Anda di halaman 1dari 41

REFERAT

ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK UROLOGI

Disusun oleh :
RATIH MASITA DEVY
1220221132

Pembimbing :
dr. Doddy W.H.Seno, Sp.U

KEPANITERAAN KLINIK SMF BEDAH


RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN
PERIODE 15 SEPTEMBER - 22 NOVEMBER 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN - UPN VETERAN JAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN


SMF BEDAH

REFERAT
ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK UROLOGI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di SMF Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan

Disusun oleh :
Ratih Masita Devy
1220221132

Pembimbing :
dr. Doddy, W.H.Seno, Sp.U

Mengesahkan :
Koordinator Pendidikan SMF Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan

Pembimbing

Ketua SMF

dr. Doddy W.H.Seno, Sp.U

dr. Seno, Sp.B(K)BD

BAB I
2

PENDAHULUAN

Untuk menegakkan diagnosis kelainan urologi, seorang dokter dituntut


dapat melakukan pemeriksaan dasar urologi dengan seksama dan secara
sistematik dimulai dari:
1. Pemeriksaan subyektif, yaitu mencermati keluhan yang disampaikan oleh
pasien dan yang digali melalui anamnesis yang sistematik.
2. Pemeriksaan obyektif, yaitu melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien
untuk mencari data-data yang objektif mengenai keadaan pasien.
3. Pemeriksaan penunjang, yaitu mampu memilih berbagai pemeriksaan yang
dapat menunjang diagnosis.
Kemampuan seorang dokter dalam melakukan wawancara dengan pasien
ataupun keluarganya diperoleh melalui anamnesis yang sistematik dan terarah.
Dan pemeriksaan fisik pasien meliputi pemeriksaan tentang keadaan umum pasien
dan pemeriksaan urologi. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan diagnosis
suatu penyakit.
Anamnesis yang cermat dan penilaian gejala yang dirasakan akan menentukan
pemeriksaan lengkap atau pemeriksaan terbatas langsung ke indikasi, dan juga
membantu mengarahkan pilihan ke diagnosis yang tepat. Pemeriksaan fisik
lengkap dan menyeluruh merupakan komponen yang penting dari pasien urologi.
Riwayat medis yang lengkap dapat dibagi menjadi keluhan utama dan riwayat
penyakit sekarang, riwayat medis sebelumnya, dan riwayat keluarga. Setiap
bagian akan memberikan temuan yang signifikan yang akan berkontribusi pada
evaluasi keseluruhan dan pengobatan pasien.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3

A. ANAMNESA
Anamnesa

bergantung

pada

keterampilan

dan

metode

yang

dipergunakan untuk memperoleh informasi, anamnesa akan akurat jika


pasien menjelaskan gejala yang dialaminya. Informasi subjektif ini penting
untuk menegakkan diagnosis yang akurat.
a. Keluhan Utama
1. Manifestasi Sistemik
Gejala demam dan kehilangan berat badan merupakan
gejala yang meragukan. Demam berkaitan dengan gejala
infeksi saluran kemih yang dapat membantu untuk evaluasi
infeksi.

Seperti

sistitis

akut

biasanya

tanpa

demam.

Pielonefritis akut atau prostatitis dapat menunjukkan suhu yang


tinggi

(mencapai

40C),

bayi

dan

anak-anak

dengan

pielonefritis akut disertai dengan suhu yang tinggi tanpa


disertai tanda dan gejala lainnya. Karsinoma renal kadang
disertai demam yang dapat mencapai 39C atau lebih. Tidak
adanya demam bukan berarti tidak adanya infeksi pada ginjal,
masih mungkin bisa mengarah ke pielonefritis kronik yang
tidak disertai demam.
Kehilangan berat badan mungkin menunjukkan staging
kanker, tapi biasanya disertai dengan adanya insufisiensi ginjal
yang mengarah ke obstruksi atau infeksi. Biasanya dapat terjadi
pada anak dengan kegagalan berkembang, obstruksi kronik,
infeksi saluran kemih.
Gejala malaise bisa mengarah kearah tumor, pielonefritis
kronik atau gagal ginjal. Dan banyaknya gejala tersebut
mungkin juga berhubungan dengan HIV.
2. Nyeri Lokal dan Menjalar

Dua tipe nyeri yang merupakan gejala khas dari organ


genitourinaria adalah nyeri lokal dan nyeri menjalar, dimana
nyeri menjalar merupakan nyeri yang paling sering timbul.
Nyeri lokal biasanya dirasakan pada organ atau sekitar
organ. Contohnya nyeri dari penyakit ginjal (T10-12, L1)
dirasakan di costovertebral angel dan di bagian belakang dari
regio dan dibawah costae 12. Nyeri dari testis yang meradang
dirasakan di gonad itu sendiri.
Nyeri menjalar juga dapat menunjukkan kelainan organ tapi
biasanya dirasakan jauh dari organ tersebut. Kolik ureter dapat
disebabkan batu di bagian ureter atas yang berhubungan
dengan nyeri berat pada testis yang sama letaknya dengan batu
tersebut, ini menjelaskan inervasi dari 2 struktur (T11-12). Batu
pada ureter bawah dapat menyebabkan nyeri menjalar kearah
dinding skrotum. Nyeri seperti terbakar dengan gangguan
berkemih menunjukkan sistitis akut yang dirasakan di uretra
bagian distal pada perempuan dan di glandula uretra pada lakilaki (S2-3).
Kelainan dari organ urologi dapat menyebabkan nyeri di
berbagai organ yang lain (gastrointestinal, ginekologi) yang
mempunyai saraf sensoris untuk menyuplai keduanya.

a. Nyeri ginjal
Nyeri pada ginjal dirasakan sebagai nyeri yang
menetap di costovertebral angel sebelah lateral dari otot
sacrospinalis dan dibawah costae ke 12.

Nyeri ini jarang mengarah ke umbilicus atau


kuadran perut bawah. Nyeri ginjal ini menunjukkan
kelainan ginjal yang disebabkan distensi dari kapsul
ginjal. Tapi biasanya tanpa nyeri karena penyakit ginjal
berjalan lambat progresivitasnya. Pielonefritis akut
(edema) dan obstruksi ureter akut (nyeri tekan belakang
ginjal) yang menyebabkan nyeri ginjal ini.

