sosial Kemampuan seseorang untuk menilai situasi secara benar (situasi nyata
dalam kehidupan sehari-hari) dan bertindak yang sesuai dalam situasi tersebut dengan
memperhatikan kaidah sosial yang berlaku di dalam kehidupan sosial budayanya. Pada
gangguan jiwa berat atau kepribadian antisosial maka daya nilai sosialnya sering terganggu.
 Uji daya nilai
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang sesuai dalam situasi
imajiner yang diberikan
 Penilaian realita
 Tilikan Kemampuan seseorang untuk memahami sebab sesungguhnya dan arti dari suatu
situasi (termasuk di dalamnya dari gejala itu sendiri).
 Tilikan derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya.
10
 Tilikan derajat 2: ambivalensi terhadap penyakitnya.
 Tilikan derajat 3: menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.
 Tilikan derajat 4: menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak memahami
penyebab sakitnya.
 Tilikan derajat 5: menyadari penyakitnya dari faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.
 Tilikan derajat 6: menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk
mencapai perbaikan.

12. PENGENDALIAN IMPULS


Apakah pasien mampu mengendalikan impuls seksual, agresif dan impuls lainnya?

13. TARAF DAPAT DIPERCAYA


14. INTELEGENSI
Misal sampai SD aja, tanya kenapa kok sampai SD aja
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F 00- F98 Klinis
Axis II : F60 – F61.1 Ciri kepribadian tertutup, pendiam, etc
Axis III : Penyakit sistemik ; Trauma kepala, Epilepsi, DM, HT dll
Axis IV : pencetus pasien atau stressor; masalah pekerjaan, ekonomi, primarry support
group , etc.
Axis V : GAF scale ( Global Asssesment Function);
GAF scale saat ini
GAF satu tahun terakhir :tanya ke keluarga/ hetero anamnesa. Fungsi GAF untuk menentukan
sampai mana target terapi, tanyakan GAF tertinggi pasien satu tahun terakhir untuk target
pencapaian rawat inap di RS. Kalau pasien di Rawat Inap sudah sampai GAF scale
tertingginya, boleh KRS.
GAF : evaluasi respon pengobatan, prognosis
p
TERAPI
Somatoterapi : farmakoterapi, ECT

11
Psikoterapi : pengobatan masalah emosional untuk menghilangkan hambatan dan mengoreksi
serta mengembangkan kepribadian yang positif.
 Psikoterapi suportif : kegunaan kuatkan mental, meningkatkan fungsi penyesuaian diri,
kembangkan mekanisme baru, untuk kontrol diri, terdiri dari : bimbingan penyuluhan
 Psikoterapi wawasan
 Rekonstruktif
 Manipulasi lingkungan

1. Identitas
2. Riwayat Psikiatri
3. Status Mental
4. Pemeriksaan Diagnostik:
a. Status Interna
b. Status Neurologi
c. Laboratorium
5. Mana yang positif/bermakna:
a. Riwayat Psikiatri
b. Status Psikiatri
c. RTTGJ
6. Diagnosis:
a. Formulasi diagnostik
b. Psikodinamik
c. Multiaxial
7. Prognosis
8. Daftar Masalah:
a. Organobiologik
b. Psikologik

12
c. Aspek Sosial budaya
9. Management – Terapi:
a. Psikoterapi
b. Farmakoterapi
c. Monitoring
Riwayat psikiatri
1. Data Pribadi
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Gangguan Sekarang
a. Awitan
b. Faktor Presipitasi
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Psikiatrik
b. Medis
c. Riwayat Penggunaan Zat
5. Riwayat Hidup
a. Prenatal & Perinatal
b. Kanak-kanak awal (s/d 3 tahun)
c. Kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
d. Remaja/Pubertas
e. Dewasa
o Riwayat Pendidikan

o Riwayat Pekerjaan

o Riwayat Pacaran dan Perkawinan

o Riwayat Militer

o Riwayat Hidup keagamaan

o Aktivitas sosial

13
o Status kehidupan sekarang

o Riwayat Pelanggaran hukum

o Riwayat Psikoseksual

o Riwayat Keluarga

o Mimpi, fantasi, nilai-nilai

Status Mental
• Deskripsi Umum
• Penampilan
• Perilaku & Psikomotor
• Sikap terhadap pemeriksa
• Mood & Afek
• Mood
• Afek
• Keserasian Afek
• Pembicaraan
• Persepsi
• Pikiran
• Proses dan Bentuk pikir
• Arus
• Isi
6. Sensorium dan Kognisi
a. Kesadaran
b. Orientasi dan daya ingat
c. Konsentrasi dan perhatian
d. Kemampuan baca tulis
e. Kemampuan Visuospasial
f. Pikiran abstrak

14
g. Intelegensi dan kemampuan informasi
h. Bakat kreatif
i. Kemampuan menolong diri sendiri
15. Pengendalian impuls
16. Daya nilai dan tilikan
17. Taraf dapat dipercaya
Status Psikiatri singkat
1. Keadaan Umum
2. Kontak
3. Kesadaran
4. Afek dan emosi
5. Proses Berpikir
• Bentuk
• Arus
• Isi
6. Persepsi
7. Psikomotor
8. Kemauan
9. Intelegensi
10. Diagnosa

15
PSIKOTIK VS NEUROSA
Pembeda Nerosa Psikosa
Pemahaman realitas dan Sense of reality (+) Sense of reality (-)
disharmoni unsur psikis Disharmoni (-) Disharmoni (+)
Status psikiatri Mood/afek : adekuat Mood/afek : inadekuat
Persepsi : dalam batas Persepsi : dapat
normal ditemukan halusinasi /
Proses berpikir : ilusi
Bentuk > realistik Proses berpikir :
Arus > koheren Bentuk > non-realistik
Isi > biasanya preokupasi Arus > biasanya asosiasi
Kemauan : dalam batas longgar atau inkoheren
normal Isi > biasanya waham
Psikomotor : dalam batas atau PTM
normal Kemauan : menurun
Psikomotor : menigkat
Orientasi W/T/O : +/+/+ (baik) W/T/O : -/-/-
(disorientasi) terutama
pada GMO.
Tilikan / Insight Insight 4/5/6 Insight 1/2/3
Terapi Somatoterapi : Anti- Somatoterapi : anti-
cemas, anti-depresan, psikosis
anti-panik, anti-manik, Psikoterapi suportif : CBT
mood stabilizer
Psikoterapi suportif : CBT

16
o PSIKOTIK
1. PSIKOTIK ORGANIK : Delirium, GMP, Demensia
2. PSIKOTIK NON ORGANIK (FUNGSIONAL) : skizofrenia, skizoafektif,
gangguan skizotipal, gangguan waham, Gangguan waham induksi, Gangguan psikotik
akut dan sementara lainnya, Gangguan suasana perasaan (mood/afektif)
Perbedaan organic dan non organic :
Psikosa fungsional :Gangguan jiwa yang memenuhi kriteria diagnose gangguan psikosa
yang tidak disertai gangguan fisik/organic. Yang meliputi : skizofrenia, gang.afektif berat
(bipolar), gangguan waham, dan psikosa reaktif singkat
Kesadaran pd psikosa fungsional -> secara kuantitatif baik GCS 456, tapi kualitatif berubah
Psikosa non fungsional (organik): gangguan jiwa yang memenuhi kriteria diagnose
gangguan psikosa yang disertai* gangguan fisik/organic. Dibedakan dengan psikosa
17
fungsional karena adanya disorientasi dan amnesia (KHAS). Psikosa non fungsional meliputi
: gangguan mental organic (dementia senilis, meningitis) dan sindroma otak organic
(delirium, dementian [non senilis], dll).

Gangguan mental organik dan sindroma otak organik

18
PSIKOSA
FUNGSIONAL (NON ORGANIK)
1. F20 SKIZOFRENIA
Arti skizofrenia adalah kepribadian yang terbelah (split personality), sebutan ini diberikan
berdasarkan gejala yang paling menonjol dari penyakit ini, yaitu adanya jiwa yang terpecah
belah. Antara pikiran, perasaan, dan perbuatan terjadi disharmoni.
 Faktor penyebab terjadinya skizofrenia : keturunan, pola asuh yang salah,
maladaptasi, tekanan jiwa dan penyakit lain yang belum diketahui
BACA LAGI YG SLIDE DR SADYA
 Gejala Skizofrenia :
- Kontak dengan realitas tidak ada lagi, penderita lebih banyak hidup dalam dunia
khayal sendiri, dan berbicara serta bertingkah laku sesuai khayalannya, sehingga tdk
sesuai dengan kenyataan
- Karena tidak ada kontak dengan realitas, maka logikanya tdk berfungsi sehingga isi
pembicaraan penderita sukar untuk diikuti karena meloncat-loncat (inkohere) dan
seringkali muncul kata-kata aneh yang hanya dapat dimengerti oleh penderita sendiri
- Pikiran, ucapan, dan perbuatannya tidak sejalan, ketiga aspek kejiawaan ini pada
penderita skizofrenia dapay berjalan sendiri-sendiri sehingga ia dapat menceritakan
kejadian yang menyedihkan sambil tertawa
- Sehubungan dengan pikiran yang sangat berorientasi pda khayalannya sendiri, timbul
delusi atau waham pada penderita (bisa waham kejaran dan kebesaran)
- Halusinasi

 Pedoman diagnosis :
 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas :
(a) - “thought echo” : isi pikirannya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,
namun
kualitasnya berbeda; atau
- “thought insertion or withdrawal” : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke
dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu
dari luar dirinya (withdrawal); dan
- “thought broadcasting” : isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau
umum mengetahuinya;
(b) - “delusion of control”: waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan
tertentu dari luar; atau
- “delusion of influence” : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
19
- “delusion of passivity” : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar;
(dirinya -> secara jelas merujuk pada pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke
pikiran, tindakan atau penginderaan khusus);
- “delusion perception” : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna
sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat
(c) Halusinasi auditorik :
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai
suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
(d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap
tidak wjar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa
(misalnya
mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari

dunia lain)

 Atau paling sedikit ada dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas
(e) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun setengah maupun yang setengah
berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan
(overvalued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan-bulan secara terus menerus.
(f) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation),
yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau
neologisme
(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativism, mutisme, dan stupor
(h) Gejala-gejala “negative” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi
harus
jelas bahwa semua hal itu tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika
20
 Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal)
 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap laurt dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial

 Perjalanan gangguan skizofrenik yang dapat diklasifikasikan dengan menggunakan


kode lima karakter sebagai berikut :
F20.x0 berkelanjutan
F20.x1 episodik dengan kemunduran progresif
F20.x2 Episodik dengan kemunduran stabil
F20.x3 episodik berkurang
F20.x4 Remisi tidak sempurna
F20.x5 remisi sempurna
F20.x8 lainnya
F20.x9 periode pengamatan kurang dari satu tahun

KLASIFIKASI SKIZOFRENIA
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Ditandai : preokupasi, waham (kejar, kebesaran), halusinasi terutama auditorik, umur lebih
tua (20-30 tahun),ego strength lebih baik, paranoid tipikal : tegang, pencuriga, berhati-hati,
mudah curiga, tidak ramah
Pedoman diagnosis :
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
 Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,
atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing).

21
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual, atau lain-
lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol.
(c) Waham dapat berupa hampir tiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity
(delusion of passivity) dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam,
adalah yang paling khas;
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relatif tidak nyata/tidak menonjol
Diagnosis banding :

- Epilepsy dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan


- F22.8 keadaan paranoid involusional
- F22.0 Paranoia

F20.1 Skizofrenia Hebefrenik


- Regresi dan disinhibisi, perilaku tdk terorganisir, tidak ada gejala yang
memenuhi tipe katatonik
- Onset awal <25 tahun
- Aktivitas aktif tetapi tidak konstruktif
- Gangguan proses berpikir menonjol
- Daya nilai realitas buruk
- Respon emosional dan perilaku tdk serasi, tertawa tanpa alasan
- Grinning dan grimas
- Tolol dan kekanak-kanakan

Pedoman diagnosis :
 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
 Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau
dewasa muda (onset biasanya 15-25 tahun)
 Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri
(solitary), namun tidak harus begini utk dx
 Untuk diagnosis yang meyakinkan -> pengamatan kontinue 2 atau 3 bulan untuk
memastikan gambaran berikut benar-benar bertahan :
- Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta
mannerism; dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan
- Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai
cekikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self
absorbed smiling) atau sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai

22
(grimace), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan
hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang2 (reiterated phrases)
- Proses berpikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
(rambling) serta inkoheren
Gangguan afektik dan dorongan kehendak serta proses pikir umumnya menonjol.
Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting dan
fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang
bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku
penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan
tanpa maksud (empty of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan
bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin
mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

F20.2 Skizofrenia Katatonik


Gejala klasif pada fungsi motorik : stupor, negativism, rigiditas, gaduh gelisah (excitement)
atau posturing. Kadang ada yang beralih cepat antara gaduh gelisah dan stupor. Gambaran
yang ada termasuk : streotipi, mannirisme, fleksibilitas serea. Sering terjadi mutisme.
Perawatan medis diperlukan karena malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, mencederai diri
sendiri.
 Pedoman diagnostik :
- Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
- Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinis
(a) Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan
dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara)
(b) Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tidak bertujuan, yang
tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)
(c) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan
mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh)
(d) Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidka bemotif terhadap semua
perintah atau upaya untuk menggerakkan atau pergerakan ke arah yang
berlawanan)
(e) Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya
menggerakkan dirinya)
(f) Fleksibilitas cerea/waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan
tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar), dan
(g) Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan secara
otomatis terhadap perintah) dan pengulangan kata-kata serta kalimat

23
Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan
obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif

F20.3 Skizofrenia Tak Terinci (Undifferentiated)


Tipe tidak dapat digolongkan pada subtipe lain
Pedoman Diagnostik :

- Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia


- Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia heberfrenik, paranoid,
atau katatonik
- Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca
skizofrenia

F20.6 Skizofrenia Simpleks


- Hilangnya dorongan ambisi yang bertahap dan tidak terlihat
- Harus dibedakan dari depresi, fobia, demensia, eksaserbasi suatu kepribadian
- Harus memenuhi kriteria skizofrenia

Pedoman diagnostik :

- Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena


tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan
progresif dari :
a. Gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului
riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik
b. Disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat
sesuatu, tanpa tujuan hidup dan penarikan diri secara sosial
- Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan sub tipe
skizofrenia lain

Skizofrenia lain
1. Gangguan depresi pasca psikotik pada skizofrenia -> 25% pasien skizofrenia
berisiko bunuh diri. Riwayat skizofrenia selama 12 bulan. Gejala skizofrenia
masih tetap ada, namun tidak menononjol. Gejala depresif menonjol (minimal
berlangsung selama 2 minggu
2. Skizofrenia onset dini : minoritas, manifestasi skizofrenia pada masa anak-
anak, dibedakan dengan retardasi mental dan gangguan autistik, gejala sama
dengan skizofrenia dewasa, onset pelan2 cenderung kronis, prognosis buruk
24
3. Skizofrenia tipe laten : diagnosis untuk pasien dengan kepribadian
schizoid/skizopital (sekarang disebut gangguan kepribadian schizoid dan
skizotipal, sedang dulu disebut skizofrenia ambang)
4. Skizofrenia onset lambat: tidak beda dengan skizofrenia, selain onset >45
tahun, >> wanita, dicirikan dengan gejala paranoid, prognosis baik, respon baik
thd medikasi antipsikotik
5. Skizofrenia Residual = Sisa
- Riwayat skizofrenia melampau kurun waktu 1 tahun
- Gejala skizofrenia (halusinasi dan waham) telah sangat berkurang
Telah timbul sindrom negatif skizofrenia :
- apatis
- miskin pembicaraan
- afek tumpul dan tidak wajar
- penarikan diri
- kemauan (ADL, sosial dan pekerjaan) buruk/menurun
- Psikomotor lambat

TATALAKSANA SKIZOFRENIA
1. Antipsikotik tipikal untuk gejala positif, ex: halusinasi, bicara melantur
2. Antipsikotik atipikal untuk gejala positif dan negative
3. Terapi perilaku
4. Terapi kelompok dan keluarga
5. Psikoterapi suportif

25
6. ECT

2. F22 GANGGUAN WAHAM MENETAP


- Kelompok ini meliputi serangkaian gangguan dengan waham-waham yang
berlangsung lama, sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau yang
paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental
organic, skizofrenik, atau gangguan afektif
Pedoman diagnosis :

- Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang


paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tinggal maupun sebagai suatu
sistem wajam) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat
khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat

26
- Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap/full
blown mungkin terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-
waham itu menetap saat tidak terdapat gangguan afektif itu
- Tidak boleh adanya bukti-bukti penyakit otak
- Tidak boleh adanya halusinasi auditorik atau hanya kadang2 saja ada dan
bersifat sementara
- Tidak ada riwatar gejala2 skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran,
penumpulan afek. Termasuk : paranoia, psikosis paranoid, keadaan paranoid,
parafrenia
Diagnosis banding : Gangguan kepribadian paranoid , Gangguan psikotik akut dengan
predominan waham, skizofrenia paranoid
3. F23 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA
Pedoman diagnostik :

- Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang


diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas
yang dipakai
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala2
psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek kehidupan
dan pekerjaan sehari-hari,
b. Adanya sindrom yang khas (berupa “polimorfik” = beraneka ragam dan
berubah cepat, atau skizofrenia-like
c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada)
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
- Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode
manik
- Tidak ada penyebab organic atau intoksikasi alkohol/obat2an

4. GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
Pedoman diagnostik

- Diagnosis skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitive adanya


skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan,
- Tidak dapat pada pasien yang menampilkan gejala skizo dan gg afektif tetapi
dalam episode penyakit berbeda
- Bila pasien skizo ada gejala depresif stl episode psikotik -> depresi pasca skizo.

