M IVAN
1
Fungsi:
1. Regulasi cairan & elektrolit 2. Proteksi (Barier) tubuh
3. Regulasi temperatur 4. Alat sensoris 2
5. Sumber pro Vit D 6. Ekpressi perasaan
LB: Injuri / kerusakan jaringan (Kulit
& jaringan dibawah kulit) yang disebabkan
trauma themal.
Penyebab:
Api, Air panas, Zat kimia, Listrik,
Ledakan atau Radiasi.
SIRS
Immunosupression
Inflamation Healing
“Fighting”
Anti Inflamation
Pro Inflamation (compentation)
time
5
PATOPHYSIOLOGICAL CHANGES
- HYPERMETABOLISM
- HORMONAL CHANGES : CORTISOL,INSULIN
- IMMUNOLOGICAL IMPAIRMENT
6
Menurut Jackson ada 3 Zona terjadi pada kulit
1. Zone nekrosis (koagulasi): full thickness burn
2. Zona statis (terjadi rx inflamasi):
partial thickness burn
3. Zone hyperemis: superfisial thickness burn
7
PROBLEMS IN BURN
8
Tujuan Penatalaksanaan
1. Menentukan luas & dalam LB,
serta Trauma penyerta.
2. Stabilisasi & resusitasi awal.
3. Mengidentifikasi masalah
khusus & metode terapi yang
tepat.
4. Menentukan kriteria rujukan
pasien LB.
9
Prinsip Penatalaksanaan LB:
Menjamin:
• Airway bebas.
• Perfusi normal.
• Keseimbangan cairan & elektrolit.
• Suhu tubuh Normal.
10
Penatalaksanaan Life
Saving pd LB
Membebaskan pasien dari:
Bahan/material penyebab LB.
Pakaian dan perhiasaan.
Mencegah hypothermia
Pemasangan 2 line – kaliber besar
IVFD.
Infus hangat cairan Ringer’s
lactate.
11
Penilaian Luka Bakar
Mengetahui riwayat:
Mekanisme trauma.
Trauma penyerta.
Alergi/-
Imunisasi tetanus.
12
Perhitungan Luas LB
Cara Cepat:
Dewasa: Rule of 9 Luas permukaan
telapak tangan
pasien = 1%
Luas LB
13
14
Kedalaman LB:
Grade 1
15
Grade 2:
16
Grade 3:
17
Pembagian Tingkat Beratnya LB:
LB RINGAN
Lb derajat I < 15 % pada dewasa
Lb derajat II < 10 % pada anak
Lb derajat III < 2%
LB SEDANG
Lb derajat II 15-25% pada dewasa
Lb derajat II 10-20% pada anak
Lb derajat III < 10%
1. Life saving
2. Pengobatan sistemik
3. Pengobatan lokal
4. Mencegah komplikasi kontraktur
5. Rehabilitasi cacat fisik yang timbul
19
Protokol
Penatalaksanaan LB
Airway:
Penilaian ada atau tidak trauma
inhalasi pada jalan nafas.
Amankan dan jaga patensi jalan
nafas.
Curiga pasien terekspos/terhirup CO.
Pastikan bila pasien terhirup zat
beracun atau partikel-partikel karbon
20
Breathing
Identifikasi adanya eschar melingkar escaharotomy
Oksigenasi / ventilasi yang adekuat.
Intubasi Endotrakeal.
Periksa analisa gas darah (AGD & kadar CO).
21
Circulation
Penilaian sirkulasi:
Terutama pada adanya manifestasi klinis syok
Gangguan kesadaran
Pucat
Takikardi, nadi cepat dan tidak teratur
Refilling kapiler tidak adekuat (lebih dari 2 detik)
Suhu tubuh menurun (sentral atau perifer)
24
Penatalaksanaan dalam 24 jam
kedua:
Jenis cairan yang diberikan berupa cairan yang
mengandung glukosa (5% atau 10%) sebanyak 1500-2000
ml.
Batasi penggunaan RL karena akan menyebabkan edema
interstisial bertambah.
Cairan diberikan merata dalam 24 jam.
