Anda di halaman 1dari 25

REFERAT

ALIVIA SOERAYA, S. Ked


FAB 117 031

Pembimbing :
dr. HOTMA MARINTAN, Sp.KJ
dr. DINI MIRSANTI, Sp. KJ
Dr. ETTY CHRISTINA BABOE, Sp. KJ 1
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2018
PENDAHULUAN

 Jati diri seseorang dan kemampuannya menilai


realita tergantung pd komponen
perasaan,pikiran,sensasi,persepsi dan
ingatankomponen terganggu disosiasi
 Gangguan Disosiasiberubahnya kesadaran yang
mempengaruhi memori dan identitastdk mampu
mengingat berbagai peristiwa/lupa akan
identitasnya/identitas baru
2
Author. National Institute of Mental Health..
…. PENDAHULUAN

 Merupakan pertahanan terhadap trauma, timbul pada masa


kanak2, gangguan stress pasca trauma, gangguan
kepribadian antisosial.
 Gangguan disosiasi terjadi secara tidak sadar dengan cara
yg tidak diinginkan dan berulang serta berkepanjangan
sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang.
 Penting bagi kita untuk memahami gangguan disosiasi
serta penggolongannya.

3
Author. National Institute of Mental Health..
TINJAUAN PUSTAKA
 Disosiasi/konversi
“Gangguan yang ditandai oleh adanya satu atau
lebih gejala neurologis (paralisis, kebutaan, parestesia) yg
tidak dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis atau
medis yg diketahui” menurut dsm iv

“Adanya kehilangan (sebagian atau keseluruhan) dari


integrasi normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan
identitas dan penghayatan segera (awereness of identity
and immediate sensations) dan control terhadap gerakan
tubuh “  PPDG III
5
 Bukan Penyakit umum yang ditemukan pada masyarakat
 Prevalensi sekitar 11-3300 kasus per 100.000 kasus dalam
populasi
 Gangguan konversi dapat terjadi disemua umur
 Dalam beberapa kasus gangguan konversi lebih banyak
mengenai wanita dengan perbandingan 6:1
 Insiden meningkat pada pasien anak yang pernah
mendapat kekerasan fisik atau pelecehan seksual.
 Faktor psikososial
Trauma masa lalu yang berat, awal terjadi saat masa kanak2 , dalam perjalanan
penyakitnya gangguan konversi terjadi sewktu waktu dan trauma masa lalu pernah
terjadi kembali dan berulanggangguan disosiasi
Trauma dapat berupa:
 Pelecehan seksual
 Kekerasan fisik
 Kekerasan rumah tangga
 Ling. Sosial yg sering memperlihatkan kekerasan
Teori Psikoanalitik
Psikologi
Gangguan
DISOSIASI

HPA AXIS
Teori
Biologis

8
Gangguan disosiasi Pola Gejala

Amnesia Ketidakmampuan yang terjadi secara tiba-tiba untuk mengingat informasi pribadi
yang paling penting. Ketidakmampuan untuk mengingat itu tidak dapat dijelaskan
dengan kelupaan yang sifatnya biasa

Fugue Tiba-tiba meninggalkan rumah atau tempat kerja dan tidak mampu mengingat masa
lalunya.

Kepribadian ganda Di dalam individu terdapat dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Bermacam-
macam kepribadian mengendalikan secara sempurna tingkah laku individu pada
waktu yang berbeda.

Depersonalisasi Mengalami diri sendiri sebagai yang terpisah dan mengamati diri dari posisi
pengamat dari luar atau mengamati perasaan mekanik atau seolah-olah berada dalam
suatu mimpi.

