Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN

TETANUS
No. Dokumen : 610/UKP/PUSK.BGL/V/2020
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 2 Juli 2020
Halaman : 1/4

dr. A A. Gede Mahendra Putra


NIP:197010102000031012
UPT PUSKESMAS
BANGLI

1/3
1. Pengertian Tetanus adalah penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh tetanospasmin.
Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh
6. Diagram Alir Clostridium tetani, ditandai dengan spasme tonik persisten disertai dengan serangan
Membebaskan jalan napas
yangPetugas Mempersiapkan
jelas dan keras. Spasme hampir selalu terjadi dengan
pada otot leherspatel
tongue dan rahang yang
Alat dan Bahan
Menerima
menyebabkan penutupan rahang (trismus, lockjaw), serta melibatkan tidak hanya otot
Pasien di
ekstremitas,
Ruangantetapi juga otot-otot batang tubuh. Memasang O2 dan Infus
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan penanganan
Mempersiapkan
kasus Tetanus di Puskesmas Bangli. kartu status
Melakukan pasien
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bangli, Nomor : 440/016/Pusk.Bgl/2016 Tentang
Penatalaksa
Tata Layanan Klinis Dokter Petugas Melaporkan
naan Menegakkan Ke dokter penanggung
4. Referensi Diagnosis
Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Jawab Primer.
5. Alat dan Bahan 1. Hecting set
Memberikan
2. Emergency Kit Melakukan Mempersilahkan pasien
Konseling
3.edukasi
Emergency Box Kriteria Rujukan menuju Apotek
4. ATS
6. Langkah Kerja 1. Petugas menerima pasien diruangan Mendokumentasikan
hasil dipakai
2. Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan pemeriksaan
dalam RM
3. Petugas membebaskan jalan napas dengan tongue spatel
4. Petugas memasang oksigen dan Infus setelah mendapatkan persetujuan di

7. lembar
Hal-Hal yang perlu Dokter informed
melakukan consent
Rujukan jika terdapat kriteria rujukan. Dan jika tidak terdapat ATS dan
diperhatikan 5. Petugasanti
obat-obatan mempersiapkan
biotik dan anti kartu status
konvulsan di pasien sesuai identitas
puskesmas
8. Unit Terkait  Unit poli
6. Petugas umum
Melaporkan kepada dokter penanggung jawab setelah melakukan
 Unit IGD Vital dan pengukuran TB, BB jika dimungkinkan
pemeriksaan
9. Dokumen Terkait  Rekam Medik
7. Dokter menegakkan diagnosis tetanus berdasarkan anamnesa kejang, trismus,
 Informed consent
keluar lendirrujukan
 Blanko yang berlebihan, luka pencetus ataupun gigi yang sakit, riwayat
10. Rekaman historis Noimunisasi TT. Pemeriksaan
Yang diubah fisik didapatkan trismus.
Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan 8. Dokter melakukan penatalaksanaan berupa Manajemen luka Pasien tetanus yang
diduga menjadi port de entry masuknya kuman C. tetani harus mendapatkan
perawatan luka. Luka dapat menjadi luka yang rentan mengalami tetanus atau luka
yang tidak rentan tetanus. Rekomendasi manajemen luka traumatik :
- Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan debridemen.
- Riwayat imunisasi tetanus pasien perlu didapatkan.
- TT harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun jika riwayat
imunisasi tidak diketahui, TT dapat diberikan.
- Jika riwayat imunisasi terakhir lebih dari 10 tahun yang lalu, maka tetanus
imunoglobulin (TIg) harus diberikan. Keparahan luka bukan faktor penentu
pemberian Tig
- Pengawasan, agar tidak ada hambatan fungsi respirasi.
- Ruang Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara, cahaya- ruangan
redup dan tindakan terhadap penderita.
- Diet cukup kalori dan protein 3500-4500 kalori per hari dengan 100-150 gr
protein. Bentuk makanan tergantung kemampuan membuka mulut dan
menelan. Bila ada trismus, makanan dapat diberikan per sonde atau parenteral.
- Oksigen, pernapasan buatan dan trakeostomi bila perlu.
- Antikonvulsan diberikan secara titrasi, sesuai kebutuhan dan respon klinis.
Diazepam atau vankuronium 6-8 mg/hari. Bila penderita datang dalam keadaan
kejang maka diberikan diazepam dosis 0,5mg/kgBB/kali i.v. perlahan-lahan
dengan dosis optimum 10mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti
pemberian diazepam per oral (sonde lambung) dengan dosis 0,5/kgBB/kali
sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal diazepam 240mg/hari. Bila masih kejang
(tetanus yang sangat2/3berat), harus dilanjutkan dengan bantuan ventilasi
mekanik, dosis diazepam dapat ditingkatkan sampai 480mg/hari dengan
bantuan ventilasi mekanik, dengan atau tanpa kurarisasi. Magnesium sulfat
dapat pula dipertimbangkan digunakan bila ada gangguan saraf otonom.
3/3

Anda mungkin juga menyukai