Tatalaksana IGD-2
Mediko made the med-easy!
PERINGATAN
• Semua File Materi (PPT, PDF), File Try Out, dan Video Rekaman Kelas Mediko.Id Telah terdaftar
sebagai HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA dan Dilindungi
sepenuhnya oleh Hukum yang Berlaku
• Dilarang keras mengcopy atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi materi PT. MEDIKO
EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras mengupload ulang video rekaman kelas PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Dilarang keras membagikan atau memperjual-belikan akun Try Out maupun Video
PT. MEDIKO EDUKATIF INDONESIA
• Jika terjadi pelanggaran akan diproses sesuai Hukum yang Berlaku (Undang-Undang Hak Cipta)
di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
• Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
PSIKIATRI
Mediko made the med-easy!
Evaluasi Kegawatdaruratan
1. Apakah pasien aman ditempatkan di ruang gawat darurat?
2. Apakah masalah merupakan organik / fungsional / kombinasi?
3. Apakah pasien mengalami gangguan psikotik?
4. Apakah pasien mengalami kecenderungan untuk bunuh diri atau
melakukan kekerasan terhadap lingkungan sekitar?
5. Bagaimana tingkat kapabilitas pasien dalam merawat diri?
Pasien gaduh gelisah
• Alkohol
Tatalaksana YA TIDAK
Monitor dosis kumulatif
Withdrawal
fenobarbital:
Loading fenobarbital IV >20mg/kg fenobarbital (setara
Alkohol
● 10mg/kg ideal body weight (infus) selama 30 hingga 25 ug/ml2)
menit • Bila delirium berlanjut setelah
● Tunggu 30 menit sebelum menambahkan mendapatkan >20mg/kg,
fenobarbital selanjutnya menandakan ada masalah lain.
• Evaluasi etiologi lain delirium.
• Pertimbangkan untuk stop
Titrasi fenobarbital IV: diulang q30 menit bila perlu pemberian fenobarbital dan
● 130mg IV (infus) ~3 menit(prn) untuk gejala ringan • Gunakan haloperidol untuk gejala
● 260mg IV (infus) ~5 menit(prn) untuk gejala berat agitasi.
>30mg/kg fenobarbital
Fenobarbital PO/IM maintenance (setelah meninggalkan IGD (setara hingga 40 ug/ml2)
atau ICU atau pada setting yang tidak memungkinkan untuk IV) • Hentikan pemberian fenobarbital.
● 100mg PO/IM q60(prn) untuk gejala ringan • Evaluasi untuk alternatif atau
● 200mg PO/IM q60(prn) untuk gejala sedang penyebab superimposed dari
(Hindari benzodiazepin, yang bersinergi dengan fenobarbital & delirium.
resiko oversedasi) • Gunakan haloperidol untuk gejala
agitasi.
Intoksikasi atau Withdrawal Opioid
Intoksikasi Opioid Withdrawal Opioid
1. Pemeriksaan tanda vital • Penanganan keluhan yang ada
2. Wawancara psikiatri dan riwayat penggunaan ⮚ Nyeri: Paracetamol, tramadol,
NAPZA serta Riwayat pengobatan dokter, asam mefenamat
evaluasi adanya ide bunuh diri ⮚ Insomnia: Estazolam, triazolam,
3. Evaluasi kemungkinan organik, pemberian nitrazepam
terapi cairan IV ⮚ Diare: Loperamide
4. Pasien dengan gejala berat dirawat di ICU ⮚ Mual/muntah: Sulpirid 25-50mg
5. Evaluasi gejala-gejala penekanan saraf pusat (3x sehari)
atau pernafasan ⮚ Bekas suntikan: Thrombophob
6. Dapat dilakukan “naloxone challenge test” atau Lasonil Jelly
7. Maintenance terapi dengan NALOXONE 0,4 mg
IV setiap jam
Intoksikasi atau Withdrawal Amfetamin
Intoksikasi Amfetamin Putus Amfetamin
• Pada pasien yang menunjukkan gejala • Pada pasien dengan anxietas atau
membahayakan diri sendiri dan orang agitasi:
lain dapat ditangani dengan: ⮚ Benzodiazepine: Lorazepam 1-2mg
⮚ Benzodiazepine: Oksazepam (Serax) IO tiap 8 jam
10-30mg IO, Lorazepam 1-2mg IO • Gejala depresi: SSRI
• Pada pasien yang menunjukkan gejala • Gejala psikotik: Haloperidol 2-5mg
psikotik dapat diberikan: setiap 12 jam IO
⮚ Antipsikotik: Haloperidol 2-5mg • Terapi non farmakologi:
setiap 4-6 jam IM atau IO 1. Resiko bunuh diri (Sadperson)
2. Evaluasi depresi
3. Psikoterapi dan progam khusus
OBSGYN
Mediko made the med-easy!