Gg skizoafektif tipe manik :

27
- Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak
begitu menonjol dikombinasikan dengan irirtabilitas atau kegelisahan yang
memuncak
- Dalam episode yang sama-> harus jelas satu atau dua gejala skizo yang khas

Gg skizoafektif tipe depresif :

- Afek depresi harus menonjol


- Harus ada satu atau dua gejala khas skizofrenia

5. GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD AFEK)

GANGGUAN MENTAL ORGANIK


Gangguan mental organik berkaitan dengan penyakit/gangguan sistemik atau otak, sehingga
penderita mengalami inkompeten secara sosial, tidak mampu bertanggung jawab, dan gagal
dalam menyesuaikan diri terhadap realitas
28
Gambaran utama Gangguan Mental Organik
6. Gangguan fungsi kognitif , misalnya daya ingat (memori), daya pikir (intelek), daya
belajar (learning)
7. Gangguan sensorium, misalnya gangguan kesadaran (consciousness), orientasi dan
perhatian (attention)
8. Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam bidang :
- Presepsi (halusinasi)
- Isi pikiran (waham/delusi)
- Suasana perasaan dan emosi (depresi, gembira, cemas)

Paling banyak halusinasi yakni visual akibat gangguan organik -> penting
dideteksi sejak awal karena membahayakan jiwa
Psikosis organik dibedakan menjadi beberapa jenis dengan sebutana atau nama
mengacu pada faktor penyebab terjadinya. Jenis psikosis yang tergolong psikosis
organik adalah sebagai berikut

- Alcoholic psychosis. Terjadi karena fungsi jaringan orak terganggu atau rusak
akibat terlalu banyak minum minuman keras
- Drug psychose atau psikosis akibat obat-obat terlarang (LSD, mariyuana,
kokain, sabu2 dll)
- Delirium
- Demensia

Penyebab yang dapat menyababkan GMO


1. Trauma: cedera kepala
2. Degeneratif : Demensia dengan penyakit akut
3. Epileptik : keadaan post-ctal, status petit mal
4. Vaskuler : infark miokard, anemia, gagal jantung, hemoragia interna, CVA
thrombosis/emboli, hemoragia subarachnoid, TIA, ensefalopati hipertensif
5. Infeksi : septisemia, pneumonia, influenza, tifoid, malaria serebral, ensafilits,
meningitis, abses cerebral
6. Metabolik : uremia, gagal hati, alkoholosis, gg as/bs, hiperkapnea, gg elektrolit,
anoksia
7. Endokrin : krisis hipertiroid, misedema, krisis Addison, prekoma diabetikum, gg
paratiroid
8. Toksik : obat, alkohol, logam berat

29
1. F05 DELIRIUM, BUKAN AKIBAT ALKOHOL DAN ZAT PSIKOAKTIF
LAINNYA
Yakni : adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit fisik sistemik yang
diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental
Dapat beberapa faktor bersamaan atau jika sendiri-sendiri tidak adekuat, tetapi bersama-sama
dapat meyebabkan delirium, misalnya : sisa anastesi, nyeri, gangguan anaps ringan, toksin
transfusi, analgesic opiate, dehidrasi, ansietas dan lingkungan yang asing
Pedoman diagnostik :

 Gangguan kesadaran dan perhatian :


- Dari taraf kesadaran berkabut sampai dengan koma
- Menurunkan kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan,
dan mengalihkan perhatian
 Gangguan kognitif secara umum :
- Distorsi presepsi, ilusi dan halisuniasi-seringkali visual
- Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak dengan atau tanpa waham yang
bersifat sementara, tetapi sangat khas terdapat inkoherensi yang ringan
- Hendaya daya ingat segera dan jangka pendek, namun daya ingat jangka
panjang relative masih utuh
- Disorientasi waktu, pada kasus yang berat, terdapat juga disorientasi tempat
dan orang
 Gangguan psikomotor :
- Hipo atau hiperaktivitas dan pengalihan aktivitas yang tidak terduga dari satu
ke yang lain
- Waktu bereaksi yang lebih panjang
- Arus pembicaraan yang bertambah atau berkurang
- Reaksi terperanjat meningkat
 Gangguan siklus tidur-bangun :
- Insomnia atau, pada kasus yang berat tidak dapat tidur sama sekali atau
terbaliknya siklus tidur-bangun, mengantuk pada siang hari
- Gejala yang memburuk pada malam hari
- Mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk, yang dapat berlanjut menjadi
halusinasi setelah bangun tidur
 Gangguan emosional :
- Misalnya depresi, anxietas atau takut, lekas marah, euphoria, apatis atau rasa
kehilangan akal
 Onset biasanya cepat, perjalanan penyakit hilang-timbul sepanjang hari, dan
keadaan itu berlangsung kurang dari 6 bulan
Diagnosis Banding :
30
- Sindroma organik lainnya, demensia
- Gangguan psikotik akut dan sementara
- Skizofrenia dalam keadaan akut
- Gangguan afektif + “confusional features”
- Delirium akibat alkohol/zat psikoaktif lain

Pemeriksaan Penunjang :

- Tahap awal : hitung jenis, LED, urea dan elektrolit, LFT, thyroid, gula darah,
serologi untuk neurosifilis, mikroskopik dan kultur urine, dan foto thorax
- Membedakan delirium dan penyakit fungsional : EEG 12 gelombang lambat
pada delirium
- Mungkin perlu : LP, CT Scan, Serum B12 dan folat

Tatalaksana :

- Atasi kausa organik -> konsul sesuai penyebab


- Tempatkan pasien dengan ruang dengan pencahayaan cukup (tdk trll
terang/gelap)
- Pasien ditunggu oleh keluarga yang dikenalnya
- Farmako : Haloperidol 0,5 mg (0-0-1) bila perlu (1-0-1)
Haloperidol : injeksi/oral tanpa sedasi, kurang hipotensif, kurang efek pada
hepar, tidak terakumulasi, tidak menimbulkan disinhibisi
Prognosis : Setelah resolusi gangguan yang medasari, keadaan delirium dapat berlangsung
terus beberapa hari. Prognosis jelek jika penyakit yang mendasari besifat fatal

2. DEMENSIA
Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya
bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel
(multiple higher cortical function), termasuk di dalamnya : daya ingat, daya pikir, orientasi,
daya tangkap (comprehension), berhitung, kemmapuan belajar, berbahasa dan daya nilai
(judgement). Umumnya disertai, dan ada kalanya diawali, dengan kemorosotan
(deterioration) dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup.
Degeneration dan drugs, Emotion, Metabolisme, Energy, Nutrition, Tumor, Infection,
Aterosclerosis
Gejala khas :
 gangguan (penurunan) fungsi kognitif multiple dan global
- aspek intelektual

31
- memori
- kepribadian
- tanpa penurunan kesadaran
 Gangguan kognitif contoh
- Daya ingat
Daya pikir : abstraksi, judgment
Orientasi
Daya tangkap : pemahaman
Kemampuan berbahasa
Fungsi-ekskutif
Kemampuan motorik kompleks (praksis) : afasia, apraksia, agnosia
 Ada perubahan kepribadian

Pedoman diagnostik demensia :

- Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai
mengganggu kegiatan harian seseorang (personal activities of daily living)
seperti mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar dan kecil
- Tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness)
- Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan

Pemeriksaan kognitif Hecker’s

- Memori : Memori short term pertanyaan nya sifatnya harian -> sarapan apa,
kesini naik apa, dengan siapa

32
- Visuospatial Visuospatial : meminta pasien menyalin suatu gambar, meminta
pasien menggambar jam di kertas pukul 10.10 misalnya, meminta pasien
menggambar bunga. Ada pemeriksaan yang lebih sederhana dari visuospasial :
bender gesalt, menghubungkan titik2
- Judgement Judgement : understading personal situation cthnya seandainya
anda sampai di terminal bus malang dan ternyata dompet tidak ada, apa yang
anda akan lakukan, planning for the future cth apabila anda dinyatakan
sembuh dan boleh pulang ke rumah, apa yang akan anda lakukan, social
insight cth menurut anda apakah koruptor patut di hukum mati
- Language Language -> naming (tanya gambar apa yang ditunjuk), repetition
(menirukan kata, misalnya coklat-percakapan-artikulasi), membaca/reading,
writing (menuliskan kalimat dengan ide pasien sendiri yang lengkap (S-P-O)
- Attention and concentration Attention and concentration : meminta pasien
menyebutkan urutan huruf dari belakang suatu kata misalnya malang, jatim,
Surabaya, dll, menanykan hasil pengurangan angka berurutan cth 100-7 dst
- Reasoning Reasoning : menanyakan hal2 yang memerlukan penjelasan sebab
akibat cth mengapa kita harus makan
- Executive function and motor performance Executive function and motor
performance -> menyuruh pasien melakukan 3 langkah perbuatan, misalnya :
ambil bolpoint, buka tutupnya dan letakkan di lantai, memperagakan gerakan
yang sulit ditirukan contoh bentuk jari yang sulit, left-right orientation
misalnya letakkan tangan kananmu pd lutut kirimu, finger identification
misalnya meminta pasien menyebutkan jadi-jari tangan yang ditunjuk
pemeriksa
- Calculation Kalkulasi : menanyakan penjumlahan, pengurangan, pembagian
dan perkalian kepada pasien scara lisan atau tertulis cth 17 +12 17-9 dll bisa
juga pake kasus sehari2 contoh kalau belanja di pasar
- Abstraction : similarity : menanyakan persamaan dua benda cth persamaan
layang2 dan pesawat terbang, difference menanyakan perbedaan dua beda
misalnya perbedaan lilin dan lentera, proverbs : menanyakan arti peribahasa
yang sdh umum

33
(memori, exc func, motor, visuospasial)

34
35
a. F00 DEMENSIA PADA PENYAKIT ALZHEIMER
Gejala demensia, deteriorasi lambat (onset lambat >65 tahun) deteroriasi dini (onset
<65 tahun), irreversible
Pedoman diagnostik :
- Terdapatnya gejala demensia
- Onset bertaha[ (insidious onset) dengan deteroriasi lambat
Onset biasanya sulit ditentukan waktunya yang persis, tiba-tiba orang lain
sudah menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanan penyakitnya
dapat terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata.
- Tidak adanya bukti klinis atau temuan dari pemeriksaan khusus, yang
menyatakan bahwa kondisi mental itu disebabkan oleh penyakit otak atau
sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (cth : hipotiroidisme, def
B12, hiperkalsemia, def niasin, neurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal,
atau hematoma subdural)
- Tidak adanya serangan apoplektik mendadak atau gejala neurologic kerusakan
otak fokal seperti hemiparese, hilangnya daya sensoris, defek lapaangan

36
pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa dini gangguan itu
(walaupun di kemudian hari dapat tumpang tindih)
Diagnosis banding :

- Gangguan depresif
- Delirium
- Sindrom amnestik organik
- Demensia Alzheimer + vaskuler

b. F01 DEMENSIA VASKULAR


Pedoman diagnosis :
- Terdapatnya gejala demensia
- Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya
daya ingat, gangguan daya pikir, gejala neurologis folal). Daya tilik diri
(insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif baik.
- Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai
adanya gejala neurologis fokal, meningkatkan kemungkinan diagnosis
demensia vascular.
Pada beberapa kasus, penetapan hanya dilakukan dengan pemeriksaan CT
Scan atau pemeriksaan neuropatologis
Diagnosis Banding :

- Delirium
- Demensia Alzheimer
- Gangguan Afektif
- Retardasi mental ringan

Penatalaksanaan Demensia

- Tes kognisi skrining terhadap kemunduruan dengan MMSE


- Mencegah kemunduran fungsi otak lebih berat dengan melakukan program
LUPA
L : Latihan
U : Ulang-ulang
P : perhatian atau konsentrasi pada apa yang ingin diingat
A : Asosiasi antara materi baru dan yang lama
37
Contoh suruh belanja gula hari ini, besoknya ditambah gula sama teh dll
- Melatih kebugaran otak : brain gym, teka-teki silang, catur
- Melakukan sendiri kebiasaan yang teratur termasuk olahraga
- Makan dalam porsi kecil dan menu banyak sayur dan ikan laut
- Sosialisasi antar usia lanjut ditingkatkan
- Gejala gangguan tidur, cemas diberikan tx obat
- Terapi anxiolitik bila cemas, anti depresan bila depresi, antipsikosis
- Dosis terapi kecil, bagi yang usia lanjut 1/3-1/2 dosis normal dan setelah
mencapai terapi maintenance selama dua minggu kemudian diturunkan secara
tapering off

NEROSA
Kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat diselesaikan suatu konflik
tak sadar. Kecemasan yang timbul dirasakan secara langsung atau diubah oleh berbagai
mekanisme pembelaan psikologik dan muncul gejala subyektif yang mengganggu
Sehat (UU No.9 tahun 1960) -> suatu kondisi yang optimal dari fisik-mental-sosial, dan
bukan hanya sekedar bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan
38
Sehat jiwa (WHO)
1. Menyesuaikan diri secara konstruksi pada kenyataan (walaupun buruk)
2. Memperoleh kepuasan dari usahanya
3. Lebih puas memberi daripada menerima
4. Bebas (relative) dari ketegangan-kecemasan
5. Berhubungan dengan orang lain secara memuaskan, tolong menolong
6. Kekecewaan dipakai sebagai pengalaman di kemudian hari
7. Rasa permusuhan diarahkan pada penyelesaian yang konstruktif kreatif
8. Daya kasih sayang yang besar
Mekanisme Pembelaan Ego (M.P.E)

- Manusia memakai MPE bila keutuhan integritas pribadinya terancam


- Klasifikasi mekanisme pertahanan Ego (George Vaillany) : Narsistik, Imatur,
Neurotik, Matur
- Tergantung : pendidikan, pengalaman, kebudayaan, kepercayaan
- MPE :
1. Fantasi : pemuasan keinginan yang tidak terpenenuhi dengan berkhayal
2. Identifikasi : menambah rasa harga diri dengan menyamakan identitas diri
dengan identitas yang dimiliki seseorang yang dikagumi
3. Salah pindah (displacement) : memindahkan sasaran suatu keinginan dari
obyek atau keadaan lain yang kurang resikonya
4. Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri atau meleparkan
keinginan sendiri yang tidak baik kepada orang lain
5. Represi : mencegah perasaan yang tidak enak untuk tidak muncul kea lam
jiwa sadar degan cara menekan dan menyimpan ke alam jiwa tidak sadar
6. Reaction formation : pembentukan reaksi. Mengatasi impuls yang tdk
enak/berbahaya dengan cara merubah dan menyalurkan dalam bentuk
impuls yang sebaliknya. Contoh seorang suami yang berselingkuh akan
memberikan banyak hadiah kepada istrinya
7. Denial : penyangkalan. Tidak berani menyadari, melihat dan mengakui
kenyataan yang tidak enak. Contoh seseorang ditinggal mati ayahnya,
tempat dimana dia bergantung, akan mengatakan bahwa ayahnya belum
meninggal tapi pergi ke tempat yang jauh
8. Acting out : pemeranan. Ekspresi atau pernyataan langsung suatu
keinginan yang tidak atau kurang disadari dalam bentuk tindakan. Contoh
dalam kemarahan suami thd istrinya, karena sedemikian marahnya si
suami langsung menampar istrinya.
9. Sublimasi : Pemuasan impuls/keinginan yang terhambat atau gagal
dilaksanakan dengan mengalihkan pada obyek/tujuan yang lebih bisa
ditermia secara moral/sosial. Contoh seseorang punya dorongan untuk

39
memperagakan keindahan bentuk tubuhnya, diarahkan menjadi seorang
foto model.
10. Rasionalisasi : suatu MPE dimana ego memberikan alasan-alasan yang
baik/tepat terhadap sesuatu tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan
individu tsb sehingga tingkah laku tsb dapat diterima oleh ego yang sadar.
Contoh seseorang mahasiswa mau ujian besok, tapi malah nonton. Ditanya
kenapa nonton, karena dia sudah banyak belajar makanya perlu rileks.
11. Substitusi : suatu MPE dimana ego mengadakan suatu pengganti
(substitusi) yang mempunyai perasaan dengan obyek yang diinginkannya
terdahulu. Contoh seorang cewek sgt tertarik dengan kepribadian
abangnya, maka dia akna mencari pacar (pasangannya) yang mirip atau
menyerupai abangnya.
12. Kompensasi : suatu MPE dimana seseorang yang mengalami kekurangan
dalam dirinya (fisik, kepribadian) akan melakukan penonjolan yang
berlebihan dari sifat-sifat lain yang dimilikinya, yang lebih dikuasainya
dan sangat berfaedah baginya. Cth : seseorang yang bertubuh kecil/pendek
akan menjadi seseorang yang agresif, keras dan sangat memperhatikan
pekerjaan yang bersifat sosial.
13. Introyeksi (internalisasi) : suatu MPE dimana semua kekeliruan dan
kesalahan yang terjadi dibawa ke dalam dirinya sendiri. Contoh seorang
mahasiswa yang gagal dalam ujian akan mengatakan bahwa kesalahan tsb
terletak pada dirinya sendiri o/k kurang belajar
14. Regresi: ego menjadi mundur dari situasi yang menimbulkan konflik pada
fase perkembangan kepribadian yang telah dicapainya kepada fase
perkembangan kepribadian yang lebih awal. contoh seorang anak yang
sudah dpt kontrol buang air kecil -> stl adeknya lahir mjd pengompol. Cth
org dewasa jadi merajuk

Gangguan nerosa
1. Gangguan Anxietas Fobik
2. Gangguan Panik
3. Gangguan ansietas menyeluruh
4. Gangguan obsesif kompulsif
5. Gangguan disosiatif
6. Gangguan somatoform

1. F41.0 GANGGUAN PANIK


- Serangan panik tiga kali atau lebih dalam 3 minggu. Serangan tersebut tidak dapat
dipresipitasi oleh situasi ketakutan, gangguan fisik dan merupakan gabungan dengan
40
sedikitnya empat gejala yang menyertai yaitu : dispneu, palpitasi, nyeri dada, rasa terbekap
(smothering) dan rasa tercekik (choking), dizziness, rasa tak nyata (unreality), parestesi, rasa
panas atau dingin, berkeringat, mengigil atau terguncang
-Tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik
Pedoman diagnostik :

- Gangguan panic baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan
adanya gangguan anxietas fobik.
- Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan
anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu
bulan :
(a) Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara obyektif tidak ada
bahaya
(b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga
sebelumnya (unpredictable situations)
(c) Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada
periode di antara serangan-serangan panic, walaupun dapat terjadi anxietas
antisipatorik -> anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang
mengkhawatirkan akan terjadi.

Pengobatan acuan Imipramin 3x25 mg


Dr sadya clobazam 1x10mg

2.F40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK


- Adanya gangguan neurotic dengan gejala ketakutan yang menonjol. Gejala ini
menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek, aktivitas atau situasi
spesifik, yang menimbulkan suatu keinginan mendesak untuk menghindarinya.
Rasa takut itu diketahui oleh individu sebagai sesuatu yang berlebihan dan
tidak masuk akal.
- Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau obyek yang jelas dari luar
individu tsb yang sebenarnya tdk membahayakan
- Biasanya seringkali berbarengan dengan depresi . Suatu depresi juga dapat
memperburuk anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya.
- Gangguan fobik : ada ringan-berat (serangan panic)
Gangguan panic : intensitas meningkat parah tapi ada waktu bebas serangan
- MPE yang dipakai : displacement dan simbolisasi

A. 40.0 Agorafobia
Gambaran utama :
41
1. Gambaran pokok : ketakutan yang irasional bila menghadapi suatu keadaan yang
snagat berbeda dari situasi keluarga di rumah
2. Gejala-gejala fobia umumnya timbul setelah suatu fase permulaan serangan panic,
cenderung ke suatu perasaan tak berdaya terhadap sesuatu yang belum terjadi di
tempat yang jauh dari rumah (setelah panic -> tiba2 merasa tak berdaya)
3. Situasi fobik ini termasuk : gerombolan orang banyak, tempa-tempat yang sempit dan
tertutup, terowongan dan sebagainya sehingga untuk mendapatkan pertolongan sangat
terbatas.
Gambaran penyerta :
1. Merengek2, menuntut, manipulatif dan sering terlihat perilaku kekanak-kanakan
2. Kecenderungan obsesi juga sering terjadi
Pedoman diagnostik :

- Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnostik pasti


1. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala
lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif.
2. Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam
hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut : banyak
orang/keramaian, tempat umum, berpergian keluar rumah, dan berpergian ,
dan
3. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang
menonjol (penderita menjadi “house-bound”).

F40.0 = tanpa gangguan panic


F40.01= Dengan gangguan panic
B. F40.1 Fobia Sosial
Gambaran utama :
1. Takut pada situasi tempat seseorang terpapar pada situasi sosial tertentu
2. Kecemasan terhadap sesuatu yang belum terjadi sangat jelas apabila dihadapkan
pada suatu kebutuhan atau keharusan untuk memasuki situasi tersebut
3. Kecemasan mengakibatkan tingkah laku yang sangat menonjol dan memalukan di
depan publik.
Gambaran penyerta :
1. Pasien umumnya sadar akan rasa takut terhadap orang lain atau menunjukkan
gejala-gejala kecemasan karena fobia tadi
2. Kecemasan sebetulnya dapat dikendalikan dengan perilaku tertentu
3. Kecemasan umum yang tidak terpusat atau terfokus sering terjadi

42
Pedoman diagnostik :

- Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :


i. Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus
merupakan manifestasi primer dari anzietasnya dan bukan sekunder
dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
ii. Anxietas harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu
(outside family circle)dan
iii. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang
menonjol
- Bila terlalu sulit membedakan antara fobia sosial dan agora fobia ->
diutamakan diagnosis agoraphobia

C. F40.2 Fobia Khas (Terisolasi)


Gambaran utama :
1. Obyek fobik adalah suatu obyek atau situasi yang lain daripada yang terlihat pada
agoraphobia dan fobia sosial, kecemasan terbatas pada adanya obyek atau situasi fobik
tertentu (penerbangan, ketinggian, binatang, darah dll)
2. Kecemasan hal-hal yang belum terjadi, cenderung menghindar dari situasi yang
dirasakan sangat berbahaya
3. Bila tiba-tiba dihadapkan pada rangsangan fobik, dapat timbul serangan panic

Pedoman diagnostik :

- Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :


(a) Gejala psikologis, perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala
lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
(b) Anxietas harus terbatas pada adanya obyek atau situasi fobik tertentu
(highly specific situations); dan
(c) Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya
- Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatri lain, tidak seperti
halnya agoraphobia dan fobia sosial
Gambaran penyerta :
Kecemasan terhadap sesuatu yang belum terjadi akan menyebabkan pasien
mencari data yang lengkap atau terperinci sebelum memasuki situasi dimana fobia
mungkin akan terjadi

43
Diagnosis banding FOBIA :
1. Skizofrenia
2. Depresi berat
3. Gangguan obsesif kompulsif
4. Gangguan kepribadian paranoid
5. Gangguan kepribadian menghindar
Penyulit FOBIA : dapat menimbulkan

- Kompulsi atau obsesi


- Terjadinya panik

Penatalaksanaan FOBIA :
1. Psikoterapi :
- Terapi suportif : dengarkan pasien
- Psikoterapi yang berorientasi dinamik : mengajar pasien hal2 ini merugikan,
sebaiknya tdk dilakukan
- Psikoanalisis : mencari penyebab awal kenapa bs terjadi hal tsb
- Terapi perilaku (desensitasi) : dikenalkan dengan hal2 yg dpt merubah, contoh
gantungan kunci dikasih bulu klo takut kucing, lama2 dikenalkan ke kucing

2. Somatoterapi
Antidepresan
Fobia sosial
- Meclobemide 450-600mg peroral, pada pagi hari sesudah makan, atau dosis
terbagi dua pagi dan malam sesudah makan
- Fluoxetine 10-80 mg peroral, perhari pagi hari atau SSRI (Serotonin Selective
Reuptake Inhibitor) yang lain
3. Bila ada pasien dengan penampilan cemas dan aktivitas simpatetik yang berlebihan
spt tremor, palpitasi, berkeringat, disarankan untuk pencegahanx menggunakan
propranolol 10-40mg po, 30-600 menit sebelum peristiwa sosial yang akan dialami.
Kontraindikasi orang asma, kegagalan jantung
Sedangkan fobia khas, tidak mempunyai terapi spesifik, bila pasien tidak dapat diatasi
dengan terapi nonfarmakologi, penggunaan farmakoterapi ini mungkin dapat
membantu. Diazepam 2-5 mg po, dosis tunggal dan dapat diulang sampai 2 kali
sehari. Diazepam 5-10mg po, malam hari

44
3.F41.1 GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Pedoman diagnostik :

- Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung


hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus saja (sifatnya “free
floating” atau “mengambang”)
- Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
(a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk,
sulit konsentrasi, dsb)
(b) Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santail )
dan
(c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulit
kering, dsb)
- Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan (rassurance) serta keluhan-keluhan somatic berulang yang
menonjol
- Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari),
khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama gangguan anxietas
menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode
depresi, gangguan anxietas fobik, gangguan panik, atau gagguan obsesif-
kompulsif.

4.F41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI


Pedoman Diagnostik :

- Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak


menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan
walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran
berlebihan.
- Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas fobik.
- Bila ditemukan sindroma depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus
45
dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika
karena sesuatu hal yang dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan
depresif harus
- Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas,
maka harus digunakan katergori gangguan penyesuaian.

5.F45 GANGGUAN SOMATOFORM


Sifat dasar gangguan somatoform :

- Mencakup interaksi tubuh dan pikiran (body-mind) : masalah psikologis yang mengambil
bentuk fisiologis
- Pemeriksaan fisik dan lab tidak ada kelainan. Tidak ada kelaian organik atau mekanisme
fisiologik
- Shopping doctors, tapi tidak ke dr.Jiwa : kalau tdk ditemukan penyebabnya ke dr2 tersebut
malah stress
- Preokupasi dengan adanya penyakit yang tidak ada dasar organic
- Gangguan fungsi neurologis tanpa dasar organik
- Perasaa subjektif dari penampilan dirasakan kurang memuaskan atau buruk
- Gejala tersebut terkait faktor psikologis atau konflik
Psikosomatik : keadaan psikologik berkontribusi dalam berkembangnya psikosomatik,
terdapat disabilitas kondisi medic
Somatisasi : Manifestasi gejala fisik dari distress psiologik, gejala primer dari somatoform
dan gangguan buatan.

- Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang
berulang-ulang disertai dengan permintaan pemeriksaan medik, meskipun
sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga sudah dijelaskan oleh
dokternya. Penderita juga menyangkal dan menolak untuk membahas
kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem atau konflik
dalam kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala-gejala
anxietas dan depresi.
- Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien mengenai
kemungkinan penyebab keluhan-keluhannya menimbulkan frustasi dan
kekecewaan pada kedua belah pihak.
Gangguan buatan (factitious) : pasien sendiri membuat luka sebagai akibat stress psikologis
untuk mendapatkan pengobatan pada bagian luar.
5 Jenis Macam Gangguan Somatoform

46
1. Gangguan somatisasi
2. Gangguan konversi
3. Hipokondriasis
4. Gangguan nyeri somatoform
5. Gangguan tubuh dismorfik

A. F45.0 Gangguan somatisasi


- Disebut juga Briquet’s syndrome
- Gejala somatic multiple, berulang dan berubah-ubah
- Tidak dapat dijelaskan dengan pemeriksaan fisik dan lab
- Umumnya gejala fisik sudah berlangsung beberapa tahun sebelum ke dokter
- Keluhan meliputi berbagai sistem organ seperti gastrointestinal, seksusal, saraf
dan keluhan nyeri dll.
- >> perempuan
- Onset somatisasi sebelum usia 30 th dan berawal pada masa remaja.
- Etiologi : faktor psikososial -> dapat berhubungan dengan kepribadian
antisosial (kelemahan perilaku inhibisi dan kekuatan pada perilaku aktivasi,
Faktor biologis -> turunan, laki2 cenderung krn penyalahgunaan zat dan
gangguan kepribadian antisosial.
- Byk keluhan fisik (sebelum usia 30 th) menimbulkan gangguan fx sosial,
pekerjaan atau fungsi penting lainnya. Empat gejala nyeri di empat tempat atau
fungsi (misal kepala, perut, sendiri, dada, hub. Seksual, sakit selama haid dll.
Dua gejala GI selain nyeri. Satu gejala seksual selain nyeri. Satu gejala
pseudoneurologi (gejala konversi spt gg koordinasi, paralisis, afonia dll).
Pedoman diagnostik :

- Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut ini


(a) Adanya banyak keluhan2 fiisk yang bermacam-macam yang tidak
dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah
berlangsung sedikitnya 2 tahun
(b) Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ada kelaianan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-
keluhannya
(c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya dalam masyarakat dan keluarga,
yang berakitan dengan sifat-sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari
perilakunya
Terapi dan Prognosis

47
- Sebaiknya terapi dilakukan satu orang dokter secara regular untuk
mendegarkan keluhan somatik sebagai ekspresi emosional
- Pemeriksaan penunjang sebaiknya dihindari
- Psikoterapi individual dan psikoterapi kelompok disarankan agar pasien dapat
menghadapi gejala-gejala, mengekspresikan emosi yang mendasari
- Psikofarmaka hanya diberikan bila terdapat cemas dan depresi dengan
pengawasan ketat karena pasien cenderung menggunakan obat berganti-ganti.

B. Gangguan nyeri somatoform menetap


Pedoman diagnostik :

- Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan
fisik
- Nyeri timbul dalam hubungan dengan adanya konflik emosional atau problem
psikososial yang cukup jelas dijadikan alasan dalam mempengaruhi terjadinya
gangguan tsb
- Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik personal
maupun medis, untuk yang bersangkutan

6. F44 GANGGUAN DISOSIATIF (KONVERSI)


- Konversi : harapannya untuk dapat perhatian, kalau malingering untuk
menghindari tugas/tuntutan hukum
- Mencakup gejala menandakan gangguan atau deficit fungsi sensorik atau
motoric volunteer akibat faktor psikologis/konflik stressr kehidupan
- Kumpulan gejala ini dikenal dengan sebutan hysteria, reaksi konversi atau
gangguan disosiatif
- MPE represi ditekan semua tekanan kealam bawah sadarnya lalu
diproyeksikan ke gangguan fisik
- Gejala utama adalah kehilangan (sebagian atau seluruh) dari intergrasi normal
(di bawah kendali kesadaran)antara lain :
1. Ingatan masa lalu
2. Kesadaran identitas dan penginderaan segera
3. Kontrol thd gerakan tubuh
- Pada gangguan disosiatif, kemampuan kendali di bawah kesadaran dan kendali
selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari ke
hari atau bahkan jam ke jam

Gambaran klinis

48
- Gejala sensorik : anestersi dan parestesi ekstremitas tidak sesuai dengan
penyakit saraf pusat maupun tepi. Ketulian atau buta namun jaras sensoris
intak
- Gejala motorik : gangguan gaya berjalan abasia atau ataksia, kelemahan,
paralisis, tremor ritmik kasar jalan menghentak2
- Pseudoseizure

Pedoman diagnostik :

- Untuk diagnosis pasyi maka hal-hal ini harus ada


(a) Gambaran klinis yang ditentukan untuk masing-masing gangguan
tercantum pada F44
(b) Tidak ada bukti gangguan fisik yang dapat menjelaskan hal tersebut
(c) Bukti adanya penyebab psikologis dalam bentuk hubungan kurun
waktu yang jelas dengan problem kejadian2 yang stressful atau
hubungan interpersonal yang terganggu (meskipun hal tsb disangkal
oleh penderita)
Prognosa dan terapi

- >90% membaik dalam beberapa hari hingga hampir 1 bulan


- 75% sembuh, 25% mengalami episode tambahan
- Makin lama gejala konversi makin buruk prognosa
- Psikoterapi suportif berorientasi tilikan atau terapi perilaku -> dijelaskan
bahwa tindakan tersebut salah/negative -> dibawa ke hal2 yg lebih positif
- Hypnosis, psikofarma anticemas dan relaksasi bermanfaat pada beberapa
kasus (hanya untuk saat kejadian itu saja)

7. 45.2 HIPOKONDRIASIS
Klinis :

- Problem utama adalah anxietas


- Preokupasi dengan gejala-gejala fisik : ada beberapa keluhan fisik
- Meyakini sakit keras, beda dengan somatisasi : keluhan bykkk, kalau
hipokon : sudah yakin sakit keras -> jadi sudah bs yakin 1 penyakit keras cth
saya penyakit jantung
- Banyak kunjungan ke dokter dan melakukan tes medis
- Sedikitnya sudah berlangsung dalam 6 bulan

Pedoman diagnostik :

- Untuk diagnosis pasti, kedua hal ini harus ada :

49
(a) Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit
fisik yang serius yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun
pemeriksaan berulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang
memadai, ataupun adanya preokupasi yang menetap kemungkinan
deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya (tidak sampa
waham)
(b) Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ditemukannya penyakit atau abnormalitas fisik
yang melandasi keluhan
Prognosis dan terapi

- Perjalanan penyakit yang episodic, setiap episode dapat berlangsung berbulan-


bulan hingga tahunan, dan dipisahkan oleh periode tenang
- Kurang lebih sepertiga hingga setengah pasien alami perbaikan yang
bermakna
- Psikoterapi berorientasi titlikan, terapi perilaku, terapi kognitif (modifikasi
presepsi penyakit)
- Psikofarma : jika + cemas dan depresi

8. GANGGUAN TUBUH DISMORFIK

- Preokupasi penampilan. Perasaan subyektif dirinya berpenampilan buruk


(kekuatiran tidak benar)
- Yakin dan takut dirinya tidak menarik
- Banyak bercermin atau penghindaran
- Mengunjungi dokter kulit atau bedah plastic
- Ide kecenderungan bunuh diri
- Menimbukan gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan
- Lokasi dismorfik tubuh : kulit, mata/hidung, muka/kepala, mammae, bibir
- Lazim usia 15-30 tahun
- Perempuan>>, >90% dengan gangguan dismorfik tubuk pernah mengalami
episode depresi berat dalam hidupnya
- 70% pernah alami gangguan cemas dan 30% pernah gg psikosis
- Etiologi : tidak diketahui. Komorbiditas tinggi dengan gangguan depresi,
riwayat keliarga dengan gg mood, gg obsesif kompulsi
- Konsep kecantikan ditanamkan secara stereotipik dalam keluarga atau budaya
- Perhatian pada bagian tubuh tertentu semakin menjadi2 dan berakhir dengan
permintaan op
- Pengobatan : psikofarmako dengan trisiklik, MAOI, pimozide
50
- Terapi serotonin, clomipramine, fluoxetine efektif kurangi gejala
- Psikotx yang sesuai pada pasien dengan depresi

9. GANGGUAN NYERI
Gambaran klinis :

- Nyeri yang nyata


- Nyeri mungkin dapat disebabkan oleh organic
- Faktor psikologik mempertahankan gejala
- Gejala atau deficit tidak disebabkan oleh sengaja atau dibuat2
- Nyeri menyebabkan penderitaan secara klinis dan gangguan dalam fx sosial,
pekerjaan atau fx penting lain
- Dengan mengeluh nyeri -> mendapat perhatian (teori perilaku)
- Rehabilitasi dengan bersamaan berikan SSRI atau trisiklik
- Psikotx -> menggali sumber masalah interpersonal
- Terapi kognitif merubah pikiran negative dan mengembangkan sikap postif
hadapi penyakit
Bedakan dg nyeri somatofom menetap
10. F43 REAKSI TERHADAP STRESS BERAT DAN GANGGUAN PENYESUAIAN
Atas dasar salah satu dari dua faktor pencetus :
a. Suatu stress kehidupan yang luar biasa , yang menyebabkan reaksi stress akut,
atau,
b. Suatu perubahan penting dalam kehidupan yang menimbulkan situasi tidak
nyaman yang berkelanjutan, dengan akibat terjadi suatu gangguan penyesuaian
Gangguan2 ini dianggap sbg respon maladaptive thd stress berat atau stress berkelanjutan,
dimana mekanisme penyesuaian (coping mechanism) tidak berhasil mengatasi sehingga
menimbulkan masalah dalam fungsi sosialnya
A. F43.0 Reaksi Stress Akut
Pedoman Diagnostik :
- Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara terjadinya pengalaman
stressor luar biasa (fisik atau mental) dengan onset gejala, biasanya setelah
beberapa menit atau segera setelah kejadian
- Selain itu ditemukannya geja;a-gejala :
c. Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain
gejala permulaan berupa keadaan “terpaku” (dazed), semua hal berikut
dapat terlihat : depresi, anxietas, kemarahan, kecewa, overeaktif dan
penarikan diri
d. Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stressornya, gejala-
gejala dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal di
51
mana stress menjadi berkelanjutkan atau tidak dapat dialihkan, gejala-
gejala biasanya baru mereda setelah 24-48 jam dan biasanya hampir
menghilang dalam 3 hari
- Diagnosis ini tidak boleh digunakan dalam kekambuhan mendadak dari gejala-
gejala pada individu yang sudah menunjukkan gangguan psikiatrik
sebelumnya
- Kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri memegang peranan
terjadinya atau beratnya suatu reaksi akut.
B. F43.1 Gangguan Stress Pasca Trauma
Gangguan psikiatruk setelah trauma berat (korban perkosaan, benacana, perampokan dll)
PTSD -> beda dengan acute stress disorder -> memiliki gejala mirip namun gejala hilang
timbul dalam 4 minggu
Gejala klinis PTSD
PTSD ditandai dengan 3 kumpulan gejala :
1. Reexperiencing/Intrusion
- Teringat kembali peristiwa traumatik yang di alami.
- Bisa berupa ingatan yang berulang-ulang atau mimpi yang berulang-ulang
mengenai detil peristiwa tersebut.
- Penderita merasa kembali mengalami peristiwa tersebut.
2. Avoidance/Numbing
- Penderita mencoba menghindari pikiran, perasaan, atau pembicaraan
mengenai peristiwa traumatik yang dialami.
- Penderita juga menghindari aktifitas, situasi atau orang-orang yang dapat
mengingatkannya pada peristiwa tersebut.
- Menghilangnya respon terhadap dunia luar, sering disebut juga “psychic
numbing” atau “emotional anesthesia”.
3. Hyperarousal
- Gejala kecemasan atau respon berlebihan yang tidak ada sebelum trauma
diantaranya:
- Gangguan tidur.
- Waspada berlebihan.
- Mudah terkejut.
- Mudah tersinggung dan marah.
- Sulit konsentrasi dan menyelesaikan tugas.
- Selain 3 kumpulan gejala di atas ada juga yang disebut “Associated
Symptoms” atau “Survivor’s Guilt” dimana penderita merasa bersalah karena
telah selamat dari suatu peristiwa traumatik (berfikir lebih baik mati saja pada
saat kejadian).
52
Komorbiditas
• Major Depressive Disorder
• Penyalahgunaan Zat.
• Gangguan Anxietas Lain.

Pedoman Diagnostik

- Diagnosis baru ditegakkan bilamana gangguan ini timbul dalam kurun waktu 6
bulan setelah kejadian traumatik berat (masa laten yang berkisar antara
beberapa minggu sampai beberapa bulan, jarang sampai melampaui 6 bulan)
Kemungkinan dx masih bs jika lewat 6 bulan, yg penting klinisnya khas dan
tidak didapat alternative kategori gangguan lainnya
- Sebagai bukti tambahan selain trauma, harus didapatkan bayang-bayang atau
mimpi2 dari kejadian traumatic tersebut secara berulang2 (flashbacks)
- Gangguan otonomik, gangguan afek dan kelainan tingkah laku semuanya
dapat mewarnai diagnosis tapi tidak khas
Terapi
• FARMAKOTERAPI
– Antidepresan: Fluoxetine, Paroxetine, Fluvoxamine, Citalopram
– Benzodiazepine
– TCA (Amitriptyline, maprotiline, Imipramine, dll.).
– MAOIs.
– Antikonvulsan
– Naltrexon
– Antipsikotik
• Psychotherapy (Konseling, Cognitive Behavioral Therapy/CBT, dll)
• Eye Movement Desensitisation Reprocessing (E.M.D.R.)
• rTMS (repetitive Transcutaneus Magnetic Stimulation)
• Hypnotism,
• Relaksasi, Meditasi

53
C. F43.2 Gangguan Penyesuaian
Pedoman Diagnostik :

- Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara:


A. Bentuk, isi, beratnya gejala
B. Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian, dan
C. Kejadian, situasi yang “stressful”, atau krisis kehidupan
- Adanya faktor ketiga C harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan
tersbut tidak akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut
- Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afek depresi, anxietas,
campuran anxietas depresi, gangguan tingkah laku, disertainya adanya
disabilitas dalam kegiatan rutin sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala
tersebut yang spesifik untuk mendukung dx
- Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan, setelah terjadinya kejadian yang
stressful dan gejala tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi
depresi berkepanjangan.
11. F42 GANGGUAN OBSESIF KOMPULSIF
Pedoman diagnostik :

- Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan


kompulsif, atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya
dua minggu berturut-turut
- Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu
aktivitas penderita
- Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut
(a) Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri
(b) Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan,
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita
(c) Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan
hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega
dari ketagangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan )
(d) Gagasan, bayangan pikiran atau impuls tersebut harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive)
- Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif dengan depresi.
Penderita gangguan ocd sering menunjukkan gejala depresif
Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada
gangguan depresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul
- Gejala obsesif sekunder dari skizofrenia, atau gangguan organik dianggap dari
bagian kondisi tersebut
Pokok lihat mana yang duluan muncul ikuti dxnya itu

54
GANGGUAN KEPRIBADIAN DAN PERILAKU MASA DEWASA
1. Gangguan kepribadian khas : kepribadian paranoid, schizoid, dissosial, emosial
tidak stabil, histrionik, anankastik, cemas (menghindar) dependen
2. Gangguan kebiasaan dan impuls : judi patologis, bakar patologis (piromania), curi
patologis (kleptomania), Trikotilomania
3. Gangguan identitas dan jenis kelamin :
4. Gangguan pereferensi seksual : fethisme, transvetisme fethistik, Ekshibisionisme,
voyeurism, pedofilia, sadomasokisme

1. GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS

• Sering dijumpai dan berlangsung kronis.


• Prevalensi 10–20% dari populasi umum.
• Medapat label: menjengkelkan, bergantung/ parasit.
• Prognosis secara umum jelek.
• Kira-kira 50% dr seluruh penderita psikiatri menderita Gg. Kepribadian dan
komorbid dengan aksis I.
• Menjadi faktor predisposisi bagi Gg. Psikiatri lainnya (mis, penyalahgunaan zat,
suicide, gg. afektif, gg. pengendalian impuls, dan gg. cemas).
 Umumnya menolak bantuan psikiatri
 Menyangkal kalau ada masalah, tidak seperti gangguan2 psikiatri yang lainnya
 Gejala-gejalanya:
- alloplastic (mampu beradaptasi)
- ego-syntonik.
- tidak merasa cemas dg gg. maladaptifnya
- tidak merasa menderita
- tidak interes dengan terapi dan
- tidak berniat sembuh
Subtype:
Cluster A : schizotypal, schizoid, dan paranoid
Cluster B : narcissistic, borderline, antisocial, and histrionik
Cluster C : obsessive-compulsive, dependent, dan menghindar
- Banyak menunjukkan kecenderungan tidak hanya menderita satu macam gangguan
kepribadian
55
- Bila lebih maka klinisi harus mendiagnosis satu persatu.
- Gangguan Kepribadian ditulis pada aksis II.
1. Faktor Genetik
Angka kejadian kembar monozygot beberapa kali >kembar dizygot.
 Gg. Kepribadian Cluster A:

- lebih sering didapatkan pada keluarga biologis pasien Skizofrenia.


 Gg. Kepribadian Cluster B:

- Gg.Kepribadian Antisosial dikaitkan dgn penyalahgunaan alkohol.


- Depresi sering pd keluarga latar belakang Gg.kepribadian ambang.
- Gg. Kepribadian histronik berhubungan erat dengan Gg. somatisasi.
- Tiap gangguan sering menunjukkan gejala overlaping.
 Gg. Kepribadian Cluster C:

- Gg. Kepribadian Menghindar menunjukkan tingkat kecemasan tinggi.


- Gg. kepribadian Obsesif-kompulsihf menunjukkan gejala depresi.

A. F60.0 Gangguan kepribadian Paranoid

 Secara umum ditandai dengan merasa curiga dan tidak percaya pada orang lain
yang berlangsung lama.
 Menolak bertanggung jawab pada perasaannya sendiri dan menunjuk tanggung jawab
itu padaorang lain.
 Sering bersikap bermusuhan, iritabel, dan marah-marah.

 Jarang datang berobat , biasanya dibawa berobat oleh pasangannya atau petugas

 Sering merasa undistressed.

 Keluarga pasien skizofrenia menunjukkan insiden tinggi menderita Gg.Kepribadian


Paranoid.

56
Gambaran klinis
 Khas sangat pencuriga dan tdk percaya orang lain

 kecenderungan berat merendahkan orang lain, dengki, mengancam, memeras


menipu.
 Sudah mulai sejak awal menginjak dewasa.

 Sering menunjukkan perasaan iri atau cemburu yang patologik, tanpa alasan
yang jelas
 Selalu meragukan kesetiaan pasangannya.

 Mekanisme pembelaan ego proyeksi

 Ideas of reference.

 Kaku dan tampak tidak mempunyai emosi.

 Bangga dirinya rasional dan obyektiv.

 Kehilangan kehangatan.

 Pada situasi sosial tampak seperti pebisnis yang efisien tetapi sering konflik dengan
orang lain dan merasa ketakutan.

Pedoman Diagnostik :

- Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri


a. Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan
b. Kecendrungan untuk tetap menyimpan dendam misalnya menolak untuk
memaafkan suatu penghianatan dan luka hati atau masalah kecil
c. Kecurigaan dan kencendrungan untuk mendistorsikan pengalaman dengan
menyalahartikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu
sikap permusuhan atau penghinaan
d. Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa
memperhatikan situasi yang ada (actual situation)
e. Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification) tentang kesetiaan
dan seksual dari pasangannya
f. Kecendrungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang
bermanifestasi dalam sikap yang sellau merujuk ke diri sendiri (self-referential
attitude)

57
g. Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak
substansif dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri
maupun dunia pada umumnya
- Untuk dx -> perlu paling tidak 3 di atas

B. F60.1 Gangguan Kepribadian Skizoid


 Menarik diri dari lingkungan sosial sepanjang hidupnya.

 Merasa tidak nyaman berinteraksi dg masyarakat

 Introvet, constricted affect, eksentrik, isolasi atau kesepian.

Epidemiology
 Prevalensi 7,5% dari populasi umum.

 Sex ratio pria dengan wanita 2:1.

 Pekerjaan yang diminati pekerjaan sendirian, melibatkan sedikit orang /tanpa kontak
dengan orang lain, banyak memilih bekerja malam hari, sehingga tidak berhubungan
dengan orang lain.
Gambaran Klinik
 Pasien dengan gangguan ini tampak dingin and jauh

 Menunjukkan ketidak terlibatannya dengan kejadian sehari2 dan tidak ada


perhatian dg orang lain.
 Pendiam, menjaga jarak, dan tidak bisa bersosialisasi.

 Tdk punya interes, noncompetitive, pekerjaan yang menyendiri.

 Kehidupan seksualnya penuh fantasi.

 Pria biasanya tidak menikah karena tidak sanggup intim dengan orang lain

 Wanita menerima perkawinan secara pasif dari pria yang agresif ingin menikahinya.

 Sepanjang hidupnya menunjukkan ketidak mampuan mengekspresikan marah secara


langsung.
 Mengalihkan energi afektifnya ke nonhumans interests mis. matematik,
astronomi, dan sangat lengket dengan binatang.
 Afek konstrikted, inapropriet, sensitif, ada rasa khawatir.

58
 Percakapan langsung pada sasaran, dengan jawaban-jawaban pendek dan
menghindari percakapan spontan.
 Isi pikirannya menunjukkan tidak ada keintiman dengan seseorang yg belum dikenal
secara baik atau dgn mereka yang tidak bertemu dalam waktu yang cukup lama.
 Sensoriumnya intact, memorinya berfungsi dengan baik, interpretasinya abstrak.

Perjalanan penyakit dan prognosa


 10 % Gg. Kepribadian skizoid committed suicide.

 Kepribadian premorbid pasien skizofrenia.

 Beberapa tetap stabil selama hidupnya dengan kepribadian skizotipal.

Pedoman Diagnostik :

- Gangguan kepribadian yang memenuhi deskripsi sebagai berikut :


a. Sedikit (bila ada) aktivitas yang memberikan kesenangan
b. Emosi dingin, afek mendatar atau tak peduli (detachment)
c. Kurang mampu untuk mengekspresikan kehangatan, kelembutan, atau
kemarahan terhadap orang lain
d. Tampak ketidakpedulian thd pujian atau kecaman
e. Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang
lain(perhatikan usia)
f. Hampir selalu memiliki aktivitas yang dilakukan sendiri
g. Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
h. Tidak punya teman dekat atau hub. Pribadi yang akrab (kalau ada hanya
satu) dan tidak ada keinginan untuk menjalin hub seperti itu
i. Sangat tdk sensitive thd norma dan kebiasaan sosial yang berlaku
- Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari atas

C. F60.2 Gangguan Kepribadian Dissosial

 Tidak bisa mengikuti norma-norma sosial.

 Meskipun ditandai oleh perilaku antisosial dan kriminal berkelanjutan, tidak sama dng
kriminalitas.
Epidemiology

59
 Prevalensi 3% pada pria dan 1% pada wanita.

 Kebanyakan pada daerah urban yang miskin.