b. Nyeri ureter
Nyeri ureter biasanya dirangsang dari adanya

obstruksi akut (berupa batu/bekuan darah). Nyeri tekan


belakang dari distensi kapsul ginjal dapat disertai
dengan

nyeri

kolik

yang

berat,

berjalan

dari

costovertebral angle turun ke kuadran perut bawah


depan., yang pasti menunjukkan ureter. Pada laki-laki
kadang terasa di kandung kemih, skrotum, atau testis.
Pada perempuan terasa sampai ke vulva. Nyeri kolik
dan menjalar disebabkan hiperperistaltik dan spasme
dari otot-otot halus organ tersebut yang menunjukkan
adanya obstruksi.
Dengan ini dapat ditentukan letak dari batu ureter
berdasarkan keluhan nyerinya dan penjalarannya. Jika
batu terletak di ureter atas, nyeri menjalar ke testis. Jika
terletak di ureter tengah sebelah kanan, nyeri akan
menjalar ke titik McBurneys yang terlihat seperti gejala
apendisitis, dan jika di sebelah kiri akan menunjukkan
seperti gejala diverkulitis atau penyakit lain dari kolon
desenden atau sigmoid (T12,L1). Jika terdapat batu
pada kandung kemih, peradangan dan edema dari ureter
akan menyebabkan gejala frekuensi urin dan urgensi.
8

c. Nyeri vesica
Kandung kemih yang terlalu distensi pada retensi
urin akut menyebabkan nyeri pada area suprapubik.
Pada pasien dengan retensi urin kronik mengarah ke
obstruksi leher kandung kemih atau neurogenik sedikit
atau tidak akan memberikan gejala tidak nyaman
suprapubik

meskipun

kandung

kemih

mencapai

umbilikus.
Paling banyak penyebab nyeri kandung kemih
adalah infeksi, nyeri ini biasanya tidak disebabkan dari
kandung kemih tapi bisa juga penjalaran dari uretra
bagian distal dan berhubungan dengan gejala urinasi.
Nyeri berkemih merupakan gejala mayor dari sistitis
berat.
d. Nyeri prostat

Nyeri langsung dari prostat tidak biasanya. Ketika


prostat mengalami peradangan akut, pasien akan
merasakan ketidaknyamanan dan terasa penuh pada
bagian perineal atau rektal (S2-4). Nyeri belakang
lumbosakral menunjukkan penjalaran nyeri dari prostat,
tapi

bukan

Peradangan

merupakan
dari

prostat

gejala

dari

menyebabkan

prostatitis.
disuria,

frekuensi, dan urgensi.


e. Nyeri testis

Nyeri pada testis mengarahkan ke trauma, infeksi,


atau menyempitnya spermatic cord yang sangat berat
dan terasa lokal, meskipun terdapat ketidaknyamanan
dari penjalaran spermatic cord sampai ke kuadran perut
bawah. Hidrokel yang tidak terinfeksi, spermatokel, dan
tumor testis sering tidak menyebabkan nyeri. Varikokel
mungkin menyebabkan nyeri hilang timbul pada testis
yang akan meningkat setelah beraktivitas berat. Gejala
pertama tidak langsung dari hernia inguinal adalah nyeri
pada testis (menjalar). Nyeri dari batu di ureter atas
mungkin akan menyebar ke testis.
f. Nyeri epididimis
Infeksi akut dari epididimis adalah hanya nyeri dari
penyakit organ tersebut dan biasanya tidak terlihat.
Nyeri dimulai dari skrotum yang akan membuat tidak
nyaman. Di stase awal dari epididimitis, nyeri dirasakan
pertama di kuadran perut bawah (jika disebelah kanan
akan menstimulasi apendisitis). Ini merupakan nyeri
yang menjalar tapi dapat sekunder dari inflamasi sekitar
dari vas deferens.
3. Gejala Gastrointestinal
Penyakit ginjal atau ureter menyakitkan atau tidak, gejala
gastrointestinal sering hadir. Pasien dengan pielonefritis akut
tidak hanya dirasakan nyeri, gejala iritabilitas vesikalis,
menggigil, dan demam tetapi juga umum sakit perut dan
distensi.

4. Gejala Urinasi

10

Banyak

kondisi

yang

menyebabkan

gejala

sistitis.

Termasuk infeksi kandung kemih, peradangan vesika dari


reaksi radiasi atau kimiawi, prostatitis, psikoneurosis, dan
benda asing di kandung kemih. Sering pasien dengan sistitis
kronik tidak memberikan gejala iritasi kandung kemih. Iritasi
dari bahan kimia atau sabun di meatus uretra dapat
menyebabkan gejala sistitis mirip disuria, frekuensi, dan
urgensi. Hal ini biasanya banyak pada perempuan muda yang
banyak menggunakan gelembung sabun.
a. Frekuensi, nokturia, dan urgency
Kapasitas normal dari kandung kemih adalah 400
ml. Frekuensi dapat menyebabkan adanya residu urin,
dimana terjadi penurunan dan kapasitas fungsional dari
organ. Ketika mukosa, submukosa, bahkan otot menjadi
radang (karena infeksi, benda asing, batu, tumor),
kapasitas kandung kemih menurun tajam. Penurunan ini
mengarah ke 2 faktor: nyeri yang timbul berasal dari
peregangan kandung kemih dan kehilangan kemampuan
berkemih karena adanya edema peradangan. Ketika
kandung kemih normal, urinasi dapat ditahan
b. Disuria
Nyeri

saat

berkemih

berhubungan

dengan

peradangan akut dari kandung kemih, uretra atau


prostat. Kadang nyeri dirasakan seperti terbakar saat
berkemih dan biasanya berlokasi di bagian distal dari
uretra pada laki-laki. Perempuan biasanya lebih
merasakan nyerinya pada uretra. Banyak nyeri yang
berat kadang terasa di kandung kemih saat terakhir
berkemih, memungkinkan kearah peradangan dari
kandung kemih adalah penyebab terbanyak. Nyeri juga
11

banyak dirasakan saat memulai pertama kali berkemih.


Disuria sering menunjukkan gejala awal dari infeksi
urin dan sering berhubungan dengan frekuensi urin dan
urgensi.
c. Enuresis
Secara tegas adalah mengompol dimalam hari, hal
ini fisiologis selama 2 atau 3 tahun awal kehidupan,
tetapi menjadi masalah jika terjadi pada orang tua yang
lanjut usia. Hal ini mungkin terjadi sekunder atau
fungsional akibat pematangan komponen uretrovesika,
tapi dapat juga karena penyakit organik (infeksi,
stenosis uretra distal pada anak perempuan, katup uretra
posterior pada anak laki-laki, dan neurogenik bladder).
d. Gejala Obstruksi Pengeluaran Kemih
- Hesitansi
Hubungan

hesitansi

didalam

pancaran

berkemih yang merupakan gejala awal dari


hambatan

pengeluaran

kandung

kemih.

