Anda di halaman 1dari 22

EVALUASI STATUS

MENTAL
Pembimbing : dr. Juwita Saragih.Sp.KJ
Evaluasi Status Mental
Gambaran
Pikiran
Umum

Mood dan Sensorium


Afek dan kognisi
Status mental

Pengendalian
Bicara
impuls

Tilikan &
Persepsi
Pertimbangan
1. Gambaran Umum

1. Postur tubuh
2. Keadaan fisik : tampak seperti usia berapa tahun? Tampak sakit/sehat secara fisik?
3. Cara berpakaian: pakaian sesuai dengan keadaan dan cuaca atau aneh?
4. Perawatan diri: memperhatikan penampilan/kebersihan diri? Tanda bekas luka atau
menyakiti diri sendiri?
5. Pembawaan : tenang, tampak tua/muda, kekanakan?

Gejala Ansietas : Tangan basah, Dahi berkeringat, Gelisah, Sikap


tegas, Mata terbelalak
Perilaku dan Aktivitas
Psikomotor Sikap Terhadap
Pemeriksa
• Mannerism, Stereotipik,
• Kontak mata
Ekopraksia
• Kooperatif, ramah
• Gerakan abnormal :
• Acuh tak acuh, agresif,
tremor, tik,
defensive, waspada, curiga,
kedutan/gerakan
takut, bingung, preokupasi
menyentak
• Tidak bisa menahan diri
• Perilaku yang
menunjukkan kecurigaan,
agresi, katatonik
• Retardasi (pembicaraan
dan gerakan lambat)
• Agitasi
• Gaya berjalan
2. Mood
Suatu perasaan yang pervasif dan bertahan lama yang dialami secara subjektif
yang dilaporkan oleh pasien serta dapat dilihat orang lain.

EUTIMIK HIPERTIMIK HIPOTIMIK

Normal, tidak ada depresi Perasaan yang memperlihatkan Secara subyektif mengeluhkan
Normal, tidak ada semangat atau kegairahan
dan elevasi mood tentang kesedihan dan
depresi dan elevasi yang berlebihan terhadap kehilangan semangat
mood kegiatan aktivitas (iritabel, (disforia, anhedonia, depresi)
euphoria, ekstaksia labil)
Mood
1. Disforik : mood yang tidak menyenangkan
2. Iritable : Mudah marah atau tersinggung
3. Euforia : Elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran (gembira berlebihan)
4. Anhedonia : Hilangnya minat dan menarik diri dari semua aktivitas biasa dan menyenangkan
5. Elasi: perasaan gembira, euforia, kepuasaan diri yang intens, optimisme
6. Mania : Keadaan mood yang ditandai dengan elasi yang kuat
7. Hipomania : Abnormalitas mood yang ditandai dengan ciri kualitatif mania namun kurang intens
8. Labil : mudah berubah-rubah antara euforia dan depresi atau kecemasan
9. Depresi : Pesaan kesedihan yang psikopatologis
10. Aleksitimia : ketidakmampuan mendeskripsikan moodnya
Afek

Afek luas Tumpul


Menunjukkan keadaan Luas Tumpul Ekspresi yang tampak
normal dimana semua hanya sedikit (ekspresi
perasaan diekspresikan sangat kurang)
penuh dan diekspresikan
dengan tepat

Datar Sempit
Datar Sempit •
Penurunan intensitas irama
Tidak ada ekspresi perasaan yang tidak
separah afek datar, tapi
jelas menurun.
Kesesuaian Afek

Pemeriksa mempertimbangkan keserasian respons pasien terhadap topik yang


sedang didiskusikan dalam wawancara.

• Serasi : Terdapat kecocokan atau keharmonisan yang menyertai pikiran atau


pembicaraan.
• Tidak Serasi : Terdapat ketidak cocokan yang menyertai pikiran atau
pembicaraan (tertawa pada waktu menceritakan bahwa semua orang sedang
dalam ketakutan).
3. Bicara

• Kecepatan produksi: pembicaraan sangat


cepat pada mania; jeda panjang dan kemiskinan
pembicaraan pada depresi
• Kualitas dan arus pembicaraan: volume,
disartria, diprosodi, gagap
4. Persepsi

Halusinasi Ilusi

Penginderaan/persepsi sensoris Salah persepsi/salah interpretasi


tanpa adanya stimulus eksternal terhadap stimulus eksternal yg
nyata

Depersonalisasi Derealisasi
persepsi subyektif bahwa orang- persepsi subyektif bahwa
orang disekitarnya berubah lingkungan berubah aneh/tidak
asing/aneh nyata
Gangguan Persepsi

1. Halusinasi hipnagogik
2. Halusinasi hipnopompik
3. Halusinasi pendengaran (auditoris)
4. Halusinasi penglihatan (visual)
5. Halusinasi penghidu (olfaktoris)
6. Halusinasi pengecapan (gustatoris)
7. Halusinasi raba (taktil, haptic)
8. Halusinasi somatik
9. Halusinasi yang sejalan dengan mood
5. Pikiran

1. Pikiran dibagi menjadi proses dan isi pikir.

 Proses pikir merupakan cara saat seseorang menyatukan semua ide-ide dan asosiasi yang
membentuk pemikiran seseorang. Proses atau bentuk pikir dapat bersifat logik dan koheren
atau tidak logik dan tidak komprehensif.

