Anda di halaman 1dari 40

Laporan Kasus

MANAJEMEN ANESTESI
PADA OPERASI TURP
Pembimbing

Supervisor : dr. Masriani Sp.An

Residen : dr. Rajab


Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 31/12/1946 (76 thn)
No. RM : 103685
Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan Utama : Sulit buang air kecil

Seorang laki-laki berusia 76 tahun datang ke IGD dengan keluhan sulit


buang air kecil sejak 2 hari yang lalu, keluhan disertai dengan nyeri
perut bagian bawah. Pasien mengaku sulit untuk memulai BAK, dan
terkadang harus disertai dengan mengedan untuk BAK, pancaran
kencing lemah, kadang terhenti kemudian lancar kembali. Pasien juga
mengeluh sering berkali-kali ke kamar mandi pada malam hari saat tidur
malam karena ingin BAK namun saat BAK hanya menetes dan merasa
kurang puas. BAK tidak keluar batu, tidak berdarah, demam tidak ada,
nyeri pinggang tidak ada, buang air besar biasa. batuk berdarah ada
sejak 2 bulan yang lalu.
IDENTIFYING INFORMATION
Riwayat Penyakit Riwayat
Sebelumnya Psikososial
• Riwayat anestesi/operasi tidak ada - Riwayat merokok dan
• Riwayat hipertensi ada, tidak berobat minum alkohol
disangkal
• Riwayat asma disangkal
• Riwayat alergi makanan dan obat
disangkal
• Riwayat penyakit jantung tidak diketahui
• Riwayat penyakit ginjal disangkal
• Riwayat penyakit DM disangkal
• Riwayat medikasi prabedah: Fenitoin
100 mg/12 jam/oral, acetylsistein 200
mg/8 jam/oral
Pemeriksaan Fisis

Keadaan
umum Sakit sedang (E4M6V5)

Status Vital
● Tekanan darah : 120/80 mmhg
● Nadi : 72x/menit
● Pernafasan : 22x/menit
● Suhu : 36,60 C,
● Saturasi : 99%
Pemeriksaan Fisis

Kepala & Leher:


Normocephal, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,

tidak ada pembesaran kelenjar

Thoraks
 Inpeksi : Ti d a k s i m e t r i s s a a t s t a t i s d a n d i n a m i s
 Palpasi : Vo c a l f r e m i t u s m e n u r u n
 Perkusi : Redup di kedua lapangan paru
 Auskultasi : B u n y i n a p a s v e s i c u l a r, r o n k h i d a n
wheezing tidak ada
Pemeriksaan Fisis
Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba ICS 5 sinistra
 Perkusi : Batas jantung
Kanan atas: ICS 3 Linea parasternal dextra
Kiri atas : ICS 2 linea parasternal sinistra
Kanan bawah: ICS 6 linea parasternal
dextra
Kiri bawah : ICS 5 linea midclavicularis
sinistra
 Auskultasi : B u n y i j a n t u n g S 1 / S 2 m u r n i r e g u l a r, t i d a k
ada murmur dan gallop
Pemeriksaan Fisis
Abdomen
 Inspeksi : Cembung, ikut gerak nafas, tidak tampak
massa
 Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak teraba massa hepar
dan lien tidak teraba
 Perkusi : Tim p a ni
 Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat
Pemeriksaan Fisis
Status Urologi
Suprapubik:
 Inspeksi : Ta m p a k b u l g i n g , t i d a k t a m p a k m a s s a ,
hematoma tidak ada, terpasang
kateter 18fr
 Produksi urine : 1500cc/24 jam/kuning jernih
 Palpasi : Nyeri tekan ada, tidak teraba massa
Pemeriksaan Fisis
Genitalia Externa
Penis:
 Inspeksi : Ta m p a k t e r s i r k u m s i s i , O U E p a d a u j u n g
glans penis, tidak tampak massa

Ekstremitas
Akral hangat, CRT <3 detik dan tidak ada edema
Pemeriksaan Penunjang
L A B O R AT O R I U M

