PSKIATRI
ANAMNESIS
I. PERILAKU
KESAN UMUM
o penampilan fisik
o kontak mata, bicara (artikulasi, volume, kecepatan, pressured speech)
o sikap kooperatif, ramah, responsive, terbuka ;; antusias, dll, tidak ramah,
defensive , arogan
PSIKOMOTOR
o hipoaktif/hiperaktif
o mannerism
o Tic
o Stereotipi
o Termor dl
KEMAUAN/DORONGAN INSTINGTUAL
o selfcare , agresi/mempertahankan diri, social drive, reproduksi
II. PENALARAN
KESADARAN DAN KOGNISI
1. Kesadaran
o Kualitatif : koma-sekikoma-sopor-somnolen-delirium-apatis-composmentis
o Kuantitatif : GCS
o Pskiatri : berkabut/fluktuatif, berubah/jernih
2. Kognisi lebih ditekan pada delirium dan demensia
o Menilai fungsi luhur manusia
o Pemeriksaan: MMSE (menilai oritentasi orang waktu tempat, registrasi, atensi
Bahasa, recall)
o Dayaingat
o Konsentrasi
PROSES PIKIR
1. Bentuk pikir
o Logis/nonlogis
o Realistis/nonrealitis
2. Arus pikir
o Meningkat: flight of ideas (maunya banyak/ loncat piker), logore (terus bicara
apa saja bisa bermakna/tidak dan sulit dihentikan)
o Menurun: miskin bicara, blocking (sudah sempat cerita lancer, tiba2 berhenti,
tapi ketika lanjut beda yang diomongin ) mutisme (sampai benar2 tidak
bicara)
o Berputar-putar tidak jelas: sirkumstansia (ujung2nyaa terjawab) pikiran
tangensial/ asosiasi longgar (ujung2nya gak sampe) ;
Nelogoisme (kata2 yang udah ada tapi ga jelas) / word salad (membuat kata2
baruu/ benar2 tidak pernah ditemukan sebelumnya) inkoheren
o Berulang2 tanpa alasan jelas : verbigerasi (kata tanpa stimulus), ekolalia
(membeo/ada stimulus), perseverasi (jawaban diulang22)
3. Isi pikir
o Tercetus sesekali : ide waham
Waham : tidak realisits, tidak logis, egosentris, dipercaya 100% oleh
penderita, keyakinan tidak dapat dipatahkan
Merasa disakiti/diancam/bahaya curiga, cemburu, paranoid, though
broadcast, delusion of reference
Terkait pasivitas / tidak punya kendali diri thought withdrawal,
thought insertion, kendali
Depresif /pesimis nihilistic , bersalah (ide kematian, ide bunuh diri)
Optimis dicintai, kebesaran
Magis/mistis/bizarre/aneh : keagamaan, keuhanan
o Tercetus berulang: preokupasi obsesi/kompulsi (menenagkan
diri/melegakan kecemasan)
o Ada kesan persisten : fobia
TILIKAN
Neurotic
- tilikan emosinal
- intelektual
- tidak tahu pathogenesis, penyebab
Psikotik
- menyasarai keadaan sakit tetapi menyalahkan orang atas penyakitnya
- ambivalens
- tidak merasa sakit
PERSEPSI
Persepsi: proses untuk memahmi stimulus yang diterima dari kelima indera
Peningkatan / penurnan persespi
Perubahan persepsi
Halusinasi
o Halusinasi auditorik (akuasma dalam bentuk verbal, phonema bentuk
verbal)
o Halusinasi visual
Pseudohalusinasi
Ilusi
III. PERASAAN
MOOD, AFEK, EMOSI
Mood diketahui saat bertanya pada pasien
Afek objektif oleh pemeriksa
PSIKOPATOLOGI
1. Gangguan kesadaran
Disorientasi Gangguan orientasi waktu, tempat, orang
Kesadara berkabut Kejernihan berfikir yang tidak lengkap, gg persepi dan sikap
Stupor Hilang reaksi dan kesiagaan sekitar
Delirium Bingung, tidak tenang, disorientasi kacau, halusinasi, takut
Dreamlike state Epilepsy psikomotor
Twilight state Gangguan kesadara dengan halusinasi
b. Mood ungkapan perasaan yang dialami pasien dan dilaporkan ke orang lain dan
meresap
Eutim/normotim Suasana perasaan normal
Disforik Perasan yang tidak menyenangkan “ga enak, ga lega, ga pas”
Ekspansif Ungkapan perasaan yang tidak bisa ditahan
Iritabel Mudah tersinggung/marah
Labil Euphoria dan depresi naik turun
Hipertim Ceria, lebih PD
Hipotim Murung
Euphoria Keceriaan yang medalam dengan perasaan besar
Elasi Perasaan gairan intesn
