DASAR TEORI
1. Pengertian
Otak dilindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
(2) Menutupi sinus sinus vena yang terdiri atas duramater dan lapisan
7
dengan arachnoid (Ruang Subdural) menyebar dengan bebas hanya
dibatasi oleh sawar (barrier) dari falx cerebri dan tentorium. Vena vena
otak yang melewati ruangan ini hanya memiliki sedikit vena vena otak
yang melewati ruangan ini hanya memiliki sedikit penyangga oleh karena
mudah cedera dan robek oleh cedera kepala. Diantara arachnoid dan
dalam system vena. Piamater adalah membran lunak sekali yang banyak
a. Komosio serebri
Pada keadaan ini tidak ada jaringan otak yang rusak tetapi hanya
b. Kontusio serebri
c. Laserasi otak
8
Karena pembagian di atas sukar diterapkan di klinis terutama dalam
a. Lesi difus
selama perawatan.
c. Lesi Fokal
9
Perdarahan intraduraldapat beruapa subarachnoid, intra cerebral
atau intraserebellum.
2. Etiologi
c. Kecelakaan kerja.
3. Patofisiogi
Dipandang dari sudut waktu dan berat ringannya cedera kepala yang
dan regangan serabut saraf dan kematian langsung neuron pada daerah
yang terkena.
10
Mungkin juga kerusakan primer menyebabkan perubahan sistemik
seperti hipertensi atau hipotensi sistemik. Hal ini sangat penting adalah
bahwa jika klien masih hidup pada benturan pertama, proses sekunder
sel darah merah dan trombosit. Pada keadaan ini sawar darah
11
menyebabkan kompresi dan bendungan pada pembuluh di
Penyebabnya adalah :
maksimal dari otak sehingga perfusi otak tak cukup lagi untuk
12
Dampak Cedera Kepala terhadap berbagai system tubuh antara lain :
d. Faktor pernafasan
stokes.
e. Faktor kardiovaskuler
f. Faktor Gastrointestinal
13
yang besar dan merangsang aktifitas hipotalamus dan stimulus vagus
g. Faktor Metabolisme
urine, hal ini mempengaruhi hubungan natrium pada serum dan adanya
14
sumber nitrogen utama demikian pula respon hipotalamus terhadap
a. Nyeri kepala
b. Mual, muntah
e. Brill Hematoma
f. Kesadaran menurun
g. Pingsan
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Angiografi
b. CT Scan
c. X-Ray Tengkorak
d. EEG
e. GDA
f. Elektrolit.
15
6. Penatalaksanaan
ruang perawatan atau ICU sebab sewaktu waktu bisa berubah akibat
diperiksa.
16
pemeriksaan foto kepala dan penatalaksanaan selanjutnya seperti
9-12)
17
d) CT Scan bila dicurigai
3-8)
b) Pemeriksaan fisik :
c) Pemeriksaan Radiologi
d) Pemeriksaan Tekanan
18
Peningkatan Tekanan Intra Kranial terjadi akibat edema
berikut :
Hiperventilasi
Drainage cairan
serebrospinal
Terapi diuretik
Diuretik
Loop
diuretic (furosemide)
Terapi Barbiturat
(Phenobarbital)
19
Cara pemberian : Bolus 10 mg / kg BB IV selama jam
Steroid
Posisi tidur
elektrolit
edema otak.
f) Nutrisi
20
Pada Cedera Kepala Berat terjadi hipermetabolisme 2-2 kali
g) Epilepsi
h) Neuro proteksi
7. Komplikasi
a. Meningitis
b. Encephalitis
c. Epilepsi
d. Hidrosefalus
B. Asuhan Keperawatan
21
Dari seluruh dampak masalah di atas, maka diperlukan suatu asuhan
yang tepat adalah melalui proses perawatan yang dimulai dari pengkajian
diperlukan suatu evaluasi yang merujuk pada tujuan rencana perawatan klien
dengan cedera.
1. Pengkajian
keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini semua data dan informasi
a. Aktivitas / Istirahat
b. Peredaran Darah
22
Data Objektif : tekanan darah tinggi/hypertensi, denyut nadi
c. Integritas Ego
Data
d. Eliminasi
Data Subjektif : verbal tidak dapat menahan buang air kecil dan
gangguan fungsi.
e. Makanan / Cairan
f. Persyarafan
23
sensitifitas (bau, rasa, dengar), wajah tidak simetris, tidak ada repleks
g. Kenyamanan / Nyeri
lokasinya.
h. Pernapasan
i. Keamanan
j. Konsep Diri
interaksi sosial.
k. Interaksi Sosial
2. Diagnosa Keperawatan
24
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan
dengan :
dalam otak.
hipotalamus.
kesadaran.
menelan.
25
3. Hipermetabolik.
2. Kekurangan nutrisi.
intrakranial.
neurologis.
3. Perencanaan
26
masalah keperawatan yang telah ditentukan. Tahap perencanaan
mmHg.
3) Intervensi;
27
Lakukan penghisapan lendir dengan hati-hati selama 10-15
detik. Catat sifat, warna dan bau sekret. Lakukan bila tidak ada
therafy.
3) Intervensi;
28
dalam menentukan lokasi, perluasan dan perkembangan
kerusakan SSP.
stabil.
darah otak yang konstan pada sat ada fluktuasi tekanan darah
sistemik.
posisi netral.
TIK.
29
c. Diagnosa Keperawatan Ketiga : Gangguan keseimbangan cairan dan
cairan selama 24 jam satu sampai dua liter dan pengeluaran urine
3) Intervensi;
b) Berikan cairan setiap hari tidak boleh lebih dari 2000 cc.
keseimbangan elektrolit.
urine.
30
Rasional : menentukan kecukupan pernapasan, keseimbangan
menurunnya kesadaran
3) Intervensi;
pengeluaran sekret.
makan alternatif.
bising usus.
31
d) Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering baik
menelan.
2) Kriteria; klien mampu dan pulih kembali setelah pasca akut dan
3) Intervensi;
32
b) Atur posisi klien dan ubahlah secara teratur tiap dua jam
kooperatif.
tenun.
kulit.
(fisioterafy).
33
Rasional : program yang khusus dapat dikembangkan untuk
neurologis).
3) Intervensi;
terjadi.
waktu.
34
Rasional : pilihan masukan sensorik secara cermat bermanfaat
3) Intervensi;
nasokomial.
35
b) Monitor suhu tubuh dan penurunan kesadaran.
segera.
nasokomial.
2) Kriteria hasil; klien tenang, tidak gelisah, nyeri kepala, pusing dan
vertigo hilang.
3) Intervensi;
36
c) Buat posisi kepala lebih tinggi.
analgetik.
3) Intervensi;
37
b) Kaji perhatian dan cara klien mengalihkan perhatiannya
kepala.
kesembuhan klien.
3) Intervensi;
38
a) Kaji perasaan keluarga dan beri rasa empati serta
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
seluruhnya sesuai dengan tujuan, kriteria hasil dari waktu yang telah
39
Apabila masalah masih teratasi sebagian, maka perawat harus
baru sesuai dengan kondisi klien. Sebaliknya jika telah teratasi seluruhnya
40