Parameter Nilai
HB 12,3 g/dL
PLT 138.000/mm3
WBC 8500/mm3
HCT 37%
PT 10.1 detik
APTT 19 detik
Ureum 21 mg/dL
Kreatinin 0,77 mg/dL
SGOT 27 IU
SGPT 18 IU
Pemeriksaan Penunjang
Hasil foto thorax (25/4/2023)

Kesan :
• TB paru lama aktif lesi luas
• Efusi pleura minimal bilateral
• Cardiomegaly disertai dilatation, elongation et
atherosclerosis aortae

Hasil pemeriksaan BTA (26/4/2023)

• BTA I Negatif
• BTA II Negatif
• BTA III Negatif
Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan gene expert (26/4/2023)

• Deteksi mycobacterium negatif

Hasil pemeriksaan EKG

• SR, HR 80 kali/menit, normoaxis, U wave lead V2-V4


Assesment

Retensio urine ec hipertrofi prostat


Tatalaksana
 Oksigen NK 4 lpm
 NaCL 24 tetes per/menit
 Metamizole 1 gr/8 jam/iv
 Rencana TURP

Rencana dari pulmo:


 Sputum BTA (negatif), Kultur MtB dan
sensitivitas OAT negatif
 Thorakosintesis dengan USG guiding
Lampiran
Lampiran
Diskusi
Latar Belakang

BPH  Pembesaran prostat  hambat aliran urine


Prevalensi BPH  laki-laki usia > 40 tahun
Data WHO 2018  59 pria dari 100.000 penduduk menderita BPH

TURP  prosedur baku untuk terapi bedah BPH


Tujuan TURP  ↓ tekanan kandung kemih
Anestesi spinal disepakati negara maju untuk tindakan operasi
TURP
Muwafiq, Y. N., Budiman, & Tomy Muhamad Seno Utomo. (2022). Hubungan Gaya Hidup dengan Benign Prostatic Hyperplasia. Bandung Conference Series: Medical Science, 2(1).
https://doi.org/10.29313/bcsms.v2i1.562.
Etiologi BPH
Ketidakseimbangan antara
Teori dihidrotestosteron
estrogen dan testosteron

Interaksi stroma-epitel Teori stem sel

Berkurangnya kematian sel


prostat
Diyono, & Mulyanti, S. (2019). Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Urologi. Penerbit Andi.
Teori Dihidrotestosteron

Diyono, & Mulyanti, S. (2019). Keperawatan Medikal Bedah: Sistem Urologi. Penerbit Andi.
Patofisiologi

Pembesaran prostat  penyempitan lumen uretra prostatika 


hambat aliran urin  ↑ tekanan intravesikal  refluks vesiko-
ureter

Adelia, F., Monoarfa, A., & Wagiu, A. (2017). 250 Gambaran Benigna Prostat Hiperplasia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari 2014 – Juli 2017. E-CliniC, 5(2), 2014–2016.
Retrieved from https://doi.org/10.35790/ecl.5.2.2017.18538
TURP

TURP  Pembedahan prostat pasien BPH untuk menyingkirkan jaringan


prostat penyebab obstruksi saluran kemih.
TURP  Gold standar pasien BPH.

Novelty, R., Rofinda, Z. D., & Myh, E. (2019). Korelasi Lama Operasi Dengan Perubahan Kadar Natrium Pasca Operasi Transurethral Resection of the Prostate Di Rsup Dr. M. Djamil Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1), 37. https://doi.org/10.25077/jka.v8.i1.p37-42.2019
Indikasi TURP

1) Refrakter retensi urin

2) Infeksi saluran kemih rekuren karena pembesaran prostatic gross hematuria


rekuren

3) Insufisiensi renal akibat obstruksi kandung kemih

4) Batu pada kandung kemih

5) Kerusakan permanen atau kelemahan pada kandung kemih

6) Diverticulum kandung kemih yang besar menyebabkan pengosongan kandung


kemih tidak sempurna akibat pembesaran prostat.
Farisa. (2017). Gambaran Komplikasi Dini Pasca Transurethral Resection of The Prostate (TURP) di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2013-2015. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
https://www.usu.ac.id/id/fakultas.html
Posisi

