Anda di halaman 1dari 38

dr. Mutiara Anissa, Sp.

KJ
Wawancara psikiatri
1. Anamnesis
a. Autoanamnesis : keluhan ttg gangguan sekarang , laporan pasien
mengenai perkembangan keluhannya dan riwayat situasi hidup
b. Alloanamnesis : keterangan mengenai pasien yang diperoleh dari pihak
keluarga atau orang-orang lain yg mengenalnya

2. Pemeriksaan fisik  internus dan neurologis

3. Pemeriksaaan status mental gambaran keseluruhan pasien dari hasil


observasi dan kesan selama wawancara

4. Pemeriksaan tambahan
 Laboratorium
 Bila ada indikasi khusus, seperti : radiologi, EEG, EKG, uji psikologi

5. Formulasi diagnostik
 Wawancara merupakan wadah utama pemeriksaan
psikiatrik.

 Tujuan wawancara psikiatri :


a. Membina rapport
b. Menilai status mental pasien
c. Menegakkan diagnosis dan rencana tatalaksana.
 Efektif bila berlangsung “natural” seperti
“percakapan biasa” dan “tidak memburu gejala”.

 Dokter besikap empati dan tidak menghakimi.

 Dokter mendengar aktif dan sensitif.

 Saat wawancara, dokter berfikir bio-psiko-sosial


Prinsip Wawancara Psikiatri
 Berikan pertanyaan terbuka
 Usahakan pasien bercerita ttg keluhannya dan
jangan interogasi
 Jangan berdebat dengan pasien
 Jangan bersikap menuduh atau menghakimi
 Hindari pertanyaan “kenapa”
 Pemeriksaan status mental merupakan gambaran keseluruhan
tentang pasien yang didapat dari hasil observasi pemeriksa dan
kesan yang dimunculkan oleh pasien saat wawancara.

 Status mental pasien dapat berubah dengan waktu

 Pasien diam, bicara tidak nyambung  gejala


No. Status mental
1 Deskripsi Umum
a. Penampilan
b. Perilaku dan aktivitas psikomotor
c. Sikap terhadap pemeriksa
2 Mood dan afek
a. Mood
b. Afek
c. Keserasian afek
3 Pembicaraan
4 Persepsi
5 Pikiran
a. Proses dan bentuk pikir
b. Isi pikir
6 Sensorium dan kognisi
a. Kesadaran
b. Orientasi dan daya ingat
c. Konsentrasi dan perhatian
d. Kemampuan membaca dan menulis
e. Kemampuan visuospasial
f. Pikiran abstrak
g. Intelegensi dan kemampuan informasi
h. Bakat kreatif
i. Kemampuan menolong diri sendiri
7 Pengendalian impuls
8 Daya nilai dan tilikan
9 Taraf dapat dipercaya
1. KESADARAN
 Suatu kesigapan mental individu dalam menanggapi ransang dari
luar maupun dalam diri.
 Beberapa tingkatan kesadaran :
 Komposmentis
 Apatis : berespon lambat, tampak acuh
 Somnolen : bereaksi lambat, tampak mengantuk
 Sopor : berespon minimal
 Koma : tidak bereaksi thdp stimulus
 Kesadaran berkabut : tampak bingung, sulit memusatkan
perhatian
2. KOGNISI
 Kemampuan utk mengenal atau
mengetahui benda/keadaan/situasi,
dikaitkan dgn pengalaman pembelajaran
dan kapasitas intelegensi.
 Memori,berbahasa, berhitung, visuospasial,
fungsi eksekutif, abstraksi
3. PERHATIAN/KONSENTRASI
 Usaha untuk mengarahkan aktivitas mental pada
pengalaman tertentu.
 Memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan
perhatian.
 Jenis gangangguan perhatian :
 Distrakbilitas : sulit memusatkan dan mempertahankan
perhatian
 Inatensi selektif : ketidakmampuan utk memusatkan
perhatian pada obyek/situasi tertentu
 Kewaspadaan berlebihan: pemusatan perhatian yang
berlebihan thd stimulus  tampak tegang
4. ORIENTASI
 Kemampuan untuk mengenali obyek/situasi
 Orientasi orang, waktu dan tempat
 Gangguan orientasi sering pd gangguan
organik
5. MEMORI/DAYA INGAT
 Proses pengelolaan informasi  perekaman,
penyimpanan –pemanggilan kembali
 Pembagian memori berdasarkan rentang
waktu
 Memori segera (immediate memory)
 Memori baru (recent memory)
 Memori jangka panjang (remote memori)
1. Amnesia: ketidakmampuan utk meningat
seluruh/sebagian pengalaman masa lalu
 Amnesia retrogade : hilangnya memori terhadap
pengalaman setelah titik waktu kejadian
 Amnesia anterogade : hilangnya memori terhadap
pengalaman sebelum titik waktu kejadian
2. Paramnesia/ingatan palsu
Paramnesia : distorsi ingatan dari informasi/pengalaman
sesungguhnya
 Konfabulasi : ingatan palsu yg muncul untuk mengisi memori
(pada demensia)
 Déjà vu : suatu ingatan palsu terhdap memori baru
 Jamais vu : merasa asing terhadap situasi yg pernah dialaminya
 Hiperamnesia : ingatan mendalam dan berlebihan terhadap
suatu pengalaman
 Screen memory : secara sadar menutupi ingatan yang
menyakitkan/traumatis dengan ingatan yang lebih dapat
ditoleransi.
6. EMOSI
Suasana perasaan yg dihayati secara sadar,
melibatkan pikiran, persepsi dan perilaku
Mood : suasana perasaan yg menetap dan
bersifat pervasif dan bertahan lama,
mewarnai persepsi seseorang thdp
kehidupannya
 Afek : respon emosional sesaat, dinilai dari
ekspresi wajah, pembicaraan, sikap dan
gerak gerik.
Disforik Hipertim
Eutim Hipotim
(perasaan tdk (semangat
(normal) (kesedihan)
menyenangkan) berlebihan)

