Anda di halaman 1dari 8

MODUL 1

DIAGNOSIS GANGGUAN KESADARAN


 
SKENARIO 1 : KESADARAN KAKEK
 
Seorang laki-laki berusia 60 tahun dibawa ke Puskesmas
karena tidak sadar setelah jatuh di kamar mandi dan kepalanya
terbentur pada dinding. Ia selama ini selalu datang berobat karena
menderita tekanan darah tinggi, tekanan darah saat datang ke
puskemas 160/100 mmgH. Saat remaja pasien ini juga pernah
didiagnosis oleh dokter dengan diagnosis meningitis supuratif.
Beberapa hari sebelumnya menurut pengakuan keluarganya
pasien sulit diajak komunikasi dan kelihatan mengantuk Apakah ada
hubungannya penyakit yang dideritanya dulu dengan keluhan yang
dialami sekarang ?
Bagaimana anda menjelaskan penyakit yang dialami pasien tersebut?
JUMP 1TERMINOLOGI

1. Gangguan Kesadaran
Gangguan kesadaran adalah bentuk disfungsi dari otak yang
melibatkan hemisfer kiri ataupun kanan atau struktur lain dari dalam
otak yang disebabkan oleh gangguan pada korteks secara menyeluruh.
 
2. Meningitis
Peradangan pada selaput meningen. Meningitis adalah radang dari
selaput otak yaitu lapisan arachnoid dan piameter yang disebabkan
oleh bakteri dan virus.

3. Supuratif
Supurasi atau supuratif adalah pembentukan nanah sebagai proses
radang karena infeksi bakteri berupa emigrasi & agregasi neutrofil dan
nekrosis liquefaktif
JUMP 2 RUMUSAN MASALAH
 
1.Apa kaitan usia pasien dengan kejadian jatuh yang dialaminya?
2.Mengapa setelah jatuh di kamar mandi dan kepala terbentur ke dinding dapat
menyebabkan kakek tidak sadarkan diri?
3.Bagaimana mekanisme terjadinya hilang kesadaran akibat benturan yang dialami
pada skenario?
4.Apa saja penyebab gangguan kesadaran?
5.Apa saja tingkatan kesadaran?
6.Apakah dampak selalu mengonsumsi obat tekanan darah tinggi terhadap pasien?
7.Apa saja gejala dari meningitis supuratif?
8.Apa penyebab pasien sulit diajak komunikasi dan mudah mengantuk?
9.Apa hubungan antara tek.darah tinggi dengan gangguan komunikasi dan kelihatan
mengantuk pada pasien?
10.Apa saja bentuk trauma yang berhubungan dengan SSP?
11.Apakah ada hubungan peny. Yang diderita kakek dahulu dengan keluhan yang
dialami kakek sekarang?
12.Bagaimana tatalaksana dari penurunan kesadaran dan infeksi meningitis supuratif?
JUMP 3 HIPOTESA
 
1. Pada lansia terdapat banyak faktor terjadinya jatuh, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
Pada intrinsik disebabkan karena lansia atau faktor usia, sedangkan secara ekstrinsik
dikarena oleh lingkungan. Pada lansia akan terjadi proses penuaan. Pada proses
menua akan terjadi proses fisik terutama saraf, berat otak menurun 10-20% sehingga
lansia lambat dalam respon sehingga saraf indera mengecil dan penglihatan juga
berkurang. Pada sistem penglihatan akan kurangnya daya akomodasi. Tulang makin
rapuh. Terkait dengan skenario, penglihatan berkurang dan saraf juga berkurang,
sehingga kakek kurang melihat lantai dan juga tulang yang rapuh sehingga
menyebabkan kakek terjatuh. Faktor ektrinsik, kamar mandi terdapat benda atau
lantai licin sehingga keseimbangan kakek menurun sehingga menyebabkan kakek
terjatuh. Jatuhnya kakek juga dapat diakibatkan oleh gangguan keseimbangan pada
tubuhnya. Gangguan keseimbangan pada kakek, dapat diakibatkan oleh hipertensi.
 
2. Pada cedera kepala dapat dibagi menjadi cedera kepala ringan sedang dan cedera
kepala berat. Struktur pembentuk kepala terdiri banyak lapisan. Jaringan di dalam
kepala bersifat lunak dan rentan terhadap trauma. Benturan pada kepala dapat
menyebabkan guncangan pada otak bahkan menyebabkan penurunan kesadaran
(pingsan). Sehingga menyebabkan kakek sadarkan diri.
3. Mekanisme terjadinya hilang kesadaran diakibatkan oleh perdarahan intrakranium
menyebabkan banjirnya aliran darah ke sekitar sehingga fungsi batang otak menjadi
terganggu, dan juga menyebabkan tekanan intracranial. Hilangnya kesadaran
disebabkan trauma yang langsung ke pusat kesadaran. Selain itu, benturan pada
kepala yang terlalu kerasa atau tidak dapat menyebabkan trauma kepala yang terjadi
di ekstra cranial menyebabkan putusnya kontuitas atau kelangsungan dari jaringan
kulit, otot, dan vaskuler. Sementara di tulang kranial dapat menyebabkan terputusnya
kontuitas jaringan tulang sehingga timbul diagnosis perdarahan hematoma, gangguan
suplai darah, dan resiko infeksi dan nyeri akut. Perdarahan pada hematoma dapat
menyebabkan perubahan CSS dan terjadi peningkatan tekanan intracranial kemudian
menyebakan gilus medialis lobus temporalis bergeser. Kemudian, terjadi penekanan
pada mensefalon dan guncangan pada otak sehingga dapat mengakibatkan hilangnya
kesadaran.
 