 Pria > wanita.

 Onset sebelum usia 15 tahun.

 Populasi di penjara 75%.

 Ada pola keluarga, 5x lebih tinggi pada first-degree relatives dari pada kontrol.

Diagnosis
 Pasien dg Gg. Kepribadian antisosial bisa tampak bodoh meskipun berhadapan dg
klinisi paling berpengalaman.
 Dalam interview, bisa berubah dan dapat dipercaya, tetapi semua berpura-pura
( seperti topeng menutupi gangguan jiwanya)
 Ketegangan yg tersembunyi, bermusuhan, irritabel, marah.

 Dalam stress interview, pasien terpaksa dikonfrontasikan dengan inkonsistensi


ceritanya, mungkin hal ini perlu dilakukan untuk menunjukkan patologinya.
 Diagnosa kerja disertakan pemeriksaan nerologik, sering menunjukkan EEG dan soft
neurological signs abnormal, adanya minimal brain damage pada masa kanak-kanak.
 Pasien sering tampak normal, menarik dan suka mengambil hati.

 Berbohong, membolos lari dari rumah, mencuri, berkelahi, ketergantungan zat , dan
aktifitas ilegal adalah tipikal pengalamannya sejak kecil.
 Sering terkesan dengan klinisi lawan jenis ,seductive, manipulatif dan banyak
tuntutan
 Menunjukkan tidak ada kecemasan, dan depresi, tidak sesuai dengan kenyataan
dirinya, ancaman bunuh diri dan preokupasi pada gejala somatik sering muncul.
 Reality testing dan intelegensi verbal tinggi.

 Sangat manipulatif.

 Tidak bercerita kebenaran dan tidak dapat dipercaya untuk diberikan tanggung jawab
atau yang erat kaitannya dengan standard moral.
 Bersetubuh dengan siapa saja

60
 Tindak kekerasan pada pasangan (spousal abuse), child abuse, dan berkendaraan
sambil mabuk lazim dalam kehidupannya.
Pedoman Diagnostik :

- Gangguan kepribadian ini biasanya menjadi perhatian disebabkan adanya


perbedaan besar antara perilaku dan norma sosial yang berlaku, dan ditandai
oleh :
a. Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain
b. Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus
(persistent), serta tidak peduli terhadap norma, peraturan dan kewajiban
sosial.
c. Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsunglama,
meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya
d. Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk
melampiaskan agresi, termasuk tindakan kekerasan
e. Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari
pengalaman, khususnya dari hukuman
f. Sangat cenderung menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisasi
yang masuk akal, untuk perilaku yang membuat konflik dengan
masyarakat
- Untuk diagnosis dibutuhkan plg sedikit 3 dari di atas

D. F60.3 Gangguan kepribadian Emosional Tak Stabil


- Terdapat kecenderungan ynag mencolok untuk bertindak secara impulsif tanpa
mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan dengan ketidak-stabilan
emosional;
- Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan kekurangan
pengendalian diri.
- Tipe impulsif.
- Tipe ambang (borderline).

E. F60.4 Gangguan kepribadian Histrionik


 Berpenampilan excitable, emosional, dramatik dan ekstrovet, diikuti dengan aspek
flamboyannya.
 Tidak mampu mempertahankan kelekatan yang lama dan dalam.

Epidemiology
 Prevalensi kira-kira 2-3%., wanita >pria.

61
 Beberapa studi menunjukkan ada hubungan dengan Gg. Somatisasi dan Gg.
penyalahgunaan alkohol.
Diagnosis
 Umumnya kooperatif, bersemangat memberikan riwayat penyakit.

 Gestures dan dramatic punctuation

 Acapkali membuat slips of the tongue, berbahasa colorful.

 Affectifnya wajar, tapi ketika didesak menjelaskan perasaan tertentu (mis.


marah, kesedihan dan keinginan seksual) merespon dengan surprise, dengan
kejengkelan atau penolakan.
Gambaran klinis
 Menunjukkan perilaku menarik perhatian yg kuat.

 Cenderung membesar-besarkan perasaan dan pikirannya, dan membuat segala


sesuatunya lebih penting dari yang sebenarnya.
 Mempertunjukkan temper tantrums, menangis, dan menderita bila mereka tidak
menjadi pusat perhatian atau tidak menerima pujian atau persetujuan.
 Perilaku seduktif lazim pada kedua jenis kelamin.

 Fantasi seksual terhadap seseorang yang terlibat dengan dirinya sering terjadi, tetapi
pasien tdk konsisten dlm memverbalisasikan fantasinya dan kadang-kadang malu
atau genit.
 Mempunyai disfungsi seksual, wanita mungkin anorgasmic, dan pria mungkin
impotent.
 Mereka mungkin beraksi seolah sebagai dorongan seksual untuk meyakinkan dirinya
atraktif terhadap lawan jenisnya.
 Mekanisme pembelaan ego yang utama represi dan disosiasi.

Perjalanan penyakit dan Prognosis


 Berjalan dengan usia biasanya gejala berkurang, tetapi beberapa gejala bisa menjadi
nyata.
 Mencari sensasi, dan sering mendapat masalah dengan hukum, ketergantungandan
berperilaku kacau.

62
Pedoman Diagnostik

- Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :


a. Ekspresi emosi yang dibuat-buat (Self-dramatization) seperti bersandiwara
(theatricality), yang dibesar-besarkan (exaggerated)
b. Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
c. Keadaan afektif yang dangkal dan labil
d. Terus menerus mencari kegairahan (excitement), penghargaan
(appreciation) dari orang lain, dan aktivitas dimana pasien menjadi pusat
perhatian
e. Penampilan atau perilaku ayng merangsang (seductive) yang tidak
memadai
f. Terlalu peduli dengan daya Tarik fisik
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas

F. 60.5 Gangguan kepribadian Anankastik


 Khas ditandai oleh emotional constriction, keteraturan, ketekunan, keras kepala,
dan ragu-raguan.
 Gambaran esensial adalah perfek dan tidak fleksibel pervasif.

Epidemiology
 Prevalensinya tidak diketahui, pria >wanita, sering pada anak tertua.

 Lebih sering muncul pada first-degree biological relatives dibandingkan dengan


populasi umum.
 Latarbelakang yang khas adalah disiplin yang keras.

 Menurut Freud, dikaitkan dengan kesulitan pd perkembangan psikoseksual fase anal,


ummnya sekitar usia 2 tahun.
 Pada wawancara menunjukkan, formal, dan kaku.

 Afeknya tidak tumpul atau datar, tetapi konstrited, kehilangan spontanitas dan
mood biasanya serius.
 Jawaban pertanyaannya biasanya rinci (detail).

 Mekanisme pembelan ego yang dipakai biasanya rasionalisasi, isolasi, intelektualisasi,


reaksi formasi dan undoing.

63
Gambaran Klinis
 Preokupasi pada aturan, regulasi, ketertiban, kerapian, kebersihan, details dan
pencapaian kesempurnaan.
 Peraturan diikuti dengan kaku tidak bisa ditoleransi.

 Akibatnya mereka kehilangan fleksibilitas dan intolerant.

 Memiliki ketrampilan hubungan interpersonal yg terbatas

 Formal, seriurs sering kehilangan rasa humor.

 Mengasingkan diri, tidak mampu berkompromi, dan menuntut orang lain


mengikuti kemauannya.
 Takut berbuat salah, ragu-ragu, merenung dulu untuk mebuat keputusan.

 Mempunyai sedikit teman meskipun stabil dalam perkawinan dan pekerjaan yang
baik.

Perjalanan penyakit dan Prognosis


 Perjalanannya bervariasi dan tidak dapat diduga. Dari waktu ke waktu berkembang
menjadi obsesif atau kompulsif.
 Beberapa berkembang menjadi orang dewasa yang hangat, terbuka, dan mencinta,
yang lainnya berkembang menjadi skizofrenia atau Gg. Depresi mayor.
Pedoman Diagnostik
Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :

- Perasaan ragu-ragu dan hati-hati yang berlebihan


- Preokupasi dengan hal-hal yang rinci (detail), peraturan, daftar, urutan,
organisasi atau jadwal
- Perfeksionisme yang mempengaruhi penyelesaian tugas
- Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati, dan keterikatan yang tidak
semestinya pada produktivitas sampai mengabaikan kepuasan dan hubungan
interpersonal
- Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial
- Kaku dan keras kepala

64
- Pemaksaan yang tak beralasan agar orang lain mengikuti persis caranya
mengerjakan sesuatu, atau keenganan yang tak beralasan untuk mengizinkan
orang lain mengerjakan sesuatu
- Mencampur-adukan pikiran atau dorongan yang memaksa dan yang enggan

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas

G. F60.6 Gangguan Kepribadian Cemas (Menghindar)


 Gg. Kepribadian ini sangat sensitif dengan penolakan dan menimbulkan penarikan
diri dari kehidupan sosial.
 Meskipun pemalu mereka tidak anti sosial dan menunjukkan keinginan yang besar
bersahabat, tetapi mereka memerlukan jaminan kuat penerimaan tanpa ada kritik.
 Ada rasa inferiority complex.

Epidemiology
 Gangguan ini sering dijumpai. Prevalensinya 1-10 % dari populasi umum.

 Tidak ada informasi mengenai sex ratio dan pola keluarga.

Pedoman Diagnostik :

- Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri


a. Perasaan tegang dan takut yang menetap dan pervasif
b. Merasa dirinya tak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari
orang lain
c. Preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam
status sosial
d. Keenganan untuk terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin
disukai
e. Pembatasan dalam gaya hidup karena alasan keamanan fisik
f. Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan
kontak interpersonal karena takut dikritik, tidak didukung atau ditolak
- Utk dx -> min 3 di atas
-

H. F60.7 Gangguan Kepribadian Dependen

Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:


a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar
keputusan penting untuk dirinya;
65
b. Meletakkan kebutuhan diri sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia
bergantung, dan kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka;
c. Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana
tempat ia bergantung;
d. Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang
dibesar-besarkan tentang ketidak-mampuan mengurus diri sendiri;
e. Preokupasi dengan ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat
dengannya, dan dibiarkan untuk mengurus dirinya sendiri;
f. Terbatasnya kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat
nasehat yang berlebihan dan dukungan dari orang lain.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.

2. GANGGUAN SEKSUAL
Seksualitas normal :

- Seksualitas bergantung pada empat faktor yang saling berkaitan : identitas


seksual, identitas gender, orientasi seksual dan perilaku seksual
- Keempat faktor ini mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan fungsi
kepribadian
- Identitas seksual : pola ciri seksual biologis seseorang; kromosom, genitalia
eksterna, genitalia interna, komposisi hormone, gonad dan ciri seks sekunder.
- Identitas gender : perasaan laki-laki atau keperempuanan seseorang
- Orientasi seksual -> menggambarkan objek impuls seksual seseorang ->
heteroseksual (jenis kelamin berlawanan), homoseksual (jenis kelamin sama),
atau biseksual (kedua jenis kelamin)
- Zat yg meningkatkan Dopamine : meningkatkan hasrat, zat yang memperkuat
serotonin : menurunkan hasrat

Gangguan psikoseksual adalah gangguan di bidang seks yang disebabkan oleh


faktor kejiwaan. Terdiri atas :
a. Disfungsi seksual dan siklus respon seksual
b. Ganggaun Identitas Gender (GIG)/jenis kelamin
c. Gangguan preferensi seksual/paraphilia
d. Orientasi seksual egodistoni

66
A. DISFUNGSI SEKSUAL DAN SIKLUS RESPON SEKSUAL
(a)Gangguan nafsu/hastrat seksual : ditandai oleh sedikitnya atau tidak adanya minat
terhadap seks yang menimbulkan masalah dalam suatu hubungan. 1) Hipoaktif 2)
keenganan seksual
(b) Gangguan rangsangan. 1) Impotensi : gangguan ereksi pada laki2, 2) Frigiditas :
Gangguan rangsangan seksual pada perempuan
(c) Gangguan Orgasme : terhambatnya atau tidak tercapainya orgasme yang bersifat
persisten atau berulang setelah memasuki fase rangsangan. 1) pada perempuan 2)
ejakulasi dini pada laki2
(d) Gangguan nyeri seksual : nyeri genital yang berulang kali terjadi, baik oleh laki-laki
dan perempuan, sebelum, selama atau setelah hubungan seksual 1) Dyspareuni : rasa
nyeri/sakit atau perasaan tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual. 2)
Vaginisimus : spasme (kejang urat) pada otot-otot sepertiga luar vagina, yang terjadi
di luar kehendak, yang mengganggu hubungan seksual, dan keadaan ini berulang kali
terjadi.

B. F64 GANGGUAN IDENTITAS GENDER/JENIS KELAMIN


1. F64.0 Gangguan Identitas Gender (transeksualisme)
-merasa bahwa jauh di dalam dirinya, biasanya sejak masa kana-kana mereka adalah orang
yang berjenis kelamin yang berbeda dengan dirinya saat ini
-Gangguan identitas ini bermula saat anak2, teramati orang tua saat anak usia antara 2 dan 4
tahun
-Pedoman diagnostik :
1) Untuk menegakkan diagnosis, identitas transeksual harus sudah menetap selama
minimal 2 tahun dan harus bukan gejala dari gangguan jiwa lain seperti
skizofrenia, atau berkaitan dengan kelainan interseks, genetic atau kromosom
2) Gambaran identitas tsb : 1) adanya hasrat untuk hidup dan diterima sebagai
anggota dari kelompok lawan jenisnya, biasanya disertai perasaan rishi, atau
ketidak serasian, dengan anatomi seksualnya; dan 2) adanya keinginan untuk
mendapat terapi hormonal dan pembedahan untuk membuat tubuhnya semirip
mungkin jenis kelamin yang diinginkan
2. F64.1 Transvestisme Peran Ganda
Pedoman diagnostik :
- Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai bagian dari eksistensi dirinya
untuk menikmati sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenisnya
- Tanpa hasrat untuk mengubah jenis kelamin secara permanen atau berkaitan dengan
tindakan bedah
- Tidak ada perangsangan seksual yang menyertai pemakaian pakaian lawan jenis, yang
membedakan gangguan ini dengan tranvestisme
3. F64.2 Gangguan Identitas Jenis Kelamin Masa Kanak

67
Pedoman Diagnostik :
- Gambaran esensial untuk diagnostic adalah
1) Keinginan anak yang “mendalam” (pervasive) dan “menetap” (persistent)
untuk menjadi (atau keteguhan bahwa dirinya adalah) jenis kelamin lawan
jenisnya, disertai penolakan terhadap perilaku, atribut dan/ pakaian yang
sesuai untuk jenis kelaminnya; tidak ada rangsangan seksual dari pakaian
2) Yang khas -> rangsangan seksual muncul pada usia pra sekolah. Gangguan
sudah tampak sebelum pubertas
3) Pada kedua jenis kelamin, kemungkinan ada penyangkalan thd struktur
anatomi jenis kelaminnya sendiri, tetapi hal ini jarang terjadi
4) Ciri khas lain, anak dengan gangguan identitas jenis kelamin, menyangkal
bahwa dirinya terganggu, meskipun mereka tertekan oleh konflik dengan
keinginan orang tua atau kawan sebayanya dan oleh ejekan dan/atau
penolakan oleh orang-orang yang berhubungan dengan dirinya.
C. F65 GANGGUAN PREFERENSI SEKSUAL
- Gangguan preferensi seksual/paraphilia adalah sekelompok gangguan yang mencakup
ketertarikan seksual terhadap obyek yang tidak wajar atau aktivitas seksual yang
tidak pada umumnya. Dengan kata lain terdapat deviasi (para) dalam ketertarikan
seseorang (filia)
- Fantasi, dorongan atau perilaku harus berlangsung setidaknya 6 bulan dan
menyebabkan distress atau hendaya signifikan
- Banyak yang seringkali mengalami lebih dari sat paraphilia dan pola semacam itu dapat
merupakan aspek gangguan mental lain, seperti skizofrenia, depresi atau salah satu
gangguan kepribadian

1. F65.2 Ekshibisionisme
Preferensi tinggi dan berulang untuk mendapatkan kepuasan seksual dengan
memamerkan alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal yang tidak
menginginkannya/teriak, kadang kepada seorang anak
Pedoman diagnostic:
- Kecendrungan yang berulang atau menetap untuk memamerkan alat kelamin
kepada orang asing (biasanya lawan jenis kelamin) atau kepada orang banyak
di tempat umum, tanpa ajakan atau niat berhubungan lebih akrab
- Ekshibisionisme hampir sama sekali terbatas pada laki-laki heteroseksual yang
memamerkan pada wanita remaja, atau dewasa, biasanya menghadap mereka
dalam jarak yang aman di tempat umum. Apabila yang menyaksikan itu
terkejut, takut, atau terpesona, kegairahan penderita meningkat.
- Pada beberapa penderita, ekshibisionisme merupakan satu-satunya penyaluran
seksual, tetapi pada beberapa penderita lain, kebiasaan ini berlangsung

68
bersamaan dengan kehidupan seksual yang aktif dalam suatu jalinan hubungan
yang berlangsung lama
- Kebanyakan penderita mendpaatkan kesulitan dalam mengendalikan dorongan
tsb dan dorongan ini bersifat “ego-alien” (suatu benda asing bagi dirinya).