Posisi litotomi adalah posisi yang paling sering digunakan pada pasien
urologi dan ginekologi

Pramono, Ardi.(2017).Buku kuliah anestesi. Jakarta: EGC


Sindrom TURP

Akibat kelebihan cairan volume irigasi seperti; glisin, sorbitol, mannitol dan
cairan salin normal

Manifestasi Klinis:

Kumar, V., Vineet, K. and Deb, A. (2019) ‘TUR syndrome - A report’, Urology Case Reports, 26, p. 100982. Available at: https://doi.org/10.1016/j.eucr.2019.100982.
Anestesi

Anestesi  suatu keadaan tidak sadar yang bersifat sementara yang dikuti
oleh hilangnya rasa nyeri di seluruh tubuh akibat pemberian obat
anestesia.
Ada tiga kategori utama anestesi yaitu anestesi umum, anestesi regional
dan anestesi lokal. Masing-masing memiliki bentuk dan kegunaan.

Pramono, Ardi.(2017).Buku kuliah anestesi. Jakarta: EGC


Anestesi Spinal

Anestesi spinal  menghilangkan rasa sakit  injeksi obat anastesi ke


dalam cairan serebospinal dalam ruang subarachnoid  L2 dan L3, L3 dan
L4 atau L4 dan L5.

Puspitasari, A. I. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Hipotensi Pada Pasien Dengan Spinal Anestesi Di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Diakses melalui
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/chapter202.pdf
Indikasi Anestesi Spinal

Indikasi anestesi spinal  Prosedur pembelahan yang melibatkan perut


bagian bawah, pelvis, perineal dan ekstremitas bawah
Anestesi spinal digunakan untuk operasi singkat

Olawin, A. J. M. (2021) ‘Spinal Anesthesia - StatPearls - NCBI Bookshelf’, StatPearl Publishing. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537299/
Kontraindikasi Anestesi
Spinal
Kontraindikasi absolut untuk menggunakan anestesi regional sebagai
berikut:
• Penolakan pasien
• Alergi terhadap anestesi local
Kontraindikasi relatif:
• Infeksi aktif ditempat penyuntikkan
• Pasien dengan koagulopati
• Adanya deficit neurologis
• Ketidakmampuan untuk bekerja sama
Folino TB, Mahboobi SK. Regional Anesthetic Blocks. [Updated 2023 Jan 29]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563238/?report=classic
Peralatan dan Persiapan
Anestesi Spinal
• Sebelum prosedur anestesi, pasien diberikan oksigen dan dievaluasi
menggunakan oksimeter, EKG, dan monitor tekanan darah
• Menyiapkan obat emergency seperti emulsi lipid dan peralatan ACLS
• Obat yang digunakan adalah anestesi local dan adjuvant  obat dipilih
berdasarkan onset, durasi operasi, derajat blockade dan toksisitas
• Untuk persiapan, checklist assessment; nama pasien, tanggal lahir, jenis
operasi, persetujuan tertulis, alergi pasien, dan status koagulasi
• Persiapan diri memakai sarung tangan steril, masker dan tirai bedah
Doo AR, Shin YS, Choi JW, Yoo S, Kang S, Son JS. Failed dural puncture during needle-through-needle combined spinal-epidural anesthesia: a case series.  J Pain Res. 2019;12:1615-1619. [
PMC free article] [PubMed]
Teknik Anestesi Spinal

Pertama  tempatkan jarum di antara tulang


belakang lumbar dan dura untuk menyunttikan
obat
Kedua  anestesi spinal harus dilakukan tidak
lebih tinggi dari level tersebut untuk menghindari
kerusakan medulla spinalis

Ahuja P, Singh R, Jain A. Effect of intrathecal catheterisation on incidence of postdural puncture headache after accidental dural puncture in non-obstetric patients.  J Anaesthesiol Clin
Pharmacol. 2019 Jan-Mar;35(1):49-52. [PMC free article] [PubMed]
Komplikasi

