Anda di halaman 1dari 107

INFEKSI TROPIK

Demam Berdarah Dengue


Virus Dengue Infection
Clinical Spectrum of Virus Dengue
Infection
Symptomatic
Asymptomatic

Undifferentiated febrile Expanded


illness Dengue
Dengue Fever DHF Syndrome

DHF non- DHF with shock


shock (DSS)
Demam Berdarah Dengue
Grade Sign and Symptomps Laboratory

DF DHF without plasma leakage


I Fever with non-specific constitutional
symptoms; the only hemorrhagic
manifestation is a positive tourniquet
test &/or easy bruising
evidence of plasma leakage Thrombo
II DHF grade I + spontaneous bleeding cytopenia
Kriteria WHO 1997
DHF (platelet count
III Circulatory failure manifested by a  100,000/L)
rapid, weak pulse, narrowing of pulse
pressure, or hypotension, cold &
clammy skin, restlessness
IV Profound shock with undetectable
blood pressure
Cara kerja tourniquet test
1. Cara Rumpel-Leede
• (Sistol + diastol) / 2  tahan 5 menit
• + jika >10 petekie dalam 2,5cm x 2,5cm

2. Cara Hess
• (Sistol + diastol) / 2  tahan 10 menit
• + jika >15 dalam diameter 5cm
Hasil Serologi

IgM Ig G Interpretasi

(+) (-) Infeksi primer

(+) (+) Infeksi sekunder

(-) (+) Pernah terinfeksi

(-) (-) Tidak ada infeksi


Tanda Bahaya Dengue
• Klinis
– Demam turun tetapi kedaan anak memburuk
– Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
– Muntah menetap
– Letargi, gelisah
– Perdarahan mukosa
– Pembesaran Hati
– Akumulasi cairan EFUSI PLEURA
– Oliguria
• Laboratorium
– Peningkatan kadar hematokrit bersamaan dengan
– Penurunan cepat jumlah trombosit
– Hematokrit awal tinggi
Soal No. 1
Seorang anak usia 12 tahun, datang dibawa keluarganya ke IGD dengan keluhan lemas yang
memberat sejak 4 jam yang lalu. Sebelumnya, pasien mengalami demam sejak 5 hari yang
lalu. Pada PF, didapatkan TD 100/50 mmHg, HR 120x/menit cepat dan lemah, RR 26x/menit,
Suhu 37,7oC, akral dingin, rumple leed (+). Pada pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 12
g/dL, Ht 50%, trombosit 66.000 sel/mm3, IgM anti dengue (+). Berikut merupakan tanda yang
dapat menjadi warning sign pada penyakit ini, kecuali...
a. Demam turun namun keadaan anak memburuk
b. Muntah persisten
c. Oliguria
d. Hepatomegali
e. Penurunan hematokrit
Soal No. 2
Seorang anak usia 8 tahun dibawa ke IGD karena demam sejak 4 hari lalu. Pasien juga
dikeluhkan gusi berdarah dan bercak-bercak kemerahan pada tangan dan kaki. Pada
pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, TD 100/80, HR 98, suhu 38.5 C, petekie (+).
Pemeriksaan laboratorium Hb 10 g/dL, hematocrit 45%, leukosit 3.200, trombosit 85.000.
Tatalaksana awal yang tepat
a. Transfusi Packed Red Cell
b. Loading koloid 2 cc/kgBB
c. Transfusi trombosit
d. Loading kristaloid 20 cc/kgBB
e. Cairan kristaloid 7 cc/kgBB/jam
Soal No. 3
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun, datang dengan keluhan demam tinggi mendadak sejak
4 hari lalu disertai ruam di badan dan mimisan. Demam 1 hari yang lalu sudah mulai turun,
namun anak masih tampak lemas. Pada pemeriksaan fisik tampak keadaan lemah TD: 70/40
mmHg, nadi teraba cepat dan lemah 140x/menit, pernapasan 26 x/menit, suhu 37°C, akral
teraba dingin. Pemeriksaan lab Ht 57%, trombosit 40.000/mm3. Apa tatalaksana yang tepat
diberikan pada pasien diatas?
a. Kristaloid 20ml/kg BB selama 30 menit
b. Kristaloid 20ml/kgbb selama 1 jam
c. Kristaloid 6-7 ml/kgbb selama 30 menit
d. Kristaloid 10 ml/kgbb selama 1 jam
e. Kristaloid 5 ml/kgbb selama 30 menit
Soal No. 4
Seorang anak laki-laki 10 tahun datang dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Pasien
juga mengeluhkan nyeri sendi dan nyeri kepala. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD
110/70 mmHg, nadi 88x/menit, napas 21x/menit, suhu 38oC. Pada PF ditemukan petechie
pada kedua ekstremitas. Rumple Leed test (+). Apa pemeriksaan penunjang yang anda
sarankan pada pasien...
a. IgM anti dengue
b. NS1
c. IgG anti dengue
d. Tes widal
e. IgM antitifoid
MALARIA

• Spesies parasit malaria yang menginfeksi manusia: plasmodium falciparum, plasmodium


vivax, plasmodium malariae dan plasmodium ovale.
• Vektor : nyamuk Anopheles sp. (betina)

TANDA DAN GEJALA


1. Menggigil
2. Demam tinggi PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. Keringat
RIME-AKME-SUDORIS
• Apusan Darah Tipis  jenis parasit
• Endemis
• Riwayat sakit malaria • Apusan Darah Tebal  jumlah parasit
• Lelah, malaise, nyeri sendi, • RDT  deteksi antigen (imunokromatografi)
nyeri otot, mual, muntah
MALARIA FALCIPARUM (tropikana)
Demam timbul intermitten dapat kontinyu,
sering menyebabkan malaria berat

MALARIA VIVAX DAN OVALE (tertiana)


interval bebas demam 2 hari.
Malaria vivax dapat menjadi berat.