▪ Berdasarkan WHO: usia kehamilan kurang dari 22 minggu
Abortus ▪ Beberapa acuan: usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram.
Abortus Sedikit Sedang Sesuai usia Tertutup Tidak ada ekspulsi jaringan
iminens kehamilan konsepsi
Abortus Sedang-banyak Sedang-hebat Sesuai usia Terbuka Tidak ada ekspulsi jaringan
insipiens kehamilan konsepsi
Abortus Sedang-banyak Sedang-hebat Lebih kecil dari Terbuka Ekspulsi sebagian jaringan
inkomplit usia kehamilan konsepsi
Abortus Sedikit Tanpa/sedikit Lebih kecil dari Tertutup Ekspulsi seluruh jaringan
komplit usia kehamilan konsepsi
Missed Tidak ada Tidak ada Lebih kecil dari Tertutup Janin telah mati tapi tidak
abortion usia kehamilan ada ekspulsi
Abortus
Tatalaksana Abortus
• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan
sistolik <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok
• Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan
komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam
untuk 48 jam:
1. Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam
Koagulopati
• Tangani kehilangan darah segera
• Berikan darah lengkap segar atau komponen darah
Ruptur Uteri • Lakukan histerorafi atau histerektomi
Algoritme
Atonia Uteri
KBI
Diberikan melalui
drip intravena
dalam 1000 ml
dextrose 5%
dalam air.
Tatalaksana Alkalosis
Hipernatremia
• Didefinisikan sebagai kadar
natrium plasma > 145 mEq/l
(kadar normal: 135 – 145 mEq/l).
• Tanda dan gejala lebih sering
berhubungan langsung dengan
neurologis, misalnya penurunan
kesadaran, letargi, iritabilitas,
sampai kejang
• Pendekatan klinis hipernatremia
dibagi menjadi 3, tergantung
dengan kadar volume tubuh
(hipo/eu/hipervolemia)
EIMED PAPDI Buku I, cetakan kedua, 2012
Algoritma
Tatalaksana
Hipernatremia
Tatalaksana Hiperkalsemia
Tatalaksana Hiperkalsemia
• Hipertensi berat
• tekanan darah sistolik ≥180 mmHg dan/atau
• tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg (ESC/ESH 2018)
• Dibagi menjadi 2:
1. Hipertensi emergensi:
• disertai dengan kelainan/kerusakan organ target secara
progresif (misalnya: otak (ensefalopati hipertensi),
jantung (coronary artery disease), mata (retinopati
hipertensi), ginjal (acute kidney injury), paru-paru (acute
pulmonary edema) dsb).
• Tatalaksana antihipertensi fokus melalui jalur intravena
2. Hipertensi urgensi:
• tidak disertai kelainan/kerusakan organ target yang
progresif.
• Tatalaksana antihipertensi dapat melalui jalur oral
C. Perfringens Beef atau poultry, precooked food. Muncul dalam 6-24 jam diare, keram perut,
muntah, demam.
Salmonella Undercook chicken, egg, unpasteurixed Gejala muncul 6 jam – 6 hari. Diare, demam,
milk, sayuran dan buah mentah. nyeri perut, mual dan muntah.
C. botulinum Makanan kaleng, dan makanan Muncul 18-36 jam, diplopia, ptosis, slurred
fermentasi speech, paralisis.
V. Cholera Raw or undercooked shellfish, oyster. Diare seperti cucian beras, keram perut.
C. Jejuni Raw or undercooked poultry, Gejala muncul 2-5 hari, diare, dan keram.
unpasteurized milk.
E. Coli Raw beef, raw vegetable, raw sprout. Muncul 3-4 hari, keram perut, diare kadang
berdarah, muntah, demam.
