Anda di halaman 1dari 27

Khafifah Puja Atmalia- PSIKIATRI

PSKIATRI
ANAMNESIS

Alloalamnesis  kasus2 psikotik dan anak


1. Identitas
o Nama
o Usia, jenis kelamin
o Agama
o Status pernikahan
o Tingkat pendidikan, pekerjaan, alamat
2. Narasumber anamnesis
3. Keluhan utama
o alasan pasien datang/dibawa ke dokter
4. Riwayat penyakit sekarang
o Jenis gejala yang muncul Bersama dengan gejala utama
o Onset masing2 gejala  seringkali gangguan jiwa diawali dengan munculnya
perubaha yang tidak spesifik yang tidak selalu langsung memunculkan
keluhan
o Pencetus
o Skrinning
 Gejala lain yang dapat berkaitan dengan gejala yang ada (missal:
keluhan utama percoabaan bunuh diri. Gejala didapatkan penurunan
ide  mengarah ke depresi, sehingga perlu mencari gejala yang sesuai
dengan depresi dll)
 Hierarkis sesuai blok diagnosos pada PPDGJ (missal apakah depresi
menyangkut masalah organic)
o Hendaya: pengaruh gejala terhadap fungsi pasien. Baik secara personal/social
; kapan hendaya mulai dirasakan / tampak?
Missal: dia sudah merasakan hendaya sejak lama, tapi baru menyadari 1-2
minggu  mempengaruhi durasi pasien
o Distress  ketidaknyamanan/konflik karena gejala2 tsb (bisa disampaikan
pasien atau orang2 sekitar)
Missal: “kayanya saya beneran sakit”  tilikan baik yang berkaitan dengan
prognosis
o Peristiwa2 hidup yang mungkin berhubugnan dengan minculnya gejala 
tidak hanya yang dianggap pencetus
5. Riwayat penyakit dahulu dan keluarga
o Riwayat medis
o Riwayat pskiatrik (diagnosis pskiatri, kepribadian, pengalaman hidup)
6. Riwayat pribadi
o Kelahiran dan perkembangan awal
o Keadaan dalam keluarga
o Riwayat sekolah, pekerjaan, seksual, reproduktif, kohabitasi, NAPZA
7. Kepribadian
o Diagnosis aksis II
8. Riwayat sosio-ekonomi
o Diagnsosis aksis IV
o Lingkna, perumahan, ekonomi, support group, dll

Autoanamnesis  PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


 Data yang dicari:
- Perilaku: kesan umum, psikomotor, kemauan/dorongan
- Penalaran: kesadaran dan kognisi, proses fikir, persepsi, tilikan
- Perasaan: mood/afek/emosi

I. PERILAKU
KESAN UMUM
o penampilan fisik
o kontak  mata, bicara (artikulasi, volume, kecepatan, pressured speech)
o sikap  kooperatif, ramah, responsive, terbuka ;; antusias, dll, tidak ramah,
defensive , arogan

PSIKOMOTOR
o hipoaktif/hiperaktif
o mannerism
o Tic
o Stereotipi
o Termor dl

KEMAUAN/DORONGAN INSTINGTUAL
o selfcare , agresi/mempertahankan diri, social drive, reproduksi

II. PENALARAN
KESADARAN DAN KOGNISI

1. Kesadaran
o Kualitatif : koma-sekikoma-sopor-somnolen-delirium-apatis-composmentis
o Kuantitatif : GCS
o Pskiatri : berkabut/fluktuatif, berubah/jernih
2. Kognisi  lebih ditekan pada delirium dan demensia
o Menilai fungsi luhur manusia
o Pemeriksaan: MMSE (menilai oritentasi orang waktu tempat, registrasi, atensi
Bahasa, recall)
o Dayaingat
o Konsentrasi

PROSES PIKIR
1. Bentuk pikir
o Logis/nonlogis
o Realistis/nonrealitis
2. Arus pikir
o Meningkat: flight of ideas (maunya banyak/ loncat piker), logore (terus bicara
apa saja bisa bermakna/tidak dan sulit dihentikan)
o Menurun: miskin bicara, blocking (sudah sempat cerita lancer, tiba2 berhenti,
tapi ketika lanjut beda yang diomongin )  mutisme (sampai benar2 tidak
bicara)
o Berputar-putar tidak jelas: sirkumstansia (ujung2nyaa terjawab) pikiran
tangensial/ asosiasi longgar (ujung2nya gak sampe) ;
Nelogoisme (kata2 yang udah ada tapi ga jelas) / word salad (membuat kata2
baruu/ benar2 tidak pernah ditemukan sebelumnya) inkoheren
o Berulang2 tanpa alasan jelas : verbigerasi (kata tanpa stimulus), ekolalia
(membeo/ada stimulus), perseverasi (jawaban diulang22)
3. Isi pikir
o Tercetus sesekali : ide  waham
Waham : tidak realisits, tidak logis, egosentris, dipercaya 100% oleh
penderita, keyakinan tidak dapat dipatahkan
 Merasa disakiti/diancam/bahaya  curiga, cemburu, paranoid, though
broadcast, delusion of reference
 Terkait pasivitas / tidak punya kendali diri  thought withdrawal,
thought insertion, kendali
 Depresif /pesimis  nihilistic , bersalah (ide kematian, ide bunuh diri)
 Optimis  dicintai, kebesaran
 Magis/mistis/bizarre/aneh : keagamaan, keuhanan
o Tercetus berulang: preokupasi  obsesi/kompulsi (menenagkan
diri/melegakan kecemasan)
o Ada kesan persisten : fobia

TILIKAN
Neurotic
- tilikan emosinal
- intelektual
- tidak tahu pathogenesis, penyebab

Psikotik
- menyasarai keadaan sakit tetapi menyalahkan orang atas penyakitnya
- ambivalens
- tidak merasa sakit

PERSEPSI
Persepsi: proses untuk memahmi stimulus yang diterima dari kelima indera
Peningkatan / penurnan persespi
Perubahan persepsi
 Halusinasi
o Halusinasi auditorik (akuasma  dalam bentuk verbal, phonema  bentuk
verbal)
o Halusinasi visual
 Pseudohalusinasi
 Ilusi
III. PERASAAN
MOOD, AFEK, EMOSI
Mood  diketahui saat bertanya pada pasien
Afek  objektif oleh pemeriksa

PSIKOPATOLOGI

1. Gangguan kesadaran
Disorientasi Gangguan orientasi waktu, tempat, orang
Kesadara berkabut Kejernihan berfikir yang tidak lengkap, gg persepi dan sikap
Stupor Hilang reaksi dan kesiagaan sekitar
Delirium Bingung, tidak tenang, disorientasi kacau, halusinasi, takut
Dreamlike state Epilepsy psikomotor
Twilight state Gangguan kesadara dengan halusinasi

2. Afek dan Mood


a. Afek ungkapan perasaan diamati pemeriksa
Serasi Keadaan emosi sesuai dengan pemebicaraa, ide, fikiran
Tak serasi Disharmoni antara emosi dengan pembicaraan, ide, fikiran
Tumpul Penurunan perasaan
Datar Hilang ekspresi, masked face
Labil Perubahan emosi cepat/tiba2 tanpa ada rangsangan dari luar

b. Mood ungkapan perasaan yang dialami pasien dan dilaporkan ke orang lain dan
meresap
Eutim/normotim Suasana perasaan normal
Disforik Perasan yang tidak menyenangkan “ga enak, ga lega, ga pas”
Ekspansif Ungkapan perasaan yang tidak bisa ditahan
Iritabel Mudah tersinggung/marah
Labil Euphoria dan depresi naik turun
Hipertim Ceria, lebih PD
Hipotim Murung
Euphoria Keceriaan yang medalam dengan perasaan besar
Elasi Perasaan gairan intesn
Anhedonia Hilang minat

3. Jenis emosi lain


Ansietas Cemas, khwatir dll
Ansietas mengambang Rasa takut yang menyebar dan mendalam, tidak terkait
ide
Takut Ansietas karena bahaya yang nyata
Agitasi Ansietas parah dengan kegelisahan motoric
Tension/tegang Peningkatan moorik dan psikologik tidak menyenangkan
Panik Cemas + gjala otonom
Apati Emosi tumpul, acuh, bodoh amat
Ambivalen Impuls berlawanan saat hal bersamaan

4. Perilaku motoric (konasi)


Ekopraksi Gerakan patologis meniru seseorang
Kataoia Penyempinagnan mtoorik2 pada gangguan non organic
Negativime Perlawanan yang tidak beralasan untuk mengikuti semua
perintah
Katalepsi Hilang tonus otot karena emosinal
Stereotpi Pola menetap, diulang2
Manerisme Kebiasaan tidak dikehendaki
Automatisme Penampilan totomatis dari 1/> perbuatan
Mutisme Tidak bersuara tanpa abn. Structural
Akvitias berlebihan Hiperkinetik
Hipoaktivitas Penurunan kognitif, motoric
Abulia Penurunan dorongan untuk berfikir

5. Proses fikir/Arus fikir


Neologisme Kata baru dicipatkan yang dikombinasi dari perkataan lain
Sirkumstansial Perkataa muter2 tapi maksudnya sampai
Tangesial Ngomogn terus tapi gapaham maksudnya
Inkoherensi Fikiran yang sulit dimengerti, tidak logis, tata Bahasa tidak
sesuai dan kacau
Perservasi Jawaban diulang2 meskipun rangsangan beda
Verbigerasi Suatu kata/susuan kata diulang tapi tidak bertujuan
Asosiasi longgar Arus fikir berpindah2, masih nyambung
Loncatan gagasan Verbalisasi kontinyu, cepat, permainann kata menghasilakn
pergantian menetap

6. Gangguan isi fikir


Miskin isi fikir Sedikit informasi
Nilai diri berlebihan Keyakian yang salah dan tak beralasan
Waham/delusi Keyakinan yang salah, kesimpulan yang tidak benar
Prekoupasi Pemusatan isi fikir di hub denan perasaan, sucied
Hipokondria Kepedulian berlebihan ttg Kesehatan yang tidak adabukti
Obsesi Perasan mendesak, menetap tak bisa dihilangkan
Fobia Takut yang menetap, berusaha menghindari stimulus

7. Gangguan pembicaraan
Logorrhea Pembicaraan logis, keheren, banyak
Miskin ide Pembicaraan sangat dibatasi
Dysatria Sulit artikulasi
Gagap Pengulangan kata/pemanjangan suara
Afasia Ggn dalam kemampuan bhasa

8. Gangguan persepsi
Halusinasi Perspei sensorik yang salah + rangsgan luar  tidak ada
objeknya
Ilusi Mispresepsi  ada objeknya
Derealiasi Perasaan subjektif bahwa lingkungan asif
Deperesonilasasi Perasaan subjektif jadi asing, tidak nyata, seolah2 asing
Kepribadian ganda Muncul pada waktu menjadi 2 / >
Fugue Identitas baru tiaplingkungan baru
9. Gangguan daya ingat
Amnesia Tidak ammpu mengingat Sebagian/seluruh pengalaman masa lalu
Paramnesia Pemalsuan daya ingat
Konfabulasi Tidak disadari hilangya memori dan pengalaman yang tidak ada
De ja vu Yang sedang dilihat seperti prnah diliaht
Jamais vu Mendadak asing dengan sekitar spt blm pernah lihat
Hiperamnesia Kemampuan menyimpan memori tinggi

10. Intelengsia
Mental retardasi Kurangnya intelegensi, hambatan kinerja social dan pekerjaan
- Ringan : 50-69
- Sedang : 35-49
- Berat : 20-34
- Sangat berat : <20
Demensia Deteriorasi menyekuruh an organic dari fungsi inetelektual
tanpa kesadaran berkabut
Pseudomenesia Gejala mirip demensia pada orang depresi
Pikiran konrkit Pikiran menurut yang tertulis, trbatas menggunakan
Pkiran abstrak Menghargai makna,…

