Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PSIKOPATOLOGI
Defi nisi
Psikopatologi adalah ilmu yang
mempelajari
kelainan atau gangguan
dibidang kejiwaan. Ditinjau dari pengertian
tersebut diatas batasannya sangat luas.
Kelainan/ gangguan dibidang kejiwaan pada
dasarnya merupakan gangguan dari bebagai
aspek kepribadian, misalnya: aspek
kesadaran, aspek tingkah laku atau
perbuatan, kehidupan afektif, proses pikir
dsb. Memahami psikopatologi dari bebagai
aspek tsb adalah penting untuk memahami
keadaan gangguan jiwa.
I. KESADARAN
Kesadaran : tingkat kesadaran
Apersepsi : persepsi yang dimodifi kasi oleh emosi dan pikiran
diri seseorang
Sensorium : Keadaan fungsi kognitif tentang perasaan khusus
Gangguan kesadaran
1. Disorientasi : Gangguan orientasi waktu, tempat atau orang
2. Pengaburan kesadaran : Kejernihan ingatan yang tidak
lengkap dengan gangguan persepsi dan sikap.
3. Stupor : hilangnya reaksi dan ketidaksadaran terhadap
lingkungan sekeliling
4. Delirium : Kebingungan, g elisah, konfusi, reaksi disorientasi
yang disertai dengan rasa takut dan halusinasi
5. Koma : Derajat ketidaksadaran yang berat.
C. GANGGUAN SUGESTIBILITAS
Gangguan sugestibilitas adalah kepatuhan dan respon
yang tidak kritis terhadap gagasan atau pengaruh.
1. Folie a deux ( atau folie a trois) : penyakit
emosional yang berhubungan antara dua atau tiga
orang.
2. Hipnosis : modifi kasi kesadaran yang diinduksi
sevara buatan yang ditandai dengan peningkatan
sugestibilitas.
II. EMOSI
Emosi adalah suatu kompleks keadaan perasaan dengan
komponen psikis, somatik dan perilaku yang berhubungan
dengan afek dan mood.
A. Afek : Ekspresi emosi yang terlihat, mungkin tidak
konsisten dengan emosi yang dikatakan pasien.
1. Afek yang sesuai (appropriate aff ect) : Kondisi di mana
irama emosional adalah harmonis dengan gagasan, pikiran
atau pembicaraan yang menyertai, digambarkan lebih
lanjut sebagai afek yang luas atau penuh, di mana rentang
emosional yang lengkap diekspresikan secara sesuai.
2. Afek yang tidak sesuai (inappropriate aff ect) :
ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional
dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang
menyertainya.
B. MOOD
Mood adalah suatu emosi yang meresap dan dipertahankan,
yang dialami secara subjektif dan dilaporkan oleh pasien
dan terlihat oleh orang lain, contohnya adalah depresi,
elasi, kemarahan.
1. Mood disforik : mood yang tidak menyenangkan
2. Mood eutimik : mood dalam rentang normal, menyatakan
tidak adanya mood yang tertekan atau melambung
3. Mood yang meluap-luap (expansive mood) : ekspresi
perasaan seseorang tanpa pembatasan, seringkali
dengan penilaian yang berlebihan terhadap kepentingan
atau makna seseorang.
4. Mood yang iritabel (irritable mood ) : dengan mudah
dinganggu atau dibuat marah
10. Overaktivitas :
a. Agitasi psikomotor : overaktivitas motorik dan kogniti yang
berlebihan, biasanya tidak produktif dan sebagai respon
dari ketegangan dalam.
b. Hiperaktivitas (hiperkinesis) : kegelisahan, agresif, aktivitas
destruktif, seringkali disertai dengan patologi otak dasar.
c. Tik : pergerakan motorik yang spasmodik dan tidak disadari.
d. Tidur berjalan (sleep walking) (somnambulisme) : aktivitas
motorik saat tertidur.
e. Akathisia : perasaan subjektif tentang tegangan motorik
sekunder dari medikasi antipsikotik atau medikasi lain, yang
dapat menyebabkan kegelisahan, melangkah bolak-balik,
duduk dan berdiri berulang-ulang; dapat disalah-artikan
sebagai agitasi psikotik
f.
DEFINISI
Gangguan
Mental
Psikosis
ISTILAH
DEFINISI
Tes Realitas
Gangguan
pikiran formal
Berpikir tidak
logis
Dereisme
ISTILAH
Berpikir Autistik
Berpikir Magis
Proses Berpikir
Primer
DEFINISI
preokupasi dengan dunia dalam &
pribadi, istilah digunakan agak sama
dengan dereisme
bentuk pikiran dereistik, berpikir adalah
serupa dengan fase praoperasional pada
masa anak-anak (Jean Piaget), dimana
pikiran, kata-kata / tindakan mempunyai
kekuatan (misalnya mereka dapat
menyebabkan /mencegah suatu
peristiwa)
Istilah umum untuk berpikir yang
dereistik, tidak logis, magis; normalnya
ditemukan pada mimpi, abnormal pada
psikosis.
ISTILAH
Neologisme
Word Salad
(gado-gado kata)
Sirkumstansialitas
DEFINISI
kata baru yang diciptakan oleh pasien,
seringkali dengan mengkombinasikan suku
kata dari kata-kata lain, untuk alasan
keanehan psikologis
campuran kata & frasa yang
membingungkan
bicara yang tidak langssung yang lambat
dalam mencapai tujuan tapi akhirnya dari
titik awal mencapai tujuan yang diharapkan;
ditandai dengan pemasukan perincian dan
tanda-tanda kutip yang berlebihan.
ISTILAH
DEFINISI
Tangensialitas
Inkoherensi
(pembicaraan tidak
logis)
Perseverasi
Verbigerasi
ISTILAH
DEFINISI
Ekolalia
Kondensasi
Pengenduran
asosiasi
ISTILAH
Keluar dari jalur
(derailment)
DEFINISI
Penyimpangan yang mendadak dalam urutan
pikiran tanpa penghambatan; seringkali
digunakan secara sama dengan pengenduran
asosiasi.
Flight of ideas
Asosiasi Bunyi
(clang
association)
ISTILAH
Penghambatan
(blocking)
Glossolalia
DEFINISI
Terputusnya aliran berpikir secara tiba-tiba
sebelum pikiran atau gagasan diselesaikan;
setelah suatu periode terhenti singkat, orang
tampak tidak teringat pada apa yang telah
dikatakan atau apa yang akan dikatakan (jika
dikenal sebagai pencabutan pikiran)
ekspresi pesan-pesan yang relevan melalui
kata-kata yang tidak dapat dipahami (juga
dikenal sebagai bicara pada lidah); tidak
dianggap sebagai gangguan pikiran jika terjadi
pada praktek keagamaan Pantekosta tertentu.
ISTILAH
DEFINISI
Kemiskinan isi
pikiran
Gagasan yang
berlebihan
Waham
ISTILAH
DEFINISI
a. Waham yang
Kacau (Bizzare
delusion)
b. Waham
tersistematisasi
c. Waham yang
sejalan
dengan Mood
d. Waham yang
tidak
sejalan dengan
Mood
ISTILAH
DEFINISI
f. Waham
Kemiskinan
g. Waham somatik
h. Waham paranoid
ISTILAH
DEFINISI
i. Waham yang
menyalahkan diri
sendiri
j. Waham
pengendalian
ISTILAH
DEFINISI
k. Waham
Ketidaksetiaan
(waham cemburu)
l. Erotomania
m. Pseudologia
Phantastica
ISTILAH
Kecenderungan
atau preokupasi
pikiran
Egomania
Monomania
DEFINISI
Pemusatan isi pikiran pada ide tertentu,
disertai dengan irama afektif yang kuat,
seperti kecenderungan paranoid atau
preokupasi tentang bunuh diri atau
membunuh.
Preokupasi pada diri sendiri yang patologis
Preokupasi dengan suatu objek tunggal.
Hipokondria
Obsesi
ISTILAH
DEFINISI
Kompulsi
Koprolalia
Noesis
Unio mystica
ISTILAH
Fobia
DEFINISI
Rasa takut patologis yang persisten, irasional,
berlebihan, dan selalu terjadi terhadap suatu jenis
stimulasi atau situasi tertentu; menyebabkan
keinginan yang memaksa untuk menghindari
stimulus yang ditakuti.
a. Fobia sederhana : rasa takut yang jelas terhadap objek atau situasi yang
jelas (sebagai contohnya, rasa takut terhadap laba-laba atau ular)
b. Fobia Sosial : rasa takut akan keramaian masyarakat, seperti rasa takut
berbicara dengan masyarakat, bekerja, atau makan dalam masyarakat.
c. Akrofobia : rasa takut terhadap tempat yang tinggi.
d. Agorafobia : rasa takut terhadap tempat yang terbuka
e. Algofobia : rasa takut terhadap rasa nyeri.
f. Ailurofobia : rasa takut terhadap kucing.
g. Eritrofobia : rasa takut terhadap warna merah (merujuk terhadap rasa
takut terhadap berdarah).
h. Panfobia : rasa takut terhadap segala sesuatu.
i. Klaustrofobia : rasa takut terhadap tempat yang tertutup.
j. Xenofobia : rasa takut terhadap orang asing
k. Zoofobia : rasa takut terhadap binatang.
V. BICARA
Gagasan, pikiran, perasaan yang diekspresikan
melalui bahasa; komunikasi melalui penggunaan katakata dan bahasa.
V. BICARA
A. Gangguan bicara
V. BICARA
V. BICARA
B. Gangguan afasik
V. BICARA
VI. PERSEPSI
VI. PERSEPSI
1.
VI. PERSEPSI
a. Halusinasi hipnagogik: persepsi sensori yang
palsu yang terjadi saat akan tertidur biasanya
dianggap sebagai fenomena yang nonpatologis.
b. Halusinasi hipnopompik: persepsi palsu yang
terjadi saat terbangun dari tidur, biasanya dianggap
tidak patologis.
c. Halusinasi dengar (auditoris): persepsi bunyi yang
palsu, biasanya suara tetapi juga bunyi-bunyi lain,
seperti musik, merupakan halusinasi yang paling
sering pada gangguan psikiatrik.
VI. PERSEPSI
d. Halusinasi visual: persepsi palsu tentang
penglihatan yang berupa citra yang berbentuk
(sebagai contohnya, orang) dan citra yang tidak
berbentuk (sebagai contohnya, kilatan cahaya),
paling sering pada gangguan organik.
e. Halusinasi cium (ofl aktoris): persepsi membau
yang palsu, paling sering pada gangguan organik.
f. Halusinasi kecap (gustatoris): persepsi tentang
rasa kecap yang palsu, seperti rasa kecap yang tidak
menyenangkan yang disebabkan oleh kejang, paling
sering pada gangguan organik.
VI. PERSEPSI
g. Halusinasi raba (taktil;haptic): persepsi palsu
tentang perabaan atau sensasi permukaan, seperti
dari tungkai yang teramputasi (phantom limb),
sensasi adanya gerakan pada atau dibawah kulit
(kesemutan).
h. Halusinasi somatik: sensasi palsu tentang sesuatu
hal yang terjadi didalam atau terhadap tubuh, paling
sering berasal dari visceral.
VI. PERSEPSI
I. Halusinasi liliput: persepsi yang palsu dimana
benda-benda tampak lebih kecil dari ukurannya.
j.
Halusinasi yang sejalan dengan mood ( moodcongruent hallucination): halusinasi dimana isi
halusinasi adalah konsisten dengan mood yang
tertekan atau manik (sebagai contohnya, pasien yang
mengalami depresi mendengar suara yang
mengatakan bahwa pasien adalah orang yang jahat,
seorang pasien manik mendengar suara yang
mengatakan bahwa pasien memiliki harga diri,
kekuatan dan pengetahuan yang tinggi).
VI. PERSEPSI
2. IIlusi: mispersepsi atau
misinterprestasi terhadap stimuli
eksternal yang nyata
VI. PERSEPSI
B. Gangguan yang berhubungan
dengan gangguan kognitif:
agnosa-ketidakmampuan untuk
mengenali dan menginterprestasikan
kepentingan kesan sensori
VI. PERSEPSI
1.Anosognosia (ketidaktahuan tentang penyakit):
ketidakmampuan untuk mengenali suatu defek
neurologis yang terjadi pada dirinya
2.Somatopagnosia (ketidaktahuan tentang tubuh):
ketidakmampuan untuk mengenali suatu bagian tubuh
sebagai milik tubuhnya sendiri (juga disebut sebagai
autopagnosia)
3.Agnosia visual: ketidakmampuan untuk mengenali
benda-benda atau orang
VI. PERSEPSI
4. Astereognosis: ketidakmampuan untuk mengenali
benda melalui sentuhan
5. Prosofagnosia: ketidakmampuan mengenali wajah
VI. PERSEPSI
4. Simultagnosia: ketidakmampuan untuk mengerti
lebih dari satu elemen pendangan visual pada suatu
waktu atau untuk mengintegrasikan bagian-bagian
menjadi keseluruhan
5. Adiadokokinesia: ketidakmampuan untuk melakukan
pergerakan yang berubah dengan cepat
VI. PERSEPSI
C.Gangguan yang berhubungan dengan
fenomena konversi dan disosiatif:
Somatisasi material yang direpresi atau
perkembangan gejala dan distorsi fi sik yang
melibatkan otot volunter atau organ sensorik
tertentu bukan dibawah kontrol volunter dan tidak
disebabkan oleh suatu gangguan fi sik
VI. PERSEPSI
1. Anestesia histerikal: hilangnya modalitas
sensoris yang disebabkan oleh konfl ik emosional
2. Makropsia: menyatakan bahwa benda-benda
tampak lebih besar dari sesungguhnya
3. Mikropsia: menyatakan bahwa benda-benda
adalah lebih kecil dari sesungguhnya (baik
makropsia dan mikropsia juga dapat berhubungan
