Anda di halaman 1dari 132

Persiapan Internsip 2022

Kumpulan Kasus Umum di Puskesmas


Mediko made the med-easy!
Aplikasi yang Mungkin Berguna
Neurologi
Mediko made the med-easy!
BELL’S PALSY • Akut, unilateral, paralisis n. fascial tipe LMN (perifer)
• Etiologi: idiopatik
• Onset: < 48 jam

Pemeriksaan Fisik
Gejala dan Tanda
1. Saat pemeriksaan terdapat distorsi
1. Merot atau kelumpuhan pada wajah berupa merot.
muskulus facialis. 2. Hilangnya lipatan/kerutan pada
2. Tidak mampu menutup mata dahi.
3. Nyeri tajam di telinga dan mastoid 3. Peningkatan salivasi
4. Hiperakusis 4. Gangguan pengecapan
5. Gangguan pengecapan 5. Lagoftalmus
PENATALAKSANAAN
NYERI KEPALA

PRIMER
SEKUNDER
• Tidak ada penyebab
organik underlying. • Gejala muncul akibat
adanya underlying
1. TTH organic disease.
2. Migraine
3. Cluster type headache
NYERI KEPALA

PRIMER
SEKUNDER
• Tidak ada penyebab
organik underlying. • Gejala muncul akibat
adanya underlying
1. TTH organic disease.
2. Migraine
3. Cluster type headache
MIGRAINE
Nyeri kepala primer dengan kualitas vaskular (berdenyut) , diawali unilateral
yang diikuti oleh mual, fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi.
Migren klasik terdiri atas 4 fase:
1. fase prodromal
2. fase aura
3. fase nyeri kepala
4. fase postdromal
FAKTOR RESIKO
• Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya/ perubahan
hormonal.
• Puasa dan terlambat makan.
• Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju.
KRITERIA DIAGNOSIS MIGRAINE
Migren tanpa aura Migren dengan aura
(Common migrain) (Classic Migraine)
• Unilateral • Gambaran nyeri kepala menyerupai
• Berdenyut migren tanpa aura
• Intensitas sedang/berat • Timbul sesudah gejala aura (5-20 menit)
• Bertambah berat oleh aktivitas fisik
• Mual muntah Aura, berupa:
• Fotofobia dan fonofobia • Gangguan visual (bintik-bitnik, hilang
penglihatan)
• Gangguan sensorik (hilang rasa)
• Gangguan bicara (disfasia)
TATALAKSANA
Terapi Abortif Terapi Profilaksis
• Analgesik : NSAID Diberikan jika serangan 2-3x/bulan
• Triptan : sumatriptan 2x50-100 atau terdapat serangan berat.
mg/hari
• Ergot : Ergotamin 1 mg, ulangi tiap • Beta blocker : propanolol 2x40
setengah jam, maksimal 3 mg/hari.
mg/hari, 6 mg/minggu • CCB : verapamil, flunarizine.
• SSRI : fluoxetine
• Antidepresan : dapat diberikan
amitriptilin
TATALAKSANA
1. Pada serangan akut tidak boleh lebih dari 2 hari/minggu, yaitu dengan:
Analgetik:
• Ibuprofen 800 mg/hari
• Asetaminofen 1000 mg/hari,
• NSAIDs (Naproxen 660-750 mg/hari, Ketoprofen 25-50 mg/hari, asam mefenamat, ibuprofen
800 mg/hari, diklofenak 50-100 mg/hari).
• Kafein (analgetik ajuvan) 65 mg.
• Kombinasi: 325 aspirin, asetaminofen + 40 mg kafein.
2. Profilaksis
• Antidepresan
Jenis trisiklik: amitriptiline, sebagai obat terapeutik maupun sebagai
pencegahan tension-type headache.
• Antiansietas
Golongan benzodiazepin . Kekurangan obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol sehingga
dapat memperburuk nyeri kepalanya.
TATALAKSANA
Pengobatan Akut Obat Pencegahan
1. Oksigen 12 L/menit gejala 1. CCB : verapamil, diltiazem
menghilang dalam waktu 15 2. Kortikosteroid
menit. 3. Lithium carbonat
2. Dyhidroergotamine 4. Oxcarbazepin
3. Triptan (Sumatriptan) 5. Magnesium sulfat
4. Ocreotide
5. Anestesi local
NEURALGIA TRIGEMINAL
(TIC DOULOREUX)

• Nyeri hebat paroksisimal seperti terbakar,


tertusuk, tajam pada salah satu cabang dari n.
trigeminus.
• Diperparah dengan mengunyah, berbicara,
dingin, angin, atau tersentuh (allodynia!)
• Etiologi :
• Akibat kompresi dari nervus trigeminus.
• Demielinisasi pada n. trigeminus.
Tatalaksana
• Pemeriksaan lanjutan berupa CT-scan dan MRI untuk eksklusi cerebello-
pontine angle tumor
• Carbamazepine : dimulai dari dosis 100-200 mg 2-3x/hari
• Anti kejang lainya seperti phenytoin, oxcarbazepine, lamotigrine.
• Block saraf
• Trigeminal ganglion block
• Decompresi microvascular
• Radiofrekuensi thermocoagulation
CARPAL TUNNEL SYNDROME
CTS merupakan kelainan neuropati perifer lokal yang sering terjadi akibat
tertekannya nervus medianus

GEJALA
1. Parestesia, nyeri dan tingling pada jari 1- sebagian jari 4.
2. Memburuk pada malam hari, membaik ketika tangan dikibas-
kibaskan (flick sign)
3. Ape like hand deformity
4. Atrofi pada daerah thenar

ETIOLOGI
1. Gerakan repetitive (eg mencuci, menjahit)
2. Obesitas
3. Kehamilan
4. DM dan sebagainya
Carpal Tunnel Test

• Nerve Conduction Velocity adalah GOLD


STANDARD untuk pemeriksaan CTS.
• Electromyography (EMG) looks at the
electrical activity of muscles, both at rest
and during contraction.
Durkan Compression Test
TERAPI KONSERVATIF
• Istirahatkan pergelangan tangan
• Obat antiinflamasi nonsteroid
• Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan
tangan. Bidai dapat dipasang terus-menerus atau hanya
pada malam hari selama 2-3 minggu
• lnjeksi steroid
• Vitamin B6 (piridoksin)
Terapi Operatif
Tindakan operasi pada CTS disebut neurolisis nervus medianus pada pergelangan
tangan. Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan
dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau
adanya atrofi otot-otot thenar.
GUYON TUNNEL SYNDROME

• Merupakan kompresi dari nervus ulnaris saat


melewati guyon tunnel.
• Dapat juga terjadi pada cubital tunnel yang
disebut cubital tunnel syndrome

Tanda dan Gejala


1. Nyeri dan kesemutan pada jari 4 dan 5
2. Atrofi otot hipotenar
3. Atrofi pada m. adductor pollicis
Atrofi hipotenar 4. Atrofi m. interosseus
5. Terdapat gambaran claw hand.
TARSAL TUNNEL SYNDROME
• Nyeri sensoris pada bagian plantar kaki, akibat kompresi dari n. tibialis pada posterior malleolus
medialis
• Kondisi diperberat dengan pembebanan tubuh, memberat saat malam hari, berjalan dengan
menumpu pada belakang kaki.
• Test : tinel test pada malleolus medialis dan dorsiflexion-eversion test.

Dorsiflexion-eversion test
Mata
Mediko made the med-easy!
MATA MERAH VISUS NORMAL
Blefaritis seboroik/skuamosa Blefaritis ulseratif/stafilokokal
Krusta kekuningan pada dasar bulu mata,
Penumpukan sisik putih pada bulu mata
bila diusap biasanya meninggalkan keropeng
dengan dasar hiperemis (tanpa ulkus).
atau ulkus yang mudah berdarah.

Tatalaksana Seborroik
• Bersihkan sisik dengan sabun atau salep salisil 1%.
• Kompres hangat.
• Antibiotik topikal (eritromisin, basitrasin atau gentamisin tetes
Seboroik mata)

Ulceratif Blefaritis ulseratif/stafilokokal


• Bersihkan krusta, kompres hangat
• Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin atau gentamisin 12x2
tetes hingga gejala membaik)
• Antibiotik oral (doksisiklin 1x100mg selama 2-4 minggu atau
azithromisin 1x500mg selama 5 hari)
TATALAKSANA
Blefaritis Posterior
• Pemijatan kelopak mata
• Gangguan pada kelenjar Meibom. • Antibiotik topical (eritromisin, basitrasin
atau gentamisin 12x2 tetes hingga gejala
• Tanda : muara kelenjar Meibom membaik)
tampak prominen dengan sekresi • Antibiotik oral (tetrasiklin 1x1000mg
dalam dosis terbagi selama 6-12
kental keputihan. minggu)

Blefaritis posterior
Gambaran hipertrofi pada kelenjar
meibom.
Blefaritis anterior
Lebih ke gambaran
seborrhoic/terdapat krusta
kekuningan
HORDEOLUM VS KALAZION
Tatalaksana Kalazion
Tatalaksana Hordeolum • Konservatif
• Injeksi intralesi steroid (triamsinolon
• Kompres hangat 4-6 kali sehari
40 mg/ml sebanyak 0,10-0,20 ml)
selama 15 • Ekokleasi kalazion
menit
• Jaga kebersihan kelopak mata
• Antibiotik topical (salep
oxytetrasiklin 3x1; salep
kloramfenikol 3x1; tetes mata
kloramfenikol 0,25%, antibiotik
oral (eritromisin 2x500mg atau
dikloksasilin 4x1 selama 3 hari) • Hordeolum interna : insisi vertical
• Insisi dan drainase abses • Hordeolum eksterna : insisi horizontal
• Chalazion : Ekokleasi kalazion
Konjungtivitis : radang pada konjungtiva
REAKSI KONJUNGITIVA
• Reaksi Folikular : dari jaringan limfoid, pada
infeksi virus dan klamidia.
• Reaksi papilar : dari epitel konjungtiva, pada
infeksi bakteri dan vernal
Papilar-
Cobblestone

MEMBRAN PSEUDOMEMBRAN
Eksudat bila dikelupas Eksudat bila dikelupas
BERDARAH tidak berdarah
Neisseria gonorrhea, EKC, konjungitivitis
difteri allergi
Sekret Mata
SEROSA MUKOID

Pada Infeksi VIRUS (disertai Misalnya pada ALERGI


demam) dan IRITASI.

PURULENT
MUKOPURULENT
Misalnya pada infeksi berat
Pada infeksi Chlamidya
dan GONORRHEA
Contoh Penulisan Resep

Konjungtivitis Bakterial Konjungtivitis Viral


dr. X dr. X
Jl. X Jl. X
SIP. 1234 SIP. 1234
Semarang, … Agustus 2021 Semarang, … Agustus 2021

R/ Chloramphenicol 1% eye ointment tube No I R/ Artificial tears ED fl. No I


S 3ddue OD/OS/ODS S 6 dd gtt I OD/OS/ODS
R/ Vit C 500 mg tab No VII
Pro : Tn. X S 1dd tab I
Usia : … tahun R/ Paracetamol 500 mg tab No XXI
S 3dd tab I prn

Pro : Tn. X
Usia : … tahun
Perdarahan Conjungtiva

• Etiologi : trauma, kongesti vena mendadak.


• Tampak pewarnaan merah homogen dengan batas tegas pada
konjungtiva, darah akan direabsorbsi sempurna dalam 7-21
hari.

Terapi
• Terapi sesuai etiologi
• Reassurance
• Kompres dingin untuk menemkan titik perdarahan, kompres hangat untuk
membantu reabsorbsi
THT
Mediko made the med-easy!
1/3 luar
Sirkumsripta
MT masih bisa terlihat

Apabila terkena semuanya


(difusa) , MT tidak dapat dinilai
Apabila terdapat gangguan NVII menjadi maligna

Otitis Eksterna Sirkumsripta Otitis Eksterna Difusa Otitis Eksterna Maligna


Terkena 1/3 luar, MT Terlihat Terkena seluruhnya, MT Terkena seluruhnya, MT
tidak terlihat tidak terlihat

S. Aureus Pseudomonas Pseudomonas


Paralisis saraf (-) Paralisis saraf (-) Paralisis saraf (+)
Furunkulosa/sirkumkripta Difusa Maligna
Antibiotik salep seperti polymyxin dan Tampon antibiotika yang mengandung Antibiotik dan debridement agresif
bacitracin campuran polimiksin B, neomisin, Ciprofloxacin 400 mg IV/8 jam; 750 mg
hidrokortison dan anestesi topikal. PO/2 jam
Antibiotika PO pada infeksi berat. Dewasa : ampisillin 250 mg 4x1, eritromisin 250
4x1. Anak-anak Eritromisin 40-50 mg per/ kg BB.
Contoh Penulisan Resep
Infus Peroral
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Infus Ciprofloxacin 400 mg vial no. III R/ Ciprofloxacin 750 mg tab No. XIV
S.i.m.m__________________ S.o.12.h tab I________________
R/ Infus set no. I
S.i.m.m__________________ Pro : Ny. X
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun • 1 vial ciprofloxacin = 400 mg/200 ml
• 1 vial infus habis dalam 8 jam → 1 hari 3 vial
Otomikosis
• GATAL
• Otalgia dan otorrhea
• Berkurangnya pendengaran

Faktor Resiko : A. Candida : cotton wool


• Olahraga air B. Aspergillus niger :
newspaper appearance
• Pemakaian steroid

TATALAKSANA :
• Nistatin → efektif untuk candida
• Miconazole → Efektif untuk aspergillus
• Asam acetat 2% dalam alcohol → Keratolitik
Serumen Prop
Gejala Utama
• Penurunan pendengaran → CHL
• Rasa penuh pada telinga
• Tinitus hingga vertigo
• Batuk-batuk
* Sering di UKMPPD → Pasca berenang penurunan pendegaran
TATALAKSANA
• Serumen lembek → bersihkan dengan kapas yang dililitkan pada cotton applicator
• Serumen yang keras → dikeluarkan dengan cerumen hook/scoop
• Serumen yang tidak bisa dikeluarkan → dilunakkan dengan tetes carbogliserin 10%
selama 3 hari
• Serumen yang terdorong jauh ke dalam liang telinga → irigasi air hangat sesuai suhu
tubuh (KONTRAINDIKASI PADA MEMBRAN TIMPANI PERFORASI)
Corpus alienum telinga
Instrumen Pengambilan

TATALAKSANA
• Benda hidup : harus dimatikan terlebih
dahulu, dapat menggunakan coccos oil,
atau tampon basah ditetes dengan
rivanol atau anestesi lokal selama 10
menit.
• Ekstraksi dengan menggunakan alat (di
slide selanjutnya.
OTITIS MEDIA

Akut : < 3 minggu

Subakut : 3 minggu – 2 bulan

Kronik : > 2 bulan


STADIUM OKLUSI
• Fungsi tuba terganggu, terjadi retraksi timpani
• Gejala dan tanda : penurunan pendengaran, sensasi penuh di telinga,
TIDAK ADA DEMAM, membrane timpani retraksi dan suram
• Perbaiki fungsi tuba : tetes hidung HCl efedrin 0,5-1% (atau
oksimetazolin 0,025 – 0,05%)

STADIUM HIPEREMIS/PRESUPPURATIVE
• Patogen masuk dan menjadi radang di telinga tengah
• Gejala stadium oklusi + muncul demam tinggi, MT tampak hiperemis dan
terdapat kongesti.
• Antibiotik 10 -14 hari: ampicillin 4x500 mg, amoxcicilin 3x500 mg,
eritromisin 4x500 mg, dosis anak menyesuaikan
STADIUM SUPURATIF
• Pus terbentuk di telinga tengah.
• Gejala semakin memberat, nyeri telinga
hebat,demam, tampak bulging dan hiperemis.
• Miringotomi + grommet dilanjut antibiotik
STADIUM PERFORASI
• Tekanan meningkat → ruptur MT
• Gejala dan tanda : nyeri telinga berkurang, demam berkurang, tampak
perforasi dan keluar cairan dari telinga.
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, antibiotik adekuat yang
tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3 minggu.

STADIUM RESOLUSI
• Cairna yang keluar berkurang, penurunan
pendengaran tipe CHL.
• Perforasi semakin menutup
• Tx : cukup observasi
Contoh Penulisan Resep
Stadium Perforasi Stadium Presupuratif dan Supuratif anak-anak
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ H2O2 3% fl no. I R/ Amoxicillin syr 125mg fl no. I
S.1.dd. gtt I_auric dextra (3 hari)______ S.o.8.h c.orig I (habiskan)___
R/ Ofloxacin ear drop 0.3% fl no. II
S.o.12.h. gtt V auric dextra (21 hari)___ Pro : An. Y
Usia : X tahun
Pro : Ny. X
Usia : X tahun C.orig → menggunakan sendok bawaan dari obat syrupnya
Jenis Vertigo
Gejala Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Onset Mendadak Tersembunyi
Intensitas Berat Ringan -Sedang
Munculnya Episodik Konstan
Durasi Singkat Panjang
Eksaserbasi posisi Berat Ringan
Nistagmus Horizontal atau Vertikal,
torsional horizontal,
torsional
Romberg Test
• Terbuka Normal Abnormal
• Tertutup Abnormal Abnormal
Gejala Neurologis Jarang Sering
BPPV
a. Gejala dipicu oleh beberapa
perubahan posisi kepala seperti :
- Berbaring atau
- Miring pada posisi supine
- atau minimal 2 dari manuver
berikut :
- reclining the head
- rising up from supine
position
- bending forward
b. Dx pemeriksaan : dix hallpike
Brandt-Daroff Exercise, semont manuver, epley manuver
Terapi Simptomatik Vertigo
Anti kolinergik
• Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
• Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
Simpatomimetika
• Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
Menghambat aktivitas nucleus vestibuler
a. Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah
i. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
ii. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam
iii. Flunarizin
iv. Betahistine
b. Sedatif
i. Phenobarbital: 15-30 mg/ 6 jam
ii. Diazepam: 5-10 mg
iii. Chlorpromazin (CPZ): 25 mg
Contoh Penulisan Resep
dr. Mediko dr. Mediko
SIP No. XXX SIP No. XXX
Jalan X No. 123 Kota X Jalan X No. 123 Kota X
Telepon (021) 23456789 Telepon (021) 23456789
Kota X, 17 Agustus 2020 Kota X, 17 Agustus 2020
R/ Flunarizine 5 mg tab no. XIV R/ Betahistine mesilate 12 mg tab no. X
S.1.dd. tab I (malam hari)______ S.3.dd. tab I_______________

Pro : Ny. X Pro : Ny. X


Usia : X tahun Usia : X tahun

Flunarizine : menekan fungsi vestibular dan


dapat angular mengurangi respons terhadap
akselerasi dan linier
RHINITIS
FURUNKEL NASI
• Definisi: Infeksi pada vestibulum nasi (sering memegang
hidung)
• Etiologi: Staphylococcus aureus
• Klinis:
• nyeri tekan pada ujung hidung
• panas pada perabaan
• ujung hidung kemerahan (Rudolph sign)
• Terapi:
Kompres hangat, hindari manipulasi area vestibulum
• Antibiotik topical : Mupirocin 2% 2x/hari 2-3 hari pada
mukosa vestibulum hidung
• Antibiotik oral bila perlu
• Analgetik tidak diperlukan, nyeri biasanya berkurang
setelah 12 jam pemberian antibiotik
Corpus Alienum
KATA KUNCI : Anak-anak, unilateral dan discharge
berbau busuk
• 2 kategori :
✓ Korpus alienum organik : lintah, larva lalat, dll
✓ Korpus alienum anorganik : manik-manik, kerikil,
kertas, tisu, logam, baterai (berbahaya) dll
• Gejala utama :
➢ Hidung tersumbat unilateral, gangguan membau
➢ Ingus mukus, mukopurulen, berbau
➢ Benda organik dirasakan ada yg bergerak-gerak
Tonsilitis
TONSILITIS AKUT
• Viral : rhinitis akut + nyeri telan, merah pada tonsil
• Bakterial : Detritus → Folikular, lacunar nyeri telan,
odinofagi dll

TONSILITIS KRONIS
• Nyeri telan, anorexia, disfagia
• Kelenjar limfoid diganti oleh jaringan fibrosis → KRIPTE
MELEBAR, berisi detritus
• Halitosis, rasa kering pada tenggorokan.
Tonsilitis Akut Indikasi Tonsilektomi
Pembengkakan tonsil yang
menyebabkan obstruksi saluran nafas
(OSAS)
Abses peritonsil

Tonsilitis yang menimbulkan kejang


demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsy
karena curigan keganasan
Tonsilitis akut rekuren ( >5x dalam
setahun, min 5x serangan dalam 2
tahun berturut)
Kulit
Mediko made the med-easy!
Mikosis

Superfisial Intermediet Profunda

PVC Candidiasis Subkutis

Dermatofitosis/
Sistemik
Tinea
Pytriasis Versicolor
Gejala :
Bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam. Gatal pada saat berkeringat.
DDx/ Vitiligo
Pityriasis alba

• Finger nail sign


• KOH : hifa pendek, spora berkelompok.
• Wood : kuning keemasan
Tatalaksana PVC

Lesi Minimal

Lesi Luas
Dermatofitosis
• Trichophyton, Epidermophyton dan Microsporum
• Terdapat central healing
• KOH : hifa panjang bersepta.

Lokasi Nama
Capitis T. Capitis

Tinea kulit T. Corporis


Tangan T. Manuum
Kaki T. Pedis
Kuku T. Unguium
Janggut T. barbae
Tatalaksana Tinea

Pilihan utama tx. Tinea


Kecuali untuk :
• Tinea Capitis
• Tinea Unguium
Tatalaksana Tinea

onikomikosis vs paronikia
Kandidiasis KATA KUNCI :
• Penyebab : candida albicans
• Makula patch eritema, membasah, erosi, lesi satelit
• Flexural (daerah lipatan)
• KOH : yeast, pseudohifa, dan blastospora

TATALAKSANA

• Oral candidiasis 2. Oral Candidiasis


Oral hairy leukoplakia, larutan nistatin (100 000 unit/ml). Olesi 1–2 ml di dalam mulut
apa perbedaanya? sebanyak 4 kali sehari selama 7 hari. Jika tidak tersedia, olesi
dengan larutan gentian violet 1%.
Dermatitis Popok
• Iritasi akibat popok
• Urin dan oklusi → overhidrasi dan maserasi kulit → lembab
→ resiko kandida berkembang.
• Faktor resiko : Riwayat atopi keluarga!! Apabila jarang
diganti → curiga kandidiasis.
• UKK : eritema batas tegas, edem, kering, mengelupas.
• Terapi :
• Ganti popok lebih sering
• Jaga higienitas kulit
• Pelembab sebelum memakai popok
• Zinc oxide ointment 2x/hari selama 1 minggu
• Berat : hidrokortison 1-2.5% 2x/hari 3-7 hari
Keluarga Herpes
HHV 1 Herpes simplex 1 Herpes orolabial
HHV 2 Herpes simplex 2 Herpes genital
HHV 3 Varicella-zoster virus Varicella
HHV 4 Epstein-Barr virus Limfoma, limfoma Burkitt, KNF
HHV 5 CMV Kelainan kongenital
HHV 6 dan 7 HHV 6 dan 7 Pytriasis rosea TZANCK TEST
HHV 8 HHV 8 Sarkoma kaposi Multinucleated Giant Cell, sel datia
langhans.

Herpes Oral dan Genital


PERJALANAN HERPES Infeksi Primer

Infeksi Laten

INFEKSI REKUREN

TATALAKSANA
• Asiklovir 5x200 mg atau 3x400 mg
selama 7-10 hari.
• Valasiklovir 2x500-1000 mg/hari
selama 7-10 hari.
• Famciclovir 3x250 mg/hari 7-10 hari
• Rekuren : menjadi 5 hari
Varicella/Chicken Pox
• Transmisi secara aerogen
• Gejala :
• Inkubasi selama 14-21 hari
• Gejala prodromal : demam, malaise, nyeri kepala
• Disusul erupsi papul eritematosa → dew drops → pustule →
krusta
• Mengenai seluruh tubuh dan menyebar secara sentrifugal.

Dew Drop On
Rose Petal Tzanck Test
TERAPI VARICELLA
Herpes Zooster
HERPES ZOSTER
• Disebabkan reaktivasi virus Varicella Zoster yang laten pada
ganglion sensoris radiks dorsalis setelah infeksi primer.
• Berubah menjadi dermatomal

Herpes Zoster
Ophtalmicus

Ramsay-Hunt
Syndrome

N.V
TATALAKSANA
HERPES ZOOSTER

• Asiklovir oral 5 x 800 mg/hari selama 7-10 hari


• Valasiklovir 3x 1 gram/hari selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari

HERPES ZOSTER OFTALMIKUS


• Asiklovir/valasiklovir diberikan hingga 10 hari pada semua pasien
• Rujuk ke spesialis mata.
NEURALGIA HERPERTIKA
• Nyeri ringan : paracetamol 3x500 mg atau NSAID
• Antidepresan trisklik (awal 10 mg/hari ditingkatkan 20 mg setiap 7 hari
150 mg/hari)
• Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu
• Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu
Folikulitis, Furunkel,
Karbunkel

Ektima

INFEKSI BAKTERI
Impetigo bulosa vs

= PIODERMA
krustosa SSSS
Staphylococcal
Erisipelas vs selulitis Scalded Skin
vs Phlegmon Syndrome
Hidradenitis
supurativa

Eritrasma

Leprae
TATALAKSANA PIODERMA
TOPIKAL
• Bila banyak pus/krusta : kompres dengan permanganas kalikus 1/5000 atau atau rivanol 1% atau
povidone iodine 1%.
• Bila tidak : salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 hari
SISTEMIK : Selama 5-7 hari, jika ada selulitis atau demam
• Kloksasilin/dikloksasilin : 4x250-500 mg/hari PO
• Amoksisilin + asam clavulanate : 3x250-500 mg/hari

ERITRASMA
• Disebabkan corynebacterium minutissimum
• Sering pada lipatan, UKK : makula eritema dengan
skuama halus dan berbatas tegas.
• Wood lamp : coral red
• Tx : (ERI obatnya ERI) Eritromisin 4x250 mg selama 7-
14 hari
URTIKARIA / WHEALS
• Ditandai oleh UKK Urtika local / generalisata : edema
bagian sentral timbul mendadak berakhir cepat (<24 jam),
berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan
kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. → gatal
• Bisa terjadi di kulit mana aja
• Berhubungan dengan riwayat atopi
• Reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 (Onset cepat)
• Angioedema ➔ edema kulit + mukosa (traktus
respiratorius, GIT)
URTIKARIA / WHEALS – PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Skin Prick test
• Pemeriksaan Kadar IgE, eosinophil
• Tes dermografisme
• Ice cube test

TATALAKSANA
Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi saluran napas.

