Anda di halaman 1dari 4

PIKIRAN

Pikiran merupakan hasil suatu proses penggabungan antara gagasan satu dengan yang lainnya
dengan cara imajinasi, perhatian, pendapat, dan proses lainnya.

Pikiran merupakan serangkaian gagasan, lambang, dan hubungan masalah atau tugas yang
mengarah ke kesimpulan yang berorientasi realita. Bila terjadi urutan yang masuk akal maka
dikatakan pikiran normal.

Proses berpikir itu meliputi proses pertimbangan (“judgment”), pemahaman (”comprehension”),


ingatan serta penalaran (“reasoning”).

BENTUK PIKIR

Ada beberapa gangguan bentuk pikir yang menyimpang dari pikian yang rasional, logis, dan
sasaran yang terarah diantaranya:

1. Dereisme dan pikiran dereistik menekankan pada ketidaksesuaian hubungan yang terjadi
antara proses mental pasien dan peristiwa yang sedang berlangsung. Mental prosesnya tidak
megikuti realitas, logika, dan pengalaman suatu kegagalan dalam menggunakan fakta dan
realitas, sehingga fikirannya terutama berasal dari fatasi dibandingkan dengan dari
pengalaman dan logika.
2. Proses berpikir primer merupakan istilah umum bagi cara berpikir derestik, tidak logis
magik yag secara normal didapatkan pada mimpi dan yang abnormal pada psikosis.
3. Autisme menunjukan bahwa kekuatan yang menyebabkan penyimpangan alur hubungan
yang terjadi berasal dari diri pasien yang bersumber dari mimpi, fantasi, waham, dan
halusinasi. Ketidakmampuan dalam perkembangan yang disebabkan oleh gangguan organik
pada otak yang timbul pada 3 tahun pertama kehidupan. Gejalanya termasuk fisik, sosial,
dan kemampuan bahasa dan respon abnormal terhadap sensasi.
4. Non realistik merupakan bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan dan
mengandung kesimpulan yang keliru. Hanya bersifat psikopatologis jika hal ini jelas dan
tidak disebabkan oleh nilai-nilai budaya atau defisit intelektual.
5. Derealisasi merupakan keadaan terlepasnya seseorang dari lingkungan yang nyata, yang bisa
diikuti oleh depersonalisasi yang dirasakan pasien sebagai tidak jelasnya mengenai diri
seseorang atauingkungan seseorang.
6. Berfikir konkrit adalah bentuk atau cara berpikir yang ditandai oleh mengurangnya
kemampuan untuk membentuk abstraksi. Pikirannya hanya terbatas pada satu dimensi arti
sehingga kata-kata dan bentuk kalimat diartikan seperti apa adanya.
7. Pikiran magik merupakan kepercayaan bahwa pikiran, ungkapan kata-kata hubungan,
pertanda, sikap tubuh yang khusus, secaa mistik cenderung memuaskan harapan-harapan
tertenntu yang tidak nyata atau untuk menghindari pengaruh yang membahayakan tertentu.
8. Intelektualisasi digambarkan sebagai keadaaan dari pemikiran yang sedih-sedih atau
pemikiran yang mencemaskan tentang masalah-masalah yang abstrak, teoritis, atau filosofis.
Hal ini menyebabkan suatu pelarian terhadap pengertian dan kata-kata yang bersifat yang
bersifat intelektual yang secaa emosional normal untuk menghindarkan diri dari rangsangan
atau perasaan yag objektif.

ISI PIKIR

Pada umumnya, pikiran dibagi menjadi dua, yaitu proses (bentuk) dan isi. Proses dimaksudkan
sebagai cara seseorang menyatukan gagasan dan asosiasi sehingga menghasilkan “bentuk” orang
berpikir. Sedangkan isi pikiran ditujukan pada apa yang sesungguhnya dipikirkan oleh
seseorang, gagasa, keyakinan, atau preokupasi.

Gangguan isi pikiran adalah gangguan buah pikiran atau keyakinan seseorang, dan
bukan cara penyampaiannya. Gangguan isi pikir terdiri dari :

i. Ideas of reference: pasien selalu berprasangka bahwa orang lain sedang


membicarakan dirinya dan kejadian-kejadian yang alamiah pun memberi arti
khusus/berhubungan dengan dirinya. Contoh: pasien merasa bahwa berita yang
dibawakan oleh pembawa berita di televise berkaitan dengannya dan terselip pesan
untuknya.
ii. Waham: Keyakinan yang salah, tidak dapat dikoreksi, tidak sesuai dengan realitas
dan budaya yang berlaku di lingkungan kehidupan pasien. Ciri – ciri waham :
a.  Tidak realistic
b. Tidak logis
c. Menetap
d. Egosentris
e. Diyakini kebenarannya oleh penderita
f. Tidak dapat dikoreksi
g. Dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata
h. Penderita hidup dalam wahamnya itu
i. Keadaan/hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosio-kultural setempat.