2. F65.0 Fetishime
- Mencakup ketergantungan pada benda-benda mati untuk menimbulkan gairah seksual
- Benda2 yang umum digunakan untuk menimbulkan gairah seksual bagi para fetis spt
stoking transparan, sepatu, pakaian dari bulu, benda-benda dari karet, celana dalam dsb
- Beberapa orang dapat melakukan tindakan fetishisme mereka sendirian secara diam-diam
dengan membelai, mencium, membaui, menghisap atau hanya menatap benda-benda
tersebut seraya melakukan masturbasi
- Tidak memakai, jadi hanya memandang

Pedoman diagnostik :

- Mengandalkan pada beberapa benda mati (non-living obhect) sebagai


rangsangan untuk membangkitkan keinginan seksual dan memberikan
kepuasan seksual. Kebanyakan benda tersebut (obyek fetish) adalah ekstensi
dari tubuh manusia, spt pakaian dan sepatu
- Diagnosis ditegakkan apabila obyek fetish benar2 merupakan sumber utama
dari rangsangan seksual atau penting sekali untuk respons seksual yang
memuaskan
- Fantasi fetishistik adalah lazim, tidak menjadi suatu gangguan apabila
menjurus kepada suatu ritual yang begitu memaksa dan tidak semestinya
sampai mengganggu hubungan seksual dan menyebabkan penderitaan bagi
individu
- >> terbatas hanya pria saja

3. F65.1 Transvestisme Fetishistik


- Bila seorang laki-laki mengalami gairah seksual dengan memakai pakaian perempuan,
meskipun ia tetap merasa sebagai laki-laki, kondisi ini disebut fetishisme transventik atau
transvestisme
- Para transvestik adalah heteroseksual, selalu laki-laki secara umum hanya memakai
pakaian lawan jenis secara episodic, bukan secara rutin. Di luar itu mereka cenderung
berpenampilan, berperilaku dan memiliki minat seksual maskulin.
Pedoman diagnostik :
- Mengenakan pakaian dari lawan jenis dengan tujuan pokok untuk mencapai
kepuasan seksual
- Gangguan ini harus dibedakan dari fetihisme dimana pakaian hanya sebagai
obyek fetish bukan hanya sekedar dipakai, teta[I juga untuk menciptakan

69
penampilan dari lawan jenisnya. Biasanya lebih dari satu jenis yang dipakai
dan perlengkapan menyeluruh.
- Transvestisme fetishistik dibedakan dari transvestisme transeksual oleh adanya
rangsangan seksual dan keinginan yang kuat untuk melepaskan baju tersebut
jika orgasme sudah terjadi dan rangsangan seksual menurun
- Adanya riwayat transvestisme fetishstik biasanya dilaporkan sebagai suatu
fase awal oleh penderita transeksualisme dan kemungkinan merupaka suatu
stadium perkembangan transseksualisme
4. F65.4 Pedofilia
- Orang dewasa yang mendapat kepuasan seksual melalui kontak fisik dan sering kali
melakukan seksual dengan anak-anak pubertas yang tidak memiliki hub darah dengan
mereka
- Seseorang didiagnosis pedofilia, setidaknya berusia 16 tahun dan biasanya minimal 5
tahun lebih tua dari anak
Pedoman diagnostik :

- Preferensi seksual terhadap anak-anak, biasanya pra pubertas atau awal masa
pubertas, baik laki-laki atau perempuan.
- Pedofilia jarang ditemukan pada perempuan
- Preferensi tsb harus berulang dan menetap
- Termasuk : laki-laki dewasa yang mempunyai preferensi partner seksual
dewasa tapi karena alami frustasi kronis untuk mencapai hubungan seksual
yang diharapkan, maka kebiasaannya beralih kepada anak-anak sebagai
pengganti
Subtype pedofilia : insect

- Hubungan seksual antar kerabat dekat yang dilarang untuk menikah. Hal ini
sering terjadi antara saudara kandung laki2 dan perempuan. Bentuk paling
umum berikutnya yang lebih patologis adalah antara ayah dan anak
perempuannya.
5. F65.3 Voyeurisme
Mengintip orang berhubungan seksual -> masturbasi sambil mengintip atau setelah
mengintip sambil membayangkan, kadang berfantasi melakukan hub seksual dengan
orang yang diintipnya
Pedoman diagnostik :
- Kecendrungan yang berulang atau menetap untuk melihat orang yang sedang
berhubungan seksual atau berperilaku intim seperti menanggalkan pakaian
- Hal ini biasanya menjurus kepada rangsangan seksual dan masturbasi, yang
dilakukan tanpa orang diintip menyadarinya
6. Frotteurisme

70
Gangguan dengan melakukan sentuhan yang berorientasi seksual pada bagian tubuh
seseorang yang tidak menaruh curiga akan terjadinya hal itu. Freteur bisa mengosongkan
penisnya ke paha atau pantat perempuan atau menyentuh payudara atau alat kelaminnya.

7. F65.5 Sadomasokisme
Pedoman diagnostik :
- Preferensi terhadap aktivitas seksual yang melibatkan pengikatan atau
menimbulkan rasa sakit atau penghinaan (individu yang lebih suka untuk
menjadi resipen dari perangsangan -> masokisme seksual, yang pelaku yang
melakukannya ke resipen -> sadisme seksual
- Seringkali individu mendapatkan rangsangan seksual dari aktivitas sadistic
maupun masokistik
- Katogeri ini hanya digunakan apabila aktivitas sadomasikistik merupakan
sumber rangsangan yang penting untuk pemuasan seks
- Harus dibedakan dari kebrutalan dalam hubungan seksual atau kemarahan
yang tidak berhubungan dengan erotisme
8. Skatologia telepon
- Ditandai dengan telepon cabul dan melibatkan pasangan yang tidak
menyangka
- Tegangan dan rangsangan dimulai saat antisipasi telepon; penerima telepon
mendengarkan saat penelepon (biasanya laki-laki) secara verbal menunjukkan
preokupasinya atau merangsang penerima telepon untuk berbicara mengenai
aktivitas seksualnya
- Percakapan disertai dengan masturbasi yang sering diselesaikan setelah kontak
dihentikan
9. Nekrofilia
- Nekrofilia adalah obsesi untuk mendapatkan kepuasan seksual dari mayat.
- Sebagian besar orang dengan nekrofilia mendapatkan mayat untuk
eksploitasinya dari rumah jenasah. Beberapa orang diketahui menggali
kuburan.
- Suatu waktu, orangmembunuh untuk memuaskan desakan seksualnya.
10. Parsialisme
- Memusatkan aktivitas seksualnya pada satu bagian tubuh untuk
menyingkirkan yang lain
- Kontak mulut-genital; seperti kunilingus (kontak oral dengan genitalia
eksterna perempuan), felatio (kontak dengan anus)
- Normalnya berkaitan dengan pemanasan
11. Zoofilia

71
Menggunakan hewan untuk berpartisipasi khususnya dimasukkan ke dalam khayalan
rangsangan atau aktivitas seksual, termasuk hubungan seksual, masturbasi dan kontak
oral-genital.
12. Koprofilia dan klismafilia
Koprofilia : ketertarikan pada kesenangan seksual yang berkaitan dengan hasrat untuk
buang air besar pada pasangannya atau untuk memakan feses (koprofagia)
Klismafilia adalah penggunaan enema sebagai dari stimulasi seksual
Paraphilia ini dikaitkan dengan fiksasi pada fase anal perkembangan psikoseksual
13. Urofilia
Suatu bentuk erotisme uretra adalah minat di dalam kesenangan seksual yang disertai
dengan hasrat untuk berkemih pada pasangan atau dikencingi
14. Hipoksifilia
- Hasrat untuk memperoleh perubahan kesadaran akibat hipoksia saat alami
orgasme
- Orang dapat menggunakan obat (seperti nitrit yang menguap atau nitrogen
oksida) untuk menimbulkan hipoksia
15. Masturbasi
Masturbasi
• Masturbasi adalah aktivitas normal yang sering ditemukan pada semua stadium
kehidupan dari masa bayi sampai usia lanjut. Freud percaya neurastenia adalah
disebabkan oleh masturbasi yang berlebihan.
• Masturbasidapat didefinisikan sebagai pencapaian kenikmatan seksual – biasanya
menyebabkan orgasme – oleh diri sendiri (autoerotikisme).
• Masturbasi sering ditemukan pada orang yang telah menikah
• Abnormal : jika dijadikan satu-satunya aktivitas seksual yang dilakukan pada masa
dewasa, jika dilakukan dengan frekuensi yang menunjukkan kompulsi atau disfungsi
seksual, atau jika secara konsisten lebih dipilih daripada hubungan seks dengan
pasangan

PENATALAKSAAN PARAFILIA

- Terapi psikoanalisis
- Terapi behavioral Penanganan kognitif

D. F66.1 ORIENTASI SEKSUAL EGOSDISTONI


Pedoman diagnostik :
Identitas jenis kelamin atau preferensi seksual tidak diragukan tetapi individu mengharapkan
yang lain disebbakan oleh gangguan psikologis dna perilaku, serta mencari pengobatan untuk
mengubahnya

72
3.GANGGUAN TIDUR
- Dissomnia : Kondisi psikogenik primer dimana gangguan utamanya adalah jumlah,
kualitas dan waktu tidur yang disebabkan oleh hal-hal emosional. EX : insomnia,
hypersomnia, narkolepsi, gangguan jadwal tidur-jaga, gangguan yang berhubungan dengan
pernapasan
- Parasomnia : peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur. EX :
somnabulisme (sleep walking), gangguan terror dalam tidur (night terror), gangguan mimpi
buruk (nightmares)
- banyak kasus gangguan tidur adalah salah satu gejala gangguan lainnya, baik mental
maupun fisik
Dissomnia
1. F51.0 Insomnia non organik
Pedoman Diagnostik :

- Hal tersebut di bawah ini diperlukan untuk membuat diagnosis pasti :


iv. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur,
atau kualitas tidur yang buruk
v. Gangguan terjadi minimal 3x dalam 1 minggu, minimal selama 1 bulan
vi. Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidir (sleeplessness) dan peduli
yang berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang
siang hari
vii. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial
dan pekerjaan
- Adanya gejala gangguan jiwa lain seperti depresi, anxietas, atau obsesi tidak
menyebabkan diagnosis insomnia diabaikan. Semua komorbid dicantumkan
karena butuh terapi sendiri
Insomnia dibagi menjadi 3 : 1) early -> sulit untuk memulai tidur 2) middle ->
sering terbangun meskipun bisa tidur kembali 3) late -> bisa tidur dengan mudah,
tetapi bangun lebih awal dan sulit untuk tidur kembali setelah bangun
2.Hipersomnia Non Organik
Pedoman Diagnostik :

- Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti:

73
(a) Rasa kantuk pada siang hari yang berlebihan atau adanya serangan tidur/”sleep
attacks” (tidak disebbakan oleh tidur yang kurang), dan atau transisi yang memanjang
dari saat mulai bangun tidur sampai sadar sepenuhnya
(b) Gangguan tidur setiap hari selama lebih dari 1 bulan atau berulang dengan kurun
waktu yang lebih pendek, menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan
(c) Tidak ada gejala tambahan narkolepsi atau bukti klinis sleep apnoe
(d) Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang menunjukkan rasa kantuk pada siang
hari
- Bila merupakan bagian dari gejala gangguan jiwa lain cth gangguan afektif ->
diagnosis dibuat berdasarkan gangguan yang mendasari nya
Narkolepsi : tidak ada rasa kantuk, mendadak, jadi lagi beraktivitas ngobrol cthnya ->
langsung tidur, jadi orang pikir pingsan (katapleksi), muncul setiap hari selama 3 bulan
Parasomnia
1. F51.5 Gangguan mimpi buruk (nightmares)
Pedoman diagnostik :
- Gambaran klinis di baah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti
1. Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan
mimpi yang menakutkan yang dapat diingat kembali dengan
rinci dan jelas (vivid) biasanya perihal ancaman kelangsungan
hidup, keamanan atau harga diir; terbangunnya dapat kapan
saja selama periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh
kedua masa tidur
2. Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu
segera sadar penuh dan mampu mengenali lingkungannya
3. Pengalaman mimpi itu dan akibat dari tidur yang terganggu
menyebabkan penderitaan cukup berat

2.F51.5 Teror tidur (Night Terrors)


- Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis pasti
(a) Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tidur, mulai dengan berteriak2
karena panic, disertai anxietas yang hebat, tubuh bergetar, dan hiperaktivitas otonomik spt
jantung berdebar-debar, nafas cepat, pupil melebar, dan berkeringat.
(b) episode ini dapat berulang, setiap episode lamanya 1-10 menit, dan biasanya terjadi pada
sepertiga awal tidur malam

74
(c). secara relative tidak bereaksi thd berbagai upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan
terror tidurnya, dan kemudian dalam beberapa menit setelah bangun biasanya terjadi
disorientasi dan gerakan berulang
(d) ingtan thd kejadian, kalaupun ada, sangat minimal
(e) tidak ada bukti gangguan mental organik
- terror tidur harus dibedakan dengan mimpi buruk, yang biasanya terjadi setiap saat dalam
tidur, mudah dibangunkan dan teringat jelas kejadiannya
3. F51.3 Somnabulisme (sleepwalking)
- Gambaran klinis di bawah ini adalah esensial untuk diagnosis
(a) Gejala utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat tidur, biasanya pada
sepertiga awal tidur malam, dan terus berjalan-jalan (kesadaran berubah)
(b) selama satu episode, individu menunjukkan wajah bengong (blank, staring face), relative
tidak memberi respon thd upaya orang lain untuk mempengaruhi keadaan atau untuk
berkomunikasi dengan penderita dan hanya dapat disadarkan atau dibangunkan dengan susah
payah
(c). pada waktu sadar/bangun (Setelah satu episode atau besok paginya) individu tidak ingta
apa yang terjadi
Tidak ada gangguan mental organic
PENYEBAB GANGGUAN TIDUR :
1. Farmakologis, pemakaian obat-obat
2. Medis, misalnya sakit kepala, kesulitan nafas
3. Genetik, memiliki darah dari keturunan penderita insomnia
4. Konsumsi tembakau dan alkohol
5. Psikiatris -> gg emosi,kecemasan, skizofrenia, somatoform
6. Gg psikologis krn pengalaman traumatis

TERAPI GG TIDUR

- Farmako : benzodiazepine dan antidepresan trisiklik -> gg tdr lelap, terror


dalam tidur dan berjalan sambil tidur
farmako hanya utk sementara, tdk boleh langsung putus -> dpt withdrawal
syndrome-> insomnia tambah parah, jadi harus tap off, dan tdk boleh terus2 ->
dpt tergantungan
- Pendekatan psikologis -> terapi kognitif behavioral

75
TERAPI DALAM BIDANG ILMU KEDOKTERAN JIWA
Psikofarmaka = obat2an psikotropika

- Obat yang memiliki efek terapetik langsung pada proses mental pasien karena
efeknya pada otak/SSP (spt proses pikir, perasaan dan fungsi motoric atau
tingkah laku)
- Bersifat lipofilik
- Masuk sawar darah otak
- Ada dua efek -> primer dan sekunder. Kalau primer -> efek obat/fx obat tsb,
efek sekunder -> efek samping yang bisa juga dijadikan sebagai terapi
- Paling tdk kontrol lagi 2mgg

Pembagian obat psikotropik


1. Obat anticemas atau tranquilizer(“minor tranquilizers”, antianxiety agents,
anxiolytics) termasuk sedative-hipnotika dan anti-insomnia
2. Obat antipsikosis atau neroleptika “major tranquilizer” antipsychotic agents)
3. Antidepresan atau obat antidepresiva
4. Mood stabilizer
5. Cognitive enchancer -> utk org2 lansia
6. Psikotomimetika : LSD = Lysergic Acid Diethylamide, gol. Opioid yang
mempunyai efek psikomimetika: pentazocine dan butorphanol

- Psikotropika : suatu zat atau obat baik dari bahan ilmiah atau sintesis yang
bukan narkotika
- Psikotropika gol 1 : terlarang, hanya utk penelitian
- Yang utk pengobatan gol 2-4