MALARIA MALARIAE (kuartana)


interval bebas demam 3 hari
Plasmodium Vivax

Masa Inkubasi 12-17 hari


Eritosit Lebih besar, pucat
Tanda khas Schuffner dots
Bentuk stadium Ameboid, ring
trofozoit

Bentuk stadium Sferis


gametosit
Plasmodium Ovale

Masa Inkubasi 12-17 hari


Eritosit Lebih besar, oval,
fimbriated

Tanda khas Schuffner dots


Bentuk stadium Sferis
gametosit
Plasmodium Malariae

Masa Inkubasi 18-40 hari


Eritosit Normal
Tanda khas Ziemann’s dot
Bentuk stadium Band (pita),
trofozoit rectangular, basket
form

Bentuk stadium Sferis


gametosit
Plasmodium Falciparum

Masa Inkubasi 9-14 hari


Eritosit Normal
Tanda khas Maurer dot
Bentuk stadium Cincin (ringform),
trofozoit accole ring
Bentuk stadium Bulan sabit, pisang,
gametosit sosis

Pada apusan darah tebal : starry-


sky pattern
Terapi Malaria Tanpa Komplikasi
Lini Pertama (1st line)
Malaria Falsiparum ACT (3 hari) + Primakuin (SD)

Malaria Malariae ACT (3 hari)


Malaria Vivax / Ovale ACT (3 hari) + Primakuin (14 hari)
• RELAPS ACT (3hari) + Primakuin (14 hari, dosis naik)
Hamil trimester 1-3 Trimester 1 : kina + klindamisin (P. falciparum) dan
kina saja (P vivax, ovale, malariae)
Trimester 2/3 : ACT saja

ACT : ARTEMISININ-BASED COMBINATION THERAPY.


Contoh: dihidroartemisinin + piperakuin (DHP) atau artesunat + amodiakuin
Lini ke-2
Malaria Falsiparum Kina (7) + Doksisiklin (7) +
Primakuin (SD)
Malaria Malariae Kina (7) + Doksisiklin (7)

Malaria Vivax / Ovale Kina (7) + Primakuin (14)


Malaria Berat (WHO 2015) GAMBARAN LABORATORIUM
1. Hipoglikemia (GD <40 mg%)
Ditemukannya Plasmodium falciparum + 2. Asidosis metabolik
SALAH SATU tanda klinis atau lab berikut: 3. Anemia berat (Hb<7 atau Hct <15%).
4. Hiperparasitemia (parasite >100.000, >2%
eritrosit).
GEJALA KLINIS 5. Hipoglikemia (asam laktat >5 mmol/L)
1. Perubahan kesadaran (GCS<11) 6. Hemoglobinuria
2. Kelemahan otot 7. Gangguan fungsi ginjal (SCr > 3mg%)
3. Kejang berulang, >2 episode dalam 24 jam. 8. CT, MRI: edema serebri
4. Distres pernafasan.
5. Gagal sirkulasi atau syok, CRT >3 detik.
6. Jaundice
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema Paru

Black water fever


Tatalaksana Malaria
Berat
PROFILAKSIS
Sensitif Klorokuin
• Klorokuin 2 tab/minggu (1 minggu sebelum pergi, selama pergi, dan 4 minggu
setelah kembali)
• Indonesia resisten klorokuin, sehingga pilihan pertama  doksisiklin

Resisten Klorokuin
• Doksisiklin 100 mg 1x1 per hari (1-2 hari sebelum pergi, selama, dan 4 minggu
setelah kembali)  kontraindikasi ibu hamil
• Mefloquine 250 mg 1 tab/minggu (2 minggu sebelum, selama, dan 4 minggu
setelah pulang) lini pertama ibu hamil
• Atovaquon 250 mg dan Proguanil 100 mg 1 tab per hari (1-2 hari sebelum pergi
hingga 7 hari setelah pulang)
Soal No. 5
Seorang pria usia 45 tahun datang ke puskesmas ingin berkonsultasi karena akan pergi ke
Papua. Dia akan pergi dalam 2 minggu sejak hari ini dan akan tinggal selama sebulan.
Profilaksis yang tepat diberikan adalah...
a. Primakuin 0,24/mg/kgbb, 1 minggu sebelum berangkat sampai dengan 1 minggu setelah
kembali
b. Piperakuin 4 mg, 1 minggu sebelum berangkat sampai 2 minggu setelah kembali
c. Kina 10 mg/kgbb , 4 hari sebelum berangkat sampai dengan 4 minggu setelab kembali
d. Chloroquin 500 mg/kgbb, 1 minggu sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah kembali
e. Doksisiklin 100 mg/kgbb, 1-2 hari sebelum berangkat sampai dengan 4 minggu
Soal No. 6
Seorang wanita 30 tahun, datang dengan keluhan demam yang diawali menggigil dan diakhiri
berkeringat sejak 3 hari yang lalu. Pasien diketahui baru menyelesaikan pekerjaan di
Manokwari selama 3 bulan. Pada pemeriksaan, kesadaran kompos mentis, TD 110/80 mmHg,
HR 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 38oC. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya hepar
teraba 4 jari di bawah arkus kosta dan perkusi di ruang Traube timpani, baik pada saat
inspirasi maupun ekspirasi. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan, Hb 9 g/dL, leukosit
12.000, trombosit 240.000. Pada pemeriksaan apus darah tepi didapatkan hasil sebagai
berikut. Apakah tatalaksana kausatif yang sesuai untuk pasien berikut?
a. Dihidroartemisinin + Piperakuin
b. Kina + Tetrasiklin + Primakuin
c. Kina + Klindamisin
d. Artesunat + Amodiakuin
e. Dihidroartemisinin + Piperakuin + Primakuin
Soal No. 7
Seorang pria usia 25 tahun dibawa keluarganya ke UGD dalam kondisi tidak sadarkan diri dan
sempat kejang di rumah. 1 minggu yang lalu, pasien merasa demam, mengigil, dan juga
berkeringat dingin, lalu berobat ke puskesmas. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
pasien letargis, TD 90/70 mmHg, Nadi 105x/menit, Suhu 39.5oC, RR 24x/menit. Pemeriksaan
neurologis tidak didapatkan kaku kuduk. Pada pemeriksaan thick and thin smear, didapatkan
gametosit berbentuk pisang. Diagnosis pasien pada kasus tersebut adalah....
a. Dengue Shock Syndrome
b. Meningoensefalitis
c. Malaria tropikana
d. Malaria serebral
e. Syok Sepsis
Weil disease
1. SSP
2. Paru
3. Ginjal
4. Hepar