Berdasarakan peningkatan derajat obstruksi,


hesitansi merupakan proses yang lama dan
pasien sering tegang karena urin memaksa
melewati obstruksi.
- Kehilangan kekuatan dan penurunan pancaran

Kehilangan

kekuatan

dan

penurunan

pancaran urin ditandai dengan peningkatan


resistensi

uretra

yang

nantinya

akan

meningkatan tekana intravesika. Ini dapat


dievaluasi dengan membuat rata-rata pancaran
urin, normalnya dengan kandung kemih yang
penuh pancaran maksimal 20 mL/s.
12

- Kencing menetes
Keluhan kencing menetes menjadi semakin
menandai sebagai perjalananan obstruksi dan
paling banyak dengan gejala distressing.
- Urgency
Pengeluaran
dikarenakan
kandung

urin

secara

hiperaktivitas
kemih,

tiba-tiba

bisa

dan iritasi dari

hasil

dari

obstruksi,

peradangan, atau gangguan neuropatik kandung


kemih. Kebanyakan pasien dapat mengkontrol
sementara keinginan untuk berkemih, tetapi
kehilangan sedikit urin (inkontinensia urgensi).
- Retensi urin akut
Pada pasien yang tidak bisa berkemih secara
mendadak, didapatkan nyeri pada suprapubik
yang berhubungan dengan urgensi berat dan
mungkin urin menetes sedikit.
- Retensi urin kronik
Retensi urin kronik dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien meskipun ada
tekanan kuat pada saat pancaran memulai
kencing.

Urin

(inkontinensia

menetes
paradoks)

yang

konstan

mungkin

seperti

kandung kemih yang penuh dimana urinnya


ingin keluar.
- Gangguan pancaran urin
Gangguan

pancaran

urin

berhubungan

dengan nyeri berat yang menjalar turun ke


13

uretra. Tipe ini mengarah ke komplikasi dari


kalkulus vesika urinaria.
- Residu urin

Pasien sering merasakan masih ada urin


yang tersisa di kandung kemih meskipun setelah
berkemih.
- Sistitis
Merupakan episode berulang dari sistitis
akut yang mengarah timbulnya gejala residu
urin.
e. Inkontinensia
Merupakan

ketidakmampuan

menahan

miksi

ditandai hilangnya kendali pada kandung kemih yang


berakibat terjadinya kebocoran urin. Sangat banyak
penyebab inkontinensia, riwayat dari pasien dapat
sering

memberikan

petunjuk

untuk

mengetahui

penyebabnya.
a) True incontinence
Pasien mungkin kehilangan urin tanpa tanda
peringatan,

mungkin

gejala

spontan

atau

periodik. Penyebabnya antara lain sebelumnya


radikal

prostatektomi,

epispadia,

fistula

vesikovaginal biasanya terjadi sekunder akibat


operasi

ginekologi,

radiasi,

atau

trauma

obstetrik, dan orifisium ureter ektopik. Cedera


pada otot polos uretra yang dapat terjadi selama
prostatektomi

atau

melahirkan.

Penyakit

14

kongenital dan neurogenik dapat menyebabkan


disfungsi kandung kemih dan inkontinensia.
b) Stress incontinence
Kelemahan

mekanisme

sfingter

mengakibatkan urin keluar jika ada hubungan


fisik dengan regangan (misalnya batuk, tertawa,
bangun dari kursi) atau kegiatan lain yang
meningkatkan tekanan intra abdominal. Selama
kegiatan ini, tekanan intra abdomen meningkat
secara

sementara

diatas

resistensi

uretra,

sehingga terjadi sejumlah kecil kebocoran urin.


Sering terjadi pada wanita multipara yang
memiliki dukungan otot yang melemah dari
leher kandung kemih dan uretra, pada pria
biasanya pada kelainan neuropatik atau yang
menjalani
mungkin

prostatektomi
ada

cedera

radikal

pada

sfinger

dimana
uretra

eksternal.
c) Urge incontinence
Keluarnya urin yang didahului dorongan
yang kuat untuk menahan miksi. Biasanya
akibat

sistitis

akut,

gangguan

sfingter,

neurogenik bladder dan lesi pada UMN.


d) Overflow incontinence
Hilangnya urin akibat retensi urin kronis
atau kandung kemih yang lemah, tekanan
intravesika akhirnya sama dengan resistensi
uretra. Biasanya berkembang selama waktu
yang cukup lama dan pasien mungkin sama

15

sekali tidak menyadari pengosongan kandung


kemih yang tidak lengkap. Dengan demikian
setiap pasien dengan inkontinensia signifikan
harus menjalani pengukuran urin sisa setelah
berkemih.

f. Oliguria dan anuria


Oliguria dan anuria dapat disebabkan kegagalan
ginjal akut (syok atau dehidrasi), ketidakseimbangan
cairan-ion, atau obstruksi ureter bilateral.
g. Pneumaturia
Gas yang terdapat dalam urin meyakinkan kuat
bahwa terdapat fistula antara traktus urinaria dan
kandung kemih. Ini sering terjadi di kandung kemih
atau uretra tapi kadang bisa tampak juga di ureter atau
pelvis renal. Karsinoma kolon sigmoid, divertikulitis
dengan abses, enteritis, dan trauma paling banyak
menyebabkan fistula vesika. Kelainan kongenital paling
banyak menyebabkan fistula uretroenteric. Gas bisa
berasal dari bakteri dan berfermentasi.
h. Urin keruh
Pasien sering mengeluhkan urin keruh, yang
dikarenakan alkalin yang menyebabkan presipitasi
fosfat. Infeksi juga dapat menyebabkan urin menjadi
keruh dan berbau busuk. Hasil urinalisis yang baik
dapat menunjukkan penyebabnya.
i. Siluria

16

Urin yang mengandung cairan limfatik biasanya


urin akan tampak seperti warna putih susu. Ini
menunjukkan adanya fistula pada sistem urinarialimfatik. Paling sering disebabkan adanya obstruksi di
limfatik ginjal. Filariasis, trauma, tuberkulosis, dan
tumor retroperitoneal yang dapat menyebabkan kelainan
tersebut.

j. Hematuria
Hematuria adalah penanda bahaya yang tidak bisa
disingkirkan. Karsinoma ginjal atau kandung kemih,
kalkulim, dan infeksi merupakan beberapa kondisi
dimana ada hematuria yang tampak. Ini penting untuk
mengetahui adanya nyeri berkemih atau tidak, dimana
hematuria

berhubungan

dengan

gejala

iritabilitas

vesika, dan darah tampak pada urin keseluruhan atau


hanya ada pada sedikit pancaran urin. Hemoglobinuria
menunjukkan sindrom hemolitik yang menyebabkan
warna urin menjadi merah.
a) Gejala dan penyakit urin berdarah
Hematuria yang dihubungkan dengan kolik
renal menandakan adanya batu pada ureter,
walaupun sebuah bekuan darah dari sebuah
tumor ginjal yang mengalami perdarahan juga
dapat menimbulkan tipe nyeri yang sama.
Hematuria

tidak

jarang

dikaitkan

dengan

penyebab non spesifik, tuberkulosis, atau infeksi


schistosomal pada kandung kemih. Perdarahan

17

sering terjadi terminal (antara leher kandung


kemih atau prostat) meskipun mungkin dapat
terjadi selama miksi (kandung kemih dan
saluran bagian atas). Batu dalam kandung kemih
sering menyebabkan hematuria, tetapi biasanya
terjadi infeksi dan ada gejala obstruksi leher
kandung

kemih,

neurogenik

bladder, atau

sistokel. Dilatasi vena dapat berkembang pada


leher kandung kemih yang timbul sekunder
akibat pembesaran prostat. Hal ini mungkin
dapat ruptur ketika pasien mengejan untuk
miksi, yang menghasilkan gross hematuria atau
hematuria mikroskopik.
b) Waktu hematuria
Menentukan waktu terjadinya hematuria
sering membantu dalam mengidentifikasi lokasi
perdarahan.

