Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT

DETEKSI DINI DAN ALUR PENATALAKSANAAN


HIPERTENSI DAN KRISIS HIPERTENSI DI
PUSKESMAS KLECOREJO

Disusun oleh:
dr. Sandra Aldira

Pembimbing:
dr. Haryo Saptono
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Mini Project ini diajukan oleh:
dr. Sandra Aldira

Judul : Deteksi Dini dan Alur Penatalaksanaan Hipertensi dan


Krisis Hipertensi di Puskesmas Klecorejo

Telah disetujui sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk


kelengkapan tugas program internsip dokter periode Juni 2017- Juni 2018

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Dokter Internsip

dr. Haryo Saptono dr. Sandra Aldira


 NIP. 197506052005011009
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat................................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6


2.1 Hipertensi............................................................................................................ 6
2.1.1 Definisi........................................................................................................ 7
2.1.2 Epidemiologi...............................................................................................7
2.1.3 Faktor Risiko............................................................................................... 8
2.1.4 Klasifikasi dan Manifestasi Klinis...............................................................9
2.1.5 Tatalaksana Farmakologi.............................................................................10
2.1.6 Tatalaksana Non Farmakologi.........................................................................13
BAB III BENTUK KEGIATAN...........................................................................15

BAB IV HASIL INTERVENSI DAN INDIKATOR KEBERHAS ILAN.........18

BAB V DISKUSI DAN PEMBAHASAN......................................................................... 19

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang memiliki prevalensi
cukup tinggi di dunia maupun Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 didapatkan prevalensi hipertensi pada usia 18 tahun ke atas
sebanyak 9,5% yang naik sekitar 2% dibandingkan dengan data Riskesdas 2007.
Provinsi Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang memiliki prevalensi stagnan
dari tahun 2007.

Krisis hipertensi adalah bentuk kegawatdaruratan dalam bidang hipertensi. Seorang


 pasien tergolong dalam krisis hipertensi ketika memiliki tekanan darah sistolik di
atas 180 mmHg dan diastolik di atas 110 mmHg. Krisis hipertensi dapat terbagi
menjadi hipertensi urgensi dan hipertensi emergensi bergantung pada ada dan
tidaknya kerusakan organ target.

Puskesmas Klecorejo merupakan salah satu faskes layanan primer di Kabupaten


Madiun yang dilengkapi dengan fasilitas IGD dan rutin mendapatkan pasien dengan
krisis hipertensi. Berdasarkan keterangan dari petugas kesehatan di Puskesmas
Klecorejo, penanganan pasien dengan krisis hipertensi masih belum memiliki alur
yang jelas sehingga beberapa pasien tidak terdiagnosis bahkan sebagian belum
ditangani dengan baik. Mengingat krisis hipertensi merupakan kasus
kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan segera karena dapat mengakibatkan
komplikasi yang serius hingga kematian, maka penulis mengangkat topik
penanganan krisis hipertensi sebagai Quality Assurance (QA) di IGD Puskesmas
Klecorejo. Dengan adanya QA ini diharapkan pasien krisis hipertensi yang datang di
IGD Puskesmas Mejayan dapat dideteksi dan ditangani dengan baik

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah:
1. Belum tersedianya alur penanganan hipertensi dan krisis hipertensi di Puskesmas
Klecorejo.
2. Belum adanya sosialisasi kepada petugas kesehatan di Puskesmas Klecorejo
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas penanganan krisis hipertensi melalui penyelesaian
 berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi masalah yang tedapat pada Puskesmas Klecorejo
2. Mengidentifikasi penyebab masalah yang telah ditentukan pada
Puskesmas Klecorejo.
3. Mendapatkan pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah yang
ditemukan pada Puskemas Klecorejo.

1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat bagi Masyarakat
1. Masyararakat mendapat pelayanan yang lebih maksimal, terutama pada
kasus krisis hipertensi.
2. Masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai krisis hipertensi
melalui media promosi di Puskesmas Klecorejo.
1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas
1 Petugas Puskesmas memiliki alur penanganan krisis hipertensi sehingga
dapat diterapkan oleh petugas kesehatan yang bertugas di IGD maupun
 balai pengobatan.
2 Petugas Puskesmas mendapatkan pelatihan mengenai definisi, deteksi
dini, dan pengelolaan krisis hipertensi.
3 Puskesmas memiliki media promosi dalam bentuk  flyer mengenai krisis
hipertensi.
Tatalaksana farmakologi krisis hipertensi melihat berdasarkan kondisi pasien apakah
krisis hipertensi urgensi atau sudah masuk kedalam kondisi krisis hipertensi
emergensi.
1. Hipertensi Urgensi
Tekanan darah diturunkan menggunakan antihipertensi oral. Target tekanan
darah normal dicapai dalam satu hingga dua hari. Setelah tekanan darah
normal
 perlu diidentifikasi penyebab terjadinya hipertensi urgensi. Selain itu untuk
mengontrol tekanan darahnya, perlu diberikan antihipertensi jangka panjang.

Tabel 1. Daftar Antihipertensi Hipertensi Urgensi


Obat Dosis Keterangan

Kaptopril 12,5 – 25 mg Dapat diulang setiap 15 menit. Merupakan drug of


choice  karena keamanan dan penurunan tekanan
darah yang cepat.

Klonidin 75 – 150 ug Dapat diulang setiap 1 jam.

Propanolol 10 – 40 mg Dapat diulang setiap 30 menit.

 Nifedipin 5 – 10 mg Tidak direkomendasikan karena menyebabkan


 penurunan tekanan darah yang sangat cepat sehingga
meningkatkan risiko iskemia serebral dan iskemia
 jantung.