Macamnya – macam waham :

a. Waham aneh/bizzare
b. Waham sistematik
c. Mood congruent/incongruent
d. Waham nihilistik
e. Waham somatic
f. Waham erotis/erotomania
g. Waham paranoid
a. Waham besar
b. Waham cemburu
c. Waham kejar
h. Waham kendali, meliputi:
 Waham sedot pikir (thought of withdrawal): pasien percaya bahwa
seeseorang telah mengambil keluar pikirannya
 Waham sisip pikir (thought of insertion): pasien percaya bahwa
seseorang telah menyesipkan pikiran ke kepalanya
 Waham siar pikir (thought of broadcasting): pasien percaya bahwa
orang lain dapat mengetahui/membaca pikirannya
 Waham kendali pikir (thought of being controlled): pasien percaya
bahwa apa yang dirasakan/dilakukannya dipengaruhi/dikendalikan
oleh orang lain.
iii. Obsesi: gagasan (ide), bayangan, atau impuls yang berulang dan persisten.
iv. Kompulsi: perilaku/perbuatan berulang yang bersifat stereotipik, biasanya menyertai
obsesi.
v. Fobia: ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu objek, aktifitas, atau
situasi spesifik yang menimbulkan keinginan yang mendesak untuk menghindarinya.
vi. Anosognosis: pasien menolak kenyataan bahwa ia mengalami gangguan fisik, hal ini
terjadi pada pasien yang mengalami luka/trauma dan kerusakan otak yang luas. Contoh:
penderita buta mengatakan bahwa ia dapat melihat.

ARUS PIKIR

Gangguan arus pikir adalah ketidakmampuanmampuan dalam mengorganisasikan proses pikir


membentuk ide bertujuan. Jenis – jenis gangguan arus pikir terdiri dari:

 Inkoherensi : gagasan satu dengan lain tidak berhubungan, tidak logis, secara keseluruhan
tidak dapat dimengerti.
 Asosiasi longgar: bentuk lebih ringan dari inkoherensi. pasien berbicara dengan kalimat-
kalimat yang tidak berhubungan, namun masih dapat dimengerti.
 Asosiasi bunyi : gagasan satu dengan yang lain dirangkaikan oleh kesamaan bunyi
 Neologisme : pembentukan kata-kata baru yang memiliki arti khusus bagi penderita,
sering terdapat pada pasien skizofrenia. Neologisme dapat pula akibat halusinasi akustik
sehingga sering merupakan kata yang diulang.
 Word salad :  bentuk ekstrim neologisme yang ditandai dengan kalimat yang dibentuk
dari kata-kata yang hamper semuanya tidak dapat dimengerti.
 Magical thinking : pasien percaya bahwa segala tingkah laku, ucapan, sikap, serta gerak-
geriknya dikendalikan oleh kekuatan magis. Symptom ini menonjol pada pasien dengan
obsesif kompulsif dan secara ekstrim terdapat pada skizofrenia.
 Sirkumstansial : penyampaian gagasan secara berbelit dan cenderung terpaku pada detail
 Tangensial: ketidakmampuan untuk mempertahankan gagasan bertujuan. pembicaraan
pasien terlepas sama sekali dari pokok pembicaraan dan tidak kembali ke pokok
pembicaraan tersebut, sehingga tujuan tidak pernah tercapai. Sering dijumpai pada pasien
bipolar fase manic.
 Flight of Ideas: gagasan yang bertubi-tubi melompat dari satu topik ke topik lain 8.
Verbigerasi: pengulangan kata tanpa tujuan
 Preserverasi: pengulangan gagasan secara persisten/tidak responsif terhadap stimulus
baru
 Blocking : putusnya pikiran yang ditandai dengan putusnya secara sementara atau
terhentinya pembicaraan. Sering ditemukan pada skizofrenia.
 Logore : pasien berbicara terus-menerus tanpa henti.
 Echolalia : menirukan kata-kata/kalimat orang lain, cenderung berulang-ulang dan
persisten.
 Remming : pasien berbicara dengan sangat lambat dan biasanya dengan nada yang
rendah, karena pikirannya timbul perlahan sehingga progresi piker menjadi lambat.
Biasanya terdapat pada pasien dengan depresi.
 Mutisme : pasien tidak member respon terhadap lingkungan, tidak mau berbicara sama
sekali. Sering ditemukan pada skizofrenia kataton, depresi berat, histerical aphonia, dan
GMO.

Anda mungkin juga menyukai