Hematuria

pada

awal

miksi

menandakan sebuah lesi pada uretra anterior


(misalnya uretritis, striktura, stenosis meatus
pada anak laki-laki). Hematuria saat akhir miksi
biasanya muncul dari uretra posterior, leher
kandung kemih, atau trigonum. Penyebab paling
umum pada uretritis posterior, polip, dan tumor
pada leher kandung kemih. Jumlah hematuria
tergantung penyebab terjadinya perdarahan.
Waktu terjadinya hematuria saat buang air kecil
sering menunjukkan lokasi keluhan. Hematuria
pada awal berkemih biasanya timbul dari uretra,
terjadi paling umum dan biasanya sekunder
akibat peradangan. Hematuria total adalah yang
paling

sering

dan

menunjukkan

bahwa
18

perdarahan tersebut kemungkinan besar berasal


dari kandung kemih atau saluran kemih bagian
atas. Hematuria terminal terjadi pada akhir
berkemih

dan

biasanya

timbul

sekunder

terhadap peradangan di daerah leher kandung


kemih atau uretra pars prostatica. Hal ini terjadi
pada akhir berkemih sebagai akibat leher
kandung kemih memeras urin yang tersisa.

5. Gejala Lain
a. Urethral discharge
Merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan
pada laki-laki. Penyebabnya biasanya adalah Neisseria
gonorrhoeae or Chlamydia trachomatis. Keluhan ini
sering berhubungan dengan rasa panas yang terlokalisir
saat berkemih atau adanya sensasi itching pada uretra.
b. Lesi genitalia eksterna
Ulserasi pada glans penis menunjukkan adanya
sifilitis, cancroid, herpes simplex, atau karsinoma sel
skuamosa.
c. Massa
Pasien yang mengeluhkan adanya massa yang
terlihat atau teraba di perut bagian atas akan
menunjukkan tumor renal, hidronefrosis, atau ginjal
polikistik.

Pembesaran

nodus

limfa

di

leher

menunjukkan metastasis tumor dari prostat atau penis.


Massa yang tidak terasa nyeri di skrotum sering

19

menunjukkan

hidrokel,

varikokel,

spermatokel,

epididimitis kronik, hernia, dan tumor testikular.


d. Edema
Edema di kaki dapat menunjukkan adanya kompresi
dari vena iliaka karena metastasis limfatik dari kanker
prostat. Edema di genitalia mengarahkan filariasis,
asites

kronik,

atau hambatan

aliran

limfe

dari

radioterapi untuk keganasan pelvik.


e. Ejakulasi darah
Peradangan pada prostat atau vesika seminalis dapat
menyebabkan hematospermia.

f.

Ginekomasti
Sering karena idiopatik, ginekomastia timbul pada
laki-laki tua, khususnya yang mengonsumsi estrogen
untuk kanker prostat. Dapat juga tampak pada
koriokarsinoma dan tumor sel intertisial dan sel sertoli
testis. Dapat juga karena penyakit endokrin seperti
sindrom klinefelter.

6. Gangguan Seksual
Banyak orang memiliki keluhan genitourinaria yang murni
berdasarkan masalah psikologis atau emosional. Gejala organik
dapat meningkat akibat tekanan yang tinggi. Penting untuk
mencari

petunjuk

yang

membuktikan

terjadinya

stres

emosional. Pada wanita, hubungan menstruasi terhadap nyeri


pada ureter atau masalah pada kandung kemih harus ditentukan
meskipun menstruasi dapat memperburuk masalah organik dan
fungsional kandung kemih dan kesulitan ginjal.
20

a) Gangguan seksual pada laki-laki


Pria mungkin mengeluh secara langsung mengalami
kesulitan seksual namun mereka sering terlalu malu
kehilangan kemampuan seksual, bahkan mereka tidak
mengakuinya walaupun ke dokter. Gejala seksual utama
meliputi gangguan kualitas ereksi, kehilangan ereksi
secara dini, ejakulasi dini, ketidakmampuan ejakulasi
dengan orgasme, dan bahkan hilangnya keinginan untuk
hubungan seksual.
b) Gangguan seksual pada perempuan
Wanita yang memiliki sindrom sistitis psikosomatik
hampir selalu mengakui kehidupan seksual yang tidak
bahagia. Mereka mengeluh nyeri pada vagina-uretra
sering terjadi diikutin tidak selesainya aktifitas seksual.
Banyak dari mereka mengakui ketidakmampuan seksual
yang disebabkan masalah urologi.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat medis dahulu sangat penting karena sering
memberikan petunjuk untuk diagnosis pasien saat ini. Riwayat
penyakit dahulu diperoleh secara teratur dan berurutan. Penting
untuk mendengarkan dan merekam penyakit pasien sebelumnya.
Pasien dengan diabetes melitus sering mengembangkan disfungsi
otonom yang dapat mengakibatkan gangguan kemih dan fungsi
seksual. Riwayat tuberkulosis sebelumnya mungkin penting dalam
presentasi pasien dengan gangguan fungsi ginjal, obstruksi ureter,
atau UTI kronis. Penderita hipertensi memiliki resiko disfungsi
seksual karena mereka lebih cenderung memiliki penyakit
pembuluh darah perifer dan karena banyak obat yang digunakan
untuk mengobati hipertensi sering menyebabkan impotensi. Pasien

21

dengan penyakit neurologis seperti multiple sklerosis juga lebih


mungkin untuk gangguan kemih dan disfungsi seksual.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Hal ini sama penting untuk mendapatkan riwayat keluarga
lebih rinci karena banyak penyakit yang disebabkan masalah
genetik. Contoh penyakit genetik termasuk penyakit ginjal
polikistik dewasa, tuberous sklerosis, penyakit von Hippel-Lindau,
asidosis tubulus ginjal, dan cystinuria. Selain penyakit tersebut dari
kecenderungan genetik diketahui, ada kondisi lain dimana pola
yang tepat dari turunan belum dijelaskan tapi itu jelas memiliki
kecenderungan familial. Hal ini juga diketahui bahwa individu
dengan riwayat keluarga urolitiasis memiliki peningkatan resiko
untuk pembentukan batu. Baru-baru ini, telah diakui bahwa 8-10%
pria dengan kanker prostat memiliki bentuk familial yang
cenderung berkembang sekitar satu dekade lebih awal dari kanker
prostat.
d. Riwayat Pengobatan
Penting

untuk

mengetahui

daftar

obat-obatan

yang

dikonsumsi secara lengkap dan akurat karena banyak obat yang


mengganggu fungsi kemih dan seksual. Contoh, sebagian besar
obat antihipertensi mengganggu fungsi ereksi dan mengubah obat
antihipertensi kadang dapat meningkatkan fungsi seksual.
e. Riwayat Pembedahan Sebelumnya
Operasi sebelumnya dapat membuat operasi yang berikutnya
lebih sulit. Jika sebelumnya pembedahan di daerah anatomi yang
sama, akan lebih bermanfaat untuk mencoba mendapatkan laporan
operasi sebelumnya. Dengan memberikan penjelasan tentang
operasi pasien sebelumnya akan menyederhanakan operasi

22

berikutnya. Secara umum, akan lebih bermanfaat memperoleh


informasi sebanyak mungkin sebelum operasi dilakukan.
f. Riwayat Kebiasaan
Penggunaan rokok dan konsumsi alkohol yang jelas terkait
dengan sejumlah kondisi urologi. Merokok dikaitkan dengan
peningkatan resiko karsinoma urothelial, terutama kandung kemih,
dan juga dikaitkan dengan peningkatan penyakit pembuluh darah
perifer

dan

disfungsi

ereksi.

Alkoholisme

kronis

dapat

menyebabkan neuropati otonom dan perifer dengan resultan kemih


terganggu dan fungsi seksual. Alkoholisme kronis juga dapat
mengganggu metabolisme hepatik estrogen, yang mengakibatkan
penurunan testosteron serum, atrofi testis, dan penurunan libido.
Selain efek urologi langsung merokok dan konsumsi alkohol,
pasien yang secara aktif merokok atau minum alkohol akan ada
peningkatan resiko komplikasi perioperatif. Perokok memiliki
peningkatan resiko komplikasi paru dan jantung.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik lengkap dan menyeluruh merupakan komponen
penting evaluasi pasien yang ada dengan penyakit urologi. Meskipun
menjadi tergantung pada hasil laboratorium dan radiologis, pemeriksaan
fisik sering menyederhanakan proses dan memungkinkan urolog untuk
memilih studi diagnostik yang paling tepat.
1. Keadaan umum
Pemeriksaan inspeksi visual pasien memberikan keadaan
umum. Kulit diperiksa untuk bukti penyakit kuning atau pucat.
Status gizi pasien harus dicatat. Cachexia adalah tanda yang sering
dari keganasan, dan obesitas mungkin merupakan tanda dari
kelainan endokrinologi. Dalam hal ini, kita harus mencari
keberadaan truncal obesitas, sebuah punuk kerbau dan striae
kulit perut, yang stigmata dari hiperadrenokortisol. Ginekomastia
23

mungkin merupakan tanda penyakit endokrinologi dan indikator


kemungkinan alkoholisme atau terapi hormonal sebelumnya untuk
kanker prostat. Edema genitalia dan ekstremitas bawah mungkin
terkait dengan dekompensasi jantung, gagal ginjal, sindrom
nefrotik, atau obstruksi limfatik pelvis dan atau retroperitoneal.
Limfadenopati supraklavikula dapat dilihat dengan neoplasma GU,
paling sering prostat dan kanker testis, limfadenopati inguinal
dapat terjadi sekunder akibat kanker pada penis atau uretra.
2. Pemeriksaan Ginjal
a. Inspeksi
Massa yang terlihat di perut bagian atas mungkin akan
sulit untuk dipalpasi jika massanya

lunak, seperti

hidronefrosis. Rasa penuh di costovertebral angle mengarah


kearah

kanker

atau

infeksi

perinefrik.

Gambaran

identifikasi pada kulit saat berbaring tampak keriput


mengarahkan adanya edema kulit yang berkembang ke
abses perinefrik.

b. Palpasi
Ginjal terletak dibawah diafragma dan tulang iga dan
terlindungi dari trauma. Karena posisi dari hati, sebelah
kanan ginjal lebih rendah dari kiri. Ginjal sulit untuk
dipalpasi pada laki-laki karena adanya perlawanan dari otot
abdomen dan lebih terfiksasi posisinya pada perempuan,
hanya bergerak sedikit dengan perubahan postur atau saat
bernafas. Bagian bawah dari ginjal sebelah kanan kadang
dapat teraba, khususnya pada pasien yang kurus, tetapi
ginjal sebelah kiri tidak dapat teraba meskipun membesar
atau tidak pada tempatnya.

24

Metode palpasi ginjal yang paling banyak berhasil


adalah dilakukan dengan pasien yang terlentang dalam
posisi supine pada permukaan yang keras. Ginjal diangkat
dengan satu tangan pada costovertbral angle (CVA). Pada
saat inspirasi dalam, ginjal bergerak kebawah, tangan yang
lain menekan dengan kuat dan dalam dibawah batas costae
sampai membuat ginjal tertangkap. Ketika berhasil, bagian
anterior tangan dapat digunakan untuk meraba ukuran,
bentuk, dan konsistensi organ yang nantinya akan kembali
kedalam posisi normal.

Alternatifnya, ginjal dapat terpalpasi dengan pemeriksa


berdiri dibelakang tempat duduk pasien. Atau pasien yang
berbaring pada satu sisi, bagian ginjal yang paling atas akan
turun kebawah dan kearah medial, membuat ginjal lebih
mudah untuk dipalpasi. Perlman dan Willliams (1976)
menjelaskan metode yang efektif untuk mengidentifikasi
kelainan ginjal pada bayi yang baru lahir. Jari diletakkan di
costovertebral angle, dengan anterior ibu jari dan
melakukan palpasi.
Pada massa ginjal yang membesar mengarahkan adanya
kompensasi hipertrofi (jika ginjal lainnya tidak ada atau
atrofi),

hidronefrosis,

Bagaimanapun,

adanya

tumor,
massa

kista,
pada

atau

polikista.

ginjal

juga

menunjukkan adanya tumor retroperitoneal, limpa, lesi dari


usus (tumor, abses), lesi kandung kemih, atau kista
25

pankreas. Tumor mungkin memiliki konsistensi jaringan


yang normal atau bernodul, terjadi pada hidronefrosis yang
keras atau lembut. Ginjal polikistik biasanya keras dan
bernodul.
Infeksi

ginjal

yang

akut

adalah

lembut,

tapi

penampakan dari tanda spasme otot membuat sulit untuk


diperoleh. Sebagai tambahan, tanda ini tidak selalu
membantu sejak ginjal yang normal juga sering lembut.
c. Perkusi
Meskipun

nyeri

ginjal

terasa

menyebar

kearah

belakang, nyeri tekan biasanya dirasakan hanya didaerah


lateral kearah otot sacrospinalis dan dibawah iga ke 12
(CVA). Gejala mungkin diperoleh dengan palpasi atau
perkusi diatas CVA.

Kadang-kadang, pembesaran ginjal tidak dapat diraba,


khususnya

jika teraba lunak pada beberapa kasus

hidronefrosis. Namun, massa yang dapat dijelaskan oleh


perkusi kedua anterior dan posterior dan bagian dari
pemeriksaan ini tidak boleh dihilangkan.
d. Transluminasi
Transluminasi

diam-diam

membantu

pemeriksaan

untuk anak dibawah 1 tahun dengan gambaran massa


suprapubik atau flank. Dibutuhkan ruangan gelap dengan
26

senter dan sebuah flange buram yang menonjol di luar


lensa. Senter diletakkan di sebelah kanan abdomen.
Kandung kemih yang distensi atau massa kistik mungkin
akan bisa ditransluminasi, sedangkan massa yang solid
tidak bisa. Massa flank dapat diperoleh dengan meletakkan
cahaya di posterior.
e. Auskultasi
Auskultasi di daerah costovertebra kuadran perut atas
mungkin akan terdengar suara bruit sistolik, sering
berhubungan dengan stenosis atau aneurisma arteri renal.
Bruits

diatas

arteri

femoralis

mungkin

ditemukan

berhubungan dengan sindrom Leriche, dimana dapat


menyebabkan impoten.
3. Pemeriksaan Kandung Kemih
Sebuah kandung kemih yang normal pada orang dewasa tidak
bisa dipalpasi atau diperkusi sampai ada setidaknya 150 ml urin
didalamnya. Pada volume sekitar 500 ml, distensi kandung kemih
terlihat pada pasien yang kurus seperti massa pada bagian bawah
garis tengah abdomen. Perkusi lebih baik daripada palpasi untuk
mendiagnosis distensi kandung kemih. Pemeriksaan dimulai
dengan perkusi diatas simfisis pubis sampai terjadi perubahan
bunyi dari redup ke sonor. Mungkin dapat dipalpasi pada pasien
yang kurus atau pada anak-anak untuk meraba kandung kemih
dengan mengangkat lumbal dengan satu tangan dan satu tangan
yang lain menekan garis tengah abdomen bagian bawah.
Pemeriksaan bimanual yang hati-hati, paling baik dilakukan
dengan pasien dibawah pengaruh anastesi. Sangat penting untuk
menilai tingkat regional tumor kandung kemih atau massa pada
panggul lainnya. Kandung kemih teraba antara abdomen dan
vagina pada wanita atau rektum pada pria. Selain menggunakan
area indurasi, pemeriksaan bimanual memungkinkan pemeriksa
27

untuk menilai mobilitas kandung kemih, informasi tersebut tidak


diperoleh dengan teknis radiologi.

Dalam retensi urin akut atau kronis, kandung kemih dapat

mencapai atau bahkan naik sampai umbilikus. Dalam retensi urin


kronis, kandung kemih mungkin sulit untuk diraba karena dinding
kandung kemih lembek, dalam hal ini perkusi lebih bermanfaat
untuk dilakukan. Pada bayi laki-laki atau anak laki-laki, dipalpasi
massa keras dan dalam di tengah pelvis, hipertofi kandung kemih
menuju obstruksi yang disebabkan katup uretra posterior. Dalam
beberapa kasus, ditandai adanya edema kaki yang timbul sekunder
akibat kompresi pembuluh iliaka karena distensi kandung kemih.
Pemeriksaan bimanual (abdominorektal atau abdominovaginal)
dapat melihat seberapa besar tumor kandung kemih.
4. Pemeriksaan Genitalia Eksterna Pria
28

a. Penis
- Inspeksi
Jika pasien tidak disirkumsisi, maka kulit
penutup seharusnya diretraksi. Hal ini dapat
mengungkapkan

tumor

atau

balanitis

sebagai

penyebab keluar cairan busuk. Jika retraksi tidak


mungkin karena untuk phimosis, koreksi bedah
(dorsal slit atau sunat) diindikasikan.

- Palpasi
Palpasi

permukaan

dorsal

poros

dapat

mengungkapkan plak fibrosa yang melibatkan


meliputi tunika albuginea dari corpora cavernosa,
khas penyakit Peyronie. lembut daerah indurasi
merasa sepanjang uretra mungkin menandakan
periurethritis sekunder untuk stricture.This uretra
dapat mengungkapkan tumor atau balanitis sebagai
penyebab debit busuk. Jika retraksi tidak mungkin

29

karena untuk phimosis, koreksi bedah (dorsal slit


atau sunat) diindikasikan.
- Uretra discharge
Discharge uretra merupakan keluhan yang
paling umum referable ke organ seks pria. Nanah
gonokokal biasanya berlimpah, tebal, dan kuning
atau abu-abu-coklat. pembuangan Nongonorrheal
mungkin mirip dalam penampilan tetapi sering
berlendir tipis dan kurang. Meskipun gonore harus
dikesampingkan sebagai penyebab discharge uretra,
persentase yang signifikan dari kasus ditemukan
disebabkan oleh klamidia. Pasien dengan uretra
debit juga harus diperiksa untuk menular seksual
lainnya penyakit karena infeksi beberapa tidak
jarang.
Debit berdarah menunjukkan kemungkinan
asing tubuh dalam uretra, striktur uretra, atau tumor.
Discharge uretra harus selalu dicari sebelum pasien
diminta untuk mengeluarkan.
b. Testis
Testis harus diraba hati-hati dengan jari-jari kedua
tangan. Daerah yang sulit teraba di testis harus dianggap
sebagai

tumor

ganas

sampai

terbukti

sebaliknya.

Transiluminasi massa skrotum harus dilakukan secara rutin.


Dengan pasien dalam ruangan gelap, senter atau cahaya
serat

optik

ditempatkan

terhadap

kantung

skrotum

posterior. Sebuah hidrokel akan menyebabkan massa


intrascrotal bersinar merah; sebaliknya cahaya tidak
ditularkan melalui tumor padat. Tumor sering halus tetapi
mungkin nodular dan testis mungkin tampak normal berat.
Sebuah testis digantikan oleh tumor atau rusak oleh gumma
tidak sensitif terhadap tekanan, dan sensasi nyeri biasa
30

tidak ada. Sekitar 10% dari tumor berhubungan dengan


hidrokel sekunder yang mungkin memerlukan aspirasi
sebelum palpasi definitif dapat debit performed. Urethra
merupakan keluhan yang paling umum menjalar ke organ
seks laki-laki. Nanah gonokokal biasanya berlimpah, tebal,
dan

kuning

atau

abu-abu-coklat.

Pembuangan

nongonorrheal mungkin mirip dalam penampilan tetapi


sering berlendir tipis dan kurang. Meskipun gonore harus
dikesampingkan
persentase

yang

sebagai

penyebab

signifikan

dari

discharge
kasus

uretra,

ditemukan

disebabkan oleh klamidia. Pasien dengan uretra debit juga


harus diperiksa untuk penyakit menular seksual lainnya
karena infeksi beberapa tidak jarang.
BAK berdarah menunjukkan kemungkinan asing
tubuh dalam uretra, striktur uretra, atau tumor. Discharge
uretra harus selalu dicari. Testis mungkin tidak tampak dari
skrotum, dan ini mungkin bersifat sementara (fisiologis
ditarik testis) atau kriptorkismus benar. Palpasi groin dapat
mengungkapkan kehadiran organ. Testis atrofi (orchiopexy
pasca operasi, gondok orchitis, atau torsi dari korda
spermatika)

mungkin

lembek

dan

kadang-kadang

hipersensitif tetapi biasanya tegas dan hyposensitive.