2. Hipertensi Emergensi
Tekanan darah diturunkan menggunakan antihipertensi parenteral. Target
 penurunan tekanan darah tidak lebih dari 25% dari mean arterial pressure
dalam waktu 1 jam. Dua hingga enam jam kemudian setelah tekanan darah
stabil, diberikan antihipertensi lagi untuk menurunkan tekanan darah hingga
mencapai 160/100 mmHg. Bila tekanan darah masih stabil, diturunkan sesuai
target dalam 24-48 jam.
Tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi tidak boleh diturunkan secara
mendadak karena dapat menyebabkan iskemia organ target. Pemantauan
tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi lebih baik dilakukan di
Tabel 2. Daftar Antihipertensi untuk Hipertensi Emergensi
Obat Dosis Keterangan

 Nikardipin 5 – 15 mg/jam Diindikasikan pada kasus stroke,


 perdarahan intracranial, diseksi
aorta

 Nitrogliserin 5 – 100 ug/menit Diindikasikan pada kasus edema


 paru dan sindrom coroner akut.

Klonidin 0,3 ug/kgBB/jam dlm 250


cc Dibutuhkan penyesuaian dosis pada

Dx 5% insufisiensi renal

 Nitroprusid 0,25 – 10 ug/kgBB/menit Pilihan antihipertensi terakhir


karena memiliki risiko toksisitas
sianida

Hidralazin 10 – 20 mg IV bolus Dapat diguankan pada kasus


 preeklamsia dan eklamsia

Fenoldopam 0,1 mg/kg/menit Dapat digunakan pada pasien


dengan gangguan fungsi ginjal

2.1.6 Tatalaksana Non Farmakologi


Berdasarkan JNC 8, tatalaksana hipertensi dimulai dari perubahan gaya hidup, yang
 jika gagal akan dilanjutkan ke tatalaksana farmakologik. Perubahan gaya hidup ini
mencakup mengurangi berat badan, merubah diet, aktivitas fisik, dan mengurangi
konsumsi alkohol.

Penurunan berat badan 4.5 kg sudah dapat menurunkan tekanan darah pada sebagian
 besar populasi overweight, walaupun berat badan ideal sebaiknya dapat dicapai.
Salah satu pola diet yang dapat membantu menurunkan tekananan darah adalah
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). DASH adalah pola diet yang
kaya akan
 buah-buahan, sayur, dan produk dairy yang rendah lemak, disertai dengan rendahnya
kadar kolesterol dan lemak. Pada penderita hipertensi, konsumsi garam juga harus
Pada pasien yang tidak memiliki keterbatasan bergerak, aktivitas fisik haris
dilakukan minimal 30 menit sehari, "most days of the week". Jika pasien sering
mengkonsumsi alkohol, maka konsumsi alkohol harus dibatasi hingga sekitar 1-2
porsi minuman sehari. Merokok juga harus dihentikan untuk mengurangi risiko
kardiovaskular secara keseluruhan.
Tabel 3. Jenis makanan dan jumlah sajian

Jenis Makanan Jumlah sajian untuk Sajian dalam diet 2000


kalori 1600-3100 kalori

Gandum dan produk gandum 6-12 7-8


(paling sedikit 3 jenis gandum
utuh
 per hari)

Buah-buahan 4-6 4-5

Sayur 4-6 4-6

Produk susu tidak berlemak atau


rendah lemak 2-4 2-3

Daging, ikan, unggas 1,5-2,5 2 atau kurang

Kacang, biji-bijian, dan tumbuhan


kacang-kacangan 3.6 per minggu 4-5 per minggu

Lemak dan makanan manis 2-4 terbatas

Dengan mengikuti perubahan gaya hidup tersebut, maka sebagian pasien tidak perlu
mendapatkan intervensi farmakologi. Pada sebagian pasien, hanya dengan mengikuti
 pola diet DASH dengan 1600 mg natrium per hari, efeknya serupa dengan terapi
farmakologis menggunakan satu obat.
Saran

1. Untuk Masyarakat

Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang upaya pencegahan terjadinya

 penyakit hipertensi dengan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan

oleh petugas kesehatan terdekat agar dapat terhindar penyakit hipertensi

secara dini.

2. Untuk Petugas Kesehatan

Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan sosialisasi

tentang penyakit tekanan darah tinggi dan memberikan penyuluhan tentang

upaya mencegah kekambuhan penyakit hipertensi secara dini dan tindakan

apa saja yang harus dilakukan jika tekanan darah meningkat serta

menjelaskan

 pentingnya memeriksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan

terdekat.

3. Untuk Penderita Hipertensi

Agar lebih rajin dalam memeriksakan tekanan darahnya ke pelayanan

kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang berkaitan

dengan kesehatan untuk mencegah kekambuhan penyakit hipertensi serta

dapat termotivasi untuk menghindari hal-hal yang dapat menambah penyakit

hipertensi menjadi lebih parah lagi misalnya menghindari makanan yang

mengandung lemak seperti gorengan, daging kambing, santan, mengurangi

konsumsi garam dapur, minuman yang mengandung kafein, alkohol,

merokok, malas berolahraga, menjauhi stress, dan meminum obat secara

rutin.
DAFTAR PUSTAKA

Arora. 2008. 5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Jakarta :


Bhauana Ilmu Populer.

Bustan. 2000. Epidemiologi Penyakit tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta

Gunawan Lany. 2000. Hipertensi Tekanan darah tinggi. Yogjakarta : Kanisus

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta :

Media
Aesculapius: FKUI

 Notoatmodjo, Soekidjo. 2002


 Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Sarwono Warpadzi, Soeparman,dkk. 2006.


 Ilmu Penyakit Dalam jilid VI. Jakarta : Balai Penerbitan FKUI.

Wolf Harf Peter. 2006. Hipertensi. Jakarta : Buana Ilmu Populer

Anda mungkin juga menyukai