Leptospira Interrogans
Banyak terdapat pada urin
pengerat (tikus)
ANAMNESIS
TANDA dan GEJALA • Riwayat paparan dengan urin serta air, tanah atau makanan
yang terkontaminasi urin dari hewan yang terinfeksi.
• Demam yang muncul mendadak dan bersifat bifasik yaitu
demam remiten tinggi pada fase awal leptospiremia (3-10
hari) kemudian demam turun dan muncul saat fase imun.

TANDA dan GEJALA


• Demam
• Conjuctival suffusion
• Bradikardi
• Nyeri tekan otot, terutama betis dan daerah lumbal
• Ronkhi pada auskultasi paru
• Ikterus
• Meningismus, hipo atau arefleksia terutama pada tungkai

Conjunctival Suffussion
Pemeriksan Penunjang
Perjalanan Penyakit Leptospira :
• Kultur darah (fase I)
• Kultur urin (fase II)
• Mikroskop medan gelap.
Imunologic
• Microscopic agglutination test (MAT) 
pemeriksaan penunjang GOLD STANDARD
• Lepto dipstick, lepto lateral flow, lepto dridot

Leptospirosis Ringan :
• Doksisiklin 2x100 mg PO 7 hari
• Amoxcicilin 4x500 mg PO
• Ampicilin 4x500-750 mg selama 7 hari
• Pada ibu hamil hindari doksisiklin.
Leptospirosis sedang-berat :
• Pencilin G intravena 1,5 juta unit/6 jam selama 7 hari.
• Ceftriaxone intravena 1 gr/24 jam selama 7 hari
• Doksisiklin intravena 100 mg/12 jam selama 7 hari
Soal No. 8
Seorang pria usia 24 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. 2 minggu
yang lalu, banjir melanda tempat tinggal pasien. Demam dirasakan terus-menerus disertai
dengan menggigil dan nyeri otot. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg,
Nadi 72x/menit, RR 18x/menit, suhu 38,4oC. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sufusi
konjungtiva, ikterus, splenomegali, serta nyeri pada penekanan gastrocnemius. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan leukosit 5.000 sel/mm3, BUN 50 mg/dL, kreatinin 3
mg/dL, dan Kalium 2,8 mEq/L. Manakah pernyataan yang tepat pada kasus ini?
a. Diagnosis pasien adalah Hepatitis A
b. Penyakit pasien terdiri atas fase sensitisasi dan fase elisitasi
c. Etiologi penyebab keadaan pasien memiliki bentuk yang serupa dengan etiologi penyakit
sifilis
d. Agen penyebab dapat ditemukan pada urin pasien
e. Penyakit ini adalah penyakit geofilik
Soal No. 9
Seorang pria usia 34 tahun datang berobat dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu,
naik turun tanpa pola yang jelas. Keluhan disertai sakit kepala dan pegal-pegal di kedua kaki.
Pasien merupakan seorang warga Jakarta yang mengalami kebanjiran sejak 2 minggu yang
lalu. Pada PF, didapatkan TD 130/90 mmHg, HR 110x/menit, suhu 39,5oC, RR 25x/menit,
injeksi konjungtiva pada kedua mata dan nyeri tekan otot Gastrocnemius. Pemeriksaan
penunjang yang paling tepat dilakukan adalah…
a. Microscopic agglutination test
b. Darah rutin
c. Tes widal
d. IgM dan IgG Anti Dengue
e. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Soal No. 10
Seorang laki-laki usia 67 tahun mengeluhkan demam, nyeri perut, sejak beberapa hari yang
lalu. Pasien juga mengeluh keluhan disertai dengan mual muntah. Pada pemeriksan fisik
didapatkan konjungtiva ikterik (+), nyeri otot gastrocnemius (+). Pasien mengaku sekitar 3 hari
yang lalu terdapat riwayat kebanjiran (+). Pada pasien kemudian dilakukan pemeriksaan
mikroskopis dan ditemukan organisme berbentuk spiral dengan saling mengait di bagian
ujungnya. Terapi yang tepat untuk diberikan adalah…
a. Asiklovir 5x800 mg
b. Ketoconazole 2x200 mg
c. Penisilin 1.5 juta IU
d. Metronidazol 3x500 mg
e. Azithromycin 1x1 gr
Demam Tifoid Salmonella typhi atau salmonella paratyphi.

