Pembimbing:
dr. Hery Susanto, Sp.A
Oleh:
Dhila Dhalia Ulfah
03012074
ABSTRACT
Background
Koloid diketahui dapat menggantikan cairan yang hilang, dan juga diketahui
memiliki pengaruh onkotik, hal ini karena memiliki berat molekular yang lebih
berat jika dibandingkan dengan kristaloid.
Larutan gelatin dan HES seringkali digunakan untuk resusitasi cairan pada
penanganan syok hipovolemik.
EXLUSION PENATALAK-
SUBJEK INCLUSION
CRITERIA SANAAN SUBJEK MONITORING
PENELITIAN CRITERIA
PENELITIAN
SUBJEK PENELITIAN
Penelitian multisenter, studi acak pada anak-anak penderita DSS di unit penanganan intensif anak (PICU) dari bulan Desember
2011 sampai April 2012 di Rumah Sakit R.D. Kandou, Rumah Sakit Pancaran, dan Rumah Sakit Wolter Monginsidi di Manado.
Di awal penelitian, pencatatan data demografi para pasien/ subjek penelitian, riwayat kesehatan (durasi demam, manifestasi pendarahan, muntah, dan nyeri perut), temuan-temuan pemeriksaan
fisik (tekanan darah, tekanan denyut, denyut nadi, pernafasan, dan suhu tubuh), serta temuan-temuan hasil pemeriksaan laboratorium (hematokrit, hitung platelet, Uji IgM dan IgG dengan Uji
Rapid Strip dan/ atau Uji NS1).
Pasien diberikan Ringer Asetat 20 mL/kg BW (berat badan) segera (maksimum 30 menit setelah
tiba di rumah sakit) sampai pasien tidak mengalami syok. Prosedur diulang satu kali lagi jika pasien
masih mengalami syok.
Setelah tekanan nadi mencapai ≥30 mm Hg, kami melakukan pemeriksaan fisik ulang
(tekanan darah, tekanan denyut, denyut nadi, pernafasan, dan suhu tubuh) serta
pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium (hematokrit) sebelum memulai memberikan larutan
koloid.
Kemudian, tiap subjek diberikan larutan gelatin 20 mL/kg BW/ jam atau HES 130/0,4 selama 1 jam,
yang diikuti dengan larutan RA 10 mL/kg BW/ jam sampai subjek menjadi stabil, maksimal 24 jam.
Menggunakan uji T atau uji Mann-Whitney.