76
1. ANTIANSIETAS (TRANQUILIZIER)
Berfx sebagai :
a. Anti cemas
b. Anti tegang
c. Anti agitasi
Trias anxietas :
- Kecemasan (kekhawatiran akan nasib buruk)
- Ketegangan motorik
- Hiperaktivitas otonom
Sekelompok obat yang dipergunakan terutama untuk mengatasi kecemasan dan juga biasanya
memiliki efek sedasi, relaksasi otot, amnestic dan antiepileptik
Klasifikasi :
a. Derivat benzodiazepine
- Diazepam (valium), inj 5mg/ml (2cc), stesolid rectal tube 10mg/tube
- Khlordizepoxide : Librium, Cetabrium, Tensinyl 5 mg, 10 mg
- Bromazepam (lexotan)
- Lorazepam (Ativan)
- Clobazam (frisium)
- Alprazolam : Xanax, alganax, Xanax XR 0,5 mg, 1 mg
b. Non Benzodiazepin
- Azaspirone, buspirone, decanodione : buspar, xiety, tran-q 10 mg
- Zolpidem -> biasa sbg antiinsomnia : stilnox, zolmina 10 mg

77
Efek samping yang paling utama : rasa mengantuk, sakit kepala, disartri, ataxia, nafsu makan
meningkat, mudah terjadi toleransi dan dependensi dalam pemberian dosis besar dan dalam
waktu lama, serta gejala putus zat bila obat dihentikan secara tiba2 -> shg harus tappoff

2. ANTIDEPRESAN
- Kelompok obat2 yang heterogen dengan efek utama dan terpenting untuk
kendalikan gejala depresi
- Juga punya efek : anti cemas, anti enuresis, anti ejakulasi pradini, anti obsesif
kompulsi (SSRI, SRI)
Klasifikasi :
a. Obat anti depresi trisiklik/TCA : amitriptyline (+ sedasi, 1x25mg , sering juga dipakai
untuk analgetik PDAC), imipramine( trofamil, untuk ngompol, 1x20 mg),
clomipramine (utk OCD, nama dagangnya anaframil) , tianeptine
b. Obat anti depresi tetrasiklik : maprotiline, mianserine, amoxapine
c. Obat anti depresi MAOI-Reversible (Reversible Inhibitor of Monoamine Oxydase-
A/RIMA) : Meclobemide
d. Obat antidepresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake) : Sertraline (1x50 mg, paling
aman, sering digunakan), paroxetine (10-20mg, tdk boleh org gastritis, jgn taruh pagi-
> insomnia) , fluvoxamine, fluoxetine (SGT MAHAL TP BAGOS), citalopram
e. Obat anti depresi SNRI : venlafaxine, duloxetine
f. Obat antidepresi melatonergic : aglomelatine
g. Obat anti depresi atipikal : trazodone, mirtazapine
Efek samping obat antidepresi

- Sedasi (rasa mengantuk, kewasapadaan berkurang, kinerja psikomotor


menurun, kemampuan kognitif menurun dll)
- Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urine, penglihatan kabur, konstipasi,
sinus takikardia dll)
- Efek anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
- Efek neurotoksis (tremor halus, agitasi, insomnia)

Prinsip pengobatan :

- Dimulai dari dosis yang rendah , ditingkatkan bertahap sampai capai dosis
terapeutik
- Efek terapi baru akan tampak pada minggu ke 2-3
- Stl efek terapi tercapai maka dilanjutkan dengan tx maintenance untuk
mencapai remisis dan mencegah relaps selama minimal 6 bulan dan bahkan
dpt berlangsung sampai 3-5 tahun

78
3. Antipsikotik
Pembagian :

- Anti psikotik generasi I/tipikal


- Antipsikotik generasi II/atipikal

79
Kiri : tipikal, kanan : atipikal

CPZ -> E.S hipotensi orthostatic

80
EFEK SAMPING -> BANYAK BACA DI RINGKASAN JIWA
4. Mood Stabilizer
Untuk mania -> pilihan utamanya Lithium Carbonate
Efeksamping lithium :
- Mulut kering, haus, GI distress (N/V, diare), kelemahan otot, polyuria, tremor
halus
- Hipotiroidisme, peningkatan BB, edema tungkai, metallic taste, leukositosis,
gangguan daya ingat, gg konsentrasi
- Gejala intoksikasi >1,5 mE1/L
- Penting sekali monitoring kadar lithium dalam darah

Antikonsulvan jg bs sbg mood stabilizer


1. Valporic acid : Depakene 250 mg, ER 500 mg, Depakote syrup 250mg/ml
2. Carbamazepine : Tegretol SR, Teril, Bamgetol 200mg
3. Gabapentin : Neurontin, Gbexal, Ganin 300mg
4. Topiramate : Topamax
5. Oxcarbazapine
CBZ, Gabapentin, topiramate : hati2 SJS
Mood stabilizer lain : benzodiazepine (clonazepam), antipsikotik (Haldol,
chlorpromazine dll)
Mania Akut : Haloperidol (Haldol, Serenace, dll) Carbamezapine (Tegretol, dll)
Valproic Acid (Depakene) Divalproex (Depakote)
Profilaksis Mania : Lithium Carbonate (Frimania)

5.ANTI INSOMNIA

81
Sinonim : hipnotik, obat tidur
Obat acuan : fenobarbital
Target : sindrom insomnia -> butuh waktu lebih ½ jam utk tidur atau tidur kembali setelah
terbangun sehingga siklus tidur tidak utuh dan meninmbulkan keluhan gg kesehatan, hendaya
dlm fx kehidupan sehari2
Efek samping :

- Supresi SSP
- Over sedation
- Benzodiazepine jangka panjang -> picu perilaku menyerang dan ganas

6. Obat Anti OCD


- Obat acuan : Clomipramin
- Penggolongan :
1. Anti OCD trisiklik : clomipramine
2. Anti OCD SSRI : sertraline, fluoxetine dll

7. Anti Panik

82
83
PSIKOFARMAKA

I. Definisi
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif
pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental
dan perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang berpengaruh terhadap
taraf kualitas hidup pasien.
Obat psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya: anti-
psikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-insomnia, anti-panik, dan anti
obsesif-kompulsif,. Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain:
transquilizer, neuroleptic, antidepressants dan psikomimetika.

II. Obat-Obat Psikotropika


a. Obat Anti-Psikosis

84
Anti-psikosis disebut juga neuroleptic, dahulu dinamakan major transquilizer.
Salah satunya adalah chlorpromazine (CPZ), yang diperkenalkan pertama kali tahun
1951 sebagai premedikasi dalam anastesi akibat efeknya yang membuat relaksasi
tingkat kewaspadaan seseorang. CPZ segera dicobakan pada penderita skizofrenia
dan ternyata berefek mengurangi delusi dan halusinasi tanpa efek sedatif yang
berlebihan.
No
Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran
.

1. Fenotiazin Chlorpromazin Tablet 25 dan 100 mg, 150-600


mg/hari
Injeksi 25 mg/ml

Thioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150-600


mg/hari

Trifluoperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10-15 mg/hari

85
Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12-24 mg/hari

Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10-15 mg/hari

2. Butirofenon Halloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg, 5 5-15 mg/hari


mg

Injeksi 5 mg/ml

Droperidol Amp 2.5 mg/ ml 7,5 – 15


mg/hari

4. Difenilbutil Pimozide Tablet 1 dan 4 mg 1-4 mg/hari


piperidin

5. Atypical Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 2-6 mg/hari

Mekanisme Kerja
Semua obat anti-psikosis merupakan obat-obat potensial dalam memblokade
reseptor dopamin dan juga dapat memblokade reseptor kolinergik, adrenergik dan
histamin. Pada obat generasi pertama (fenotiazin dan butirofenon), umumnya tidak
terlalu selektif, sedangkan benzamid sangat selektif dalam memblokade reseptor
dopamine D2. Anti-psikosis “atypical” memblokade reseptor dopamine dan juga
serotonin 5HT2 dan beberapa diantaranya juga dapat memblokade dopamin sistem
limbic, terutama pada striatum.

Cara Penggunaan
Umumnya dikonsumsi secara oral, yang melewati “first-pass metabolism” di
hepar. Beberapa diantaranya dapat diberikan lewat injeksi short-acting Intra
muscular (IM) atau Intra Venous (IV), Untuk beberapa obat anti-psikosis (seperti
haloperidol dan flupenthixol), bisa diberikan larutan ester bersama vegetable oil

86
dalam bentuk “depot” IM yang diinjeksikan setiap 1-4 minggu. Obat-obatan depot
lebih mudah untuk dimonitor.
Pemilihan jenis obat anti-psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Penggantian obat disesuaikan dengan dosis
ekivalennya. Apabila obat psikosis tertentu tidak memberikan respon klinis dalam
dosis optimal setelah jangka waktu memadai, dapat diganti dengan obat anti-psikosis
lainnya. Jika obat anti-psikosis tersebut sebelumnya sudah terbukti efektif dan efek
sampingnya dapat ditolerir dengan baik, dapat dipilih kembali untuk pemakaian
sekarang.
Dalam pemberian dosis, perlu dipertimbangkan:
 Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu
 Onset efek sekunder (efek samping) : sekitar 2-6 jam
 Waktu paruh 12-24 jam (pemberian 1-2 kali perhari)
 Dosis pagi dan malam berbeda untuk mengurangi dampak efek samping,
sehingga tidak menganggu kualitas hidup pasien
Mulailah dosis awal dengan dosis anjuran  dinaikkan setiap 2-3 hari  hingga
dosis efektif (sindroma psikosis reda)  dievaluasi setiap 2 minggu dan bila perlu
dinaikkan  dosis optimal  dipertahankan sekitar 8-12 minggu (stabilisasi) 
diturunkan setiap 2 minggu  dosis maintenance  dipertahankan selama 6 bulan – 2
tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu  tapering off (dosis diturunkan tiap 2-
4 minggu)  stop
Obat anti-psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun
diberikan dalam jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan sangat kecil.
Jika dihentikan mendadak timbul gejala cholinergic rebound, yaitu: gangguan
lambung, mual, muntah, diare, pusisng, gemetar dan lain-lain dan akan mereda jika
diberikan anticholinergic agents (injeksi sulfas atropine 0,25 mg IM dan tablet
trihexylfenidil 3x2 mg/hari).
Obat anti-psikosis parenteral berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit
teratur makan obat atau tidak efektif dengan medikasi oral. Dosis dimulai dengan 0,5

87
cc setiap bulan. Pemberiannya hanya untuk terapi stabilisasi dan pemeliharaan
terhadap skizofrenia.
Penggunaan CPZ sering menimbulkan hipotensi orthostatik pada waktu merubah
posisi tubuh. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi nor-adrenalin (effortil IM).
Haloperidol juga dapat menimbulkan sindroma Parkinson, dan diatasi dengan tablet
trihexylfenidil 3-4x2 mg/hari.
Indikasi
Obat anti-psikosis merupakan pilihan pertama dalam menangani skizofreni, untuk
memgurangi delusi, halusinasi, gangguan proses dan isi pikiran dan juga efektif
dalam mencegah kekambuhan. Major transquilizer juga efektif dalam menangani
mania, Tourette’s syndrome, perilaku kekerasan dan agitasi akibat bingung dan
demensia. Juga dapat dikombinasikan dengan anti-depresan dalam penanganan
depresi delusional.
Efek Samping
1. Extrapiramidal: distonia akut, parkinsonism, akatisia, dikinesia tardiv
2. Endokrin: galactorrhea, amenorrhea
3. Antikolinergik: hiperprolaktinemia
Bila terjadi gejal tersebut, obat anti-psikosis perlahan-lahan dihentikan. Bisa
diberikan obat reserpin 2,5 mg/hari. Obat pengganti yang yang paling baik adalah
klozapin 50-100 mg/hari.
Reaksi idiosinkrasi yang timbul dapat berupa diskrasia darah, fotosensitivitas,
jaundice, dan Neuroleptic Malignant Syndrome(NSM). NSM berupa hiperpireksia,
rigiditas, inkontinensia urin, dan perubahan status mental dan kesadaran. Bila terejadi
NSM, hentikan pemakaian obat, perawatan suportif dan berikan agonis dopamin
(bromokriptin 3x 7,5 sampai 60 mg/hari, L-Dopa 2x100 mg atau amantidin 200
mg/hari)
Kontraindikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris yang tinggi,
ketergantungan alkohol, penyakit SSP dan gangguan kesadaran

88
EFEK SAMPING AKUT ANTIPSIKOTIK

AKUT

Sistem saraf
Extrapyramidal syndrom (EPS) Dalam keadaan normal, dopamin menghambat pelepasan
asetylcholin. Di nigrostriatal, dopamin turun, sehingga asetilkolin meningkat dan
menyebabkan gangguan EPS
EPS :
1. Distonia aku
Kontraksi yang lama/ spasme dari muskulus (occulogyric, trismus, blepharospasm, protusio
lidah/ bicara pelo, tortikolis, laryngeal spasme [bahaya], disarthria)
2. Akhatisia (retless leg syndr.)
3. Sindrom parkison
- Tremor
- Rigid
- Bradikinesia
Resiko meningkat :
Lansia, dehidrasi, malnutrisi, kelelahan
Penanganan :
- Injeksi Diphenhydramine 20 mg/2cc im
- Sulfas atropine 0,5-0,75 mg im
- Trihexyphenidyl 2 mg 3x1 tab
- Pertimbangkan penurunan dosis atau digantikan
dengan clozapin 50-100mg/hari (efek EPS minimal)

Gangguan otonom
Efek blokade reseptor muskarinik antikholinergik mata kabur, mulut kering, kesulitan BAB,
Mengantuk

Hipotensi ortostatik
Penurunan tekanan darah kerana perubahan posisi tubuh (dari duduk ke berdiri atau dari tidur
ke duduk), pada penggunaan CPZ, clozapin Blokade reseptor α-1 adrenergic

Penanganannya :
- Pasien diposisikan trendelen burks
- 15 menit tekanan darah tidak naik, infuse NaCl (grojok)
- 15 menit tekanan darah tidak naik, injeksi noradrenalin 0,2 cc (dapat diulangi tiap 15 menit,
sampai tekanan darah normal)

Peningkatan berat badan dan mengantuk (drowsiness) : Blokade reseptor histaminergik-1

Non-sistem saraf
Endokrin
Di daerah tuberoinfundibular, dopamin yang turun, mengakibatkan meningkatnya prolaktin.
Hiperprolaktinemi mengakibatkan gangguan endokrin (galaktorea, amenorea, disfungsi
89
seksual)

Metabolik
Jaundice

Hematologis
- Agranulositosis (penggunaan clozapin)
- Berkurangnya sel pelimorfonuklear (granuler) Bas-Eus-Netrofil
- Pemeriksaan lab darah setiap 6 minggu pertama
- Leukosit < 3500 -> hentikan clozapine

Sindrom Neuroleptik Maligna (SNM)


- Mengancam kehidupan.
- Akibat idiosikrasi obat antipsikotik (khususnya long acting).
- Resiko meningkat pada pasien dengan dehidrasi, kelelahan, mallnutrisi, pasien tua.
Gejala :
- Akut
- Hyperpirexia
- Sindrom Ektrapiramidal berat -> Rigidity
- Disfungsi otonom -> inkontinensia uri
- Prubahan status mental dan tingkat kesadaran
Pemeriksaan lab :
- Crearitinine phosfokinase (CPK) .> 300 u/ml
- SGOT/SGPT meningkat
- Myoglobinemia
- Leukositosis (> 15.000)
- Elektrolit : K (meningkat) dan Fe (menurun)
Penanganan :
-Hentikan antipsikotik
-Perawatan suportif
Dopamine agonist (bromokriptin 7,5-60 mg/hr 3-4x, l-dopa 2x100 mg/hr, amantadin 200
mg/hr

KRONIS
Tardive dyskinesia
Gerakan involunter pada :
- Wajah
- Mulut/rahang
- Lidah
- Anggota gerak
- Menghilang pada waktu tidur
Etiologi :
Pemakaian jangka panjang antipsikotik dan memburuk pada usia lanjut, dehidrasi,mallnutrisi
Penanganan:
- Hentikan antipsikotik perlahan-lahan
- Bisa dicoba pemberian reserpine 2,5 mg/hr (dopamine deplating agents), pemberian L-dopa
90
akan memperburuk keadaan
- Penggantian antipsikotik dengan clozapine 50-100 mg/hr

b. Obat Antidepresan
Sinonim antidepresan adalah thimoleptika atau psikik energizer. Umumnya
yang digunakan sekarang adalah dalam golongan trisiklik (misalnya imipramin,
amitriptilin, dothiepin dan lofepramin)
No. Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran

1. Trisiklik Amitriptilin Tablet 25 mg 75-150 mg/hari


(TCA)

Imipramin Tablet 25 mg 75-150 mg/hari

2. SSRI Sertralin Tablet 50 mg 50-150 mg/hari

Fluvoxamin Tablet 50 mg 50-100 mg/hari

Fluoxetin Kapsul 20 mg, 20-40 mg/hari

Kaplet 20 mg

Paroxetin Tablet 20 mg 20-40 mg/hari

3. MAOI Moclobemide Tab 150 mg 300-600 mg/


hari

4. Atypical Mianserin Tablet 10, 30 mg 30-60 mg/hari

Trazodon Tab 50 mg, 100 mg 75-150 mg/hari


dosis terbagi

Maprotilin Tab 10, 25, 50, 75 mg 75-150 mg/hari


dosis terbagi

Mekanisme Kerja
91
Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari noradrenalin dan serotonin yang menuju
neuron presinaps. SSRI hanya memblokade reuptake dari serotonin. MAOI menghambat
pengrusakan serotonin pada sinaps. Mianserin dan mirtazapin memblokade reseptor alfa 2
presinaps. Setiap mekanisme kerja dari antidepresan melibatkan modulasi pre atau post
sinaps atau disebut respon elektrofisiologis.
Cara Penggunaan
Umumnya bersifat oral, sebagian besar bisa diberikan sekali sehari dan
mengalami proses first-pass metabolism di hepar. Respon anti-depresan jarang timbul
dalam waktu kurang dari 2-6 minggu
Untuk sindroma depresi ringan dan sedang, pemilihan obat sebaiknya
mengikuti urutan:
Langkah 1 : golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor)
Langkah 2 : golongan tetrasiklik (TCA)
Langkah 3 :golongan tetrasiklik, atypical, MAOI (Mono Amin Oxydase Inhibitor)
reversibel.
Indikasi
Obat antidepresan ditujukan kepada penderita depresi dan kadang berguna
juga pada penderita ansietas fobia, obsesif-kompulsif, dan mencegah kekambuhan
depresi.
Efek Samping
Trisklik dan MAOI : antikolinergik(mulut kering, retensi urin, penglihatan
kabur, konstipasi, sinus takikardi) dan antiadrenergik (perubahan EKG, hipotensi
SSRI : nausea, sakit kepala
MAOI : interaksi tiramin
Jika pemberian telah mencapai dosis toksik timbul atropine toxic syndrome dengan
gejala eksitasi SSP, hiperpireksia, hipertensi, konvulsi, delirium, confusion dan
disorientasi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasinya:
 Gastric lavage
 Diazepam 10 mg IM untuk mengatasi konvulsi

92
 Postigmin 0,5-1 mg IM untuk mengatasi efek antikolinergik, dapat diulangi
setiap 30-40 menit hingga gejala mereda.
 Monitoring EKG
Kontraindikasi
 Penyakit jantung koroner
 Glaucoma, retensi urin, hipertensi prostat, gangguan fungsi hati, epilepsy

c. Obat Antimania

Obat anti mania mempunyai beberapa sinonim antara lain mood modulators,
mood stabilizers dan antimanik. Dalam membicarakan obat antimania yang menjadi
acuan adalah litium karbonat.