Bakteri gram (-), berflagel, dan tidak berspora. S typhi


mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O, antigen
H dan antigen Vi
MINGGU POLA DEMAM

1 Step-ladder

2 Continous

3 Pola berat, terjadi


perforasi

A. Komplikasi : sering terjadi di minggu ke-3 demam


1. Perforasi usus : datang dengan defans muskular.
2. Meningitis tifosa : penurunan kesadaran
3. Hepatitis dan cholecystitis typhosa  VF merupakan
tempat tinggal dari salmonella sp.
4. Perdarahan usus.
B. Tifoid toksik
C. Tifoid Karier
Salmonella (+) dalam feses pasien selama 1 tahun, tanpa gejala
klinis
Pemeriksaan Penunjang
LAB RUTIN : Leukopenia, limfositosis relative, monositosis, trombositopenia ringan.
Diakibatkan oleh depresi sumsum tulang.
• WIDAL : mendeteksi antigen O(somatic) dan
H(flagella), dilakukan pada akhir minggu 1, positif
apabila kenaikan titer 4x/ titer O 1:320
• TUBEX TF : deteksi IgM terhadap antigen 09, nilai
≥4 positif demam tifoid, ≥6 indikasi kuat tifoid, 3 :
borderline.
Antibiotik pada tifoid
FLOROQUINOLONE
• Antibiotik LINI PERTAMA pada dewasa
• Ciprofloxacin 2x500 mg, ofloxacin 2x400 mg,
norfloxacin 2x400 mg selama 7-14 hari.
CHLORAMPHENICOL
• Dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama
14 hari.
• Efek samping  tidak boleh diberikan apabila
leukosit <2000
IBU HAMIL
• Amoxcicilin
CEPHALOSPORIN GEN 3
• Berikan sefotaksim 200 mg/kgBB IV per • Terapi lini kedua, pada kondisi seperti MDR S.typhi,
24 jam dibagi menjadi 3-4 dosis quinolone-resistant, nalidixic acid resistant
• seftriakson 100 mg/kgBB IV per 24 jam
(maksimal 4 g/24 jam) dibagi menjadi 1-2
• Ceftriaxone 3-4 gr/hari (3-5 hari), cefixime 20
dosis. mg/kgBB/hari (7-14 hari)
Soal No. 11
Seorang anak usia 10 tahun, datang dibawa ke dokter oleh kedua orangtuanya karena keluhan
demam selama 8 hari yang naik terus menerus seperti anak tangga. Anak merasa lemas,
terdapat keluhan nyeri perut, mual, muntah, dan kembung. Pada pasien juga ditemukan
adanya kondisi bradikadi relatif. Tanda patognomonis pada penyakit ini yang dapat ditemukan
adalah....
a. Rose spot
b. Nodul subkutan
c. Artritis
d. Jari tabuh
e. Koplik spot
HIV dan AIDS

Infeksi HIV/AIDS dapat terjadi pada seluruh stadium, yaitu :


• Serokonversi : infeksi dengan HIV, mulai terbentuknya antibody HIV.
• Asimptomatik : tidak terdapat tanda dan gejala HIV, belum terdapat supresi sistem imun
• Simptomatik : terdapat tanda dan gejala infeksi HIV, sudah terdapat supresi sistem imun.
• AIDS : terdapat infeksi opportunistik, stadium end-stage.
Stadium HIV
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
• Tidak ada gejala • Penurunan berat badan • Penurunan BB > 10% dari BB • Wasting HIV
• Limfadenopati < 10% dari BB sebelumnya. • Pneumonia pneucystis
generalisata sebelumnya. • Diare kronis tanpa sebab jelas jirovecii
>1 bulan. • Kandidiasis esofageal,
• Infeksi saluran nafas
• Demam intermitten atau trakea dapat sampai
berulang.
menetap selama >1 bulan. paru.
• Herpes zoster. • Candidiasis mulut • TB ekstraparu
• Ulkus mulut berulang • Oral hairy leukoplakia • Sarkoma Kaposi
• Dermatitis seborrhoik • TB paru • Toxoplasmosis
• Infeksi bakteri parah • Kriptokokosis
(meningitis, empyema, • Limfoma serebral atau
bakteremia) non Hodgkin
• Anemia (<8), neutropenia • Diare/demam kronik
(<500) dan trombositopenia
(<50.000)
Pneumocystis jirovecii

Cryptococcus Neoformans
Dengan tinta china Tuberkuloma dan Toxoplasmosis Cerebri
Pelayanan HIV dan AIDS
VCT PPCT PITC CST
• Adalah tes individu Merupakan pelayanan Merupakan layanan Merupakan layanan
dengan sukarela untuk yang dikhususkan pemeriksaan darah untuk terkait dengan pemberian
mengetahui status HIV terhadap orangtua yang mengetahui status HIV dukungan kepada orang
seseorang. terinfeksi HIV. Setiap seseorang berdasarkan yang telah berstatus HIV.
• Tes ini pemeriksaan orangtua, terutama ibu pada inisiatif atau Pelayanan ini akan terjadi
laboratorium secara hamil, yang berstatus HIV rekomendasi dari petugas setelah seseorang melalui
sukarela yang harus positif, menjadi perhatian kesehatan dan pasien proses tes darah atau
disertai konseling. dari pelayanan ini menerima saran tersebut. ketika seseorang yang
telah menerima status
Prevention parent child HIV.
Deteksi Serologis HIV
• Contoh : Rapid Test, ELISA, Western Blot
• Pilihan utama (rekomendasi WHO) untuk screening =
Rapid Test
Deteksi Virologis
• Deteksi viral replication rate, contoh : PCR.
• Bisa dipakai untuk screening bayi baru lahir.
CD4 : Wajib diperiksa jika + HIV

TEST ANTIBODI HIV


• 3 strategi (3 pemeriksaan).
• Didahului dengan konseling pra-tes dan informasi.
• Ketiga tes tersebut dapat menggunakan reagen tes
cepat (rapid test) atau ELISA.
• Pemeriksaan pertama (A1) harus menggunakan tes
dengan sensivitias tinggi (>99%).
• Pemeriksaan selanjutnya (A2 dan A3) menggunakan
tes dengan spesifisitas tinggi (>99%).
INTERPRETASI HASIL TINDAK LANJUT

• Hasil A1 reaktif, A2 Positif Rujuk ke pengobatan HIV


reaktif, A3 reaktif
• Bila hasil A1 non reaktif Negatif • Bila hasil (-) dan beresiko cek lagi minimal 3, 6 dan 12
• Bila hasil A1 reaktif tapi bulan dari pemeriksaan pertama.
pada pengulangan A1 • Bila hasil negatif dan tidak beresiko dianjurkan
dan A2 non reaktif. perilaku sehat.
• Bila salah satu reaktif
tapi tidak berisiko
• Bila dua hasil reaktif Indeterminate • Tes perlu diulang 2 minggu dari pemeriksaan
• Bila hanya 1 tes reaktif pertama.
tapi beresiko atau • Bila hasil tetap indeterminate, lanjut PCR
pasangan beresiko • Bila tidak ada akses PCR  rapid tes diulang 3, 6, 12
bulan dari pemeriksaan pertama.
Indikasi Terapi ARV
• Semua pasien dengan stadium 3 dan 4, berapapun jumlah CD4.
• Semua pasien dengan CD4 <350 sel/ml, apapun stadium klinisnya.
• Semua pasien dibawah ini apapun stadium klinisnya dan berapapun jumlah CD4:
• Semua pasien ko-infeksi TB (kotak merah)
• Semua pasien ko-infeksi Hepatitis B Virus (HBV)
• Semua ibu hamil
• ODHA yang memiliki pasangan dengan status HIV negatif
• Populasi kunci (penasun, waria, LSL, WPS)
• Semua anak < 5 tahun tanpa melihat stadium klinis WHO dan berapapun jumlah CD4+

• OAT mulai duluan  lanjut ARV setelah 2-8 minggu minum OAT
• CD4 < 50 sel/mm3  ARV mulai 2 minggu pasca OAT
• Meningitis kriptokokus  ARV dimulai setelah 5 minggu pengobatan kriptokokus
Anjuran Tatalaksana HIV Pada Dewasa
(>5 tahun, ibu hamil dan menyusui, ODHA ko-infeksi hepatitis B, dan ODHA dengan TB)
ARV Lini Pertama untuk Dewasa
Paduan pilihan TDFa + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDTc
Paduan alternatif AZTb + 3TC + EFV (atau NVP)
TDFa + 3TC (atau FTC) + NVP

a. Jangan memulai TDF jika creatine clearance test (CCT) hitung <50 mL/menit, atau pada kasus diabetes lama,
hipertensi tak terkontrol, dan gagal ginjal.
b. Jangan memulai dengan AZT jika Hb <10 g/dL sebelum terapi.
c. Kombinasi 3 dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV (300 mg/150 mg/600 mg).
2 NRTI 1 NNRTI
(Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)

• AZT : Zidovudine (100 mg) • EFV : Efavirenz (200 mg dan 600 mg)
• 3TC : Lamivudine (150 mg) • NVP : nevirapine (200 mg)
• TDF : Tenofovir (300 mg)
• FTC : Emtricitabine
Soal No. 12
Pasien perempuan berusia 30 tahun datang ke RS dengan keluhan utama berupa sulit tidur,
sering terbangun karena mimpi buruk, merasa ada gurita besar yang berada di depan
kamarnya dan membuatnya takut. Keluhan ini membuat pasien tidak bisa bekerja sejak 1
minggu terakhir. Pasien didiagnosa HIV sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan CD4 < 250, Sklera ikterik, OT PT meningkat 3x dari nilai normal. Keluhan tersebut
dirasa setelah mendapat ARV. Apakah tindakan yang diambil selanjutnya?
a. Stop semua ARV
b. Menghentikan obat yang menyebabkan gejala tersebut dan lanjutkan arv
c. Tetap konsumsi ARV karena termasuk efek samping ringan
d. Mengganti regimen ARV yang dicurigai, dan meneruskan ARV lainnya
e. Mengganti seluruh regimen ARV
Soal No. 13
Seorang pria usia 34 tahun menderita AIDS sejak 2 tahun lalu. Pasien rutin menjalani terapi
ARV sejak 2 tahun lalu. Kadar CD4 100. Pasien hendak diberikan terapi tambahan untuk
mencegah infeksi oportunistik. Terapi yang tepat adalah
a. Cotrimoxazole 1 x 960 mg PO
b. Cotrimoxazole 2 x 960 mg PO
c. Kloramfenikol 4 x 500 mg PO
d. Rifampicin 1 x 600 mg PO
e. Cefixime 2 x 100 mg PO
Soal No. 14
Seorang Laki-laki berusia 27 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sering lemas dan
pandangan gelap tibatiba. Keluhan sudah dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 100/70mmHg, HR 92x/mnt, RR 24x/mnt dan suhu 36,7°C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), rhonki di apex paru (+/+). Pada
pemeriksasan laboratorium didapatkan Hb 7 gr/dL, leukosit 4000/uL dan trombosit 250.000.
Pasien merupakan pasien TB dan HIV yang sedang dalam pengobatan ARV. Apa obat yang
dapat menyebabkan kondisi pasien tersebut?
a. Lamivudine
b. Tenofovir
c. Nevirapin
d. Efavirenz
e. Zidovudine
TETANUS

• Clostridium tetani (basil gram (+) anaerob obligat berspora).
• Toksin : tetanolisin, tetanospasmin.
Manifestasi Klinis
Tetanus Generalisata Tetanus Lokal
• Paling sering • Paling ringan
• Hipertonus otot, spasme, trismus, opistotonus • Rasa kaku, kencang, nyeri otot di
• Kaku di leher, bahu, ekstremitas (ekstensi) sekitar luka.
• Dapat menjadi generalisata