 Isi pikir merujuk pada apa yang dipikirkan oleh seseorang berupa ide, keyakinan, preokupasi,
dan obsesi.
Gangguan Proses Pikir

• Neologisme : kata baru yang diciptakan oleh pasien, seringkali dengan mengkombinasikan suku
kata dari kata-kata lain, untuk alasan keanehan psikologis
• Word salad (gado-gado kata) : campuran kata dan frasa yang membingungkan
• Sirkumtansialitas : bicara yang tidak langsung yang lambat dalam mencapai tujuan tetapi akhirnya
dari titik awal mencapai tujuan yang diharapkan
• Tangensialitas : ketidakmampuan untuk mempunyai asosiasi pikiran yang diarahkan oleh tujuan;
pasien tidak pernah berangkat dari titik awa menuju tujuan yang diinginkan
• Inkoherensi (pembicaraan yang tidak logis) : pikiran yang biasanya tidak dapat dimengerti;
berjalan bersama pikiran/kata-kata dengan hubungan yang tidak logis atau tanpa tata bahasa
• Ekolalia : pengulangan kata-kata atau frasa-frasa seseorang lain secara psikopatologis
• Flight of ideas : verbalisasi atau permainan kata-kata yang cepat dan terus menerus yang menghasilkan
pergeseran terus menerus dari satu ide ke ide lain
• Asosiasi Longgar : aliran pikiran dimana gagasan bergeser dari satu subjek ke subjek lain dalam cara yang
sama sekali tidak berhubungan
Gangguan Isi Pikir

 Gangguan isi pikir : yang terganggu adalah buah pikirannya /


keyakinannya, dan bukan cara penyampaiannya (arus pikir). Dapat berupa :
 Miskin isi pikir
 Waham (bizzare, sistematik, nihilistik, paranoid, kebesaran, kejar,
rujukan, kendali, cemburu, erotomania),
 Obsesi,
 Fobia (fobia sosial, agorafobiak, fobia spesifik, dll), dan
 Kompulsi.
6. Sensorium
1 KUALITATIF
2 KUANTITATIF

● Kesadaran berkabut ● Kompos mentis


● Kesadaran berubah ● Apatis
● Dream like state ● Somnolen
● Mengambang ● Sopor
● Koma
Kognisi
Interpretasi Nilai :

24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif


17 – 23 : Gangguan kognitif ringan
0– 17 : Gangguan kognitif berat
7. Pengendalian Impuls
• Apakah pasien mampu mengendalikan impuls seksual, agresif, atau
lainnya?
• Menilai perilaku secara sosial, bahaya pasien terhadap diri sendiri /
orang lain.
• Biasanya sulit dikendalikan pada pasien kelainan kepribadian
• Dinilai dari riwayat pasien sekarang dan perilaku yang diobservasi
selama wawancara
8. Pertimbangan (Judgment)
Kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan untuk bertindak secara tepat di dalam
situasi tersebut.

 Pertimbangan Kritis:
Kemampuan untuk menilai, melihat dan memilih berbagai pilihan di dalam suatu
situasi.
 Pertimbangan Otomatis:
Kinerja refleks di dalam suatu tindakan.
 Pertimbangan yang Terganggu:
Kehilangan kemampuan untuk mengerti suatu situasi dengan benar dan bertindak
secara tepat
Tilikan
Tilikan adalah pemahaman pasien terhadap penyakitnya
Tilikan terganggu ; hilangnya kemampuan untuk memahami kenyataan obyektif akan
kondisi dan situasi dirinya

01
1. Derajat 1 : penyangkalan total terhadap penyakitnya
2. Derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya
3. Derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya
4. Derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyakitnya
5. Derajat 5 : menyadari penyakitnya dan faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan
03dalam perilaku praktisnya
6. Derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya, disertai motivasi untuk mencapai perbaikan
Reabilitas
Reliabilitas merupakan bagian dari pemeriksaan status mental dari menyimpulkan
kesan dokter psikiatrik terhadap reabilitas pasien dan kemampuan untuk melaporkan
situasinya dengan akurat.

Bagian ini memasukan suatu perkiraan kesan dokter


psikiatrik pada kebenaran atau kejujuran pasien.
Ex : Jika seorang pasien terbuka tentang penyalahgunaan
zat secara aktif dan bermakna atau tentang keadaan yang
diketahui pasien dapat mencerminkan kejahatan, dokter
psikiatrik dapat memperkirakan kejujuran pasien adalah
baik.
DAFTAR PUSTAKA
J.Sadock.Benjamin, A.Sadock Virginia. Kaplan & Sadocks Pocket Handbook of Clinical
Psychiatry.2010.edLX.Philadelphia.
Terima Kasih 02

Anda mungkin juga menyukai