Kesurupan atau trance Suatu keadaan kesadaran yang berubah (trance) dimana kesadaran berkurang atau
secara selektif terfokus pada stimulus-stimulus tertentu, atau kepercayaan bahwa diri
 Hilang ingatan (amnesia) terhadap periode waktu tertentu, kejadian
dan orang
 Masalah gangguan mental, meliputi depresi dan kecemasan
 Persepsi terhadap orang dan benda di sekitarnya tidak nyata
(derealisasi)
 Identitas yang buram
 Depersonalisasi
 Gejala sensorik: anestesia, buta dan tuli
 Kelumpuhan: afonia, hemiplegia atau hemiparesa, paralisa atau
paresa dari beberapa otot
 Diskinesia: kejang
Diagnosis Banding Somatoform Malingering Miastenia gravis Neuritis optik Tumor otak

Merupakan gangguan yang


Neoplasma system saraf
ditandai banyak gejala Perilaku yang disengaja untuk Suatu penyakit autoimun Salah satu penyebab umum pusat mencakup neoplasma
somatic(tubuh) yang tidak dapat menciptakan dan menampilkan kronis dari transmisi kehilangan penglihatan yang berasal dari dalam
Definisi dijelaskan dengan adekuat simptom fisik atau psikologis neuromuscular yang unilateral akibat dari inflamasi otak dan medulla spinalis
berdasarkan pemeriksaan fisik yang palsu atau sangat dilebih- menghasilkan keleman otot. dari demielinisasi nervus yang menyebabkan
dan penunjang.(gejala somatik lebihkan optikus. gangguan neurologik
progresif
multiple tanpa dasar organik)
Keluhan kedua gangguan ini Keluhan sama-sama tidak dapat
Sama-sama mengalami gejala
bersama-sama tidak dapat dibuktikan melalui pemeriksaan Sama memiliki gejala Sama-sama mengalami masalah
Persamaan motorik yaitu paralisis dan
dibuktikan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kelemahan (paralisis) kebutaan
parestesia
fisik maupun penunjang penunjang. serta

Somatoform: keluhan murni Disosiasi:


Disosiasi:
gangguan fisik berupa nyeri Keluhan tidak dibuat-buat/ atau Disosisasi:
Tidak dapat dibuktikan Disosiasi:
perut, kesulitan menelan, nyeri disengaja (involunter) Pasien tidak mengalami
melalui pemeriksaan fisik Tidak dapat dibuktikan melalui
tungkai, sesak nafas, nyeri dada, fasikulasi atau atrofi otot,
dan penunjang pemeriksaan fisik dan
nyeri punggung. Sindroma malingering terdiri temuan elektromiografi normal
penunjang
Perbedaan dari gejala fisik berupa;
Neuritis optic:
Konversi/disosisasi: (1)dibuat sesuai keinginan dan Tumor otak:
Dapat dibuktikan melalui Neuritis optic:
Keluhan berupa gejala kesadaran pasien tujuannya Pasien mangalami fasikulasi
pmeriksaan fisik dan Dapat dibuktikan melalui
neurologis seperti seolah-olah menghindari kewajiban tertentu, atau atrofi otot , temuan
penunjang pmeriksaan fisik dan penunjang
lumpuh, gangguan (2) penyajian bentuk gejala elektromiografi abnormal
penglihatan/buta,atau parestesia dapat berupa; a) seluruhnya
dibuat-buat, b) dengan sengaja
menimbulkan penyakit, 17
PSikofarmako Nonpsikofarmako
Tidak ada Pengobatan yang dapat Hipnosis
menyembuhkan gangguan ini,
pengobatan dapat membantu Psikoterapiterapi bicara, konseling  berbicara
mengobati gejala yang dialami tentang gangguanyg diderita. Terapinya pasien
seperti depresi, anxietas atau mengerti penyebab kondisinya
insomnia Terapi kesenian kreatif

Terapi kognitif
Pengobatan juga bertujuan untuk
membantu orang tersebut:
Dapat menangani dan mengelola kejadian
yang menyakitkan;
Mengembangkan keterampilan hidup baru;
Kembali berfungsi semaksimal mungkin
Memperbaiki hubungan antara perasaan,
pikiran, persepsi, memori
 AkutBaik
 Kurang baik pada kasus kronik
 Prognosis tergantung pada umur, intelegensi.
Melukai diri sendiri