25
Indikasi rawat luka bakar
26
Penatalaksanaan luka
Nekrotomi / debridement dilakukan segera setelah
tindakan resusitasi ( pasien dalam kondisi stabil )
dengan tujuan :
Mencegah degradasi luka
Mengupayakan penutupan luka (proses epitelisasi)
27
KOMPLIKASI LUKA BAKAR
29
Mortalitas
Mortalitas pada luka bakar
disebabkan oleh:
30
Perawatan Luka:
Prinsip:
Rawat luka sesuai kondisi luka & kondisi
pasien.
Ruangan harus bersih & steril.
Tenaga medis/paramedis harus bekerja
bersih dengan alat yang steril.
Jangan:
Memecah bulae
Mengoles dengan antiseptik.
Menggunakan air dingin, karena bisa mengganggu
perbaikan jaringan pada zona stasis.
31
Jenis Perawatan
Luka:
1. Perawatan Terbuka
Keuntungan:
Mudah dan murah
Luka tetap dingin dan kering
Inspeksi dan evaluasi luka selalu dapat dilakukan.
Cocok untuk daerah yang sukar dibalut, contoh: wajah,
bokong atau perineum.
Kerugian:
Penyembuhan relatif lebih lama.
Alas tempat tidur mudah kotor dan bau.
Pasien dan keluarga merasa tidak nyaman.
Kemungkinan kontaminasi kuman lebih besar.
Contoh: Vaselin, salep Silver Sulfa Diazin,
Biobrane,dll. 32
2. Perawatan Luka Tertutup.
Keuntungan:
Luka rapi dan bersih terhindar dari kontaminasi.
Cocok untuk daerah ekstremitas.
Kerugian:
Tidak praktis, butuh tenaga dan dana yang banyak
Suasana luka cenderung lembab dan hangat,
memudahkan kolonisasi kuman. Jadi butuh
perawatan dan evaluasi luka yang baik, rutin dan
teratur.
Contoh: Tulle+kassa, tegaderm, Opsite, dll
33
LUKA BAKAR KHUSUS
I. LB Kimia
Nilai lama kontak,
jumlah & jenis bahan
kimia, serta
konsentrasi bahan
kimia.
Jauhkan pasien segera
dari bahan kimia.
Bilas dengan air bersih
mengalir selama 20-30
menit.
Jangan gunakan anti
cairan kimia/antidotum.
Segera rujuk ke pusat Alkali Burn
LB. 34
II. LB Listrik
35
Prosedur manajemen LB
Listrik:
ABCDE.
Cegah Myoglobinuria
Cairan IVFD ↑: sampai urine
output tercapai 100 ml
urine / hour. Bila perlu forced
diuresis RL 2 kolf (tetes
cepat) lalu bolus lasik 2
ampul.
Alkalinisasi urine:
Bicarbonat Natrium atau
Mannitol.
Cegah Metabolik acidosis
Jaga perfusi tetap adekuat.
Bicarbonat Natrium.
Fasciotomy pada ekstremitas
yang terganggu perfusinya.
36
III.Trauma Inhalasi dan
Ledakan
Indikasi Klinis:
Sputum yang
mengandung karbon.
LB wajah.
Rambut terbakar/keras-
kaku- bau karbon.
Deposit karbon pada
lubang hidung atau
wajah
Oropharynx yang
meradang
Riwayat LB diruang
tertutup
CO Hgb >10%.
37
Kriteria Rujukan Pasien
LB
Grade 2–3
Luas LB>10% BSA pd
semua umur.
Umur <10 and > 50 thn
Luas LB >20% BSA
Mengenai area :
• Face • Hand • Perineum
• Eyes • Feet • Sendi2 utama (Major
• Ears joints)
• Genitalia 38
Kriteria Rujukan Pasien
LB
Grd 3 dg Luas LB> 5% BSA
LB listrik & Zat Kimia
Trauma Inhalasi
Tdp Penyakit atau trauma
penyerta
Anak2.
39
Kriteria Rujukan Pasien
LB
Koordinasi dg dokter Pusat
Rujukan.
Dirujuk dg:
• Dokumentasi/ informasi yg
lengkap.
• Hasil Laboratorium.
40