Utama Hindari faktor pencetus


Topikal Bedak kocok dibubuhi antipruritus mentol dan kamfer.

Sistemik • Antihistamin (AH-1) generasi dua (non-sedatif).


• Bila dengan AH nonsedatif tidak berhasil ➔ AH-1 generasi satu (sedatif).
DERMATITIS ECZEMA
JENIS KATA KUNCI

Dermatitis atopi Tergantung usia, lesi macula eritema terutama pada daerah malar

DKI Akibat benda iritan seperti detergen, sabun dll

DKA Alergi terdapat benda non iritan : emas, karet, hena dll

Dermatitis Akibat gigitan serangga, central necrosis dan kissing lesion


venenata
Dermatitis seborrhoik Lesi terutama batas rambut, skuama kuning dan berminyak

Dermatitis numularis Lesi berbentuk koin

Neurodermatitis Akibat stress, akibat digaruk dan pada lokasi yang sama, terdapat likenifikasi

Dermatitis statis Akibat stasis yang lama : berdiri dalam waktu yang lama

Pitriasis Alba Predileksi pada anak di daerah wajah. Hipopigmentasi / eritema berskuama halus
INFEKSI PARASIT
JENIS KATA KUNCI
Skabies Lesi berupa eritema, papul, vesikel pada tangan, perut, dan
terowongan pada jari. Gatal pada malam hari, kena massal
(pesantren, satu keluarga)
Pedikulosis corporis, Macula cerulae, eritema pada rambut, badan atau daerah pubis.
pubis, capitis
Cutaneous larva Kontak dengan hewan seperti kucing dan anjing, bermain di
migrans pasir/pantai, serpiginosa.
SKABIES • Disebabkan oleh sarcoptes scabiei var hominis.
• Diagnosis presumptif apabila terdapat trias :
• Lesi kulit : kunikulus, ujung papul/vesikel.
Dapat timbul pustule/nodul. Predileksi
pada daerah dengan stratum korneum
tipis.
• Pruritus nocturnal.
• Terdapat Riwayat sakit serupa dalam satu
rumah/kontak
PEMERIKSAAN TATALAKSANA
PENUNJANG

Ink burrow Dermoskopi

• Burrow ink test


• Skin scrapping
• Uji tetrasiklin
• Dermoskopi
PEDIKULOSIS
Sisir Serit

TATALAKSANA
First line: Permethrin cream 1% 2 jam

• Sky blue spot Alternatif :


• Makula serule • Malathion 0,5% lotion semalam
(pubis/rambut) • Gamexan 1% 12 jam
• Black dot (bercak
hitam pada pakaian
dalam)
Pediculosis Capitis
CUTANEOUS LARVA MIGRANS : creeping eruption

• Etiologi : Ancylostoma braziliense, caninum.


• UKK : Muncul dalam 1-5 hari setelah pajanan berupa plak
eritematosa, vesikular, linear dan serpiginosa.
• Predileksi pada kaki dan bokong.
INGAT! : apabila main di air (SWIMMER ITCH, schisostoma), apabila tidak pakai alas
kaki (GROUND ITCH : A. duodenale/N. americanus)

TATALAKSANA
• Topikal : salep albendazole 3% dioleskan 3x sehari selama 7-10 hari
• Sistemik : albendazole 400 mg selama 3-7 hari, thiabendazole 50
mg/kg/hari selama 2-4 hari.
• Kombinasi : bedah beku, klor etil.
Dermatoterapi
TERAPI TOPIKAL Bahan Dasar (Vehikulum)
Terapi topikal memiliki
Bahan Dasar
pengaruh fisik :
mengeringkan, membasahi 1. Cairan
(hidrasi), melembutkan, 2. Bedak
lubrikasi, mendinginkan, 3. Salep
memanaskan, dan melindungi
Campuran 2 atau lebih bahan dasar
terhadap pengaruh buruk dari
luar. 4. Bedak kocok (lotion) : campuran cairan dan bedak
5. Krim : campuran cairan dan bedak
Prinsip obat topical secara 6. Pasta : campuran salep dan bedak
umum terdiri dari 2 bagian :
• Bahan dasar : vehikulum 7. Linimen (pasta pendingin) : campuran cairan, bedak dan salep
• Bahan aktif
Pedoman perawatan kulit :
• Dermatosis basah → digunakan
bahan dasar cair/basah,
misalnya kompres.
• Dermatosis kering → digunakan
bagan dasar padat/kering,
misalnya salep.

CAIRAN • Terdiri atas solusio (larut dalam air) dan tingtura (larut dalam alcohol)
• Solusio terdiri atas : kompre, rendam (bath) dan mandi (full batch)
• Prinsip : membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus, krusta, dll) dam sisa obat topikal yang
pernah dipakai.
• Jenis kompres :
a. Kompres terbuka : penguapan cairan kompres disusul oleh absorbs eksudat atau pus.
b. Kompres tertutup : bertujuan untuk vasodilatasi.
Bedak • Efeknya : mendinginkan, anti inflamasi ringan, anti pruritus lemah, mengurangi pergesekan
pada kulit yang berlipat, proteksi mekanis.
• Indikasi : dermatosis kering dan superfisial, mempertahankan vesikel dan bulla agar tidak
pecah.
• KI : dermatitis yang basah dan infeksi sekunder.
Salep • Bahan dasar biasanya : vaselin, lanolin atau minyak.
• Indikasi : dermatosis kering dan kronik, dermatosis dalam dan kronik (daya penetrasi salep
paling kuat).
Bedak • Terdiri dari campuran air dan bedak yang ditambahkan dengan gliserin sebagai bahan
Kocok perekat.
• Indikasi : dermatosis kering, superfisial dan luas
Krim • Merupakan campuran water, oil dan emulgator.
• Indikasi : indikasi kosmetik, dermatosis subakut dan luas, krim boleh pada daerah berambut.
Pasta • Merupakan campuran bedak + vaselin.
• Indikasi : dermatitis yang agak basah. (Pasta bersifat protektif dan mengeringkan)
Linimen • Merupakan campuran cairan, bedak dan salep
• Indikasi : dermatosis subakut
Sediaan Obat Stase DV
NAMA OBAT SEDIAAN NAMA OBAT SEDIAAN
Amoxcicilin Tab 500 mg Cotrimoxazole Tab 480 mg, 960 mg (Forte)
Amoxcicilin + As. Caps 625 mg Ciprofloxacin Tab 500 mg
Klavulanat Levofloxacin Tablet 500 mg, 750 mg
Cefadroxil Caps 500 mg, Syr 125 mg/5 ml
Ceftriaxone Injeksi vial 1 gr
Cefotaxime Injeksi vial 1 gr
Cefixime Caps 100 mg, syr 100 mg/5 ml
Metronidazole Tab 500 mg, Infus 500 mg
Klindamisin Caps 300 mg
Eritromisin Tab 500 mg
Azithromicin Caps 250 mg, 500 mg
Kanamisin Injeksi vial 1 gr
Doksisiklin Caps 100 mg
Minosklin Tab 50 mg, 100 mg
Sediaan Obat Stase DV
Antivirus Sistemik Antibiotik Topikal
Asiklovir Tab 200 mg, 400 mg Mupirocin 2% Krim salep 5 gr, 10 gr
Valasiklovir Tab 500 mg Gentamicin sulfat 0,1% Krim salep 5 gr, 10 gr

Antijamur Sistemik Asam fusidat 2% Krim salep 5 gr

Ketoconazole Tab 200 mg Clindamycin phosphate Larutan 30 ml, gel 15 gr

Itraconazole Caps 100 mg


Antijamur Topikal
Fluconazole Caps 50 mg
Permethrin 5% Krim 10 gr, 30 gr
Griseofulvin Caps 125 mg, 500 mg
Gameksan 10 mg Krim 10 gr
Terbinafine Tab 250 mg
Nistatin Suspensi 100.000 IU Steroid Topikal
Hidrokortison asetat % Krim 5 gr
Antivirus Sistemik
Bethamethasone valerat Krim salep 5 gr, 10 gr
Pirantel Pamoat Tab 125 mg, 250 mg
Desonide 0,05% Krim 5 gr
Albendazole Tab 400 mg
Desoksimethasone 0,25% Krim 5 gr
Mebendazole Tab 500 mg
Penyakit Dalam
Mediko made the med-easy!
SARS CoV-2 : KASUS SUSPEK

Seseorang dengan salah 1 kriteria klinis KRITERIA KLINIS


1. Demam akut & batuk
2. Minimal 3 gejala: demam, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan, sesak napas,
anoreksia/mual/ muntah, diare, penurunan kesadaran.
3. ISPA berat dengan riwayat demam/demam >38oC dan batuk dalam 10 hari terakhir
4. Anosmia akut tanpa penyebab lain
5. Augesia akut tanpa penyebab lain
ATAU
Seseorang yang memiliki RIWAYAT KONTAK dengan kasus probable/konfirmasi COVID-19/klaster COVID-19
dan memenuhi kriteria klinis poin sebelumnya
ATAU
Seseorang tanpa gejala (asimtomatik), bukan merupakan kontak erat, dg hasil RDT Antigen SARS CoV-2 (+)

Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 4 Januari 2022


SARS CoV-2 : KASUS PROBABLE

Kasus suspek yang meninggal dengan gambaran klinis meyakinkan COVID-19 & memiliki salah 1 kriteria:
1. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) atau RDT-Ag; atau
2. Hasil pemeriksaan laboratorium NAAT/RDT-Ag tidak memenuhi kriteria kasus konfirmasi maupun bukan
COVID-19 (discarded).

SARS CoV-2 : KASUS TERKONFIRMASI

1. Seseorang dengan pemeriksaan laboratorium NAAT (+)


2. Memenuhi kriteria kasus suspek atau kontak erat dan hasil pemeriksaan RDT-Ag (+) di wilayah sesuai
penggunaan RDT- Ag pada kriteria wilayah B dan C.
3. Seseorang dengan hasil pemeriksaan RDT-Ag (+) sesuai dg penggunaan RDT-Ag pada kriteria wilayah C.

Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 4 Januari 2022


Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 3 Desember 2020

SARS CoV-2 : KASUS KONTAK ERAT

Seseorang dengan riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi, riwayat kontak
yang dimaksud yaitu :
a. Kontak tatap muka / berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam
radius 1 meter dan dalam jangka waktu ≥ 15 menit;
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau kasus konfirmasi (bersalaman,
berpegangan tangan);
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau kasus
konfirmasi tanpa menggunakan APD sesuai standar;
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasaran penilaian risiko lokal
yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 3 Desember 2020

SARS CoV-2 : KASUS TANPA GEJALA (ASIMTOMATIK)


Tidak ditemukan gejala apapun.
SARS CoV-2 : KASUS GEJALA RINGAN

❑ Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia.
❑ Gejala dapat berupa : demam, batuk, kelelahan, anoreksia, napas pendek, mialgia.
❑ Gejala tidak spesifik lain : sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, diare, mual
dan muntah, anosmia, ageusia.
❑ Pasien usia tua atau immunocompromised dengan gejala atipikal seperti kelelahan,
penurunan kesadaran, delirium, mobilitas menurun, diare, hilang nafsu makan, dan tidak
ditemukan demam.
Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 3 Desember 2020

SARS CoV-2 : KASUS GEJALA SEDANG

❑ Pasien remaja atau dewasa : tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak napas, napas
cepat) tetapi tidak ada tanda pneumonia berat termasuk SpO2 ≥ 93% dengan udara
ruangan; ATAU
❑ Pasien anak-anak : tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas
cepat, dan / atau tarikan dinding dada).
Kriteria napas cepat :
• Usia < 2 bulan : ≥ 60 x/menit
• Usia 2-11 bulan : ≥ 50 x/menit
• Usia 1-5 tahun : ≥ 40 x/menit
• Usia > 5 tahun : ≥ 30 x/menit
Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 3 Desember 2020

SARS CoV-2 : KASUS GEJALA BERAT


❑ Pasien remaja atau dewasa : tanda klinis pneumonia (demam, batuk, sesak napas, napas cepat) DAN
DITAMBAH 1 dari :
• Frekuensi napas > 30 x/menit
• Distres pernapasan berat
• SpO2 < 93% pada udara ruangan
ATAU
❑ Pasien anak-anak : tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat, dan / atau
tarikan dinding dada) DAN DITAMBAH 1 dari :
• Sianosis sentral atau SpO2 < 93%
• Distres pernapasan berat (napas cepat, merintih, retraksi dinding dada yang sangat berat)
• Tanda bahaya umum : tidak mampu menyusu atau minum, letargi, penurunan kesadaran, kejang
• Napas cepat / retraksi dinding dada / takipneu

SARS CoV-2 : KASUS KRITIS


Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis, atau syok sepsis.
Pedoman Tatalaksana COVID-19 Kemenkes RI Edisi 3 Desember 2020

SARS CoV-2 : KASUS TANPA GEJALA (ASIMTOMATIK)

❑ Isolasi mandiri di rumah / fasilitas publik yang disediakan pemerintah selama 10 hari sejak
diagnosis konfirmasi ditegakkan.
❑ Pasien dipantau via telepon oleh petugas FKTP.
❑ Kontrol di FKTP tersebut setelah isolasi mandiri selesai 10 hari.

SARS CoV-2 : KASUS GEJALA RINGAN


❑ Isolasi mandiri di rumah / fasilitas publik yang disediakan pemerintah selama 10 hari sejak
diagnosis konfirmasi ditegakkan DITAMBAH 3 hari sejak bebas gejala.
❑ Pasien dipantau via telepon oleh petugas FKTP.
❑ Kontrol di FKTP tersebut setelah isolasi mandiri selesai 10 hari.

SARS CoV-2 : KASUS GEJALA SEDANG, BERAT, DAN KRITIS


Perawatan di RS penanganan COVID-19.
Tata Laksana: Tanpa Gejala
Vitamin C dengan pilihan:

• Tablet vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral


• Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
• Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet / 24 jam (selama 30 hari)
• Dianjurkan multivitamin yang mengandung vit B, C, E, zinc

Vitamin D dengan pilihan:

• Suplemen: 400 IU-1000IU/hari


• Obat: 1000-5000 IU/hari

Obat-obatan suportif baik tradisional maupun obat modern asli indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat
dipertimbangkan

Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan dapat diberikan


Tata Laksana: Derajat Ringan
Vitamin C dengan pilihan:

• Tablet vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral


• Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari)
• Multivitamin yang mengandung vitamin C 1-2 tablet / 24 jam (selama 30 hari)
• Dianjurkan multivitamin yang mengandung vit B, C, E, zinc

Vitamin D dengan pilihan:

• Suplemen: 400 IU-1000IU/hari


• Obat: 1000-5000 IU/hari

Antivirus favipiravir 200 mg (avigan)

• H1 = 2 x 1600 mg (8 tablet)
• H2-5 = 2 x 600 mg (3 tablet)

Simtomatis (paracetamol dst)

Obat-obatan suportif baik tradisional maupun obat modern asli indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM dapat dipertimbangkan
Tata Laksana: Derajat Sedang
Multivitamin

• Vitamin C 200-400mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0.9% habis dalam 1 jam drip IV
• Dianjurkan multivitamin yang mengandung vit B, C, E, zinc

Vitamin D 1000-5000 IU/hari

Antivirus dengan pilihan:

• Favipiravir (Avigan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
• Remdesivir (Covifor 100mg) 200 mg IV drips hari ke-1, dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)

Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP

Pengobatan simptomatis dan komorbid


Tata Laksana: Derajat Berat atau Kritis
Multivitamin
• Vitamin C 200-400mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0.9% habis dalam 1 jam drip IV
• Vit B1 1 ampul/24 jam
• Vitamin D 1000-5000 IU/hari
Antibiotik dengan pilihan:
• Azitromisin 500 mg/24 jam per IV atau oral (untuk 5-7 hari); atau
• Levofloksasin 750 mg/24 jam IV atau PO (5-7 hari)
Antivirus dengan pilihan:
• Favipiravir (Avigan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5)
• Remdesivir (Covifor 100mg) 200 mg IV drips hari ke-1, dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5 atau hari ke 2-10)
Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP

Dexamethasone 6mg/24 jam selama 10 hari atau kortikosteroid lain setara MP 32 mg pada kasus berat dengan ventilator

Anti IL-6 (toclizumab) dengan dosis 8 mg/kgBB (SD), dapat diulang 1x12 jam (max 800 mg)

Terapi suportif lainnya sesuai klinis dan komorbid pasien


DIABETES MELITUS
Keluhan DM :
• Keluhan klasik DM : polyuria, polydipsia, polifagia dan penurunan berat badan tanpa
sebab yang jelas
• Keluhan lain : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria, sera
pruritus vulva pada wanita.
TATALAKSANA DM TIPE 2
Terdapat 5 pilar dalam tatalaksana diabetes yaitu : Edukasi, manajemen diet, aktivitas fisik, obat-obatan dan
monitoring mandiri.

1. EDUKASI
2. Terapi Nutrisi Medis
Penyulit menahun DM

Pemeliharaan dan perawatan


kaki

Mengenal dan mencegah


penyukit akut

Rencana kegiatan khusus


• Pada penyakit
kardiovaskular : GLP-1
agonis dan SGLT-2.
• HbA1c tidak ada maka
memakai konversi
INDIKASI
HbA1c >9% dengan dekompensasi metabolik, penurunan
BB yang cepat, komplikasi akut hiperglikemi, gagal dengan
OHO, stress berat, DM gestational, gangguan ginjal/hepar
yang berat, kontraindikasi OHO
Dislipidemia Faktor resiko utama kelainan LDL untuk menentukan
kadar yang ingin dicapai adalah :
Klasifikasi Kadar Kolesterol NCEP ATP III
1. Merokok
KADAR KOLESTEROL KLASIFIKASI 2. Hipertensi
3. Kolesterol HDL rendah
KOLESTEROL LDL : 4. Riwayat PJK dini dalam keluarga
• <100 mg/dL Optimal 5. Umur pria ≥ 45 tahun, wanita ≥55 tahun.
• 100-129 mg/dL Hampir optimal
• 130-159 mg/dL Borderline tinggi Resiko Deskripsi
• 160-189 mg/dL Tinggi
• ≥190 mg/dL Sangat tinggi Rendah 0-1 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10
tahun terakhir <10%.
KOLESTEROL TOTAL
• <200 mg/dL Yang diinginkan Sedang ≥2 faktor resiko, dengan Resiko PJK dalam 10
• 200-239 mg/dL Borderline tinggi tahun terakhir <20%.
• ≥ 240 mg/dL Tinggi
Tinggi SALAH SATU : Riwayat PJK, salah satu bentuk lain
KOLESTEROL HDL
PJK yaitu diabetes, gagal ginjal kronis, bentuk lain
• <40 mg/dL Rendah
atherosclerosis ( stroke, PAD, aneurisma aorta
• ≥60 mg/dL Tinggi
abdominal)
Tatalaksana
NO KELOMPOK RESIKO TARGET

1 Resiko rendah <160 mg/dL


2 Resiko sedang <130 mg/dL
3 Resiko tinggi <100 mg/dL
4 Resiko sangat tinggi <70 mg/dL
Kelompok ini dikhususkan untuk pasien dengan Riwayat penyakit kardiovaskuler
dengan :
• Diabetes
• Faktor resiko yang sulit dikendalikan (masih merokok)
• Sindroma metabolic dengan faktor resiko multiple
• Pasien dengan SKA

Aktivitas Fisik Terapi nutrisi medis Berhenti Merokok


Kelas Senyawa Mekanisme Informasi
HMG-CoA Statin Hambat sintesis ES : miopati dan
Reductase kolesterol hepar peningkatan enzim
Inhibitor hati

Inhibitor absorbs Ezetimibe Hambat absorbs Gangguan cerna dan


kolesterol kolesterol dari diet dan konstipasi
empedu.
Bile acid Kolesistramin • Hambat sirkulasi Flushing,
sequestrant Kolestipol enterohepatic hiperglikemia,
• Meningkatkan hiperurisemia,
hepatotoksik,
perubahan asam
gangguan
empedu di hati. pencernaan
Fibrat Gemfibrozil apoC3, ApoA1 dan Dispepsia, batu
Fenofibrat ApoA2 → menurunkan empedu, miopati
TG dan menaikkan HDL. KI : CKD, penyakit
hepar
Asam nikotinat Niasin • Hambat mobilisasi Ruam, pruritus,
lemak perifer ke keluhan GI
hepar.
TERAPI STATIN
• Berdasarkan AHA 2013,
merekomendasikan statin sebagai obat
utama pencegahan primer dan sekunder,
obat lain hanya dipakai apabila terdapat
kontraindikasi atau keterbatasan dalam
pemakaian statin.
• Pendekatan terapi trigliserida tinggi :
1. Obat penurun kadar kolesterol LDL.
2. Ditambah obat fibrat atau nikotinik
acid, yang terdiri dari :
• Gemfibrozil 2x600 mg atau
1x900 mg
• Fenofibrat 1x200 mg
HIPTERTENSI
Tekanan darah ≥140 mmHg sistolik dan/atau ≥90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak
sedang makan obat antihipertensi.

Klasifikasi Sistole Diastole


Normal DAN <80
<120
Prehipertensi ATAU 80-89
120-139
Hipertensi stage 1 ATAU 90-99
140-159
Hipertensi stage 2 ATAU 100
160
Hipertensi sistolik terisolasi DAN <90
>140
Menurunkan
berat badan

Mengurangi
Hindari
konsumsi
alkohol garam
Mengubah
gaya hidup

Olahraga Makanan
teratur yang sehat
TATALAKSANA HIPERTENSI

Cara Kombinasi Antihipertensi


Obat Anti-hipertensi dan efek samping
DISPEPSIA
Apabila sudah
dilakukan EGD :
menjadi dispepsia
investigated

ALARM SYMPTOMS
• Tanpa kelainan organik (dengan endoskopi) yang
•usia > 55 tahun
dapat menjelaskan keluhan pasien.
• perdarahan saluran cerna bagian atas
• Kriteria harus setidaknya selama 3 bulan, dengan
•Riwayat tukak peptic
onset gejala setidaknya 6 bulan sebelum diagnosis
•Keluarga penderita kanker dll
Ulkus Peptikum
Ulkus duodenum
Pain-food-relieve-pain

Ulkus Gaster
Pain-Food-Pain
Diagnostik Pilorii Non Endoskopi
GERD : Gastrooesophageal Reflux Disease

Refluks asam lambung karena sfingter esofagus tidak mampu menutup secara adekuat. Komplikasi lanjutan GERD
dapat menyebabkan esofagitis kronis, barret esofagus hingga karsinoma esofagus.
Tatalaksana
PPI Test
• Memberikan PPI dosis ganda selama 1-2
minggu tanpa didahului pemeriksaan
endoskopi.
• Jika gejala menghilang dengan pemberian
PPI dan muncul Kembali bila PPI dihentikan
maka diagnosis GERD dapat ditegakkan.

TERAPI NON-FARMAKOLOGIC
• Memodifikasi berat badan berlebih.
• Tinggikan bantal 15-20 cm saat tidur
• Hentikan rokok dan alcohol
• Kurangi obat dan makanan perangsang GERD
• Makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur
PELOR (Panto, Ome, Lanso, Esome, Rabe) • Makan tidak boleh terlalu kenyang.
Demam Tifoid Salmonella typhi atau salmonella paratyphi.

Bakteri gram (-), berflagel, dan tidak berspora. S typhi


mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O, antigen
H dan antigen Vi
MINGGU POLA DEMAM

1 Step-ladder

2 Continous

3 Pola berat, terjadi


perforasi

A. Komplikasi : sering terjadi di minggu ke-3 demam


1. Perforasi usus : datang dengan defans muskular.
2. Meningitis tifosa : penurunan kesadaran
3. Hepatitis dan cholecystitis typhosa → VF merupakan
tempat tinggal dari salmonella sp.
4. Perdarahan usus.
B. Tifoid toksik
C. Tifoid Karier
Salmonella (+) dalam feses pasien selama 1 tahun, tanpa gejala
klinis
Pemeriksaan Penunjang
LAB RUTIN : Leukopenia, limfositosis relative, monositosis, trombositopenia ringan.
Diakibatkan oleh depresi sumsum tulang.
• WIDAL : mendeteksi antigen O(somatic) dan
H(flagella), dilakukan pada akhir minggu 1, positif
apabila kenaikan titer 4x/ titer O 1:320
• TUBEX TF : deteksi IgM terhadap antigen 09, nilai
≥4 positif demam tifoid, ≥6 indikasi kuat tifoid, 3 :
borderline.
Antibiotik pada tifoid
FLOROQUINOLONE
• Antibiotik LINI PERTAMA pada dewasa
• Ciprofloxacin 2x500 mg, ofloxacin 2x400 mg,
norfloxacin 2x400 mg selama 7-14 hari.
CHLORAMPHENICOL
• Dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama
14 hari.
• Efek samping → tidak boleh diberikan apabila
leukosit <2000
IBU HAMIL
• Amoxcicilin CEPHALOSPORIN GEN 3
• Berikan sefotaksim 200 mg/kgBB IV per 24 • Terapi lini kedua, pada kondisi seperti MDR S.typhi,
jam dibagi menjadi 3-4 dosis quinolone-resistant, nalidixic acid resistant
• seftriakson 100 mg/kgBB IV per 24 jam
(maksimal 4 g/24 jam) dibagi menjadi 1-2 • Ceftriaxone 3-4 gr/hari (3-5 hari), cefixime 20
dosis. mg/kgBB/hari (7-14 hari)
HEPATITIS

Hepatitis A merupakan penyakit akibat virus, dan


berupa penyakit swasirna yang bersifat akut dan
dapat menjadi hepatitis fulminan.

• Menular secara fecal-oral


• Replikasi pada orofaring
• Menyerang hepar dan menyebabkan inflamasi
sehingga
• Pada palpasi sudut menjadi palpasi
Infeksi Saluran Kemih Tanda dan Gejala

Demam tinggi, nyeri


pinggang, mual-muntah,
nyeri ketok CVA

Demam, urin keruh, nyeri


daerah abdomen.

Disuria, urgensi, frekuensi, NYERI


TEKAN SUPRAPUBIC.
TATALAKSANA

Anda mungkin juga menyukai