KERACUNAN MAKANAN
• Sebagian besar bersifat self-limiting
• Tatalaksana yang paling utama adalah rehidrasi
➢ Oral: oralit, Oral rehydration solution
➢ Intravena apabila terdapat tanda dehidrasi berat
• Absorbent
➢ Kaolin/pectin
➢ Aluminium hidroksida
• Pada kasus keracunan makanan jangan memberikan agen antidiare → diare
adalah cara tubuh mengeluarkan zat toksin.
Step-ladder/air
FISHBONE Coil-spring app fluid level
Tampak udara bebas berupa
gambaran lusen di bawah
diafragma berbentuk kubah
membentuk gambaran cupula sign
Emphysema
di puncak paru
Black* Cavitas TB
Berbentuk Lubang
Abnormalitas Pneumothorax
*Radio-lucent + Air-fluid Abses
Batas
Masih Cair Honey-comb
Costophrenic Pleural Meniscus
Bronchiectasis
appearance
Angle Effusion Organized
**Radio-opaque Batas Tak Beraturan,
Pocketed
White** dibatasi fisura
Encapsulated (Fissura)
Tumor Mediastinum atau
Batas (+) Pneumonia
Tumor Paru (jinak) Within Lung Air Bronchogram
Tak Jelas
( - )Bronchopneumonia
Tepi reguler Batas Jelas
STEEPLE SIGN
Klasifikasi Penanganan
Croup Ringan: • Kortikosteroid (deksametason)
-Demam • Edukasi, bila membaik -> rawat jalan
-Suara Serak
-Batuk Menggonggong
-Stridor Terdengar hanya jika anak gelisah
Croup Sedang: Corticosteroid (Dexamethasone)
-Batuk menggonggong lebih sering Monitor dalam 4 jam
-Stridor terdengar walaupun anak tenang Membaik -> Edukasi, rawat jalan
-Nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Jika tidak membaik, tangani sebagai Croup
Berat
Croup Berat: - Kortikosteroid (deksametason)
-Batuk menggonggong lebih sering - Epinefrin 2ml 1/1000 dalam 2-3 ml NaCl dg
-Stridor terdengar jelas nebulizer selama 20 menit, ulangi bila perlu
-Nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam - Oksigenasi
-Anak agitasi dan stressed Antibiotik tidak seharusnya diberikan
Intubasi dan trakeostomi:
Jika terdapat tanda obstruksi
saluran respiratorik seperti
tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam yang berat
dan anak gelisah, lakukan
intubasi sedini mungkin.
Derajat Serangan Asma
PEDIATRI
EDUKASI
5 Lintas Diare Kembali segera jika
• Demam
• Tinja berdarah
1. Rehidrasi • Muntah berulang
• Tanpa dehidrasi → rencana terapi A • Makan atau minum sedikit
• Dengan dehidrasi tak berat → rencana terapi B • Anak sangat haus
• Dengan dehidrasi berat → rencana terapi C • Diare makin sering
2. Dukungan Nutrisi • Belum membaik dalam 3 hari
• Tetap diteruskan sesuai umur anak → menu sama
Pemberian antibiotik sesuai hasil analisa feses,
pada anak sehat jika tidak tersedia → dianggap shigellosis
• ASI tetap diteruskan → frekuensi lebih sering dari • Lini I: kotrimoksazol TMP 8-10
biasanya mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis (5 hari)
3. Suplementasi Zinc (10 – 14 hari) • Lini II: sefiksim 5 mg/kgBB/hari PO
• Dosis zinc < 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari
Efek pemberian antibiotik irrasional :
• > 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
• Memperpanjang lamanya diare
4. Antibiotik Selektif (diare berdarah/disentri dan kolera) – Mengganggu keseimbangan flora usus
5. Edukasi – Clostridium difficile tumbuh
• Mempercepat resistensi terhadap antibiotik
RENCANA TERAPI A
DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI
Rehidrasi Pemberian Zinc
▪ Gunakan larutan oralit untuk anak
Pemberian Nutrisi
▪ Larutkan 1 bungkus dalam 250 ml
(1 gelas air matang) ▪ Teruskan ASI/PASI (sesuai diet sebelumnya)
▪ Anak <2 tahun: 50-100 ml/BAB ▪ Pada anak > 6 bulan atau telah mendapat makanan padat:
▪ Anak >2 tahun: 100-200 ml/BAB ▪ Beri bubur, bila mungkin campur kacang-kacangan, sayur,
▪ Berikan larutan ini sebanyak anak mau daging, ikan. Tambahkan 1 - 2 sdt minyak sayur per porsi.
▪ Jika anak muntah, oralit tetap diberikan ▪ Beri sari buah atau pisang halus → menambah kalium.
namun dengan tempo lebih lambat ▪ Beri makanan yang segar. Masak, haluskan
▪ Jika tidak habis, sisa oralit harus dibuang ▪ Bujuklah anak untuk makan, berikan makanan min. 6x/hari
setelah 24 jam sejak dilarutkan ▪ Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan
▪ Teruskan pemberian larutan ini hingga berikan porsi makanan tambahan setiap hari selama 2
diare berhenti. minggu.
▪ Jika oralit habis, ibu dapat kembali ke
Pemberian Antibiotik (sesuai indikasi)
Puskesmas meminta oralit, atau
memberikan cairan rumah tangga Edukasi
RENCANA TERAPI B Oralit 75 cc x BB
PENDERITA DIARE DENGAN DEHIDRASI TAK BERAT (3 jam pertama)
• Lakukan rehidrasi dalam pemantauan Umur <4 bulan 4–12 bulan 12–24 bulan 2 – 5 tahun
• Jika anak minta minum lagi, berikan. BB < 6 kg 6 - < 10 kg 10 - <12 kg 12 – 19 kg
• Tunjukkan kepada orang tua bagaimana Dalam ml 200 – 400 400 -700 700 - 900 900 - 1400
cara memberikan rehidrasi oral
o Berikan minum sedikit demi sedikit
o Jika anak muntah, tunggu 10 menit Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B
lalu lanjutkan kembali pelan-pelan o Tunjukkan jumlah oralit yang harus habis dalam 3 jam
o Lanjutkan ASI ad libitum o Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi
o Jelaskan 4 cara terapi A untuk di rumah
• Setelah 4 jam :
▪ Berikan anak lebih banyak makanan
o Nilai ulang derajat dehidrasi anak ▪ Beri tablet zinc
o Tentukan tatalaksana yang tepat ▪ Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
untuk melanjutkan terapi ▪ Kapan anak harus dibawa harus kembali ke
o Mulai beri makan anak di klinik Puskesmas
Dosis zinc
< 6 bulan → 10 mg
> 6 bulan → 20 mg
RENCANA TERAPI C
PENDERITA DIARE DENGAN
DEHIDRASI BERAT
Lokal Sistemik
• Bengkak terutama • Gangguan Homeostasis
48 jam pertama
• Tanda Neurotokis
• Bengkak meluas
secara cepat • Gangguan kardiovaskuler
• Dapat terjadi • Gangguan ginjal akut
limfadenopati
• Myoglobinuria/generalised
rhabdomyolysis/haemolysis
(A. Khaldun, 2015)
Tatalaksana
Pastikan ABC Clear !
• Airway
• Non Re-Breathing Mask 12 lpm
• Laryngeal Mask Airway dan
Endotracheal Tube
• Suction jika ada gargling (+), Head tilt
and chin lift jika ada snoring (+)
• Breathing
• Evaluasi RR
• Circulation
• Buat akses iv, berikan Normal Saline
0.9% (usulkan pemeriksaan lab)
• Tekanan darah
• HR
• Cek saturasi oksigen
• Berikan transfusi darah dan FFP jika
dibutuhkan
Tatalaksana
• Imobilisasi area bekas gigitan dengan • Obat antikolinesterasi
Pressure Bandaging Immobilization (PBI) • Khususnya pada ular beracun
• Berikan Antivenom: DRUG OF CHOICE • Harus diberikan atropine terlebih
• Berikan SABU Secepatnya dahulu untuk mencegah intoksikasi
• 2 vials SABU + 500mml Normal saline pisostigmine
0.9% dripped 0-80 drop permenit • Dosis Physostigmine
• Ulangi setiap 6 jam • Adult (>12 yo) : 1.0-2.0 mg
• Waspadai tanda RE-ENVENOMATION! • Children ≤ 12 yo: 0.02
mg/kg/dose (max single dose 0.5
• Simptomatik
mg)
• Analgesia : morphine (PS≥7) dan
• Harus diberikan secara pelan 3-5
paracetamol infusion atau oral (PS<7) menit IV, ulangi tiap 4 jam
• Antibiotik
• Jika ada indikasi, seperti : leucocytosis