No Nama Generik Sediaan Dosis anjuran

1 Litium karbonat Tab 200-300-400-500 mg 250-500 mg

2 Haloperidol Tab 0,5 mg,2 mg, 5 mg 4,5-15 mg

Liq 2 mg/hr

Injk 5 mg/ml

3 Karbamazepin Tab 200 mg 400-600 mg/hr

2-3 x/hr

Cara Penggunaan Obat

Pada mania akut diberikan haloperidol IM atau tablet litium karbonat. Pada
gangguan afektif bipolar dengan serangan episodik mania depresi diberi litium
karbonat sebagai obat profilaks. Daapt mengurangi frekwensi, berat dan lamanya
suatu kekambuahan

93
Bila penggunaan obat litium karbonat tidak memungkinkaan dapat digunakan
karbamezin. Obat ini terbukti ampuh meredakan sindroma mania akut dan profilaks
srerangan sindroma mania pada gangguan afektif bipolar.

Pada ganguan afektif unipolar, pencegahan kekambuhan dapat juga denagn


obat antidepresi SSRI yang lebih ampuh daripada litium karonat. Dosis awal harus
lebih rendah pada pasien usia lanjut atau pasien gangguan fisik yang mempengaruhi
fungsi ginjal. Pengukuran serum dilakukan dengan mengambil sampeel darah pagi
hari, yaitu sebelum makan obat dan sekitar 12 jam setelah dosis petang.

Mekanisme kerja

Efek antimania lithium disebabkan oleh kemampuannya mengurangi


”dopaminereseptor supersensitivity” meningkatkan ”cholinergic muscarinic activity”
dan menghambat ” cyclic AMP” (adenosine monophospat)

Efek samping

1. Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien

2. Gejala efek samping pada pengobatan jangka lama:

mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare feses lunak),
kelemahan otot, poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyta pada pasien
usia lanjut dan penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan antidepresan)

Tidak ada efek sedasi dan gangguan akstrapiramidal

3. Efek samping lain : hipotiroidisme, peningkatan berat badan, perubahan


fungsi tiroid, edema pada tungkai metalic taste, leukositosis, gangguan daya
ingat dan kosentrasi pikiran

94
4. Gejala intoksikasi

- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, kosentrasi


pikiran menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, berjalan
tidak stabil

- Dengan semangkin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran


menurun, oliguria, kejang-kejang

- Penting sekali pengawasan kadar lithium dalam darah

5. Faktor predisposisi terjadinya intoksikasi lithium :

- Demam (berkeringat berlebihan)

- Diet rendah garam

- Diare dan muntah-muntah

- Diet untuk menurunkan berat badan

- Pemakaian bersama diuretik, antireumatik, obat anti inflamasi non


steroid

6. Tindakan mengatasi intoksikasi lithium

- Mengurangi faktor predisposisi

- Diuresis paksa dengan garam fisiologis NaCl diberikan secara IV


sebanyak 10 ml

7. Tindakan pencegahan intoksikasi lithium dengan edukasi tentang faktor


predisposisi, minum secukupnya, bila berkeringat dan diuresis banyak harus
diimbangi dengan minum lebih banyak, mengenali gejala dan intoksikasi dan
kontrol rutin

95
Kontra Indikasi

Wanita hamil

d. Anti-Ansietas

Obat anti-ansietas mempunyai beberapa sinonim, antara lain psikoleptik,


transquilizer minor dan anksioliktik. Dalam membicarakan obat antiansietas yang
menjadi obat racun adalah diazepam atau klordiazepoksid

No Nama Generik Golongan Sediaan Dosis aniuran

1 Diazepam Benzodiazepin Tab 2- 5 mg Peroral 10-


30mg/hr,2-3
x/hari

Paenteral
IV/IM

2-10 mg/kali,
setiap 3-4 jam

2 Klordiazepoksoid Benzodiazepin Tab 5 mg 15-30 mg/hari

Kap 5 mg 2-3 x/sehari

3 Lorazepam Benzodiazepin Tab 0,5-2 mg 2-3 x 1 mg/hr

4 Clobazam Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10


mg/hr

5 Brumazepin Benzodiazepin Tab 1,5-3-6 3 x 1,5 mg/hr


mg

96
6 Oksazolom Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10
mg/hr

7 Klorazepat Benzodiazepin Cap 5-10mg 2-3 x 5 mg /


hr

8 Alprazolam Benzodiazepin Tab0,25-0,5- 3 x 0,25-0,5


1 mg mg/hr

9 Prazepam Benzodiazepin Tab 5 mg 2-3 x 5 mg/hr

10 Sulpirid NonBenzodiazepin Cap 50 mg 100-200


mg/hari

11 Buspiron NonBenzodiazepin Tab 10 mg 15-30 mg/hari

Mekanisme kerja

Sindrom ansietas disebabkan hiperaktivitasndari system limbic yang terdiri


dari dopaminergic, nonadrenergic, seretonnergic yang dikendalikan oleh GABA
ergic yang merupakan suatu inhibitory neurotransmitter. Obat antiansietas
benzodiazepine yang bereaksi dengan reseptornya yang akan meng-inforce the
inhibitory action of GABA neuron, sehingga hiperaktivitas tersebut mereda.

Cara Pengguanan

 Klobazam untuk pasien dewasa dan pada usia lanjut yang ingin tetap aktif

 Lorazepam untuk pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal

 Alprazolam efektif untuk ansietas antosipatorik, mula kerja lebih cepat dan
mempunyai komponen efek antidepresan.

97
 Sulpirid 50 efektif meredakan gejala somatic dari sindroma ansietas dan
paling kecil resiko ketergantungan obat.

Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) kemudian dinaikkan dosis setiap 3-5
hari sampai mencapai dosis optimal. Dosis ini dipertahankan 2-3 minggu. Kemudian
diturunkan 1/8 x dosis awal setiap 2-4 minggu sehingga tercapai dosis pemeliharan.
Bila kambuh dinaikkan lagi dan tetap efektif pertahankan 4-8 mingu. Terakhir
lakukan tapering off. Pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan pada sindroma
ansietas yang disebabkan factor eksternal.

Efek samping

Sedasi ( rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerka psikomotor menurun,


kemampuan kognitif melemah)

Relaksasi otot ( rasa lemas, cepat lelah dan lain-lain)

Potensi menimbulkan ketergntungan lebih rendah dari narkotika

Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang masih dapat
dipertahankan setelah dosis trerakhir berlangsung sangat singkat.

Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat, pasien
menjadi iritabel, bingung, gelisah, insomania, tremor, palpitasi, keringhat dingin,
konvulsi.

Kontra Indikasi

Pasien dengan hipersensitif terhadap benzodiazepin, glaukoma, miastenia


gravis, insufisiensi paru kronik, penyakit ginjal dan penyakit hati kronik Pada pasien
usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang berlawanan (paradoxal reaction) berupa
kegelisahan, iritabilitas, disinhibisi, spasitas oto meningkat dan gangguan tidur.
Ketergantungan relatif sering terjadi pada individu dengan riwayat peminum alkohol,
penyalagunaan obat atau unstable personalities. Untuk mengurangi resiko

98
ketergantungan obat, maksimum lama pemberian 3 bulan dalam rentang dosis
terapeutik.

e. Anti-Insomnia

Sinonimnya adalah hipnotik, somnifacient, atau hipnotika. Obat acuannya


adalah fenobarbital.

No Nama Generik Golongan Sediaan Dosis aniuran

1 Nitrazepam Benzodiazepin Tab 5 mg Dewasa 2 tab

Lansia 1 tab

2 Triazolam Benzodiazepin Tab 0,125 mg Dewasa 2 tab

Lansia 1 tab

Tab 0,250 mg Dewasa 2 tab

Lansia 1 tab

3 Estazolam Benzodiazepin Tab 1 mg 1-2 mg/malam

Tab 2mg

4 Chloral hydrate Non- Soft cap 500 mg 1-2 cap, 15-30


Benzodiazepin menit sebelum
tidur

99
Mekanisme kerja

Obat anti-insomnia bekerja pada reseptor BZ1 di susunan saraf pusat yang
berperan dalam memperantarai proses tidur.

Cara Penggunaan

 Dosis anjuran untuk pemberian tunggal 15-30 menit sebelum tidur.

 Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif dan


dipertahankan sampai 1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off
untuk mencegah timbulnya rebound dan toleransi obat.

 Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih
perlahan-lahan untuk menghidari oversedation dan intoksikasi.

 Lama pemberian tidak lebih dari 2 minggu agar risiko ketergantungan


kecil.

Efek samping

Supresi SSP pada saat tidur

Rebound Phenomen

Disinhibiting efect yang menyebabkan perilaku penyerangan dan ganas pada


penggunaan golongan benzodiazepine dalam waktu yang lama

Kontra indikasi

Sleep apnoe syndrome

Congestive heart failure

Chronic respiratory disease

Wanita hamil dan menyusui

10
0
f. Obat anti Obsesif-Kompulsif

Dalam membicarakan obat anti obsesi kompulsi yang menjadi acuan adalah
klomipramin.

Obat anti obsesi kompulsi dapat digolongkan menjadi :

1. Obat anti obsesi kompulsi trisiklik, contoh klomipramin

2. Obat anti obsesi kompulsi SSRJ, contoh sentralin, paroksin, flovokamin,


fluoksetin

No Nama Generik Sediaan Dosis anjuran

1 Clompramine Tab 25 mg 75-200 mg/hr

2 Fluvoxamine Tab 50 mg 100-200 mg/hr

3 Sertraline Tab 50 mg 50-150 mg/hr

4 Fluxetine Cap 20 mg, caplet 20-80 mg/hr


20 mg

5 Paroxetine Tab 20 mg 40-60 mg/ hr

Mekanisme kerja

Menghambat re-uptake neurotransmitter serotonin sehingga gejala mereda.

Cara penggunaan

Sampai sekarang obat pilihan untuk gangguan obsesi kompulsi adalah


klomipramin. Terhadap meraka yang peka dapat dialihkan ke golongan SSRI dimana
efek samping relatif aman. Obat dimulai dengan dosis rendah klomopramin mulai

10
1
dengan 25-50 mg /hari (dosis tunggal malam hari), dinaikkan secara bertahap dengan
penambahan 25 mg/hari sampai tercaapi dosis efektif (biasanya 200-300 mg/hari).

Dosis pemeliharan umumnya agak tinggi, meskipun bersifat individual,


klomipramin sekitar 100-200 mg/hari dan sertralin 100 mg/hari. Sebelum dihentikan
lakukan pengurangan dosis secara tappering off. Meskipun respon dapat terlihat
dalam 1-2 minggu, untuk mendapatkan hasil yang memadai setidaknya diperlukan
waktu 2- 3 bulan dengan dosis antara 75-225 mg/hari

g. Obat Anti panik

Dalam membicarakan antipanik yang menjadi obat acuan adalah imipramin

No Nama Generik Sediaan Dosis Anjuran

1 Imipramin Tab 25 mg 75-150 mg/hr

2 Clomipramin Tab 25 mg 75-150 mg/hr

3 Alprazol Tab 0,25 mg,0,5 mg, 2-4 mg/hr


1 mg

4 Moclobemid Tab 150 mg 300-600 mg/hr

5 Sertralin Tab 50 mg 50-100 mg/hr

6 Fluoxetin Cap dan caplet 20 20-40 mg/hr


mg

7 Parocetin Tab 20 mg 20-40 mg/hr

8 Fluvoxamine Tab 50 mg 50-100 mg/hr

10
2
Mekanisme kerja

Sindrom panik berkaitan dengan hipersensitivitas dari serotonic reseptor di SSP.


Mekanisme kerja obat antipanik adalah menghambat reuptake serotonin pada celah
sinaptik antar neuron

Cara Penggunaan Obat

 Golongan SSRI mempunyai efek samping yang lebih ringan

 Alprozolam merupakan obat yang paling kurang toksiknya dan onset kerjanya
lebih cepat

Efek samping obat

Mengantuk, sedasi, kewaspadaan berkurang

Neurotoksik

Lama Pemberian Obat

 Lamanya pemberian obat tergantung dari individual, umunya selama 6-12 bulan,
kemudian dihentikan secara bertahap selama 3 bulan bila kondisi penderita sudah
memungkinkan

 Dalam waktu 3 bulan bebas obat 75% penderita menunjukkan gejala kambuh.
Dalam keadaan ini maka pemberian obat dengan dosis semula diulangi selama 2
tahun. Setelah itu dihentikan secara bertahap selama 3 bulan.

10
3
CATATAN KELAS

Dr. Ade : 12/ 08/2021


Terapi kalau ngurung pasien yang suka berantem itu namanya terapi perilaku kognitif ->
namanya reward punishment krn suka bertengkar antar sesame pasien karena halusinasi dan
waham jd dilakukan isolasi. Kalau misalnya ngasih kue setelah habis olahraga itu contoh yg
persuasif.

Saat akut di puskesmas ada distonia e.c EPS -> diberikan -> inj dipendhidramin (IM) -> hati2
hipotensi ortostatik -> maintenance trihexipenidil
Oculocyricrisi, rabit syndrome, protusio lidah -> lidah menjulur2

Identitas harus sistematis kalau ujian , ujian tetap sebut cuci tangan dsb.
Terus jangan lupa lakukan psikotx suportif/nonfarmakologis -> jelaskan penyakit ke pasien
Dd paling tdk ada 3
Psikofarmaka

Kepribadian -> ciri dan gangguan


Gangguan : kalau org sekeliling sdh merasa trgg
Menyendiri -> paranoid/schizoid
Sbelum sakit misal pendiam -> pas usia 40 th -> marah2, brrti aksis 2 nya ciri kepribadian. Jadi
perubahan kepribadian pas sakit

10
4
Di indo yg banyak sakit cowok -> krn banyak tekanan, dan stigma tidak boleh cengeng, harus
kuat -> jadi direpresi

Simpleks kemauan turun -> jadi prognosis lebih jelek daripada yg S. stupor

inj dipenhidramin -> EPS


START SLOW, GO SLOW, MONOTX

Pak ini agar saya mudah obati bapak, untuk tau sebab penyakit bapak, apakah pernah konsumsi
napza? Bilang bahwa bersifat rahasia
Sejak kapan pakai, dikombinasi sama apa, berapa byk
Cimeng = ganja/marijuana
Kalau sudah 3 obat napza -> dx sudah multiple (F19)
Nonverbal : mimik (mengangguk, menggeleng), pakai tangan (jempol atas atau bawah), menulis
(bisa tidak menulis)

- Terawat atau tidak : kuku jari, posisi jilbab, rambut disisir atau tdk
- Berulang2 -> kompulsif -> peningkatan psikomotor

10
5

Anda mungkin juga menyukai