Tetanus Sefalik
• Biasa terjadi setelah ada luka atau
wajah.
• Kelemahan dan paralisis otot wajah.
• Spasme otot wajah, spasme lidah,
spasme tenggorokan  dysarthria,
disfonia, disfagia
• Risus sardonicus
• Lockjaw
* Ya, jika >10 tahun
** Ya jika > 5 tahun
Tatalaksana Umum
• Perawatan di ruang isolasi (gelap dan tenang)
• Hindari stimulus taktil atau suara pada pasien
• Pembersihan dan debridemen luka kotor
• Diet tinggi kalori tinggi protein

ANTI-TETANUS
• Human tetanus immunoglobulin (TIG) 3000-6000 U (IM) single dose.
• Anti Tetanus Serum (ATS) 50.000 U (IM) diikuti 50.000U (infus lambat)  skin test
ANTIBIOTIK
• Metronidazole 500 mg/6-8 jam (IV) selama 7-10 hari atau
• Penicilin G 2-4 juta unit/ 4-6 jam (IV) selama 7-10 hari atau
ANTI-KEJANG
• Benzodiazepine : diazepam 5 mg (IV) atau lorazepam 2 mg (IV), dinaikkan bertahap
• Bila pasien kejang, berikan diazepam 0,5 mg/kg/kali (IV bolus lambat) dengan dosis optimum 10
mg/kali tiap kejang. Kemudian diiikuti diazepam per oral 0,5 mg/kg/kali tiap 4.
Soal No. 15
Seorang pria usia 24 tahun datang ke dokter IGD dengan keluhan kaku pada otot seluruh
tubuh sejak 5 jam SMRS. Pasien juga mengeluhkan sulit menelan. Riwayat tertusuk paku
berkarat 2 hari lalu. Pasien mengatakan luka tidak sembuh dan masih bernanah. Tanda vital
baik. Pada pemeriksaan neurologis didapati spasme otot orbicularis oris dan fasialis. Pada saat
dimasukan spatula lidah, pasien mengigitnya dengan keras. Tatalaksana yang dapat diberikan
pada kasus adalah…
a. Ampicilin 250 mg/8jam
b. Metronidazol PO 250 mg/12 jam
c. Gentamisin 1 gram/12 jam
d. Metronidazol IV 2 gram/12 jam
e. Metronidazol IV 500mg/8 jam
PARASITOLOGI
NEMATODA

ENTEROBIUS VERMICULARIS TRICHURIS TRICHIURA


“Pani D Graham”
3T
• Pruritus ANI
• Bentuk telur seperti huruf D • Tempayan
• Graham scoth tape • Turun (prolapse recti)

ASCARIS LUMBRICOIDES ANCYLOSTOMA DUODENALE DAN


• Telur bulat 3 lapis NECATOR AMERICANUS
• Illeus obstruktif
• Sindroma Loeffler (IgE- • Dinding tipis, telur jernih/bening.
• Anemia
eosinophilic) • Harada Mori Test
Ascaris Lumbricoides

Telur terdiri dari 3 lapis yaitu :


albuminoid, hialin dan vitelina

• Albendazole (lini pertama) : 400


mg PO dosis tunggal.
• Mebendazole 500 mg PO SD, atau
2x100 mg selama 3 hari.
• Pirantel pamoat : 10 mg/kg dosis
tunggal.
Nekatoriasis (Cacing Tambang)

Menyebabkan “Ground Itch”


Terapi :
• Albendazole 400 mg PO SD
• Mebendazole : 2x100 mg 3 hari.
• Pirantel pamoat 10 mg/kg dan
sulfas ferosus.
Trichuris Trichiura/Cacing cambuk
• Berbentuk seperti tempayan, tong anggur (barrel shape)
atau lemon shape, ukuran 50 x 23 mikron, pada kedua
ujungnya terdapat dua buah mucoid plug (sumbat yang
jernih)
• Cacing berbentuk seperti cambuk, 3/5 bagian depan kecil,
bagian belakang lebar.

TATALAKSANA
• Albendazole 1x400 mg selama 3 hari
• Mebendazole 2x100 mg selama 3
hari atau 500 mg dosis tunggal.
Enterobius (Oxyuris) Vermicularis
• Gatal di sekitar dubur (pada malam hari pada
saat cacing betina meletakkan telurnya)
• Terjadi autoinfeksi
• PP : perianal swab dengan scotch tape

Terapi :
• Piperazin 1x2,25-3 gram 7 hari
• P Pamoat 10 mg/kgBB
• Mebendazole 100 mg PO
• Albendazole 400 mg SD, diulang dalam 2 minggu.
Strongiloides Stercoralis

Strongyloides Stercoralis/Cacing Benang


Telur menetas-larva rabditiform-larva filariform – menembus kulit – vena-
jantung-paru-trakea-laring-batuk-usus halus-dewasa.

Pada umumnya didahului


oleh
• Infeksi HTLV-1 • Albendazole 1x400 mg selama 3 hari.
• Steroid,
immunosuppressive • Mebendazole 3x100 mg selama 2/4 minggu
• Transplantasi organ
Cestoda : Proglottid & Scolex
Taeniasis (Cacing Pita)
• Taenia “SAPINATA” 
pada SAPI
• Berarti solium pada
“babi”

3-13 (solium)

13-30 saginata
Neurosistiserkosis yang disebabkan oleh Taenia Solium

Tatalaksana :
• Taeniasis : prazikuantel 10 mg/kgBB SD
• PPK :
• Albendazole 400 mg, 3 hari
Telur bulat, dinding tebal, • Mebendazole 3 x100mg, selama 2-4 minggu
struktur radial, berisi embrio • Sistiserkosis : prazikuantel/albendazole/bedah.

• Jika telur Taenia sp. Tertelan muncul sistiserkosis di otot, mata hingga otak  diagnosis
menjadi sistiserkosis, neurosistiserkosis terjadi pada taenia solium.
• Jika daging yang mengandung sistiserkus tertelan  cacing dewasa dalam usus  diagnosis
menjadi taeniasis.
• Telur punya SPINA
TERMINALIS / LATERAL
“KNOB” → Schistosoma
• Telur BESAR BEROPERCULUM
→ Fasciola hepatica /
fasciolopsis buski
Schisostomiasis/Bilharziasis Trematoda Darah
Empat (4) “S”
• Schisostoma
• Spina Terminalis
• Serkaria
• Swimmer itch

Katayama Fever
“Acute
Schistostomiasis”
TELUR SCHISOSTOMA sp. Terapi :
• S. HaemaTobium : spina Terminal. • Prazikuantel (S. haematobium, S.mansoni
• S. Mansoni : spina Minggir (di pinggir) 40 mg/kg dibagi 2 dosis; S. Japonicum 60
• S. Japonicum : spina terminal kecil (rudimenter). mg/kg dibagi 3 dosis).
Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria, yang
menyebabkan gangguan pada kelenjar dan saluran limfe.

1. Wuchereria bancrofti : dapat ditularkan oleh nyamuk


anopheles, culex dan aedes.
2. Brugia malayi : dapat ditularkan oleh anopheles barbitrostis
dan mansonia spp.
3. Brugia timori : dapat ditularkan oleh anopheles barbitrosis
malam
Akut Kronik
PROFILAKSIS
• DEC 6 mg/kgBB single dose dan albendazole 400 mg SD per tahun
• Atau Ivermectin 150-200 mcg/kg/SD dan albendazole 400 mg SD per tahun
Soal No. 16
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ke dokter karena berat badan tidak kunjung naik walaupun
makanan sudah cukup. Pemeriksaan status gizi didapatkan gizi kurang. Pemeriksaan tinja pada
pasien didapatkan sebagai berikut. Tatalaksana yang tepat
a. Praziquantel 2 x 500 mg
b. Pirantel pamoat 1 x 500 mg
c. Albendazol 1 x 400 mg
d. Albendazol 1 x 200 mg
e. Mebendazol 1 x 250 mg
Soal No. 17
Seorang pria usia 28 tahun datang ke dokter dengan keluhan mual muntah disertai nyeri perut
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat makan daging sapi setengah matang.
Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan abdomen non spesifik. Pemeriksaan feses rutin
didapatkan gambaran sebagai berikut. Interpretasi dan diagnosis yang tepat adalah
a. Sistiserkus – sistiserkosis
b. Sistiserkus – Neurosistiserkosis
c. Telur – Sistiserkosis
d. Telur – Taeniasis intestinalis
e. Proglotid – Taeniasis intestinalis
Soal No. 18
Seorang wanita usia 40 tahun didatangi oleh petugas puskesmas dirumahnya. Pasien
mengeluh bengkak pada kaki kanannya sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
buang air kecil berwarna putih seperti air susu. Hal ini mulai dirasakan sejak musibah banjir.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan edema non-pitting extremitas inferior dextra, kemerahan,
hangat, dengan penebalan kulit dan dirasakan nyeri. Etiologi penyebab penyakit diatas
adalah?
a. Wuchereria bancrofti
b. Enterobius vermicularis
c. Ascaris lumbricoides
d. Ancylostoma duodenale
e. Necator americanus
Soal No. 19
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ke dokter dengan keluhan nyeri pada anus sejak 2 hari lalu.
Sebelumnya pasien mengeluh nyeri perut, mual, muntah, dan diare berdarah. Pasien suka
bermain di sawah bersama teman temannya. Pemeriksaan fisik pasien tampak kurus pucat.
Pemeriksaan anus tampak benjolan seperti usus yang nyeri bila ditekan. Etiologi yang tepat
adalah
a. Fasciolopsis buski
b. Balantidium coli
c. Blastocystis hominis
d. Trichuris trichiura
e. Entamoeba histolytica
Tropik Infeksi Pediatri
Fever With Rash
Tatalaksana Campak
• 50.000 IU pada < 6 bulan (1/2 kap biru)
• 100.000 IU pada 6-11 bulan (1 kap biru)
• 200.000 pada 12 bulan hingga 5 tahun (1 kap merah)
• Pada gizi buruk diberikan 3 kali: hari 1, hari 2, dan 2-4 minggu setelah
pemberian kedua
Komplikasi campak:
– Pneumonia
– Dehidrasi
– Gizi buruk
– Ensefalitis
– OMA
Scarlet Fever
Group A Streptococcus

Strawberry tongue
Sandpaper texture,
pastia line
Diagnosis dan Tatalaksana
• Diagnosis:
• Anamnesis dan pemeriksaan
fisik
• Kultur positif dari secret
nasofaring
• Serologis  peningkatan
kadar O pada ASTO
• Tatalaksana:
• Penisilin per oral / IV,
eritromisin, atau sefalosporin
• Suportif
Eritema infectiosum

“Slapped cheek”

Penyebab: Parvovirus B19


Hand Foot Mouth Disease (HFMD)
• Etiologi : Coxsackievirus A 16
• Manifestasi klinis:
• Prodormal (1-2 hari sebelum enantem): subfebris,
anorksia, malaise, nyeri tenggorokan
• Enantem
• Lesi vesikel  ulkus dasar eritem  krusta. Lesi
berada di mukosa bukal, lidah, menyebar ke
palatum uvula
• Lesi vesikel bergerombol dengan dasar
eritematous
• Eksantem: vesiko pustule putih keabu-abuan di
lengan, kaki termasuk telapak.
• Diagnosis: Tzank Test
• Terapi: Simptomatis
MUMPS
• Infeksi virus mumps, golongan paramyxovirus.
• Transmisi : airborne
• Gejala klinis:
• Prodormal: malaise,nyeri otot daerah leher, nyeri
kepala
• Pembengkakan kelenjar saliva parotis, submaksilaris
• Gejala klasik: sakit telinga saat mengunyah, nyeri jika
makan asam
• Diagnosis ditegakkan secara klinis.
• Terapi: self limiting disease
Suportif hidrasi dan nutrisi yang cukup, analgesic untuk
mengurangi nyeri

• Komplikasi:
• Meningitis dan/atau encephalitis
• Orchitis – epididymitis  gejala klinis tersering kedua
setelah parotitis pada laki-laki dewasa
Trias Rubella Congenital
1. Sensory neural deafness (58% of patients)
2. Eye abnormalities : especially retinopathy, cataract and microphtalmia (43% of patients)
3. Congenital heart disease
Sunset sign, macewen
sign(cracked pot sign)
BBLR Sifilis Kongenital
Telapak tangan kaki: ruam merah, grey patches, Hutchinson teeth
kulit melepuh atau mengelupas

“Snuffles”: rinitis disertai dengan obstruksi nasal


yang sangat infeksius.

Hepatosplenomegali

Ikterus

Anemia

Berat, letargi, distres pernapasan, petekie kulit


atau perdarahan
Tatalaksana Sifilis Kongenital
• Bayi baru lahir tanpa gejala sifilis yang lahir dari ibu sifilis harus diberi
benzathine benzyl penicillin 50 000 unit/kg IM dosis tunggal.
• Bayi baru lahir dengan gejala, memerlukan pengobatan berikut:
• Prokain benzil penisilin 50 000 unit/kg satu kali sehari selama 10 hari atau
• Benzil penisilin 50 000 unit/kg IM atau IV setiap 12 jam selama 7 hari pertama
kehidupan dan kemudian setiap 8 jam selama 3 hari selanjutnya.
• Obati ibu dan pasangannya untuk sifilis dan cek infeksi penyakit
kelamin lainnya.
Kalsifikasi difus pada infeksi
kongenital?
Soal No. 20
Seorang anak usia 4 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan muncul kemerahan pada
seluruh badan sejak 3 hari yang lalu. Awalnya kemerahan muncul dibelakang telinga
kemudian menyebar. Ibu pasien juga mengatakan mata dan mulut pasien tampak kemerahan.
Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah…
a. Vitamin A 50.000 IU
b. Vitamin A 100.000 IU
c. Vitamin A 200.000 IU
d. Antibiotik sistemik
e. Vaksin MMR dan Campak
Soal No. 21
Seorang anak usia 7 tahun dibawa ke rumah sakit dengan keluhan demam sejak 6 hari yang
lalu. Demam disertai dengan keluhan mata merah serta berair dan juga kemerahan dan
edema di tangan dan kaki. Pada pemeriksaan fisik ditemukan injeksi konjungtiva, bibir pecah-
pecah, strawberry tounge, pembesaran KGB leher unilateral, dan eritema akut di area palmar
dan plantar. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9.5 mg/dL, Leukosit 17.500/mm3,
Trombosit 240.000/mm3, dan LED 50 mm/jam. Diagnosis pada pasien ini adalah...
a. Rubella
b. Penyakit Kawasaki
c. Staphylococcal scalded skin syndrome
d. Hand Foot Mouth Disease
e. Rubeola
Soal No. 22
Seorang anak usia 8 tahun, datang dengan keluhan seluruh tubuh bengkak yang dimulai dari
kelopak mata. Pasien mengalami nyeri tenggorok, lidah kemerahan, dan ruam kulit sebelum
keluhan bengkak ini terjadi. Ternyata setelah digali lebih lanjut, ibu pasien juga mengeluhkan
BAK anaknya berwarna merah agak gelap. Penyakit awal apa yang juga terkait dengan
mikroorganisme penyebab kondisi anak ini?
a. Epiglotitis
b. Scarlet fever
c. Impetigo bulosa
d. Morbili
e. Rubella
Soal No. 23
Bayi laki-laki berusia 1 bulan dibawa ke dokter untuk kontrol karena menurut ibu anak tidak
respon terhadap suara keras. Bayi riwayat lahir di bidan secara spontan pervaginam. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan microcephaly dan corioretinitis. Dari hasil CT scan kepala
terdapat kalsifikasi intrakranial periventrikular. Penyebab anak mengalami hal tersebut
adalah...
a. Infeksi toxoplasma
b. Infeksi CMV
c. Infeksi herpes simplex
d. Infeksi sifilis kongenital
e. Infeksi rubella
Soal No. 24
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun datang dibawa ibunya dengan keluhan ruam-ruam
kemerahan yang muncul di seluruh tubuhnya sejak 1 hari yang lalu. Ruam muncul ketika
pasien mengalami demam yang cukup tinggi, mulai dari leher meluas ke badan hingga
ekstremitas. Sebelumnya pasien juga mengalami batuk, pilek dan mata merah. Apa yang
mungkin menjadi komplikasi tersering dari penyakit ini?
a. Perikarditis dan ensefalitis
b. Subacute slerosing panencephalitis
c. Bronkopneumonia dan ensefalitis
d. Otitis media dan bronkopneumonia
e. Otitis media dan perikarditis
Soal No. 25
Anak berusia 4 tahun dibawa ke dokter karena dicurigai alami sifilis bawaan sejak lahir. Anak
lahir dari ibu yang diketahui tertular sifilis dan baru diketahui saat persalinan. Diketahui
bahwa sifilis yang diderita oleh ibu hamil dapat menular melalui transmisi secara vertical dari
ibu ke anak. Berikut ini merupakan manifestasi sifilis kongenital laten pada anak adalah...
a. Korioretinitis, clutton joint, nasal snuffles
b. Hutchinson teeth, clutton joint, saddle nose
c. Saddle nose, kondiloma lata, bula pada kulit
d. Mulberry mollar, katarak, petechial rash
e. Keratitis interstitial, nasal snuffles, bula pada kulit

Anda mungkin juga menyukai