dengan kondisi organik yang jelas, seperti kejang
parsial kompleks
VI. PERSEPSI
4. Depersonalisasi: suatu perasaan subjektif merasa
tidak nyata, aneh, atau tidak mengenali diri sendiri
5. Derealisasi: suatu perasaan subjektif bahwa
lingkungan adalah aneh atau tidak nyata, suatu
perasaan tentang perubahan realitas
VI. PERSEPSI
DAYA INGAT
Fungsi dimana
informasi disimpan di
otak dan selanjutnya
diingat kembali ke
kesadaran
Ganggua
n Daya
Ingat
Tingkat
Daya
Ingat
Amnesia
Immediate
Paramnesi
a
Recent
Hipermnes
ia
Recent
Past
Eidetic
image
Remote
Screen
memory
Represi
Letologika
AMNESIA
K E T I D A K M A M P U A N S E B A G I A N ATA U K E S E L U R U H A N
U N T U K M E N G I N G AT P E N G A L A M A N M A S A L A L U
ANTEROGRAD
RETROGRAD
PARAMNESIA
PEMALSUAN INGATAN OLEH D IS TORSI PENGINGATAN
Fausse Reconnaisance
Pengenalan yang palsu
Pemalsuan Retrospektif
Ingatan secara tidak diharapkan (tidak disadari) menjadi
terdistorsi saat disaring melalui keadaan emosional,
kognitif, dan pengalaman pasien sekarang
Konfabulasi
Pengisian kekosongan ingatan secara tidak disadari oleh
pengalaman yang dibayangkan atau tidak nyata yang
dipercaya pasien tetapi tidak mempunyai dasar kenyataan;
paling sering berhubungan dengan patologi organik
PARAMNESIA
Dj vu
- Ilusi pengenalan visual di mana situasi yang baru
secara keliru dianggap sebagai suatu pengulangan
ingatan sebelumnya
Deja entendu
- Ilusi pengenalan auditoris
Deja pense
- Ilusi bahwa suatu pikiran baru dikenali sebagai pikiran
yang sebelumnya telah dirasakan atau diekspresikan
Jamais vu
- Perasaan palsu tentang ketidakkenalan terhadap
situasi nyata yang telah dialami oleh seseorang
HIPERMNESIA
Peningkatan derajat penyimpangan dan pengingatan
EIDETIC IMAGE
Ingatan visual tentang kejelasan halusinasi
SCREEN MEMORY
Ingatan yang daoat ditoleransi secara sadar menutupi
ingatan yang menyakitkan
REPRESI
Suatu mekanisme pertahanan yang ditandai oleh
pelupaan secara tidak disadari terhadap gagasan
atau impus yang tidak dapat diterima
LETOLOGIKA
Ketidakmampuan sementara untuk mengingat suatu
nama dan suatu kata benda yang tepat
INTELIGENSIA
Kemampuan untuk
mengerti, mengingat,
menggerakkan, dan
menyatukan secara
konstruktif pelajaran
sebelumnya dalam
menghadapi situasi yang
baru
RETARDASI MENTAL
Kurangnya inteligensia sampai derajat di mana
terdapat gangguan pada kinerja sosial dan kejuruan
DEMENSIA
Pemburukan fungsi intelektual organik dan global
tanpa pengaburan kesadaran
Diskalkulia (akalkulia): hilangnya kemampuan untuk
melakukan perhitungan yang tidak disebabkan oleh
kecemasan atau ganguan konsentrasi
Disgrafi a (agrafi a): hilangnya kemampuan untuk menulis
dalam gaya yang kursif; hilangnya struktur kata
Aleksia: hilangnya kemampuan membaca yang sebelumnya
dimiliki; tidak disebabkan oleh gangguan ketajaman
penglihatan
PSEUDODEMENSIA
Gambaaran klinis yang menyerupai demensia yang
tidak disebabkan oleh suatu kondisi organik; paling
sering disebabkan oleh depresi (sindroma demensia
dari depresi)
BERPIKIR KONKRET
Berpikir harafi ah; penggunaan kiasan yang terbatas
tanpa pengertian nuansa arti; pikiran satu
dimensional
BERPIKIR ABSTRAK
Kemampuan untuk mengerti nuansa arti; berpikir
multidimensional dengan kemampuan menggunakan
kiasan dan hipotesis dengan tepat
pasien untuk
Tilikan (In sig h t)Kemampuan
mengerti penyebab sebenernya
dan arti dari suatu situasi
(seperti sekumpulan gejala).
ISTILAH
DEFINISI
ertim b an g an (Ju d g m en t)
Kemampuan untuk menilai situasi
secara benar dan untuk bertindak
secara tepat didalam situasi
tersebut.
ISTILAH
DEFINISI
Pertimbangan
kritis
Pertimbangan
otomatis
Pertimbangan
yang terganggu