Komplikasi utama  kegagalan blok, cedara saraf, dan toksisitas anestesi


local.
Komplikasi lain (jarang)  cedera neurologis permanen, toksisitas anestesi
local, reaksi alergi terhadap anestesi lokal

Uyl N, de Jonge E, Uyl-de Groot C, van der Marel C, Duvekot J. Difficult epidural placement in obese and non-obese pregnant women: a systematic review and meta-analysis.  Int J Obstet
Anesth. 2019 Nov;40:52-61. [PubMed]
Pemilihan Teknik anestesi
pada TURP
TURP  anestesi spinal dianggap sebagai pilihan terbaik
Anestesi diberikan pada area yang diblokir yaitu area S2-S4 untuk
memblokir persarafan urethra, prostat, dan leher kantung kemih, blok
sampai T10-T12 untuk kantung kemih. Blok subarachnoid dilakukan di L3-
L4 atau L4-L5 pada posisi duduk.
Obat yang digunakan adalah bupivacaine dengan dosis 2,5-3 ml 0,5%.

Butterworth, J., Mackey, D. and Wasnick, J. (2022) Morgan and Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 7th Edition. 7th edition. New York: McGraw Hill Medical.
Anestesi regional dipilih untuk prosedur TURP karena beberapa alasan:

• Dapat menunjukkan dan memonitor kondisi mental pasien saat masih sadar
sehingga dapat mendeteksi dini adanya sindrom TURP.

• Menyebabkan vasodilatasi dan kembalinya darah dari ekstrimitas perifer


sehingga mengurangi resiko overload sirkulasi.

• Menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi pendarahan selama operasi.

• Mengurangi insiden hipertensi dan takikardi yang sering pada anestesia umum.

Butterworth, J., Mackey, D. and Wasnick, J. (2022) Morgan and Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 7th Edition. 7th edition. New York: McGraw Hill Medical.
Pemantauan Selama
Anestesi

Selama pemberian anestesia  evaluasi jalan nafas, oksigenasi, ventilasi,


sirkulasi, dan suhu tubuh

Mangku, G., Senapathi, T.G.A. Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang, 2017 : 196 – 198.
Terapi Cairan dan Transfusi
Darah
Pendarahan 20%  berikan transfuse darah
Sindrom TURP  larutan garam hipertonik secara lambat

Butterworth, J., Mackey, D. and Wasnick, J. (2022) Morgan and Mikhail’s Clinical Anesthesiology, 7th Edition. 7th edition. New York: McGraw Hill Medical.
Pemulihan Anestesi

Menurunkan kedua tungkai mendadak  ↓ aliran darah balik vena 


hipotensi (cek tekanan darah)
Posisi kepala elevasi lebih tinggi untuk pernafasan yang lebih baik.
Pemberian nasal kanul oksigen untuk mencegah hipoksemia dan
hipoventilasi.
Pasien pasca anestesi beresiko mual muntah  berikan antiemetik
ondansentron 4 mg
Berikan nutrisi cairan yang mengandung air, elektrolit, dan karbohidrat.
Mangku, G., Senapathi, T.G.A. Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang, 2017 : 196 – 198.
Kesimpulan
 Insiden Benigna Prostat Hiperplasia hanya terjadi pada laki-laki dan mempunyai kaitan
erat dengan penuaan yang ditandai dengan timbulnya gejala pertama kali pada usia lebih
dari 40 tahun
 Dampak yang paling umum pada pasien BPH yaitu mengalami retensi urine yang
disebabkan karena terjadi penyumbatan pada saluran urin.
 TURP dapat memperbaiki gejala BPH hingga 90% dan meningkatkan laju pancaran urin
hingga 100%.
 Anestesi regional dipilih untuk prosedur TURP karena dapat menunjukkan dan
memonitor kondisi mental pasien saat masih sadar sehingga dapat mendeteksi dini
adanya sindrom TURP.
 Anestesi diberikan pada area yang diblokir yaitu area S2-S4 untuk memblokir persarafan
urethra, prostat, dan leher kantung kemih, blok sampai T10-T12 untuk kantung kemih.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai