PENYUSUN :
K1A1 14 067
PEMBIMBING :
dr. Happy Handaruwati, M.Kes, Sp.S
Mengetahui,
Pembimbing
Nyeri kepala merupakan gejalah umum dari banyak penyakit saraf dan
sensitisasi nyeri pada cranium atau leher. Secara umum nyeri kepala
dikategorikan menjadi dua nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder.
Nyeri kepala primer mencakup migren, nyeri kepala karena ketegangan, dan
yang khas dan dapat disembuhkan, walaupun insidensinya jauh lebih jarang
dari pada migren. Berbagai nama perna digunakan untuk penyakit ini,
Nyeri kepala cluster jauh lebih sering terjadi pada laki-laki dari pada
unilateral serta sering terbatas pada mata atau sisi wajah.Awitan biasanya
adalah 2-3 jam setelah tidur dan tampaknya berkaitan dengan tidur Rapid Eye
Movement (REM). Pada puncaknya, nyeri kepala sangat hebat dan tidak
B. DEFINISI
ipsilateral. Nyeri kepala tipe klaster memiliki beberapa nama lain yaitu:
neuralgia migren dari harris, neuralgia silier dan sebagainya. Berdasarkan lokasi
dan gejalah yang menyertainya, nyeri ini juga dikenal sebagai sefalgia otonom
trigeminal yang ditandai dengan nyeri kepala unilateral tajam, seperti terikat dan
C. EPIDEMIOLOGI
migrain, sulit untuk menilai secara akurat prevalensi sakit kepala cluster di
kemungkinan kasus di masyarakat. nyeri kepala tipe klaster lebih sering terjadi
pada laki-laki dengan rasio laki-laki dibanding wanita sebesar 7,2:1. Onset dapat
terjadi pada semua umur tetapi paling sering terjadi pada akhir 20-an. Prevalensi
tersebut meningkat pada pasien dengan riwayat keluarga menderita nyeri kepala
tipe klaster.Diperkirakan bahwa kerabat tingkat pertama memiliki risiko 5–18 kali
lebih tinggi, dan pada kerabat tingkat kedua, 1-3 kali lipat risiko dibandingkan
Penyebab dari nyeri kepala tipe klaster masih belum jelas. Beberapa teori
menyatakan bahwa penyebab dari nyeri kepala tipe klaster adalah karena pelebaran
pembuluh darah, stimulasi nervus trigeminus, pelepasan histamin oleh sel mast, faktor
karbon dioksida, bau tertentu dan perubahan cuaca. Delapan persen atau lebih
E. PATOFISIOLOGI7
trigeminovaskuler sebagai bidang utama untuk modulasi nyeri dan gejala otonom
periode serangan cluster dan korelasi dengan munculnya kembali gejalah dengan
set utama neuron di saraf trigeminal yang menginervasi pembuluh darah otak.
Meskipun mekanisme iini tidak sepenuhnya dijelaskan dan teori yang saling
bertentangan ada untuk generasi gejala nyeri yang terkait dengan sakit kepala
cluster, diusulkan bahwa gangguan antara sistem ini mengarah pada aktivasi
Meskipun pemicu langsung untuk rasa sakit pasa nyeri kepala cluster belum
menyampaikan sinyal nyeri ke daerah kortikal, yang menghasilkan rasa sakit pada
individu dengan gejalah nyeri kepala cluster. Gejala otonom pada nyeri kepala
cluster dihasilkan melalui reflex dari jalur parasimpatis dan input nociceptif
pembuluh darah serebral dan meninges. Persarafan ini menyebabkan iritasi lebih
terkait dengan insiden yang lebih tinggi dari nyeri kepala cluster. Hipokretin
yang terlibat dalam siklus tidur bangun dan hemoestasis. Tingkat keterlibatan
neuropeptida hipokretin dalam nyeri kepala cluster tidak diketahui, dan penelitian
lebih lanjut diperlukan untuk memahami interaksi mereka dalam nyeri kepala
cluster.
F. KLASIFIKASI
diantarai oleh periode bebas nyeri yang berlangsung hingga satu bulan.
2. Tipe kronis berlangsung selama lebih dari satu tahun, tanpa adanya priode
G. DIAGNOSIS8
pemeriksaan fisik, walaupun pemeriksaan fisik tidak ditemukan hasil yang spesifik
1. Anamnesis
menit dan terjadi dengan frekuensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali
sehari.
b. Serangan-serangan disertai satu atau lebih sebagai berikut, semuanya
2. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Neurologi
3. Pemeriksaan Penunjang
deficit neurologi, atau bila diterapi belum membaik selama 3 bulan serta
4. Kriteria Diagnosis
b. Paling sedikit dua periode klaster yang berlangsung 7–365 hari dan
b. Serangan berulang lebih dari 1 tahun tanpa periode remisi atau dengan periode
H. DIAGNOSIS BANDING
1. Migren9
berulang, unilateral, dan pada beberapa kasus ditandai dengan aura timbul
sebelum nyeri kepala atau setelahnya. Migren dialami oleh 18% perempuan dan
6% laki-laki. Durasi nyeri berlangsung selama 4-72 jam. Dan nyeri kepala
diluar kebiasaan rutin (seperti berjalan atau naik tangga). Selama nyeri kepala
disertai 1 dari gejalah berikut: mual dan muntah ATAU fotofobia dan
fonofobia.
Nyeri kepala yang bersifat episodic maupun kronik, yang bersifat jarang.
Sekitar 60% nyeri kepala muncul pada pasien berusia >20 tahun. Prevelensi
rerata <1 hari/bulan (<12 hari/tahun) yang memenuhi criteria 2-4. 2. Nyeri
I. PENATALAKSANAAN8
1. Terapi Akut
a. Prednison 40–75 mg/hari untuk 3 hari →reduksi dosis dengan interval tiap
3 hari → tappering off dalam 11 hari → jika nyeri kepala klaster muncul
b. Ergotamine tartrate tab 1 mg → dosis: 1–2 tab ½–1 jam sebelum prediksi
prediksi serangan
d. Capsaicin
3. Farmakologi Profilaksis
dalam waktu lama. 50–75 mg setiap pagi dikurangi 10% pada hari ketiga
(A).
f. Neuroleptik (Chlorpromazine).
h. Ergotamin tartrat 2 mg 2–3 kali per hari, 2 mg oral atau 1 mg rektal 2 jam
Lithium atau asam valproat atau keduanya dapat dipakai bersama dengan
verapamil.
Untuk pasien yang dirawat inap karena nyeri kepala klaster intractable:
4. Edukasi
c. Hindari alcohol
d. Hindari tembakau
e. Hindari ketinggian
J. KOMPLIKASI
. Nyeri kepala klaster bukanlah penyakit yang mengancam jiwa dan tidak
menyebabkan kerusakan otak. Akan tetapi keluhan nyeri kepala bersifat kronis
dan dapat berulang. Sebuah survey di amerika serikat melaporkan hamper 20%
pasien kehilangan pekerjaan akibat keluhan nyeri kepala, dan 8% tidak bekerja
K. PROGNOSIS
Secara umum, nyeri kepala klaster adalah masalah seumur hidup. Hal yang
1. Serangan berulang
2. Remisi berkepanjangan
Sekitar 80% pasien dengan nyeri kepala klaster episodik bersifat menetap.
sekitar 4-13%, nyeri kepala klaster akan berkembang menjadi kronis. Remisi
spontan yang berkepanjangan terjadi pada pasien sebanyak 12%, terutama pada
pasien dengan nyeri kepala klaster episodic. nyeri kepala klaster kronis persisten
ditemui sebanyak 55% dari kasus. Tidak ada kematian yang dilaporkan secara
langsung terkait dengan nyeri kepala klaster. Namun pasien dengan nyeri kepala
DAFTAR PUSTAKA
6. Jakarta. EGC
2. International Headache Society. The international classification of headache
3. Hidayati, Dkk. Terapi Intervensi Pada Nyeri Kepala Tipe Klaster Interventional
https://journalce.powerpak.com/ce/pharmacologic-management-of-cluster-
headache
10. Choong CK, Ford JH, Nyhuis AW, Joshi SG, Robinson RL, Aurora SK, et al.
2017(57)1359-1374.