Alektisimia
Eforia Anhedonia
(tidak mampu Kosong
(gembira (kehilangan
menghayati (emosi dngkal)
berkebihan) minat)
perasaan)

Labil Irritabel
(suasana perasaan (sensitif, mudah
berubah-ubah) tersinggung)
Luas Menyempit
(rentang normal) (ekspresi emosi terbatas)

Mendatar
Menumpul
(ekspresi wajah datar,
(tatapan mata kosong, irama
pandangan mata kosong, irama
suara monoton)
suara seperti robot)
7. PERILAKU MOTORIK
Ekspresi perilaku individu
 Stupor katatonia : penurunan aktivitas motorik secara
ekstrim  tak bergerak, seperti patung
 Furor katatonia : kegelisahan motorik tak bertujuan
 Katalepsia : mempertahankan posisi tubuh dalam waktu
lama.
 Flexibilitas cerea : sikap tubuh yg dapat diatur tanpa
perlawanan seperti lilin
 Bradikinesia: perlambatan gerakan motorik, biasanya pada
parkinsonisme
8. PROSES PIKIR
Gangguan proses pikir :
a. Asosiasi longgar : ide berpindah dari satu subyek ke subyek
lain, tidak berhubungan
b. Inkoheren : isi pikiran tdk dimengerti atau kata tidak saling
berhubungan
c. Flight of idea : lompat gagasan : pikiran yg sangat cepat,
perpindahan ide namun saking berhubungan
d. Sirmkuntansial : pembicaraan yang tidak langsung
sehingga lambat mencapai tujuan
e. Tangensial : pembicaraan yang tidak mencapai tujuan
9. ISI PIKIR
Gangguan isi pikir :
a. Kemisikinan isi pikir : sedikit informasi, pengulangan
yg kosong
b. Waham/delusi : keyakinan atau kepercayaan yang
keliru, tidak sesuai dgn intelegensia, budaya,
kenyataan dan tidak bisa dikoreksi
c. Obsesi : ide kuat menetap dan seringkali tidak rasional
d. Kompulsi : kebutuhan dan tindakan patologis utk
melaksanakan suatu impuls
Waham Waham Waham
bizzare Nihilistik Somatik

Waham
Erotomania
Cemburu

Waham paranoid
(w. Kebesaran, w. kejaran/persekutorik, w. Rujukan,
w. Dikendalikan)
9. ISI PIKIR
Gangguan isi pikir :
 Fobia : ketakutan patologis atau irasional yg persisten dan
berlebihan thdp suato obyek  menghidari obyek
▪ Fobia spesifik
▪ Fobia sosial
▪ Akrofobia
▪ Agorafobia
▪ Klaustrofobia
▪ Zoofobia
10. PERSEPSI
 Persepsi adalah Pengiriman stimulus fisik menjadi
informasi psikologis sehingga stimulus sensosik diterima
secara sadar.
 Gangguan persepsi :
a. Depesonalisasi : merasa diri tidak nyata
b. Derealisasi : lingkungan menjadi menjadi asing
c. Ilusi : persepsi keliru dari stimulus eksternal
d. Halusinasi : persepsi palsu/khayalan
 Jenis halusinasi :
 Halusinasi hipnogogik (menjelang tidur)
 Halusinsi hipnopompik (saat terbangun tidur)
 Halusinasi auditorik
 Halusinasi visual
 Halusinasi penciuman
 Halusinasi pengecapan
 Halusinasi taktil
 Halusinasi liliput
11. REALITY TESTING OF ABILITY (RTA)
Kemampuan seseorang menilai realita
Kekacauan perilaku, halusinasi, waham 
gangangguanuan RTA

12. DAYA NILAI


Kemampuan untuk menilai situasi secara benar
dan bertindak sesuai situasi tersebut.
Daya nilai sosial
Uji daya nilai
13. TILIKAN /INSIGHT
 Pemahaman pasien terhadap penyakitnya.
 Jenis tilikan :
 Tilikan derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya
 Tilikan derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya
 Tilikan derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyakitnya
 Tilikan derajat 4 : menyadari diri sakit dan butuh bantuan
namun tidak memenuhi penyebab sakitnya
 Tilikan derajat 5 : menyadari penyakitnya dan faktor yg
berhubungan dengan penyakit namun tidak menerapkan dalam
perilakunya
 Tilikan derajat 6 : menyadari sepenuhnya sakit disertai motivasi
untuk perbaikan
 Definisi Gangguan Jiwa
Suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis
bermakna dan yang disertai penderitaan (distress) pada
kebanyakan kasus, dan berkaitan dengan terganggunya
fungsi (disfungsi) seseorang.

 Manifestasi gangguan jiwa : perilaku, pikiran, perasaan


berkaitan erat dengan kondisi fisik dan lingkungan

 Diagnosis multiaksial  data komprehensif (bio-psiko-


sosial)  tatalaksana dan prognosis
 Diagnostic and Statistik Manual of Mental
Disorders (DSM) V
 International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problems (ICD-
10)
 Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa (PPDGJ) III
Pasien datang

Kasus non-jiwa Kasus jiwa

Psikotik Non-psikotik

Organik Non organik/fungsional Gangguan neurosis

Delirium Skizofrenia Gangguan afektif

Gangguan kepribadian
Demensia Gangguan waham
Gangguan buatan
Gangguan afektif dgn
psikotiik Gangguan
penyesuaian
Gangguan psikotik
Gangguan pengendalian impuls
lainnya

Gangguan
psikoseksual
Aksis I : Gangguan klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinik
Aksis II : Ciri / Gangguan kepribadian
Retardasi Mental
Aksis III : Kondisi medik umum
Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan
Aksis V : Penilaian fungsi secara global (GAF-Global
Assessment o f functioning)
Yang termasuk aksis I :
 Gangguan mental organik
 Gangguan mental & perilaku akibat zat psikoaktif
 Skizofrenia, skizotipal & gangguan waham
 Gangguan suasana perasaan (mood/afektif)
 Gangguan neurotik, somatoform->
gangangguanuan terkait stress
 Sindroma perilaku  gangangguanuan fisiologis
Yang termasuk aksis II :
 Gangguan kepribadian paranoid
 Gangguan kepribadian skizoid
 Gangguan kepribadian disosial
 Gangguan kepribadian emosional tak stabil
 Gangguan kepribadian histrionik
 Gangguan kepribadian anankastik
 Yang termasuk aksis III
 Penyakit infeksi
 Neoplasma
 Penyakit endokrin, metabolik
 Penyakit sistem pernafasan
 dll
Yang termasuk dalam aksis IV
 Masalah dengan primary support group
(keluarga)
 Masalah berkaitan lingkungan sosial
 Masalah pendidikan
 Masalah pekerjaan
 Masalah perumahan
 Masalah ekonomi
 Masalah akses dan pelayanan kesehatn dst
Kode Keterangan
100-91 Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tak tertanggulangi.

90-81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.

80-71 Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah.

70-61 Beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

60-51 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.


50-41 Gejala berat, disabilitas berat.

40-31 Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas berat dalam
beberapa fungsi.
30-21 Perilaku dipengaruhi oleh waham atau halsusinasi atau disabilitas berat dalam komunikasi &
daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang
20-11 Bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi & mengurus diri.
10-01 Seperti diatas => persisten & lebih serius.
Tindak lanjut
Terapi
• Farmakoterapi
Diagnosis • Nonfarmakoter
mulatiaksial api

Pemeriksaan
• Fisik, status mental,
Anamnesis`
laboratorium, radiologi,
evaluasi psikologik

Anda mungkin juga menyukai