Meskipun spermatogenesis mungkin tidak ada, fungsi
androgen kadang-kadang dipertahankan.

31

c. Epididimis
Epididimis kadang-kadang agak erat melekat pada
posterior permukaan testis, dan kadang-kadang cukup
bebas dari itu. Epididimis harus hati-hati teraba untuk
ukuran dan indurasi, untuk menilai infeksi karena primer
tumor yang sangat langka. Pada tahap akut epididimitis,
testis dan epididimis tidak dapat dibedakan dengan palpasi;
testis dan epididimis mungkin melekat pada skrotum, yang
biasanya cukup merah dan lembut. Dengan beberapa
pengecualian, organisme penyebab infeksi adalah Neisseria
gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, atau Escherichia coli.
Indurasi tanpa rasa sakit kronis menunjukkan
tuberkulosis atau schistosomiasis, meskipun tidak spesifik
32

epididimitis kronis juga mungkin. Tanda-tanda lain dari


tuberkulosis genitourinary termasuk piuria steril, vesikula
seminalis menebal, nodular prostat, dan "manik-manik"
dari vas deferens.
5. Pemeriksaan Genitalia Eksterna Wanita
a. Vagina
- Inspeksi
Pada bayi baru lahir dan anak-anak, ruang
depan vagina harus diperiksa untuk pembukaan
tunggal (sinus urogenital umum), fusi labial, klitoris
perpecahan dan kurangnya fusi anterior fourchette
(Epispadia),
scrotalization

atau
dari

klitoris
labia

hipertrofi
majora

dan

(sindrom

adrenogenital). Meatus uretra dapat menunjukkan


lembut, gembur lesi (uretra caruncle) atau memerah,
membalik keluar kearah posterior bibir sering
terlihat dengan uretritis dan vaginitis. Biopsi
diindikasikan

jika

tumor

ganas

tidak

dapat

dikesampingkan. Diagnosis vaginitis senilis dan


uretritis adalah dengan pewarnaan smear epitel
vagina dengan Larutan Lugol. Sel kurang glikogen
(hipoestrogenisme)

tidak

mengambil

noda,

dibandingkan sel-sel normal. Beberapa ulkus kecil


menyakitkan atau melepuh seperti luka mungkin
ada, mungkin mewakili infeksi herpes virus tipe 2,
yang mungkin memiliki gejala sisa yang serius.
Smear dan keputihan harus dibuat. Gonococci
relatif mudah untuk mengidentifikasi; klamidia
membutuhkan teknik jarang tersedia di dokter.
Kehadiran

skenitis

dan

Bartholinitis

dapat

mengungkapkan sumber uretritis persisten atau


sistitis. kondisi dinding vagina harus diamati.
33

Urethrocele dan sistokel, sering ditemukan dengan


inkontinensia stres, mungkin terkait dengan sisa
urin dan menyebabkan infeksi persisten dari
kandung kemih. Sebuah tonjolan pada dinding
vagina anterior mungkin merupakan divertikulum
uretra. Leher rahim harus diperiksa untuk kanker
atau infeksi. Mengambil spesimen biopsi atau
membuat noda Papanicolaou dapat diindikasikan.
- Palpasi
Kadang-kadang, uretra, dasar kandung kemih,
dan ureter yang lebih rendah mungkin lembut pada
palpasi, tetapi sedikit dapat disimpulkan dari
temuan ini. Indurasi uretra atau trigonal daerah, atau
massa yang melibatkan baik, mungkin menjadi
petunjuk untuk yang ada tumor. Massa yang lembut
bisa menjadi diverticulum uretra, dan tekanan dapat
menyebabkan nanah untuk menghilangkan dari
uretra. Adanya batu di ureter bawah dapat teraba.
bukti pembesaran rahim (misalnya, kehamilan,
miom) atau penyakit atau radang usus besar atau
adneksa dapat memberi petunjuk untuk penyebab
gejala kemih (misalnya, kompresi ureter oleh tumor
ovarium, endometriosis, atau diverticulitis darikolon
sigmoid patuh terhadap kandung kemih).
Karsinoma serviks dapat menyerang dasar
kandung kemih, menyebabkan iritabilitas vesikalis
atau hematuria; metastasis untuk kelenjar getah
bening

iliaka

dapat

memampatkan

ureter.

Pemeriksaan rektal dapat memberikan informasi


lebih lanjut dan merupakan rute yang jelas dari
pemeriksaan pada anak-anak dan perempuan yang
belum menikah.
34

6. Pemeriksaan Rektum Pria


a. Sfingter dan rektum bawah
Estimasi tonus sphincter sangat penting. Kelemahan
otot menunjukkan perubahan yang sama dalam sfingter
saluran kemih dan detrusor untuk menilai kemungkinan
penyakit neurogenik. Hal yang sama berlaku untuk kejang
sfingter anal. Selain pemeriksaan prostat digital, pemeriksa
harus meraba seluruh rektum yang lebih rendah untuk
menyingkirkan stenosis, wasir internal cryptitis, fistula
rektal, polip mukosa, dan kanker dubur. Pengujian sensasi
perianal adalah wajib.

b.

Prostat
Sebuah
spesimen urin
untuk
rutin

analisis

harus

dikumpulkan sebelum pemeriksaan rektal. Ini sangat


penting, karena palpasi prostat atau bahkan palpasi pada
waktu memasukan sekresi prostat ke dalam uretra posterior.
Jika sekresi ini berisi nanah, spesimen voided urine setelah
rektal akan terkontaminasi.
- Ukuran
Rata-rata prostat adalah sekitar 4 cm di kedua
panjang dan lebar. Sebagai pembesaran kelenjar,
bagian sulcus lateral yang menjadi relatif lebih
dalam dan alur median menjadi dilenyapkan.
Pentingnya klinis hiperplasia prostat diukur dengan
35

keparahan gejala dan jumlah urin sisa bukan oleh


ukuran kelenjar pada palpasi. Prostat mungkin
ukuran normal dan konsistensi pada pemeriksaan
pada pasien dengan retensi urin akut atau keluhan
obstruktif kemih kronis.
- Konsistensi
Biasanya, konsistensi kelenjar agak kenyal.
Mungkin lembek jika padat (karena kurangnya dari
hubungan seksual atau infeksi kronis dengan
gangguan drainase), indurated (akibat infeksi kronis
dengan atau tanpa bate), atau berbatu keras (karena
karsinoma lanjutan). Kesulitannya terletak dalam
membedakan daerah perusahaan dalam prostat:
fibrosis

dari

infeksi

spesifik,

granulomatosa

prostatitis, nodularitas dari TBC, atau lokalis karena


batu prostat atau kanker dini. Umumnya, nodul
disebabkan oleh infeksi yang dinaikkan di atas
permukaan kelenjar. Pada ujung-ujungnya, indurasi
secara bertahap memudar ke kelembutan normal
jaringan di sekitarnya. Sebaliknya, mencurigakan
lesi pada kasus kanker prostat biasanya tidak
mengangkat; bukan, sulit dan memiliki tepi tajam
(yaitu, ada perubahan mendadak dalam konsistensi
pada bidang yang sama). Hal ini cenderung berasal
dari sulkus lateral.
Bahkan dokter yang paling berpengalaman
dapat mengalami kesulitan membedakan kanker
dari kondisi lain. serum antigen (PSA) tingkat
spesifik prostat dapat membantu jika tinggi, dan saat
ini metode yang paling umum untuk mendiagnosa
kanker prostat (T1c stadium klinis). transrectal
Biopsi USG-dipandu prostat dapat diagnostik. Bukti
36

terbaru menunjukkan bahwa pemeriksaan rektal


setelah radikal prostatektomi tidak perlu ketika PSA
tidak terdeteksi, karena tidak ada kasus kanker
berulang secara lokal diidentifikasi dengan tidak
adanya sebuah PSA tinggi.

- Mobilitas
Mobilitas kelenjar bervariasi. Kadang, ia
memiliki besar mobilitas sementara di lain waktu,
sangat sedikit. Dengan canggih karsinoma, itu
adalah tetap karena ekstensi lokal melalui kapsul.
Pada orang dewasa, prostat harus rutin dipalpasi dan
sekresi yang diperiksa secara mikroskopis. Namun,
palpasi prostat harus dihindari di hadapan dari debit
akut

uretra,

prostatitis

akut,

atau

akut

prostatocystitis; pada pria di dekat tahap kemih


37

lengkap retensi (karena dapat memicu retensi


lengkap); atau pada pria yang menderita kanker
jelas kelenjar.
c. Vesikel seminalis
Palpasi vesikula seminalis harus dicoba. Vesikel
yang terletak di bawah dasar kandung kemih dan
menyimpang dari bawah ke atas. Mani yang normal vesikel
biasanya teraba, tetapi mungkin merasa kistik ketika
overdistensi.

Di

hadapan

infeksi

kronis

(terutama

tuberkulosis atau schistosomiasis) atau dalam hubungan


dengan karsinoma maju prostat, mereka mungkin indurated.
Stripping dari vesikula seminalis harus dilakukan
dalam pergaulan dengan pijat prostat, untuk vesikula
biasanya terinfeksi ketika prostatitis hadir. Tumor primer
dari vesikel sangat jarang. Massa kistik mungkin jarang
dirasakan lebih prostat atau hanya di atas itu. Ini mungkin
merupakan kista dari saluran mullerian atau utrikulus; yang
terakhir ini kadang-kadang terkait dengan hipospadia berat.
d. Kelenjar getah bening
- Inguinal dan subinguinal
Dengan lesi inflamasi pada kulit penis dan
skrotum atau vulva, getah bening inguinal dan
subinguinal
tersebut

node

mungkin

termasuk

limfogranuloma

chancroid,

venereum,

terlibat.
chancre
dan

Penyakit
sifilis,

kesempatan,

gonore.
Tumor ganas (karsinoma sel skuamosa) yang
melibatkan penis, glans, kulit skrotum, atau uretra
distal pada wanita bermetastasis ke kelenjar getah
bening inguinalis dan subinguinal. testis tumor tidak
menyebar ke kelenjar tersebut kecuali mereka
38

memiliki menginvasi kulit skrotum atau pasien


mengalami sebelumnya orkidopeksi menjalani.
- Kelenjar getah bening lain
Tumor testis dan prostat mungkin melibatkan
kiri node supraklavikula (node Virchow atau
Troisier ini). Tumor dari kandung kemih dan prostat
biasanya bermetastasis ke iliaka interna, iliaka
eksternal, dan node preaortic, meskipun jarang
mereka begitu besar untuk menjadi teraba. atas
massa abdomen dekat garis tengah pada seorang
pria muda harus menyarankan metastasis dari
kanker testis; primer pertumbuhan mungkin menit
dan

tersembunyi

dalam

substansi

apa

yang

tampaknya menjadi testis normal.


7. Pemeriksaan neurologi
Sebuah survei neurologis yang cermat dapat mengungkap
sensorik atau motorik penurunan yang menjelaskan sisa urin atau
inkontinensia. Karena kandung kemih dan sfingter dipersarafi oleh
yang kedua untuk segmen keempat sakral, informasi dapat bisa
diperoleh dengan menguji tonus sphincter ani, mengevaluasi
sensasi kulit perianal, dan pengujian Achilles tendon dan refleks
bulbokavernosus. The bulbokavernosus Refleks ditimbulkan
dengan menempatkan jari di rektum dan meremas glans penis atau
klitoris, atau dengan menyentak pada berdiamnya Foley kateter.
Refleks normal melibatkan kontraksi anal yang sfingter dan
bulbokavernosus otot dalam menanggapi manuver ini.

39

Adalah
bijaksana, terutama pada anak-anak, untuk mencari lesung pipi atas
daerah

lumbosakral.

Orang

harus

meraba

sakrum

untuk

memastikan hadir dan biasanya terbentuk. sacral agenesis atau


pengembangan parsial kompatibel dengan defisit dari S2-4. Jika
temuan tampak normal, pemeriksaan x-ray diindikasikan.

BAB III
KESIMPULAN

Dalam pemeriksaan pasien, anamnesa merupakan hal yang sangat penting.


Anamnesa dan pemeriksaan fisik menjadi kunci diagnostik dan harus dilakukan
dengan sistematis. Anamnesis yang cermat dan penilaian gejala yang dirasakan
akan menentukan pemeriksaan lengkap atau terbatas langsung ke indikasi,
sehingga membantu untuk mengarahkan ke diagnosis yang tepat.

40

Anamnesis urologi dimulai dengan menanyakan manifestasi sistemik,


keluhan nyeri lokal atau menjalar, nyeri pada organ-organ terkait sistem urologi
seperti ginjal, ureter, vesika urinaria, prostat, penis, testis, epididimis. Gejala
saluran cerna yang berhubungan dengan miksi, gejala gangguan berkemih, dan
gejala lain, bahkan gejala yang berhubungan dengan seksual.
Pemeriksaan fisik lengkap dimulai dari pengamatan umum keadaan pasien,
pemeriksaan organ seperti ginjal, vesika urinaria, genitalia eksterna, rectal touche
dan pemeriksaan neurologis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tanagho, Emil A, McAninch, Jack W. 2008. Smiths GENERAL


UROLOGY Seventeenth Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. All
rights reserved. Manufactured in the United States of America
2. Campbell-Walsh Urology.10th ed 2012, Alan J. Wein ; editors, Louis R.
Kavoussi. Printed in the United States of America

41

Anda mungkin juga menyukai