4. Beberapa faktor resiko penyebab gangguan kesadaran, antara lain :
•Usia
•Merokok
•Konsumsi alkohol
•Gangguan metabolik
•Trauma
•Gangguan sirkulasi darah di otak
•Epilepsi

Terdapat penyebab umum :


•Ginjal kronis
•Gula darah tinggi/rendah
•Infeksi parah
•Gagal hati
•Hipertiroidisme
•Gangguan cedera otak seperti demensia, meningitis, ensefalitis
•Cedera/ kecelakaan
•Aritmia
•Tekanan darah rendah
•Penyakit paru2 yang parah
•Obat-obatan/bahan kimia tertentu
5. Penilaian tingkat kesadaran
Penilaian kesadaran secara kuantitatif dapat menggunakan Tabel penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) atau Four Score
•Tingkat kesadaran secara kualitatif dapat dibagi menjadi kompos mentis, apatis, somnolen, stupor, dan koma.
•Kompos mentis berarti keadaan seseorang sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya dan
lingkungannya.
•Apatis berarti keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan segan berhubungan dengan orang lain dan
lingkungannya.
•Somnolen berarti seseorang dalam keadaan mengantuk dan cenderung tertidur, masih dapat dibangunkan
dengan rangsangan dan mampu memberikan jawaban secara verbal, namun mudah tertidur kembali.
•Sopor/stupor berarti kesadaran hilang, hanya berbaring dengan mata tertutup. Pasien dalam keadaan tidur yang dalam
atau tidak memberikan respon dengan pergerakan spontan yang sedikit atau tidak ada dan hanya bisa dibangunkan
dengan rangsangan kuat yang berulang (rangsang nyeri).
•Koma berarti kesadaran hilang, tidak memberikan reaksi walaupun dengan semua rangsangan (verbal, taktil, dan
nyeri) dari luar. Pasien dalam keadaan tidak sadar yang dalam, yang tidak dapat dibangunkan akibat disfungsi ARAS di
batang otak atau kedua hemisfer serebri. Karakteristik koma adalah tidak adanya arousal dan awareness terhadap diri
sendiri dan lingkungannya.
•Kesadaran berkabut (clouding of consciousness) adalah penurunan keadaan bangun atau ketanggapan yang
minimal, dimana masalah utamanya ialah perhatian atau kewaspadaan.
•Confusion adalah gangguan dalam berpikir dengan jelas. Biasanya mempunyai gambaran gangguan kemampuan
kognitif dan pengambilan keputusan.
•Obstundasi yaitu penurunan kesadaran ringan-sedang dengan penurunan perhatian terhadap lingkungan dan reaksi
terhadap rangsang yang lambat.
•Keadaan vegetatif diartikan sebagai kondisi tidak tanggap terhadap diri sendiri dan lingkungan yang disertai
siklus tidur-bangun (sleep-wake cycles) dengan fungsi autonomik hipotalamus dan batang otak yang lengkap atau
parsial.
•Keadaan sadar minimal (minimally conscious state) adalah keadaan dimana kesadaran sangat terganggu, tetapi
penderita dapat menunjukkan ketanggapan terhadap diri sendiri ataupun lingkungan secara intermitten.
6. Pada dampak mengonsumsi obat tekanan darah tinggi atau obat antihipertensi salah satunya
obat antihipertensi Captopril. Efek samping yang muncul setelah menggunakan antihipertensi
Captopril disebabkan oleh beberapa faktor seperti batuk terjadi karena antihipertensi Captopril
bekerja dengan memblok pembentukan Angiotensin II dari Angiotensin I, dimana Angiotensin II
dapat menghancurkan bradikinin (salah satu substansi yang diproduksi tubuh secara alami).
Bradikinin adalah yang menstimulasi batuk kering. Jadi kalau Angiotensin II dihambat
pembentukannya maka kadar bradikinin dalam tubuh meningkat dan terakumulasi di saluran
pernafasan sehingga menyebabkan batuk kering.
Efek kenaikan asam lambung karena menkonsumsi antihipertensi Captopri secara
berlebihan dan jangka waktu panjang akan menyebabkan dinding lambung iritasi dan mengalami
pembengkakan dan ini juga yang memicu perut terasa mual-mual dan melilit. Mengkonsumsi
Captopril secara berlebihan dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas dan mudah lelah walaupun
tidak melakukan kegiatan yang berat. Zat kima yang ada dalam Captopril cenderung menyerap air
dan mengikatnya sehingga tubuh kekurangan cairan. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang
terserang dehidrasi diawali tubuh terasa lemas dan mulut kering dan pahit.
Mengkonsumsi Captopril secara berlebihan juga dapat menyebabkan seseorang
menderita darah rendah, jika kondisi ini terus berlanjut maka seseorang akan terserang anemia.
Kandungan Captopril yang terlalu banyak di dalam tubuh dapat mengganggu dan merusak sel darah
merah dalam tubuh. Mengkonsumsi Captopril secara sembarangan dapat menyebabkan gatal-gatal
pada permukaan kulit. Alergi rentan terjadi pada orang-orang yang tubuhnya menolak zat dari obat
golongan ACE Inhibitor. Dan efek nyeri pada kepala timbul saat mengkonsumsi Captopril karena
kerja langsung pada sistem saraf pusat

Anda mungkin juga menyukai