11. Daya nilai  kemampuan untuk menilai situasi secara tepat dan bertindak secara
tepat sesuai dengan situasi
Daya nilai - Kemampuan melakukan perbuatan sesuai norma yang
social berlaku
Uji daya nilai Melakukan serangkaian test menyangkut pengetahuan ttg norma
dan nilai yang berlaku
Daya nilai Kemampuan untuk menilai objektif
realitas

12. Tilikan  kemampuan orang untuk memahami makna situasi dan sebab yang benar
1 - Menyangkal penub penyakit. Yang di derita
2 Cukup sadar, minta pertolongan, pada saat yang sama menolaknya
3 Sadar akan sakit tapi menyalahkan orang lain/faktor luar
4 Sadar sepenuhnya disebabkan sesuatu yang tidak diketahui
5 Sadar , mau tatalaksana
6 Emotional insight

Diagnosis multi aksial:


 Aksis 1 : diagnosis klinis (problem utama)  gangguan klins/ syndrome gangguan
gejala (F0-F9)
 Aksis II: gangguan kepribadian (F60 dan F61) atau retardasi mental (f7) atau ciri
kepribadian (tanpa kode diagnostic)
 Aksis III: gangguan / penyakit fisik/ kondisi medik umum (cemas misalnya karna
hipertiroid dll) bisa berhubungan dengan penyakit jiwa/tidak
 Aksis IV: stressor psikososial dan lingkungan  hal2 yang menjadi penyebab Aksis
1 (missal depresi ec meninggal keluarga)
 Aksis V : Global adaptation function scale (GAF)  menentukan disabilitas ringan,
sedang , berar  bisa ngerjain kegiatan sehari2 ? ganggu orang? Depersonalisasi
dll?
Social, pekerjaan dan psikologis.

91-100 No problems
81-90 Few or no prblems
71-80 Temporary
61-70 Mild symptoms
<70  biasa nya gangguan jiwa
31-40 
<30  derealisasi (halusinasi, delusi)
11-20  danger sometimes (dirinya maupun orang lain)
1-10  persistent danger

Penatalaksanaan terapi:
- Menggunakan pendekatan holisitk:
a. Organobiologik
b. Psikologis
c. Sosio-religius

Ad

1. Terapi fisik : eCT  untuk kasus skizofrenia katatonik dan gangguan depresi berat
2. Terapi Kimia

a. Anti Psikotik/Neuroleptika, dibagi 2 tipe:


- Tipikal : Chlorpromazin; Haloperidol (menghambat dopamine sangat kuat)
- Atipikal : Clozapin, Risperidon (mengambat dopamine dan serotonin)
b. Anti Depresan/Timoleptika, beberapa tipe,a.l.
- Gol. Trisiklik : Amitriptilin, Maproptilin.
- Gol. Serotonin Selected Reuptake
- Inhibitor (SSRI) : Fluoxetine, Sertraline
c. Anti Cemas/Anxiolitika :
- Gol. Benzodiazepine : Diazepam, Alprazolam
- Gol. Non-Benzodiazepine : Buspiron
d. Anti Insomnia/Hipnotika : Triazolam, Estazolam

3. Psikoterapi
- Psikoterapi Suportif
- Psikoterapi Behavior (perilaku)
- Psikoterapi Kognitif (pola fikir)
- Cognitive Behaviour Therapy (CBT)

4. Sosioterapi
- Kelompok
- terapi kerja
- terapi gerk
- terapi religi

SIKAP MAWAS DIRI


SIKAP PROFESIONALISME
STATUS PSKIATRIK
A. Identitas Pasien
B. Status Psikiatrik:
I. Riwayat Psikiatrik/Allo-Anamnesis
II. Pemeriksaan Psikiatrik/Auto-Anamnesis
III.Pemeriksaan Status Internus+Neurologikus
IV.Pemeriksaan Penunjang/lab klinik/radiologik/
EEG/tes Psikometrik
V. Ikhtisar Penemuan bermakna
VI. Formulasi Diagnostik
VII. Diagnosis Multi Aksial
VIII. Daftar Problem : - Organobiologik
- Psikologik
- Sosiologik
IX. Prognosis
X. Penatalaksanaan holisitik: Organobiologik;Psikologik;
Sosiologik
C. Pembahasan/diskusi kasus.
SNPPDI
Definisi gangguan jiwa
1. Stessor
2. Hendaya