Anhedonia Hilang minat
7. Gangguan pembicaraan
Logorrhea Pembicaraan logis, keheren, banyak
Miskin ide Pembicaraan sangat dibatasi
Dysatria Sulit artikulasi
Gagap Pengulangan kata/pemanjangan suara
Afasia Ggn dalam kemampuan bhasa
8. Gangguan persepsi
Halusinasi Perspei sensorik yang salah + rangsgan luar tidak ada
objeknya
Ilusi Mispresepsi ada objeknya
Derealiasi Perasaan subjektif bahwa lingkungan asif
Deperesonilasasi Perasaan subjektif jadi asing, tidak nyata, seolah2 asing
Kepribadian ganda Muncul pada waktu menjadi 2 / >
Fugue Identitas baru tiaplingkungan baru
9. Gangguan daya ingat
Amnesia Tidak ammpu mengingat Sebagian/seluruh pengalaman masa lalu
Paramnesia Pemalsuan daya ingat
Konfabulasi Tidak disadari hilangya memori dan pengalaman yang tidak ada
De ja vu Yang sedang dilihat seperti prnah diliaht
Jamais vu Mendadak asing dengan sekitar spt blm pernah lihat
Hiperamnesia Kemampuan menyimpan memori tinggi
10. Intelengsia
Mental retardasi Kurangnya intelegensi, hambatan kinerja social dan pekerjaan
- Ringan : 50-69
- Sedang : 35-49
- Berat : 20-34
- Sangat berat : <20
Demensia Deteriorasi menyekuruh an organic dari fungsi inetelektual
tanpa kesadaran berkabut
Pseudomenesia Gejala mirip demensia pada orang depresi
Pikiran konrkit Pikiran menurut yang tertulis, trbatas menggunakan
Pkiran abstrak Menghargai makna,…
11. Daya nilai kemampuan untuk menilai situasi secara tepat dan bertindak secara
tepat sesuai dengan situasi
Daya nilai - Kemampuan melakukan perbuatan sesuai norma yang
social berlaku
Uji daya nilai Melakukan serangkaian test menyangkut pengetahuan ttg norma
dan nilai yang berlaku
Daya nilai Kemampuan untuk menilai objektif
realitas
12. Tilikan kemampuan orang untuk memahami makna situasi dan sebab yang benar
1 - Menyangkal penub penyakit. Yang di derita
2 Cukup sadar, minta pertolongan, pada saat yang sama menolaknya
3 Sadar akan sakit tapi menyalahkan orang lain/faktor luar
4 Sadar sepenuhnya disebabkan sesuatu yang tidak diketahui
5 Sadar , mau tatalaksana
6 Emotional insight
91-100 No problems
81-90 Few or no prblems
71-80 Temporary
61-70 Mild symptoms
<70 biasa nya gangguan jiwa
31-40
<30 derealisasi (halusinasi, delusi)
11-20 danger sometimes (dirinya maupun orang lain)
1-10 persistent danger
Penatalaksanaan terapi:
- Menggunakan pendekatan holisitk:
a. Organobiologik
b. Psikologis
c. Sosio-religius
Ad
1. Terapi fisik : eCT untuk kasus skizofrenia katatonik dan gangguan depresi berat
2. Terapi Kimia
3. Psikoterapi
- Psikoterapi Suportif
- Psikoterapi Behavior (perilaku)
- Psikoterapi Kognitif (pola fikir)
- Cognitive Behaviour Therapy (CBT)
4. Sosioterapi
- Kelompok
- terapi kerja
- terapi gerk
- terapi religi
A. Delirium
- Gangguan akut (jam-hari) dan fluktuatif dari kesadaran, persepsi maupun kognitif,
umunya <6bulan
- Etiologic bermacam2 : infeksi, trauma, degenerative, neoplasma , Wernicke
ensefalopati (vit b6)
- Gejala dan tanda:
Gangguan kognisi : memori
Gangguan penilaian kognisi: inatensi
Gangguan proses fikir: bicara inkoheren / kata2 tidak membentuk kalimat
Gangguan isi fikir: waham, halusinasi
Gangguan persepsi: ilusi, Disorientasi
Agitasi
Gangguan kesadaran dan perhatian : kesadaran berkabut- koma, 3P (pemusatan,
pertahankan, pengalihan) terganggu
Insomnia
- Diagnosis DSM IV :
Gangguan kesadaran berupa ketidakmampuan focus, mempertahankan dan
mengalihkan perhatian
Gangguan kognitif dan persepsi tidak berkaitan dengan demensia
Gangguan psikomotori berupa hipo/hiperaktivitas
Gangguan siklus tidur
Gangguan emosi: ansietas, emosi, takut, euphoria, depresi, apatis.
