Anda di halaman 1dari 97

THT

TELINGA
Perichondritis & Chondritis
Etiologi: OE akut, trauma, multiple piercing

Tanda: nyeri, kemerahan, bengkak, keluar cairan serosa-


purulen, eksudat. Melibatkan jaringan lunak sekitarnya pada
wajah dan leher. Lobus auricula normal

Patogen penyebab: Pseudomonas sp.

• Lobus auricula normal  Perichondiritis


• Lobus auricula terkena  erisipelas
Erisipelas
Hematoma Psudo Othematome
Trauma berat : ditonjok Trauma minimal : dijewer

Berisi cairan darah Berisi Serum

Cauliflower ear Cauliflower ear

Terapi : Aspirasi
1/3 luar
Sirkumsripta
MT masih bisa terlihat

Apabila terkena semuanya


(difusa) , MT tidak dapat dinilai
Apabila terdapat gangguan NVII menjadi maligna

Otitis Eksterna Sirkumsripta Otitis Eksterna Difusa Otitis Eksterna Maligna


Terkena 1/3 luar, MT Terlihat Terkena seluruhnya, MT Terkena seluruhnya, MT
tidak terlihat tidak terlihat

S. Aureus Pseudomonas Pseudomonas


Paralisis saraf (-) Paralisis saraf (-) Paralisis saraf (+)
Furunkulosa/sirkuscripta Difusa Maligna
Antibiotik salep seperti polymyxin dan Tampon antibiotika yang mengandung Antibiotik dan debridement agresif
bacitracin campuran polimiksin B, neomisin, Ciprofloxacin 400 mg IV/8 jam; 750 mg
hidrokortison dan anestesi topikal. PO/2 jam
Antibiotika PO pada infeksi berat. Dewasa : ampisillin 250 mg 4x1, eritromisin 250
4x1. Anak-anak Eritromisin 40-50 mg per/ kg BB.
Otomikosis
• GATAL
• Otalgia dan otorrhea
• Berkurangnya pendengaran

Faktor Resiko : A. Candida : cotton wool


• Olahraga air B. Aspergillus niger :
newspaper appearance
• Pemakaian steroid

TATALAKSANA :
• Nistatin  efektif untuk candida
• Miconazole  Efektif untuk aspergillus
• Asam acetat 2% dalam alcohol  Keratolitik
Serumen Prop
Gejala Utama
• Penurunan pendengaran  CHL
• Rasa penuh pada telinga
• Tinitus hingga vertigo
• Batuk-batuk
* Sering di UKMPPD  Pasca berenang penurunan pendegaran
TATALAKSANA
• Serumen lembek  bersihkan dengan kapas yang dililitkan pada cotton applicator
• Serumen yang keras  dikeluarkan dengan cerumen hook/scoop
• Serumen yang tidak bisa dikeluarkan  dilunakkan dengan tetes carbogliserin 10%
selama 3 hari
• Serumen yang terdorong jauh ke dalam liang tenlinga  irigasi air hangat sesuai suhu
tubuh (KONTRAINDIKASI PADA MEMBRAN TIMPANI PERFORASI)
Corpus alienum telinga
Instrumen Pengambilan

TATALAKSANA
• Benda hidup : harus dimatikan terlebih
dahulu, dapat menggunakan coccos oil,
atau tampon basah ditets dengan
rivanol atau anestesi lokal selama 10
menit.
• Ekstraksi dengan menggunakan alat (di
slide selanjutnya.
OTITIS MEDIA

Akut : < 3 minggu

Subakut : 3 minggu – 2 bulan

Kronik : > 2 bulan


STADIUM OKLUSI
• Fungsi tuba terganggu, terjadi retraksi timpani
• Gejala dan tanda : penurunan pendengaran, sensasi penuh di telinga,
TIDAK ADA DEMAM, membrane timpani retraksi dan suram
• Perbaiki fungsi tuba : tetes hidung HCl efedrin 0,5-1% (atau
oksimetazolin 0,025 – 0,05%)

STADIUM HIPEREMIS/PRESUPPURATIVE
• Patogen masuk dan menjadi radang di telinga tengah
• Gejala stadium oklusi + muncul demam tinggi, MT tampak hiperemis dan
terdapat kongesti.
• Antibiotik 10 -14 hari: ampicillin 4x500 mg, amoxcicilin 3x500 mg,
eritromisin 4x500 mg, dosis anak menyesuaikan
STADIUM SUPURATIF
• Pus terbentuk di telinga tengah.
• Gejala semakin memberat, nyeri telinga
hebat,demam, tampak bulging dan hiperemis.
• Miringotomi + grommet dilanjut antibiotik
STADIUM PERFORASI
• Tekanan meningkat  ruptur MT
• Gejala dan tanda : nyeri telinga berkurang, demam berkurang, tampak
perforasi dan keluar cairan dari telinga.
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari, antibiotik adekuat yang
tidak ototoksik seperti ofloxacin tetes telinga sampai 3 minggu.

STADIUM RESOLUSI
• Cairna yang keluar berkurang, penurunan
pendengaran tipe CHL.
• Perforasi semakin menutup
• Tx : cukup observasi
Komplikasi Intra-temporal : mastoiditis, petrositis,
labirintitis, paralisis nervus VII

Intra-cranial : extradural abcess, brain


abcess, sigmoid thrombophlebitis,
meningitis

MASTOIDITIS
ABSES BERKAITAN DENGAN OTITIS MEDIA
OME (Otitis Media Efusi)
DEFINISI
Otitis Media Efusi adalah terdapatnya cairan di
telinga tengah tanpa adanya tanda dan gejala dari
infeksi akut.

ETIOLOGI Glue Ear


• Infeksi saluran napas atas
• Obstruksi kronis tuba
• Spontan karena buruknya fungsi tuba (alergi,
barotrauma)
• Sekuel dari OMA

TATALAKSANA
• Sesuai etiologi
Yang membedakan keduanya : HEARING LOSS!!
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• Lanjutan OMA > 2 bulan
• Etiologi : campuran aerob (pseudomonas, s.aureus, S. epidermidis), anaerobic
(prevotella, porphyromonas)
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
Benigna Maligna

Perforasi Central Attic or marginal

Discharge Intermiten Kontinu


Mukopurulen/purulent +/- Selalu purulent
Putih/kekuningan +Kekuningan/kecoklatan/kehijauan

Kolesteatoma Sangat jarang Hampir selalu ada

Tuli Konduksi – ringan sampai Konduksi atau mix – Ringan


sedang sampai berat

Complication Sangat jarang Sering


TATALAKSANA
• Prinsip Terapi
• OMSK benigna : konservatif atau medikamentosa
 Sekret aktif :
• Aural toilet H2O2 3% selama 3-5 hari.
• Setelah berkurang tetesi antibiotik lokal yang non ototoksik maksimal 2 minggu.
• Berikan pula antibiotik oral golongan penisilin, ampisilin, eritromisin sebelum
hasil tes resistensi diterima
 Sekret tenang:
• Observasi selama 2 bulan
• Bila membran timpani belum menutup, dilakukan miringoplasti atau
timpanoplasti
• OMSK maligna : pembedahan
– Mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti
Spongiosis Basis Stapes

Terjadi bilateral, perempuan lebih sering, usia 11-45 tahun


Gejala dan tanda klinis
• Penurunan pendengaran progresif
• Tinnitus dan Vertigo
• (Schwarte’s sign/flemmingo pink sign)
• Paracusis Willisi
Terapi
• Stapedektomi, stapes diganti bahan prostesa
• Pemberian Alat Bantu Dengar (ABD)
Pemeriksaan Pendengaran
• Subjektif
• Tes bisik
• Tes garpu tala
• Audiometri nada murni
• Audiometri nada tutur
• Objektif
• Audiometri impedans
• OAE
• BERA
SWABACH
Membandingkan BC pemeriksa dan penderita
Tes Pendengaran
Derajat Ketulian
Desibel Derajat Ketulian
0-25 dB Normal

26-40 dB Tuli Ringan

41-55 dB Tuli sedang

56-70 dB Tuli sedang-berat • Tuli sensorineural


• Usia > 65 tahun
71-90 dB Tuli berat • Bilateral
> 90 dB Tuli sangat berat • Akibat proses degenerasi
• Cocktail party deafness
Noise Induced Hearing Loss

“Noise notch” pada 4000 Hz


Naik 3 waktunya dibagi 2
Vertigo
Jenis Vertigo
Gejala Vertigo Perifer Vertigo Sentral
Onset Mendadak Tersembunyi
Intensitas Berat Ringan -Sedang
Munculnya Episodik Konstan
Durasi Singkat Panjang
Eksaserbasi posisi Berat Ringan
Nistagmus Horizontal atau Vertikal,
torsional horizontal,
torsional
Romberg Test
• Terbuka Normal Abnormal
• Tertutup Abnormal Abnormal
Gejala Neurologis Jarang Sering
BPPV
a. Gejala dipicu oleh beberapa
perubahan posisi kepala seperti :
- Berbaring atau
- Miring pada posisi supine
- atau minimal 2 dari manuver
berikut :
- reclining the head
- rising up from supine
position
- bending forward
b. Dx pemeriksaan : dix hallpike
Brandt-Daroff Exercise, semont manuver, epley manuver
Terapi Simptomatik Vertigo
Anti kolinergik
• Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
• Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
Simpatomimetika
• Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
Menghambat aktivitas nucleus vestibuler
a. Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah
i. Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
ii. Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam
iii. Flunarizin
iv. Betahistine
b. Sedatif
i. Phenobarbital: 15-30 mg/ 6 jam
ii. Diazepam: 5-10 mg
iii. Chlorpromazin (CPZ): 25 mg
Meniere Disease
Disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa pada koklea dan
vestibulum
Trias Meniere :
• Vertigo (Periodik yang semakin mereda pada serangan
berikutnya)
• Tinnitus
• Tuli sensorineural terutama nada rendah
Px penunjang :
Tes Gliserin  Pasien diberi minuman gliserin 1,2cc/kgBB
setelah diperiksa tes kalori dan audiogram. Setelah 2 jam
diperiksa ulang
Terapi : Simtomatik vertigo, diuretik, pengaturan diet (hindari
garam, coklat, kafein)
HIDROPS ENDOLIMFA
Soal No. 1
Anak berusia 3 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri pada telinga sebelah
kiri. Sekitar 1 minggu lalu datang ke RS untuk tindik telinga. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan telinga nyeri, merah dan bengkak. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan TD 115/80 mmHg, nadi 80x/menit, napas 22x/menit, suhu 38C.
Apa komplikasi yang saat ini terjadi dari prosedur yang dilakukan pada pasien?
A. Perikondritis
B. Otitis eksterna
C. Otitis media
D.Mastoiditis
E. Fistula autikular
Soal No. 2
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
telinga terasa penuh dan sangat gatal sejak 1 minggu lalu. Pada pemeriksaan
ditemukan kulit sekitar liang telinga hiperemis dengan sisik putih, liang telinga
tertutup serumen. Pada pemeriksaan serumen ditemukan blastospora dan hifa
semu. Pengobatan apakah yang paling tepat untuk kasus tersebut ?
A. Mengeluarkan serumen
B. Memberikan obat tetes telinga
C. Membersihkan liang telinga setiap habis mandi
D.Irigasi telinga dan memberikan obat lokal antibiotik ke dalam liang telinga
E. Irigasi telinga dan memberikan obat lokal anti jamur ke dalam liang telinga
Soal No. 3
Pasien laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan kedua telinga berdenging
sejak 5 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya penurunan
pendengaran terutama pada telinga kirinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
membran timpani intak, tampak sklerosis (+), hiperemis (-), retraksi (-),
buldging (-), kolesteatom (-). Dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan
garpu tala didapatkan tes rinne (+), tes weber lateralisasi ke telinga kanan, test
swabach memendek bilateral. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini
adalah
A. Ototoksik
B. Otosklerosis
C. Presbiakusis
D.Serumen prop
E. Sindrom meniere
Soal No. 4
Seorang laki-laki berumur 34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
utama nyeri pada telinga kanan yang dialami sejak 4 hari yang lalu.
Pendengaran terasa terganggu dan pilek sejak 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan otoskopi didapatkan membran tympani bombans, dan reflek
cahaya menghilang. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Dokter merujuk
pasien tersebut ke dokter spesialis THT. Tindakan apa yang dilakukan hingga
dokter merujuk pasien tersebut?
A. Culdosintesis
B. Miringotomi
C. Miringoskopi
D.Tympanoplasti
E. Needle thoracosintesis
Soal No. 5
Anak 10 tahun, datang dibawa oleh orang tua dengan keluhan nyeri telinga
kanan sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya penurunan
pendengaran. Terdapat riwayat batuk pilek (+) 1 minggu yang lalu.
Pemeriksaan telinga didapatkan membran timpani hiperemis, bulging.
Termasuk apakah ketulian yang dialami oleh pasien ini?

A. Tuli konduksi kiri


B. Tuli sensorineural kanan
C. Tuli konduksi kanan
D. Tuli campuran kanan
E. Tuli campuran kiri
Soal No. 6
Pasien laki-laki 40 tahun, datang dengan keluhan penurunan pendengaran
terutama telinga kiri. Pasien merupakan pekerja pabrik dan tidak pernah
memakai APD karena tidak disediakan. Pasien telah bekerja selama kurang
lebih 10 tahun. Saat ini pasien kesulitan mendengar, terutama pada suasana
ramai. Bila dilakukan pemeriksaan penala maka akan didapatkan hasil…
A. Rinne (-), Schawabach memanjang, Webber lateralisasi kiri
B. Rinne (-), Schawabach memendek, Webber lateralisasi kanan
C. Rinne (+), Schawabach memendek, Webber lateralisasi kanan
D. Rinne (+), Schawabach memanjang, Webber lateralisasi kanan
E. Rinne (+), Schawabach memendek, Webber lateralisasi kiri
Soal No. 7
Laki-laki 27 tahun datang dengan keluhan pusing, mual dan muntah,
melayang bila berjalan. Pasien baru pulang dari liburan naik kapal pesiar.
Pada pemeriksaan tanda- tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR
80x/mnt, RR 22x/,mnt dan suhu 37C. Apakah kemungkinan mekanisme
terjadinya keluhan pasien tersebut?
A. Iskemik organ vestibuler
B. Hydrops endolimfe
C. Canalithiasis
D.Ketidakseimbangan sensoris dan persepsi organ vestibuler
E. Infeksi virus nervus vestibularis
Soal No. 8
Pasien laki-laki 60 tahun, datang ke klinik dengan keluhan pusing berputar
tiba-tiba setelah bangun tidur 3 jam yang lalu. Pusing terutama dirasakan
terutama jika menoleh ke Kiri. Tidak ada gangguan pendengaran, nyeri
telinga, ataupun telinga berdenging. Riwayat trauma dan penggunaan obat
disangkal. Pada pemeriksaan, nistagmus (+) horisontal. Terapi definitifnya
adalah...
A. Maneuver Epley
B. Dix-Hallpike
C. Betahistin
D.Canalith Repositioning Procedure (CRP)
E. Brandt-Daroff
HIDUNG
RHINITIS
Rhinitis Allergi
Tanda dan Gejala Khas
• Rhinoskopi anterior: mukosa edem, basah,
livid, sekret encer yang banyak
• Gejala spesifik pada anak:
a. Allergic Shinner: stasis vena oleh karena
obstruksi hidung
b. Allergic sallute: gerakan gosok hidung
c. Allergic crease: garis melintang dorsum
nasi 1/3 bawah.
d. Facies adenoid: karena mulut sering
terbuka.
e. Geographic tongue.
• PP : sitologi hidung, eosinophil, IgE total, uji
kulit
Terapi medikamentosa
Antagonis H-1 Gen 2 • Cetirizine 10 mg 1x1
• Loratadine 10 mg 1x1
Decongestan • Nasal: Phenylephrine 0.5%
4x2 tetes/hari (max 3-4 hari)
• Sistemik: pseudoephedrine
60 mg 2x1

Steroid • Fluticasone spray


• Mometasone spray
Leukotriene Zafirlukast OME = Salah satu komplikasi yang
inhibitor sering keluar di UKMPPD.
Rhinitis Non-Allergi
Rhinitis Iritatif Rhinitis Hormonal Rhinitis Rhinitis NARES Rhinitis Ozaena
Medikamentosa Vasomotor
Akibat Kerja Saat hamil Akibat Ditegakkan jika Akibat esosinofil Akibat infeksi
penggunaan sdh yang berlebihan klebsiella ozaena
dekongestan menyingkirkan
sebab alergi dan
non-alerginya.
Partikel seperti Akibat Akibat rebound Tidak seimbang Hidung Infeksi atrofi
bahan kimia, asap peningkatan rhinitis antara simpatis tersumbat, dan progresif bau,
rokok dan agen estrogen dan parasimpatis hyposmia dengan hidung terasa
toksik tes alergi negatif lapang, berbau
dan jumlah busuk.
eosinofil > 25%
pada nasal smear.
Hindari zat iritatif Simptomatik Stop dekongestan, Kortikosteroid Intranasal Irigasi nasal +
dan simptomatik kortikosteroid nasal topikal kortikosteroid antibiotik
intranasal/oral
Rhinitis Viral (Common Cold)

Rhinitis Viral
• Disebkan karena rhinovirus
• Gejala virus : nyeri kepala, malaise, nyeri
seluruh badan, batuk, kongesti nasal, bersin.
• KATA KUNCI : Rhinitis + Demam
• Tatalaksana : nasal drainage, simptomatik dan
roboransia
Rhinosinusitis Klasifikasi
Rhinosinusitis Deskripsi

Akut • ≤ 4 minggu
• Bakteri penyebab: S. Pneumonia,
H.Influenzae.
Subakut • 4-12 minggu
• Bakteri penyebab: S. Pneumonia,
H.Influenzae.
Kronis • ≥ 12 minggu
• S. Aureus, P. Aeruginosa

Rekuren ≥4x/tahun, setiap episode ≥7-10 hari,


ada periode sembuh sempurna
Eksaserbasi ≥4x/tahun, setiap episode ≥7-10 hari,
Sinusitis dari daerah mulut : dentogen akut ada periode sembuh sempurna
DIAGNOSIS

Penunjang Deskripsi

CT Scan Gold Standard

X-ray Pemeriksaan awal

Sinuskopi Gagal pengobatan, gejala berat,


Riwayat operasi, imunokompromise
MRI Apabila dicurigai mengarah ke
keganasan
Terapi
• Bakterial  Antibiotik 10-14 hari
• Akut
• Amoksisilin 3x500mg, anak 10-15
mg/kgBB/kali
• Dekongestan : pseudoefedrin 3x30
mg/hari KOMPLIKASI

• Antipiretik : PCT 10-15 mg/kgBB Orbita : selulitis orbita, abses subperiostel,


• Kronik abses orbita, thrombosis sinus cavernosus
• Antibiotik gram negatif dan anaerob (paling bahaya)
• Metronidazole 3x500 mg
Intrakranial : meningitis, abses epidural,
• Dan cefepime 1x400 mg
subdural, intracranial
• Selama 3-4 minggu
• Rujuk SpTHT Lainya : mucocele dan osteomyelitis (pott
puffy tumor)
Epistaksis Anterior Epistaksis posterior
• Perdarahan dari • Perdarahan dimulai
arteri eithmoidalis dari arteri
anterior atau ethmoidalis posterior
pleksus kisselbach atau arteri
• Penanganan awal sphenopalatina
berupa penekanan • Terapi: aplikasi
digital selama 10- 15 tampon
menit. Jika perdarahan belloq/posterior
terlihat dapat dikauter selama 2-3 hari.
• Jika masih berdarah
dapat ditampon
anterior 2x24 jam
Tampon Anterior Tampon Posterior
Polip Nasi
ETIOLOGI

Inflamasi kronik

Rhinosinusitis kronik

Rhinitis alergi
Tampilan endoskopik Skor
KATA KUNCI Tidak tampak polip nasal 0
Tampak polip kecil di meatus media 1
Massa lunak dan berwarna putih/
Polip multiple di meatus media 2
keabu-abuan yang terdapat pada Polip memenuhi meatus media 3
rongga hidung. Bertangkai dengan Obstruksi seluruh cavitas nasal 4
permukaan licin.
TATALAKSANA Medikamentosa
• Kortikosteroid
• Intranasal. Pilihan: fluticasone 200 mcg 2x1,
Operatif budesonide 200 mcg 2x1, mometasone 280 mcg
• Indikasi: anak dengan multipel. • Anti leukotriene
• Polipektomi • Anti alergi
• Ethmoidektomi • Cuci hidung
intranasal/ekstranasal 
polip ethmoid
• Operasi Caldwell-Luc 
sinus maxilla
• ESS (Endoscopic Sinus Surgery)
• Melebarkan celah di meatus
media  rekurensi
berkurang
Corpus Alienum
KATA KUNCI : Anak-anak, unilateral dan discharge
berbau busuk
• 2 kategori :
 Korpus alienum organik : lintah, larva lalat, dll
 Korpus alienum anorganik : manik-manik, kerikil,
kertas, tisu, logam, baterai (berbahaya) dll
• Gejala utama :
 Hidung tersumbat unilateral, gangguan membau
 Ingus mukus, mukopurulen, berbau
 Benda organik dirasakan ada yg bergerak-gerak
Soal No. 9
Seorang laki-laki 25 tahun, datang ke poliklinik dokter umum dengan keluhan
hidung tersumbat sudah 3 bulan ini. Terdapat riwayat alergi dalam keluarga.
Pasien merasa tidurnya terganggu dan sering menggunakan obat semprot
hidung yang dijual bebas. Namun, 1 minggu ini keluhan tidak membaik. Obat
yang harusnya anda berikan...

A. Cetirizine oral
B. Cefadroxil oral
C. Phenilyephrin semprot hidung
D. Momethasone furoat semprot
E. Steroid PO
Soal No. 10
Pasien laki-laki berusia 25 tahun datang dengan keluhan keluar cairan dari
hidung yang berbau sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri
pada daerah pipi terutama jika posisi kepala menunduk. Pada pemeriksaan
rinoskopi anterior didapatkan mukosa edema (+) dan sekret mukopurulen
didapat pada konka inferior. Apakah diagnosis kasus tersebut?
A. Sinusitis akut
B. Sinusitis Frontalis Kronis
C. Sinusitis Ethmoidalis Kronis
D.Sinusitis Sphenoidalis Kronis
E. Sinusitis Maksilaris Kronis
Soal No. 11
Seorang laki-laki 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan hidung buntu
sejak 1 bulan ini. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Rhinoskopi
anterior didapatkan krusta kehijauan, ingus berwarna hijau, kental dan berbau
busuk. Apakah penyebab dari penyakit di atas?

A. Klabsiella ozaena
B. Staphylococcus aureus
C. Streptococcus grup b hemolyticus
D. Rhinovirus
E. hemophilus influenza
Soal No. 12
Laki-laki usia 28 tahun, datang ke praktek dokter mengeluh hidung sering
tersumbat, gejala tersebut dipengaruhi posisi. Misalnya saat berbaring miring
kanan, hidung akan tersumbat pada sisi kanan, dan begitu pula sebaliknya bila
berbaring miring ke kiri, pada pemeriksaan rhinoskopi anterior akan
ditemukan...

A. Konka atropi
B. Konka edema dan berwarna merah gelap
C. Sekret kehijauan
D. Konka edema
E. Polip
Soal No. 13
Anak, 15 tahun, datang dengan keluhan hidung berair dan tersumbat dan batuk
berdahak, ingus warna putih kental, tidak disertai demam, ingus berbau, riwayat
bersin-bersin akibat cuaca dingin/ debu disangkal. Pada rhinoskopi anterior
didapatkan kavum nasi sempit, konka hiperemis dan bengkak. Apakah Terapi yang
tepat untuk pasien?

A. Antibiotik
B. Inhaler menthol
C. Mukolitik
D. Antihistamin
E. Kortikosteroid
Soal No. 14
Laki-laki, 25 tahun, datang ke IGD dengan perdarahan dari hidung. Pasien 30
menit yang lalu terjatuh dari motor dan hidung terbentur stang motor.
Terdapat sumbatan pada salah satu hidung. Pemeriksaan fisik tanda vital
normal. Pemeriksaan Rhinoskopi terdapat deviasi septum dan sumber
perdarahan dibagian posterior. Arteri apa yang menyebabkan terjadinya
perdarahan?
A. Lingualis
B. Etmoid
C. Palatina mayor
D. Spenopalatina
E. Laringeus superior
Soal No. 15
Anak berusia 10 tahun datang dengan keluhan pendarahan hidung sejak 3 jam
yang lalu. Pasien mengatakan perdarahan pada hidungnya tidak kunjung
berhenti. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 115/80 mmHg, nadi
80x/menit, napas 22x/menit, suhu 37C. Pemeriksaan rinoskopi anterior tampak
pendarahan pada agger nasi. Penatalaksanaan yang tepat adalah…

A. Pemasangan tampon anterior dengan epinefrin


B. Pemasangan tampon anterior selama 3 hari
C. Pemasangan tampon posterior
D. Pemasangan tampon Bellocq
E. Penjahitan sumber pendarahan
Soal No. 16
Pasien laki-laki 42 tahun, mengeluhkan keluar darah dari hidung. Keluhan ini tidak
disertai nyeri, namun pasien merasa ada yang bergerak-gerak di dalam hidungnya.
Pada pemeriksan fisik didapatkan TD 120/70, FN 85x/m, RR 20x/m. Pada pemeriksaan
rinoskopi anterior ditemukan benda asing bulat, berwarna merah kehitaman. Apa
tatalaksana yang dapat dilakukan?

A. Ekstraksi benda asing dengan pinset


B. Ekstraksi benda asing dengan air tembakau
C. Ekstraksi benda asing dengan alligator
D. Ekstraksi benda asing dengan anastesi lokal
E. Ekstraksi benda asing dengan pengait
TENGGOROKAN
Tonsilitis
• Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang
merupakan bagian dari cincin waldeyer.

• Rute penyebaran infeksi: airborne droplets,


kontak langsung.

• Cincin waldeyer:
• Tonsil pharyngeal (adenoid)
• Tonsil palatina (faucial)
• Tonsil lingual (tonsil pangkal lidah) dan
• Tonsil tuba Eustachius (lateral band dinding
Tipe Tonsilitis
TONSILITIS AKUT
• Viral : rhinitis akut + nyeri telan, merah pada tonsil
• Bakterial : Detritus  Folikular, lacunar nyeri telan,
odinofagi dll

TONSILITIS KRONIS
• Nyeri telan, anorexia, disfagia
• Kelenjar limfoid diganti oleh jaringan fibrosis  KRIPTE
MELEBAR, berisi detritus
• Halitosis, rasa kering pada tenggorokan.
Jenis Tonsilitis
Grading Tonsilitis
Grading disusun berdasarkan rasio tonsil terhadap jarak antar arcus
palatoglosus. Grading pembesaran tonsil adalah:

T0 tonsil masih berada dalam fossa


tonsilaris
T1 <25% tonsil menempati orofaring

T2 25-<50% tonsil menempati


orofaring
T3 50-<75%
T4 >75%
Tonsilitis Akut Indikasi Tonsilektomi
Pembengkakan tonsil yang
menyebabkan obstruksi saluran nafas
(OSAS)
Abses peritonsil

Tonsilitis yang menimbulkan kejang


demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsy
karena curigan keganasan
Tonsilitis akut rekuren ( >5x dalam
setahun, min 5x serangan dalam 2
tahun berturut)
Angina Plaut Vincent
• Etiologi : Fusobacterium nucleatum dan
borellia vincentii.
• Demam, rasa nyeri dimulut, hipersalivasi,
gigi dan gusi mudah berdarah.
• Tonsilitis septik, penyebabnya
Steptococcus hemoliticus, terdapat dalam
susu sapi.

MEMBRAN KUNING MUDAH


DILEPAS, TIDAK BERDARAH
Diphteria Pemeriksaan fisik
• Tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor
yang melekat erat dengan dasarnya, mudah
berdarah
• Bull Neck (+)
• Eksotoksin : miokarditis, kelumpuhan palatum dan
pernafasan, albuminuria.

C. Diphteriae
KBB gram (+), tidak berspora BULLNECK
Dikultur pada : tellurite agar,
Loeffler media
TATALAKSANA
• Antibiotik Penicillin atau Eritromisin 25-50 mg/kg dibagi 3 dosis
14 hari
• Kortikosteroid 1,2 mg/kgbb/ hari
• Pengobatan simptomatis (antipiretik)

Kondisi Penyakit Rentang Dosis Antitoksin (Unit)

Lesi kulit saja 20.000 – 40.000


Penyakit faring/laring 20.000 – 40.000
dalam durasi <48 jam
Lesi nasofaring 40.000 – 60.000
Penyakit yang meluas 80.000 – 100.000
dalam durasi >72 jam
Pembengkakan difus pada 80.000 – 100.000
leher
Abses Peritonsil Gejala Tanda
• Demam • Deviasi uvula
• Malaise • Trismus
• Nyeri tenggorokam • Drooling
(lebih pada satu sisi) • Hot potato voice
• Dysphagia • Halitosis
• Otalgia (ipsilateral)

TATALAKSANA
Insisi dan drainase
Antibiotik : Amoxiclav 875 mg 2x1 PO, Klindamisin 600 mg
2x1 PO, Ampicilin-sulbactam 3g/6 jam, Pensilin G 500 mg
MEDIKOLOGIC tiap 6 jam
Tonsilitis kronik, deviasi
uvula, teraba fluktuasi (+) Supportif
Abses Mulut ABSES SUBMANDIBULA
• Pembengkakan unilateral submandibular, fluktuasi (+)
• Didahului oleh karies terutama molar III
• Drooling dan trismus

ANGINA LUDWIG
• Pembengkakan seluruh rongga mulut akibat abses (harus
BILATERAL)
• Tanda : Trismus, drooling, obstruksi nafas, pembengkakan
bilateral.
• Komplikasi : Mediastinitis

Tatalaksana : Supportif, insisi dan drainase serta pemberian


antibiotik
Laryngopharyngeal Reflux
GERD LPR
Heartburn and/or regurgitation YES NO (minimal)

• Dysphonia or hoarseness NO YES


• Cough
• Globus
• Throat clearing
• Dysphagia
Endoscopic esophagitis YES NO

Laryngeal inflammation NO YES

Reflux on supine (nocturnal) YES Sometimes

Reflux on upright (awake) Sometimes YES


TATALAKSANA
Kelainan Laring
LARINGITIS
• Disebabkan oleh : virus, overuse suara, allergi dan GERD
• Tanda : SERAK, suara menghilang, dalam keadaan yang parah dapat
sebabkan stridor.
• Tatalaksana : simptomatik, supportif, istriahatkan suara

NODUL LARING/SINGER’S NODE


• Overuse suara : presenter,
penyanyi, guru.
• Suara parau, sering batuk
• PF : nodul 1/3 anterior pita,
medial, biasanya bilateral
• Apabila berdarah : Ca laring Laringeal Papilomatosis
• Tx : istirahat bicara, voice • Akibat HPV
therapy, operasi. • Mulberry/cauliflower appearance
Laryngomalasia

Laringomalasia adalah kelainan kongenital


dimana kartilago epiglotis lemah

Stridor terutama pada saat berbaring,


menangis atapun ketawa.

Bila sumbatan semakin hebat maka dapat


dilakukan intubasi

Omega-Shaped Appearance
Epiglotitis Akut
Etiologi: Haemophilus influenza type B

Gejala: odinofagi/disfagia, muffled voice/ hot


potato voice, riwayat ISPA, drolling, stridor,
cervical adenopathy
Halloween sign (-)

X-ray: thumb sign

Tatalaksana : Amankan jalan nafas, IV steroid,


empiric antibiotik
AKALASIA
• Gangguan pada plexus auerbach
• Gejala utama sulit menelan
(disfagia)
• Usia 25 - 60 tahun
• Meskipun tak bisa disembuhkan
tapi gejalanya dapat dikontrol
dengan terapi yang tepat

BARIUM MEAL
•X ray : Bird beak sign or Rat tail Sign
Pemeriksaan Radiologi THT
Waters Sinus maxillaris, arkus zygoma, os
nasal
Schedel AP dan AP  sinus frontal
lateral Lateral  sinus frontal, sphenoid, Waters
Caldwell
maxillary dan ethmoid
Schuller Mastoid lateral
Towne Dinding posterior sinus maxillaris • MaWaR  Maxilla – Waters
• SSM  Schuller&Stenver – Mastoiditis
Caldwell Sinus frontalis • FC  Frontalis – Caldwell
Rhese Posterior ethmoid cells, kanalis • Kolesteatoma  Schuller
optikus, dan dasar orbita • Schedel  bias untuk semua tapi paling bagus:
Sphenoid
Stenver Seluruh bagian mastoid • Mandibula  Panoramic
Soal No. 17
Anak laki-laki 5 tahun berobat ke puskesmas dengan keluhan nyeri menelan.
Keluhan disertai panas sejak 3 hari yang lalu. Anak menjadi tidak mau makan.
Tidak ada keluhan batuk Pada pemeriksaan fisik didapatkan Suhu 38,5C, teraba
pembesaran KGB sternokleidomastoideus. Pada pemeriksaan THT didapatkan
tonsil membesar hiperemis yang ditutupi bintik-bintik putih. Obat apa yang
tepat diberikan?

A. Anti difteri serum


B. Kortikosteroid
C. Antiseptik
D. Antibiotik
E. antivirus
Soal No. 18
Seorang anak 7 tahun datang dengan keluhan nyeri menelan sudah 2 hari. Pada
pemeriksaan didapatkan tonsil membesar, hiperemis dan terdapat membrane
putih yang mudah berdarah ketika diangkat. Pada PF didapatkan TD 110/70
mmHg, HR 80x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu 37C. Berapakah dosis antiserum
yang akan diberikan kepada pasien tersebut?

A. 10.000 U
B. 20.000 U
C. 40.000 U
D. 60.000 U
E. 80.000 U
Soal No. 19
Anak laki-laki 8 thn di bawa ibunya ke dokter umum dengan keluhan nyeri saat
menelan 2 hari yang lalu. Pasien juga demam suhu 39C , tonsil membesar,
hiperemis. Apusan tenggorok coccus berderat gram (+). Pemeriksaan darah
hemolisis sempurna. Apakah komplikasi yang bisa muncul 2-3 minggu setelah
fase akut?
A. Syok septik
B. Demam skarlatina
C. Demam rheumatik
D. Penyakit jantung rematik
E. Infeksi sistem saraf pusat
Soal No. 20
Pria, 20 tahun, nyeri menelan 3 hari yang lalu, terdapat demam, nyeri saat
membuka mulut, nafas bau, suara sengau. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
trismus 2 cm, tonsil kanan T2, kiri T4, uvula edema, terdorong ke kanan.
Trismus pada pasien ini disebabkan oleh…
A. Pembesaran KGB
B. Pembesaran uvula
C. Pembesaran tonsil
D. Iritasi n. kranialis
E. Iritasi m. pterigoid interna
Soal No. 21
Anak umur 3 tahun datang ke IGD diantar oleh ibunya setelah tersedak bakso.
Pasien tampak sulit bernapas dan terdengar suara serak. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan bunyi stridor inspiratoar. Berdasarkan pemeriksaan fisik ini,
di bagian mana letak obstruksinya?

A. Faring
B. Laring
C. Bronkus
D. Esophagus
E. Trakea
Soal No. 22
Pasien bayi lak-laki usia 2 bulan datang ke dokter umum dengan keluhan
sering tersedak. Selain itu, ibu pasien juga bercerita bahwa saat bernapas
bersuara dan tampak sesak. Bila pasien berubah posisi, maka keluhan ini akan
menghilang, Ibu pasien berkata keluhan ini sudah dialami sejak lahir.
Diagnosis pasien ini adalah….

A. Laringomalasia
B. Spasme laring
C. Laringotrakeobronchitis
D. Laringitis akut
E. Nodul pita suara
Soal No. 23
Seorang laki-laki usia 65 tahun, datang ke dokter umum dengan keluhan sesak nafas sejak 2
hari yang lalu. Rahang bawah terasa bengkak dan nyeri. Air liur mengalir keluar. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70, N 82x, R 33x, S 38C. Pada pemeriksaan fisik:
terdapat massa di submandibular teraba seperti papan, lidah terangkat dan trismus (+).
Penyebab tersering kasus diatas adalah…
A. Infeksi odontogenik
B. Infeksi saliva
C. Infeksi parotis
D. Infeksi Telinga
E. ISPA berulang
5 signs Ca sinonasal

GEJALA NASAL

GEJALA ORBITA

GEJALA ORAL

GEJALA FASIAL

GEJALA INTRAKRANIAL
5 signs Ca nasofaring
• Lokasi : fossa rossenmuller
• Keluhan paling awal biasanya telinga gemrebeg
karena letak massa pada fossa rosenmuleri
Gejala telinga • Berhubungan dengan nitrosamine (ikan asin
dll)
Gejala hidung
Gejala leher
Gejala mata
Bengkak, Proptosis
Gejala kepala
Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma
History Physical Exam. Diagnosis Treatment

Male, dewasa muda, with Anterior rhinoscopy: red Juvenile Surgery


recurrent epistaxis. shiny/bluish mass. No lymph angiofibroma
nodes enlargement.
Soal No. 24
Seorang laki-laki, 48 tahun, datang dengan keluhan mimisan hilang timbul 3 bulan
terakhir, disertai terasa mengganjal di hidung kanan, dan bau busuk. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 88x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu
37C. Pemeriksaan fisik ditemukan regio colli dextra membesar, rinoskopi anterior,
ada benjolan di hidung kanan, keluhan lain pendengaran menurun. Diagnosis pada
pasien ini adalah…
A. Limfadenitis coli
B. Sinusitis maksilaris
C. Polip nasofaring
D. Angiofibroma nasofaring
E. Carcinoma nasofaring
Soal No. 25
Seorang laki-laki usia 12 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan mimisan yang
banyak dari lubang hidung kiri. Keluhan disertai hidung kiri sumbat sejak 3 bulan
yang lalu. Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan rhinoskopi posterior
didapatkan benjolan berwarna kebiru-biruan dengan permukaan rata. Apakah
pemeriksaan yang harus dilakukan?
A. Pemeriksaan angiografi untuk menentukan feeding vessel
B. Rontgen posisi stenver untuk melihat perluasan penyakit
C. CT scan untuk melihat benjolannya
D. Mengukur tekanan darah untuk menyingkirkan diagnosis hipertensi
E. Pemeriksaan darah lengkap

Anda mungkin juga menyukai