Gangguan Mental Organik (3A)  F0


- Gangguan psikiatri yang disebabkan kelainan medis.
- Gangguan fungsi kognitif  daya ingat, daya piker, daya belajar
- Gangguan sensorium  kesadaran dan perhatian
- Sindrom menonjol  persepsi, isi fikiran, mood dan afek

A. Delirium
- Gangguan akut (jam-hari) dan fluktuatif dari kesadaran, persepsi maupun kognitif,
umunya <6bulan
- Etiologic bermacam2 : infeksi, trauma, degenerative, neoplasma , Wernicke
ensefalopati (vit b6)
- Gejala dan tanda:
 Gangguan kognisi : memori
 Gangguan penilaian kognisi: inatensi
 Gangguan proses fikir: bicara inkoheren / kata2 tidak membentuk kalimat
 Gangguan isi fikir: waham, halusinasi
 Gangguan persepsi: ilusi, Disorientasi
 Agitasi
 Gangguan kesadaran dan perhatian : kesadaran berkabut- koma, 3P (pemusatan,
pertahankan, pengalihan) terganggu
 Insomnia
- Diagnosis DSM IV :
 Gangguan kesadaran berupa ketidakmampuan focus, mempertahankan dan
mengalihkan perhatian
 Gangguan kognitif dan persepsi tidak berkaitan dengan demensia
 Gangguan psikomotori berupa hipo/hiperaktivitas
 Gangguan siklus tidur
 Gangguan emosi: ansietas, emosi, takut, euphoria, depresi, apatis.
- Tatalaksana:
 Gelisah dan membahayakan orang lain  antispikotik (haloperidol PO 0,5 mg/4-6
jam atau Haloperidol Hcl 5 mg IM)
 Agitasi berat  Injeksi haloperidol 2,5 mg IM diulang 30 menit boleh. Hindarin
Benzodiazepine kecuali delirium karena alkohol
Jika ada Agitasi berat  menggunakan skore PANS-EC
Tatalaksana Agitasi :
o De eskalasi verbal  komunikasi2 penting untuk menenagnkan pasien
agitasi
o PANSS-EC 2-3  deeskkalasi verbal, obat oral
o PANSS EC 4-5  deeskalasi verbal maksimal 5 menit, obat suntik
tunggal (haloperidol 5 mg)
o PASNN 6-7  deekalasi vebal 5 menit, obat suntuk kombinasi
(haloperidol + diazepam)+ fiksasi

B. Demensia
- Penurunan fungsi memori dan kognitif kronik dan progresif sehingga menghambat
interaksi sosial, tidak terdapat gangguan kesadaran minimal 6 bulan
- Etiologic: kematian neuron di otak (degenerative, infrak, dll)  hambatan transmisi
neurotransmitter
- Kriteria diagnosis PPDGJ:
 Penurunan kemampuan daya ingat dan daya fikir sampai mengganggu
kegiatan sehari2 / fungsi eksekutif
 Tidak ada gangguan kesadaran
 Paling sedidkit 6 bulan
- Klasifikasi :
 Demensia Alzheimer  progressif, kronik dan membahayakan

 Demensia vascular  mendadak, deficit neurologis, ada Riwayat stroke , DM dll


 Demensia frontotemporal (pick)  gangguan Bahasa , gangguan emosi,
kebijaksanaan dan kecenderungan
 Demensia badan lewy  look like Parkinson
 Demensia lain  huntington dll
- Skrinning : MMSE (orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, recall, Bahasa)
Clock drawing test  jam 11.10 menit . skor normal  4
- Tatalaksana: rehablitiatif, antidemensia (cholinesterase inhibitor) yaitu donezepil,
rivastigimin, dll.

Gangguan Mental dan PERILAKU AKIBAT ALKOHOL dan ZAT


PSIKOAKTIF LAINNYA
 Intoksiakasi  penggunanaan obat berlbih, efek sesuai obat / keracunan
 Withdrawal  addiksi tapi tbtb gabisa lagi  kondisi yang muncul akibat
penghentian obat secara mendadak  efek berlwanan dengan gejala
intoksikasinya (missal intoksikasi nya harusnya miosis,  withdrawal :
midriasis)
 Abuse  kondisi penggunaan zat yang tidak sesuai

FASE
- Eksperimental : coba2
- Situsional  saat tertentu aja (missal lg stress)
- Addiksi  udah kecanduan
- Kompulsi / toleransi  dosis tinggi, naikin terus
-

W = rehab / obat nya sejenis


I = keracunan / berlawanan efeknya

Tatalaksana:
Tatalaksana intoksikasi opioid Naloxon  jika ga respon naikin dosis  naikin dosis
sampai maksimal 0,4 mg/IV
Tatalaksana intoksikasi Antispikotik  haloperidol 2-5 mg perkali jika agitasi
amfetamin dan stimulant Antihipertensi -jika TD 140/100 mmHg
Jika ada anxietas  diazepam
Jika ada kejang  diazepam
Kalo gangguan jantung  propranolol
Tatalaksana intoksikasi alcohol Injeksi thiamine 100 mg iv untuk profilaksis wernicke
encephalopathy
Jika hipoglikemia  50 ml dextrose 40% IV
Agitasi/gaduh gelisah  haloperidol 5 mg perolal

- Hemodialisis jika methanol >20 mg/dl atau cek


ph darah dan osmolalitas
- Pemberian asam folat

PSIKOSIS FUNGSIONAL

Skizofrenia (3A)

- Harus ada 1 dari gejala:


 Thought echo, thought insertion atau withdrwwal, thought broadcasting
 Delusion of control, influence, passivity, perception
 Halusinasi auditorik, Waham menetap jenis lain yang tidak wajar dan mustahil
- Gangguan yang ditandai minimal dua dari gejala berikut: delusi, halusinasi
nonauditorik, disorganisasi fikir, abnormalitas prilaku motoric (katatonik) dan gejala
negative (apatis, bicara <, , respon emosional tidak wajar, menarik diri)
- Durasi gejala minimal >1 bulan

 Katatonia
o Stereotopi
o Posturing
o Flexibilitas cera
o Mananerisma
o Echo  membeo :
o Stupor katatonia : bener2 diam

Gangguan lainnya

PSIKOSIS AKUT
Asseesment psikometri  PANSS
 Skala untuk mengukur tingkat keparahan gejala pasien skizofrenia
 Terdiri dari 7 poin skala +, 7 skala ngeatif, dan 16 poin skala psikopatologi umum

Tatalaksana: beda 1 dan 2  ekstrapiramidal syndrome

- Antipsikotik oral monoterapi:


 Antipsikosis D2 tipikal  efetif untuk gejala POSITIF
 Antipsikosis D2 atipikal (D2 reseptor antagonis dan serotonim dopamine
antagonis)  gejala NEGATIF
 Klozapin dan olanzapine  generasi II (efek samping ekstrapiramidal << )
 Injeksi: haloperidol, olanzapine, diazepam jika pasien gaduh gelisah
Fase:
o Akut : mengurangi geajala dan mencegah pasien melukai diri sendiri,
diberikan sampai gejala terkontrol
o Stablisiasi : mengontrol gejala dan mencegah kekambuhan, 8-10 minggu
o Rumatan: diturunkan bertahap sampai dosis minimal
- Psikoterapi  suportif danCBT
- Psikoedukasi
- Lain2: ECT

Gangguan Suasana Perasaan (3A)  neurotic

1. Mania
- Minimal 1 minggu setiap hari terdapat afek (mood, perasaan) yang meningkat,
ekspresif atau iritabel

- Disertai minimal 4 gejala:


 Peningkatan aktivitas (ditempat kerja, dalam hubungan sosial/seksual),
ketidaktenganan fisik
 Lebih banyak bicara
 Lompat gagasan
 Rasa harga diri melambung
 Berkurang kebutuhan tidur
 Mudah teralih perhatian
 Keterlibatan berlebih pada aktibitas2 yang high risk
- Tatalaksana:
 Akibat peningkatan serotonin pada celah enuron
 Akut mania: litium + antipsikotik, valproate + antipsikotik
 Longterm: Lhitium
ES litium: mulut kering, dll

2. Depresi
- Minimal 2 minggu, gejala utama:
 Afek depresif
 Anhedon (hilang minat dan kegembiraan)
 Anergi (mudah Lelah dan menurun aktivitas)
- Gejala lain:
 Konsentrasi menurun, harga diri kepercayan berkurang
 Rasa bersalah dan tidak berguna, merasa masa depa suram
 Pesimistik
 Gagasan bunuh diri, tidur terganggu
 Perubahan nafsu makan
Episode depresif ringan 2 gejala utama + 2 gejala lain
Episode depresif sedang 2 gejala utama + >3gejala lain
Episode depresif berat 3 gejala utama + 4 gejala lain >2minggu . jika gejala
amat berat dan cepat, maka boleh <2 minggu
Episode depresif berat Episode berat +n waham, halusinasi, stupor depresif
dengan gejala psikotik (diam mematung, tidak responsive, tidak aktif, dll)

- Tatalaksana:
 disebabkan oleh defisiensi relative salah satu beberapa aminergic neurotransmitter
(noradrenalin, serotonin, dopamine) pada celah sinaps neuron di SSP , aktivitas
serotonin menurun
 Step 1 : SSSRI (sertraline, fluoxetine)
 Step. : trisiklik (amitriptyline, clomipramine)
 Step 3 :tetrasiklik, atypical, MAOI reversible

3. Bipolar
- Gaungan manic epiode at least seven days, depressive episodes occur as well, at least
2 weeks

Gangguan Neurotik (3A)

1. Fobia
- Dicetuskan objek yang jelas  takut akan adanya penyakit (nosofobia) , takut
perubahan bentuk badan (dismorfofobia) dll
- Tatalaksana: CBT, family therapy dll

2. Gangguan panik
- Minimal 1 bulan , mengalami:
 Serangan anxietas yang terjadi dimana2 (meskipun tidak ada bahaya)
 Tidak terbatas situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya
 Terdapat keadaan yang realtif bebas dari gejala2 tsb
 Gejal2 tsb adalah sumber penderitaan dan mengganggu aktivitas sehari2
- Tatalaksana panik:
 disebabkan hipersensitivitas serotonic receptors di SSP
 First choice: escitalopram, fluoksetin, sertraline
 2nd choice: klomipramin, imipramine dll
 3rd choice: divalproat
 Benodiazepin oral, jika dibutuhkan

3. Gangguan cemas menyeluruh


- Anxietas as a primary symptoms dan berlangsung tiap harii untuk beberapa minggu-
beberapa bulan dan tidak terbatas
- Gejala yang muncul:
 Kecemasan
 Ketegangan motoric
 Overakticitas motoric
- Tatalaksana: benzodiazepine dan non Benzodiazepin

4. Gangguan obsesif Kompulsif


- Minimal 2 minggu dan hampir setiap hari:
 Diketahui/disaradari sebagai, fikiran, bayangan /impuls dari diri sendiri
 Fikiran , bayangan atau impuls tbs merupakan ego-distonik/pengulangan yang
tidak menyenangkan
 Melaksanakan Tindakan sesuai dengan fikiran
 Sedikitnya ada pikiran yang masih tidak berhasil, mesikpun ada lainnya yang
tidak lagi dilawan oleh penderita
 Gejala2 tersbut adalah sumber penderitaan
- Contamination: merasa kotor, kontaminasi dari objek2 tertneu
- Patholigcal doubt: merasa ragu/bersalah thp diri sendiri yang melibatkan bahaya
- Inturisve thought: terdapat fikiran yang menggganggu umumnya adalah fikiran tercela
bagi pasien
- Symmetry: pikirian berkebutuhan untuk Tindakan presisi, objek sejajar, dll
- Hoarding: mengumpulkan barang yang tidak bernilai bagi orang lain
- Tatalaksana:
 SSRI
 Jika gagal, MAOI jika terdacapat cemas ganti buspirone, jika depresi litium, jika
waham antispikotik
 Jika tidak respon  ECT
 Jika ECT gagal  kombinasi 2 SSRI

5. Reaksi stress akut


- Kaitan waktu dengan adanya stesor luar biasa
- Onset <4 minggu setelah stressor
- Durasi berkisar 2 hari-4 minggu
- Gejala: campuran dan berubah2: daze, sedih, marah, kevcewwa
- Faktor risiko:
 (post traumatic)  dalam waktu 6 bulan setelah kejadian traumatic berat
 Pre traumatic

Sindrom Perilaku (2)

1. Gangguan makan

2. Gangguan tidur dan nonorganic

Gangguan tidur nonorganic mencakup:

– Disomnia: kondisi psikogenik primer dengan ciri gangguan pada jumlah, kualitas
atau waktu tidur  insomnia, hipersomnia, gangguan jadwal tidur
– Parasomnia: peristiwa episodik abnormal selama tidur. Pada masa kanak ada
hubungan dengan perkembagan anak, pada orang dewasa berupa  somnabulisme,
night terror, nightmare

a. Insomnia non organic

Terapi farmakologis digunakanbila insomnia belum teratasi setelah dilakukan CBT.

Dapat berupa gol.non benzodiazepin (zolpidem, zaleplon) atau


Hipnotik sedatif
gol.nbenzodiazepin short acting (triazolam, alprazolam). Diberikan
(DOC)
maksimal selama 4 minggu.
Yang digunakan adalah antidepresan yang memiliki efek sedasi (seperti
Antidepresan amitriptilin, doksepin, mirtazapine). Digunakan untuk insomnia kronik,
terutama jenis middle dan terminal insomnia.
Antihistamin Saat ini tidak dianjurkan lagi penggunaannya untuk insomnia.
generasi 1
Berfungsi mengurangi waktu laten tidur, sehingga lebih tepat dipakai
Melatonin untuk early insomnia. Tidak direkomendasikan untuk tatalaksana insomnia
kronik.

b. Narkolepsi

- Tidur tiba22 daytime

- Cataplexy

c. Restless leg syndrome

Gangguan Kepribadian (2)


Retardasi Mental (3A)
Gangguan somatoform

a. Kriteria somatisasi
1. Keluhan fisik dimulai sebelum usia 30 tahun, terjadi selama periode beberapa tahun
2. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan:
a. –  4 gejala (G) nyeri: sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan
(misalnya kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama
menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)
b. –  2 G gastrointestinal: sekurangnya dua gejala selain nyeri (misalnya mual,
kembung, muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi
terhadap beberapa jenis makanan)
c. –  1 G seksual: sekurangnya satu gejala selain dari nyeri (misalnya indiferensi
seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan
menstruasi berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).
d. –  1 G pseudoneurologis: sekurangnya satu gejala atau deficit yang
mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri
(gangguan koordinasi atau keseimbangan, paralisis, sulit menelan, retensi urin,
halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian,
kejang; gejala disosiatif seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain
pingsan).
3. Salahsatu(1)atau(2):
a. –  Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau
efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau
alkohol)
b. –  Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau
pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dari
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
4. Gejalatidakditimbulkansecarasengajaataudibuat-buat(sepertigangguan buatan atau
pura-pura).

Gangguan Sexual

Gangguan Kebiasaan
Aktivitas motorik
- Normal
- Bradikinesia (melambat) : parkinsonisme
- Hiperkinesia:
 Agitasi (Tidak bertujuan)  gaduh gelish, ngamuk22
 Agresi (Ada objek tujuan)  menyerang pemeriksa
- Gerakan/ postur tidak wajar

Anda mungkin juga menyukai