- Tatalaksana:
Gelisah dan membahayakan orang lain antispikotik (haloperidol PO 0,5 mg/4-6
jam atau Haloperidol Hcl 5 mg IM)
Agitasi berat Injeksi haloperidol 2,5 mg IM diulang 30 menit boleh. Hindarin
Benzodiazepine kecuali delirium karena alkohol
Jika ada Agitasi berat menggunakan skore PANS-EC
Tatalaksana Agitasi :
o De eskalasi verbal komunikasi2 penting untuk menenagnkan pasien
agitasi
o PANSS-EC 2-3 deeskkalasi verbal, obat oral
o PANSS EC 4-5 deeskalasi verbal maksimal 5 menit, obat suntik
tunggal (haloperidol 5 mg)
o PASNN 6-7 deekalasi vebal 5 menit, obat suntuk kombinasi
(haloperidol + diazepam)+ fiksasi
B. Demensia
- Penurunan fungsi memori dan kognitif kronik dan progresif sehingga menghambat
interaksi sosial, tidak terdapat gangguan kesadaran minimal 6 bulan
- Etiologic: kematian neuron di otak (degenerative, infrak, dll) hambatan transmisi
neurotransmitter
- Kriteria diagnosis PPDGJ:
Penurunan kemampuan daya ingat dan daya fikir sampai mengganggu
kegiatan sehari2 / fungsi eksekutif
Tidak ada gangguan kesadaran
Paling sedidkit 6 bulan
- Klasifikasi :
Demensia Alzheimer progressif, kronik dan membahayakan
FASE
- Eksperimental : coba2
- Situsional saat tertentu aja (missal lg stress)
- Addiksi udah kecanduan
- Kompulsi / toleransi dosis tinggi, naikin terus
-
Tatalaksana:
Tatalaksana intoksikasi opioid Naloxon jika ga respon naikin dosis naikin dosis
sampai maksimal 0,4 mg/IV
Tatalaksana intoksikasi Antispikotik haloperidol 2-5 mg perkali jika agitasi
amfetamin dan stimulant Antihipertensi -jika TD 140/100 mmHg
Jika ada anxietas diazepam
Jika ada kejang diazepam
Kalo gangguan jantung propranolol
Tatalaksana intoksikasi alcohol Injeksi thiamine 100 mg iv untuk profilaksis wernicke
encephalopathy
Jika hipoglikemia 50 ml dextrose 40% IV
Agitasi/gaduh gelisah haloperidol 5 mg perolal
PSIKOSIS FUNGSIONAL
Skizofrenia (3A)
Katatonia
o Stereotopi
o Posturing
o Flexibilitas cera
o Mananerisma
o Echo membeo :
o Stupor katatonia : bener2 diam
Gangguan lainnya
PSIKOSIS AKUT
Asseesment psikometri PANSS
Skala untuk mengukur tingkat keparahan gejala pasien skizofrenia
Terdiri dari 7 poin skala +, 7 skala ngeatif, dan 16 poin skala psikopatologi umum
1. Mania
- Minimal 1 minggu setiap hari terdapat afek (mood, perasaan) yang meningkat,
ekspresif atau iritabel
2. Depresi
- Minimal 2 minggu, gejala utama:
Afek depresif
Anhedon (hilang minat dan kegembiraan)
Anergi (mudah Lelah dan menurun aktivitas)
- Gejala lain:
Konsentrasi menurun, harga diri kepercayan berkurang
Rasa bersalah dan tidak berguna, merasa masa depa suram
Pesimistik
Gagasan bunuh diri, tidur terganggu
Perubahan nafsu makan
Episode depresif ringan 2 gejala utama + 2 gejala lain
Episode depresif sedang 2 gejala utama + >3gejala lain
Episode depresif berat 3 gejala utama + 4 gejala lain >2minggu . jika gejala
amat berat dan cepat, maka boleh <2 minggu
Episode depresif berat Episode berat +n waham, halusinasi, stupor depresif
dengan gejala psikotik (diam mematung, tidak responsive, tidak aktif, dll)
- Tatalaksana:
disebabkan oleh defisiensi relative salah satu beberapa aminergic neurotransmitter
(noradrenalin, serotonin, dopamine) pada celah sinaps neuron di SSP , aktivitas
serotonin menurun
Step 1 : SSSRI (sertraline, fluoxetine)
Step. : trisiklik (amitriptyline, clomipramine)
Step 3 :tetrasiklik, atypical, MAOI reversible
3. Bipolar
- Gaungan manic epiode at least seven days, depressive episodes occur as well, at least
2 weeks
1. Fobia
- Dicetuskan objek yang jelas takut akan adanya penyakit (nosofobia) , takut
perubahan bentuk badan (dismorfofobia) dll
- Tatalaksana: CBT, family therapy dll
2. Gangguan panik
- Minimal 1 bulan , mengalami:
Serangan anxietas yang terjadi dimana2 (meskipun tidak ada bahaya)
Tidak terbatas situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
Terdapat keadaan yang realtif bebas dari gejala2 tsb
Gejal2 tsb adalah sumber penderitaan dan mengganggu aktivitas sehari2
- Tatalaksana panik:
disebabkan hipersensitivitas serotonic receptors di SSP
First choice: escitalopram, fluoksetin, sertraline
2nd choice: klomipramin, imipramine dll
3rd choice: divalproat
Benodiazepin oral, jika dibutuhkan
1. Gangguan makan
– Disomnia: kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan pada jumlah, kualitas
atau waktu tidur insomnia, hipersomnia, gangguan jadwal tidur
– Parasomnia: peristiwa episodik abnormal selama tidur. Pada masa kanak ada
hubungan dengan perkembagan anak, pada orang dewasa berupa somnabulisme,
night terror, nightmare
b. Narkolepsi
- Cataplexy
a. Kriteria somatisasi
1. Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun, terjadi selama periode beberapa tahun
2. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan:
a. – 4 gejala (G) nyeri: sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan
(misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama
menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)
b. – 2 G gastrointestinal: sekurangnya dua gejala selain nyeri (misalnya mual,
kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi
terhadap beberapa jenis makanan)
c. – 1 G seksual: sekurangnya satu gejala selain dari nyeri (misalnya indiferensi
seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan
menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).
d. – 1 G pseudoneurologis: sekurangnya satu gejala atau deficit yang
mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri
(gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis, sulit menelan, retensi urin,
halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian,
kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain
pingsan).
3. Salahsatu(1)atau(2):
a. – Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau
efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau
alkohol)
b. – Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau
pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dari
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
4. Gejalatidakditimbulkansecarasengajaataudibuat-buat(sepertigangguan buatan atau
pura-pura).
Gangguan Sexual
Gangguan Kebiasaan
Aktivitas motorik
- Normal
- Bradikinesia (melambat) : parkinsonisme
- Hiperkinesia:
Agitasi (Tidak bertujuan) gaduh gelish, ngamuk22
Agresi (Ada objek tujuan) menyerang pemeriksa
- Gerakan/ postur tidak wajar