Pikiran bunuh diri

Gangguan seksual

Pyschogenic non epileptic seizure

Gangguan makan

Gangguan saat tidur

Mimpi buruk
 Gangguan disosiasi adalah gangguan dengan terganggunya fungsi integrasi
kesadaran, ingatan, identitas atau persepsi terhadap lingkungan sekitar sebagai
karakteristiknya.
 muncul sebagai respon terhadap kejadian traumatic
 Gangguan ini terjadi pertama pada saat anak-anak namun tidak khas dan belum bisa
teridentifikasikan, dalam perjalanan penyakitnya gangguan disosiasi ini bisa terjadi
sewaktu-waktu dan trauma masa lalu pernah terjadi kembali, dan berulang-ulang
 pada orang dengan gangguan disosiasi akan ditemukan gangguan-gangguan, yaitu
gangguan identitas, gangguan amnesia, fugue
disosiasi, depersonalisasi, dan derealisasi
 Tujuan pengobatan untuk gangguan konversi adalah untuk menghilangkan gejala,
untuk memastikan pasien dan orang-orang disekitarnya aman, dan untuk
"menyambungkan kembali" orang tersebut dengan kenangan yang hilang
 Sadock, Benjamin J. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta :ECG, 2010
 Hadisukanto Gita Yanti. Gangguan Konversi. Dalam Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Dalam Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin; 2016. Hal 268-272
 Mind. Understanding Dissosiative Disorders. Edisi Revisi. London: Mind (National Association for
Mental Health). 2016 halaman 3-4. https://nami.org/learn-more/mental-health-
conditions/dissociative-disorders. Diakses tanggal 06 Mei 2018.
 Maslim, R. Gangguan Disosiatif dalam Diagnosis Gangguan Jiwa dari PPDGJ III, Jakarta, 2001.
Halaman 81-83.
 Anonym. Diagnostic Criteria from DSM-IV-TR. American psychiatric Association, Washington DC:
239-241.
 Semiun Yustinus. Kesehatan Mental 2. Penerbit Kanisius: Yogyakarta, 2006. Hal 390-398
 Powsner,Seth. Conversion Disorder in Emergency Medicine Clinical Presentation. [onine]. 2013.
Available from: http//www.emedicine.medscape.com. Diakses tanggal 06 Mei 2018.
 Owens, Colm and Dein, Simon. Conversion disorder: the modern hysteria. Advances in
Psychiatric Treatment (2006), vol. 12, hal. 152–157.
 Beers, Mark H. The Merck Manual of Medical Information, Second Home Edition. Merck & Co. Inc:
New York, .2003. Halaman547-548; 578-582.
 Gilig, Paulette Marie, and Brock P. Nolan. Dissosiative Disorders.[journal] Psychiatry 7 Part 2.
2003.
 Sharon I. 2010. Dissociative Disorders Etiology and Introduction. Available
on: http://emedicine.medscape.com
 Maramis WF, Maramis AA. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2. Airlangga University Press:
Surabaya. 2009.
 Lubis, D.B. Pedoman Kuliah ilmu Kedokteran Jiwa. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta 2003: 20-21.
 Michael G. Gelder, Juan José López Ibor, Nancy C. Andreasen. New Oxford Textbook of Psychiatry,
Vol.2, Part 5: Psychiatry and Medicine: 5.2.4 Conversion and Dissociation. Oxford University Press:
2000.
 Mind. Understanding Dissosiative Disorders. Edisi Revisi. London: Mind (National Association for
Mental Health). 2016 hal 3-4. https://nami.org/learn-more/mental-health-conditions/dissociative-
disorders. Diakses tanggal 06 Mei 2018.
 Sieon Daphne, Orna et al. Hypothalamic pituitary Adrenal axis dysregulation in Depersonalization
Disorder. [Journal]. Neuropsychopharmacology, 25(5),793. Psychiatry Research. 2001.
 Cleveland Clinic Foundation (CCF). Dissociative Amnesia. 2016. Available on:
https://my.clevelandclinic.org/health/dissociative-amnesia. Diakses tanggal 06 Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai