Demam Dengue /DBD
Bedanya Demam Dengue dengan Demam Berdarah Dengue adalah kebocoran plasma
Klinis Demam Dengue: --> Demam (<1mgg) kalau >1mgg curiga demam tifoid + >2 :
o Sakit kepala
o Nyeri retroorbital
o Myalgia
o Artalgia
o Rash
Membedakan DF/DHF
o Kebocoran plasma ditandai dg hematokrit meningkat & klinis (efusi paru, asites)
o Hematokrit normal 3xHB=36
Perbedaan Grade DHF
o DHF 1: DF + kebocoran plasma
o DHF 2: DHF 1 + perdarahan spontan (mimisan, melena, perdarahan gusi dll)
Grade 3 & 4 --> DSS (Dengue Syok Sindrome)
o DHF 3: DHF 2 + gangguan sirkulasi (hipotensi)
o DHF 4: biasanya udh ga teraba nadinya
o
Malaria
Infeksi parasit plasmodium; serang eritrosit
Vektor: nyamuk anopheles
Klasifikasi:
o M. Falciparum (Malaria Tropikana) --> pola tidak jelas
Demam timbul intermitten dapat kontinu sering sebabkan malaria berat
o M. Vivax & M. Ovale (Malaria Tertiana) --> interval bebas demam 2 hari
Malaria vivax bisa jadi berat
o M. Malariae (Malaria Kuartana) --> Interval bebas demam 3 hari
Gejala klinis
o Trias Malaria: Menggigil (1-2 jam), demam tinggi, berkeringat
Diagnosis: Apusan darah: Tipis (jenis parasit), tebal (jumlah parasit), Rapid test
Tatalaksana:
o DHP (Dihidroartemisin + piperakuin) 2-4mg/kgbb 3 hari + Primakuin
o Artesunat + amodiakuin + Primakuin
o Dosis primakuin --> Vivax/Ovale (0,25mg/kgbb 14 hari); Falciparum (0,25 mg/kgbb, single
dose)
Malaria berat
o Klinis: malaria serebral, black water fever, algid, kelemahan otot, kejang berulang (>2 ep/ 24
jam), distress nafas, gagal sirkulasi dll
o = plasmodium falciparum (+) + tanda klinis/ lab min. 1
o Tatalaksana:
Artesunat injeksi 2.4 mg/ kgBB IV pada jam ke 0, 12, 24
Artemeter injeksi 3,2 mg/ kgbb IM --> selanjutnya 1,6mg/ kgbb
Profilaksis:
o Doksisiklin 100mg/ hari 1x1 (1-2 hari sebelum pergi - 4 mgg setelah kembali)
Karena indonesia resisten klorokuin
Kontra indikasi ibu hamil
o Mefloquine 250 mg 1 tab/ mgg (2 mgg sebelum - 4 mgg setelah pulang) --> 1st line ibu hamil
Leptospirosis
Kontak dengan air, banjir, tanah, lumpur yg terkontaminasi urin binatang
Klasifikasi:
o Anikterik: Gejala ringan
o Ikterik (Weil disease) : Gejala berat
Ikterus
Ggn fungsi ginjal
Manifestasi perdarahan
Stadium pertama fase leptospieremia: demam & sakit kepala, malaise & mual muntah
Gejala yang khas:
o Konjungtivitis tanpa disertai eksudat putulen (Conjungtival suffusion)
o Nyeri pada otot2 betis (gastrocnemius pain)
Fase2
o Fase 1 (septikemia/ leptospiremia)
Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia (4-7 jari)
Proteinuria dan peningkatan kreatinin
o Fase 2 (leptospiuria atau immune)
Terbentuk antibodi IgM
1-3 hari bebas gejala (demam turun, dll) --> gejala SSP (turun kesadaran, kejang)
Ikterus +perdarahan + gagal ginjal / reinal failure (AKI) : indikator gejala berat
Pemeriksaan penunjang
o Lab rutin: trombositopeni
o Kultur
Darah (fase 1): + 10 hari pertama
Urin (fase 2): H+7
o Serologi:
MAT (Microscopic agglutination test) : Gold standard
igM Elisa
Tatalaksana:
o Leptospirosis: doksisiklin 2x100 mg (7 hari)
o Ikterik/ Weil disease: penisilin G 1,5 jt unit / 6 jam (7 hari)
o Ibu Hamil: ampisilin 4x 500 - 750 mg (7 hari))
o Profilaksis: Doksisiklin 200mh/ hari
Demam Tifoid
Karena Salmonella typhi / paratyphi ; feco oral
Nyeri kepala, demam naik turun (terutama sore & malem) dg intermitten dan kenaikan suhu step
ladder
Nyeri epigastric & mual muntah
Pemeriksaan:
o Kultur (baku std)
Darah: minggu 1 (gold std)
Feses: mgg 2
Urin: mgg 3
o Widal (deteksi antigen O, H) akhir minggu 1, (+) = titer 4x/ titer O
o Tubex: ≥6 indikasi kuat tifoid, ≥4 positif demam tifoid, 3 : borderline.
Tanda:
o Rose spot (rash pada punggung)
o Typhoid tongue (lidah tertutup selaput putih)
o Bradikardi relatif
o Pola demam
Minggu 1: step ladder
2: continous
3: pola berat, terjadi perforasis
Tatalaksana
o Deci anak haram (Dewasa: Ciprofloxacin 2x500 7-14 hr; Anak: chloramphenicol )
o Ibu Hamil: Amoxicilin
o 2nd line: Ceftriaxone 3-4 gr/ hari (3-5 hari) --> Wahidin biasanya pake ini
o Cipro tidak boleh anak: sebabkan penutupan epifisis lebih dini
o Chloram tidak boleh ibu hamil: sebabkan grey baby syndrom -->
o Chloram gaboleh dikasih pd leukosit <2000
HIV/ AIDS
Infeksi HIV/AIDS bisa terjadi pada seluruh stadium, yaitu:
o Serokonversi: infeksi dg HIV, mulai terbentuk antibodi HIV
o Asimtomatik: ga ada gejala, belum ada supresi sist imun
o Simptomatik: ada tanda dan gejala, ada supresi imun
o AIDS: ada infeksi opportunistik stadium endstage
Stadium HIV:
Deteksi Serologis HIV: Rapid Test, ELISA, Western Blot
Deteksi Virologis (deteksi viral replication rate, bisa u/ screening bayi baru lahir) : PCR
CD4: Wajib diperiksa jika (+) HIV
Kadar CD4
o <200:
Pneumocystis pneumonia
Candidiasis esophageal
Herpes simpleks mukokutaneus
TB Miliar/ ekstrapulmoner
Crytospiridium
Neuropati periferal
o <100:
Toxoplasma cerebral
Non hodgkins lymphoma
Cryptococcal meningitis
Primary cns lymphoma
o <50
CMV retinitis, gastroenteritis
Disseminated mycobacterium avium complex
Indikasi terapi ARV:
o Pasien std. 3 & 4
o Pasien CD4 <350 sel/ml (stadium apapun)
o Semua pasien ko infeksi TB
OAT mulai duluan --> lanjut ARV setelah 2-8 minggu minum OAT
CD4 <50 sel/ mm3 --> ARV mulai 2 minggu pasca OAT
Meningitis kriptokokus --> ARV dimulai setelah 5 mgg pengobatan kriptokokus
o Tidak peduliCD4 count pada :
Serodiscordant couples (yang satu HIV satu ngga)
Ibu hamil
Anak <5tahun
Tatalaksana:
o 1st line: TeLEk (Tenofovir 300mg, Lamivudin 150mg, Efaviren 600mg) (TDFa + 3TC + EFV)
Jangan mulai TDF kalau creatinine clearence test (CCT) <50ml/menit, diabetes lama,
HT uncontrol, gagal ginjal
Jangan AZT kalau Hb<10gr/dL
o 2nd line: Zidovudine + Lamivudine + Efaviren (AZTb + 3TC + EFV)
o Efek samping Zidovudin: Anemia
Tetanus
Penyebab: Clostridium tetani (basil gram + anaero obligat berspora)
o Toksin: tetanolisin, tetanospasmin
Manifestasi klinis:
o Tetanus generalisata: sering; hipertonus otot, spasme, trismus, opistotonus; kaku di leher,
bahu, ekstremitas (ekstensi)
o Tetanus lokal: ringan; rasa kaku, kencang, nyeri otot di sekitar luka; bisa jd generalisata
o Tetanus sefalik: habis luka pd wajah; kelemahan & paralisis otot wajah; spasme otot wajah,
lidah, tenggorokan (disarthria, disfonia, disfagia); risus sardonikus; lockjaw
Grade:
o 1 (Mild): tanpa spasme/ ggn pernafasan; tanpa disfagia/ disfagia ringan
o 2 (Moderate): spasme ringan-sedang singkat; disfagia ringan
o 3 (Severe): spasme lama; disfagia berat
o 4 (Very Severe): HT berat, (grade 3 + disfungsi autonomi)
Derajat keparahan
o Berat ga nya di lihat dari gangguan nafas --> krn sudah ganggu otot2 pernafasan --> prognosis
buruk kalau ggn nafas
Prognosis
Tatalaksana:
o Ruang isolasi (gelap, tenang); bersihkan luka
o Diet tinggi kalori tinggi protein
o AnTok ABAng Vaksin
Anti toksin: HTIG (Human tetanus immunoglobulin) 3000-6000 U (IM) single dose;
ATS (Anti Tetanus Serum)
Antibiotik: Metronidazol 500mg (6-8jam) IV/ Penisilin G (4-6 jam) IV
Anti kejang: Diazepam (benzodiazepine)
Vaksin: TT
Infeksi Cacing
Ascaris lumbricoides: diagnostiknya telur bulat 3 lapis, ileus obstruktif, sindroma loeffler (Ig-E
Eosinophillic) menumpuk infiltrat & eosinofil pd paru2
o Infektif & diagnostik: telur
Ancylostoma duodenale (cacing tambang) : Anemia --> ancylostoma jauh lebih anemia dibanding
necator americanus
Necator Americanus (cacing tambang/ hookworm): Anemia
o Std infektif: filariform
o Sebabkan ground itch/ cutaneus larva migran --> stadium infektif: rhabditiform
o Diagnostik: telur
Enterobius Vermicularis: Pruritus Ani (Gatal Anus), Bentuk telur spt huruf D, graham scoth tape
o Penunjang: Perianal swab dengan scotch tape
o Sering autoinfeksi
o Infektif & diagnostik: telur
Trichuris Trichiura: Tempayan, Turun (prolaps rektum)
o = cacing cambuk
Strongiloides stercoralis/ cacing benang
o Telur - rhabditiform - filariform - tembus kulit - vena - jantung - paru - trakea - laring - batuk -
usus halus
o Umumnya pada imunosupresif
o Infektif: filariform
o Diagnostik: rhabditiform
Tatalaksana:
o Ascariasis & Nekatoriasis
Albendazole (lini pertama) 400 mg PO single dose; mebendazole 500 mg PO SD,
2x100mg (3hari)
o Trichuriasis & Strongiloidiasis 400mg (3 hari)
o Enterobius: Pirantel Pamoat 10mg/kgbb
Taenia saginata (sistiserkosis bovis) --> sapi
Taenia solium (sistiserkosis selulosa) --> babi
o Kalau telur taenia sp. Tertelan --> muncul sistiserkosis di otot, mata, hingga otak -->
diagnosis jadi sisteserkosis, neurosistiserkosis terjadi pada taenia solium
o Kalau daging yg kandung sistiserkus tertelan --> cacing dewasa dalam usus --> diagnosis jadi
Taeniasis
Schisostomiasis
o 4S (Schistosoma, Spina terminalis, Serkaria, Swimmer itch )
o Katayama fever (acute schistosomiasis)
o Infektif: serkaria
o Diagnostik: telur
Tx:
o Taeniasis: prazikuantel 10mg/ kgbb SD
o Sistiserkosis: prazikuantel / alben/ bedah
Filariasis
o Sebabkan gangguan pada kelenjar dan saluran limfe
o Wuchereria bancrofti: ditularkan oleh nyamuk anopheles, culex, dan aedes
o Brugia malayi: ditularkan oleh anopheles barbitrostis & mansonia spp
o Brugia timori: ditularkan oleh anopheles barbitrosis
o Gejala: demam, limfadema --> elephantiasis
o Profilaksis:
DEC 6mg/ kgbb single dose
Ivermectin 150-200 mg / albendazole 400 mg SD/ tahun
Kulit
Per Campak2 an Duniawi
Morbili/ Rubeola (campak umumnya)
o Morbili virus
o 3C (Conjungtivitis, cough, coryza (meler))
o Demam
o Koplik spots di mukosa bukkal (pipi dalam)
o Rash dimulai dari hairline jidat
Rubella (Campak jerman)
o Rubella virus
o Headache / Sakit kepala
o Demam low grade
o Nyeri tenggorokan
o Coryza
o Forchheimer spots (di atap2)
o Rash dimulai dari wajah / belakang telinga
o Kalau kena rubella pas hamil bisa jadi rubella congenital syndrome:
Tuli sensorineural, kelainan mata (katarak), microcephal, kelainan jantung
kongenital --> anaknya jadi kayak gini
Roseola infantum / exanthem subitum
o Umur 3-36 bulan
o Karena HPV
o Demam tinggi
o Rash dimulai dari leher & trunkus dll
Tatalaksana:
o Simtomatik
o Gizi
50.000 IU <6 bulan (1/2 kap biru)
100.000 IU pada 6-11 bulan
200.000 IU pada 12 bulan - 5 thn
Gizi buruk dikasih 3x: hari 1, hari 2, & 2-4 mgg setelah pemberian kedua
Komplikasi: pneumonia, dehidrasi, gizi buruk, ensefalitis, OMA
Hand Foot Mouth Disease (HFMD)
Karena Coxsackievirus
Transmisi: Feco oral
Klinis: prodormal (1-2 hari sebelum enantem): subfebris
Ruam kemerahan yg menjadi makular dan vesikel pd kulit tangan dan kaki (punggung, telapak, tumit)
serta pinggul
Ulserasi pada mulut dan tenggorokan yang diawali makula eritematous, vesikel yang cepat pecah
menjadi ulser, pada lidah, palatum durum dan molle, mukosa bukal, bisa pada semua mukosa mulut.
Tx: pencegahan penularan
Suportif: istirahat cukup, hidrasi, dll
Mumps
Karena virus mumps (gol. Paramyxovirus)
Transmisi : Airbone
Gejala
o Malaise, nyeri otot daerah leher
o Bengkak kelenjar saliva --> parotis, submaksilaris
o Sakit telinga kunyah, nyeri makan asam
Tx: self limiting ; Suportif (gizi)
Toxoplasmosis
Sunset sign, macewen sign (cracket pot sign)
Dari ibu
Cytomegalovirus Infection
Chorioretinitis, Microcephal, Purpura
o CMV hehe (chorioretinitis, microcephal, vurvura)
Veruka Vulgaris
Karena HPV
= kutil, common warts
Transmisi: kontak/ autoinokulasi
Bulat abu2, lentikuler, permukaan kasar (verukosa)
Ada fenomena koebner (timbul goresan autoinokulasi)
Histopatologi: flower like
Tx: bedah
Kondiloma akuminata
= genital wars
Karena HPV tapi di anogenital
Kontak kulit/ seksual --> transmisi
Klinis : cauliform like, papular warts (papul bentuk kubah), keratotic wars (mirip veruka), flat top
papules (plak sdikit meninggi)
Pempen: Acetowhite, papsmear
Molluscum Kontangiosum
Berbentuk papula milier - lentikuler - bulat putih - della
o Kayak ujung pentul tapi ada celah/cekung di tengahnya (delle) dan ada isinya
Karena virus molluscipox
Sering pada anak
Lesi berisi benda seperti butiran nasi (badan molluskum)
o Bedanya sama veruka, kalau veruka kasar ga cekung di tengah
Tx: self limiting, tapi bisa tahan lama
o Terapinya tujuan untuk keluarkan badan molluskum
Mouth Ulcer
Aphtous Stomatitis = sariawan = stomatitis aftosa
o Idiopatik
o Bisa karena trauma, strss
o Tx: kurangi rasa sakit (hidrasi dan nutrisi); cegah supaya ga kambuh
o Edukasi kebersihan mulut dan hindari trauma
Primary herpes simpleks & recurrent tanpa komplikasi
o =vesikel atau ulserasi multipel pada gusi dan mukosa mulut
o Karena infeksi primer HSV 1 atau HSV 2
o Predisposisi: turun imun, imunokompromise, def nutrisi
o Gejala prodromal 1-3 hari:
Demam, hilang nafsu makan, malaise, myalgia, sakit kepala
Ekstra oral: vesikel dan ulserasi pd merah bibir ditutup krusta kekuningan
o Gejala intra oral:
Eritem dan vesikel kecil
Terletak berkelompok
Vesikel mudah pecah
Gingiva membesar merah sangat sakit --> bisa tjd faringitis
o Tx: self limiting (imun bagus), kausatif (Acyclovir 15mg/ kgbb)
Varicella
Etiologi : varicella zoster
Badan kemudian nyebar ke muka dan ekst. Gatal
Diawali Demam tidak terlalu tinggi, malaise, nyeri kepala
Terus timbul erupsi kulit: papul eritematosa --> vesikel (tear drops) --> pustul --> krusta
Pempen: tzank smear
Tx:
o Analgetik, antipiretik, antihistamin
o Bedak + antigatak
o Kausa:
Anak : acyclovir 20mg/kgbb 4x1 (5 hari)
Dewasa: acyclovir 5x800 mg/ hari (7 hari)
Herpes zoster
Reaktivasi & multiplikasi varicella zoster endogen di ganglion sensoris
Gejala:
o Eritema
o Vesikel --> keruh --> pustul --> krusta infeksi sekunder --> ulkus --> penyembuhan dg sikatriks
o Pembesaran kgb
o Lokalisasi --> unilateral
o Hiperestesi pd daerah yg kena
o Neuralgia pasca herpetik
Pempen: tzank smear
Tx: analgetik, antibiotik
Acyclovir 5x800mg/hari (7 hari)
Valacyclovir 3 x 1000/ hari (7 hari)
Imunostimulator: isoprinosin
Herpes Simpleks
HSV 1 (mulut), HSV 2 (genital)
Klinis:
o lesi kulit berbentuk vesikel berkelompok dg dasar eritema
o Vesikel mudah pecah --> timbulkan erosi multipel
o Rasa terbakar dan gatal di daerah lesi
Pempen: tes tzank
Tatalaksana
o Episode klinis pertama:
Acyclovir 3 x400 mg/ hari (7-10 hari)
Acyclovir 5 x 200 mg/ hari (7-10 hari)
Valacyclovir 2x500-1000mg/ hari (7-10 hari)
o Rekuren:
Acyclovir 2x400mg/ hari (5 hari)
Acyclovir 5 x 200 mg/ hari (5 hari)
Acyclovir 2 x 800 mg / hari (5 hari)
Valasiklovir 2x500mg/ hari (5hari)
Untuk HSV ingat rule of 7 à acyclovir 5 x 200 mg à 7 hari dan valasiklovir 2 x 500 mg à 7 hari
Untuk Varicella ingat rule of 13 à acyclovir 5 x 800 mg à 7 hari dan valasiklovir 3 x 1000 mg à 7 hari
Jamur Superficial / Dermatofitosis
= papul eritema dg tepi aktif & central clearing (tepi aktif, papul eritem, bagian tengah
menyembuh)
Tinea kapitis
o Etio: tricophyton & microsporum
o Klasifikasi:
Tipe non inflamasi:
Grey patch
Rambu abu2 tidak bercahaya
Menyerupai ladang gandum yang disiangi (mowed wheat field)
Black dot
Titik2 hitam
Rambut patah
Tipe inflamasi
Kerion
Rambut yg telah rusal & orifisium folikuler yg mengeluarkan pus &
jadi alopesia sikatrisial
Pruritus, nyeri & demam, limfadenopati servikal post.
Favus
Krusta tebal kuning (skutula) pada fol rambut
Alopesia sikatrisial
Infeksi awal: bercak eritem folikuler & skuama perifolukuler
Rambut agak kusut
Skutula diameternya >1cm & gabung skutula lain --> bau tidak
sedap
Tinea barbae : di jenggot & kumod
o Tipe:
Vesiculopustular: skuama sentra
Folikulitis bakterial: eritema difus ringan & papul folikular + pustul serta rambut
rapuh
Lesi nodular boggy: krusta seropurulen disertai rambut rapuh & suram
o Klinis:
Folikulitis pustular (folikel rambut dikelilingi o/ daerah inflamasi dg papul atau
pustul eksudasi & krusta
Rambut gampang rontok & mudah di cabut
Kerion: boggy nodul purulen & plak spt pada tinea kapitis
Limfadenopati regional --> pada kasus lama
Tinea korporis : di badan; (yang berambut halus kecuali telapak tangan, telapak kaki, & inguinal)
o Lesi anular dg skuama dg pinggir lesi eritema dg tepi aktif
o Annular (ring worm like)
Tinea kruris: di daerah kruris, genitalia, pubis, perineum, & perianal
o Sangat gatal
Tinea pedis : di sela jari kaki dan telapak kaki
o Tipe:
Interdigital: jari ke-3 dan 4
Hiperkearatotik/ moccasin foot
Tipe vesiko bullosa
Onikomikosis/ Tinea unguium : di kuku
o Tipe:
Onikomikosis subungal distal
Onikomikosis subungual proksimal
Onikomikosis white superficial
Candidal onikomikosis
Tatalaksana
o Tinea(central healing/sembuh ditengah ) semua kasih griseofulvin 20-25 mg/kgbb/hari
selama 8 minggu, kecuali tinea unguium kasih terbinafine
o Tinea capitis --> Griseofulvin 20-25 mg/kgbb/ hari .
o Barbae: Griseofulvin 1g/ hari
o Yang lain Terbinafine 250mg/hari (2-4 mgg) kecuali kuku/unguium (6-12mgg)
NOTE: kalau,
o Pityriasis versicolor kalo mau kasih topical kasih shampoo selenium sulfida 2% di daerah yg
terinfeksi (untuk lesi minimal), untuk lesi luas kasih ketokonazol 200 mg/hari selama 10 hari.
Alternatif lain itrakonazol atau flukonazol.
o Candida(lesi satelit) harus golongan azole. Baik oral maupun topikal
Pityriasis Versikolor
Etio: malassezia furfur
Klinis: makula hipopigemntasi, skuama halus pd dada, punggung perut
Pem KOH: Spaghetti meatball app (hifa penedek bersepta, spora berkelompok spt anggur)
Lampu wood: bercak kuning emas s
Tx:
o 2,5% selenium sulfide; Ketokonazole shampoo 2%; Terbinafine sol 1%
2x sehati
o Oral: ketokonazole 200mg/ hari 7-10 hari
o Itraconazole: 200-400mg/ hari
Kandidiasis
Etio: candida albicans
Kandidiasis intertriginosa (lipatan kulit): eritema, basah, maserasi, lesi satelit
Kandidiasis vaginal: gatal, fluor (+)/ (-), mukosa eritem, bercak pd dinding vagina
Tx:
o Kandidiasis oral: nistatin suspensi 400-600rb U 4x1
Cotrimazole 10mg
o Candida (lesi satelit) harus golongan azole oral maupun topikal
Bakteri
Pioderma
S. aureus, grup A Streptococcus beta hemolitycus
Berkoloni pd hidung, perineum, dan axilla
Predisposisi: higienis, sanitasi kurang; turun daya tahan tubuh; insect bite
Klasifikasi:
o Pioderma primer: infeksi pada kulit yg sebelumnya normal
Gambaran & bakteri khasnya biasanya 1 saja
o Sekunder: pada kulit yg telah ada penyakit lain, tanda klinis tidak khas, sering ngikut sama
penyakit yg sebelumnya dah ada
Bentuk pioderma: impetigo, folikulitis, furunkel, karbunkel, ektima, pionika, eriseplas, selulitis,
hidradenitis supuratuva, abses multiple kelenjar keringat, staphylococcus scalded skin syndrome, dll
Impetigo
o Ada 2: impetigo bulosa & impetigo krustosa
o Krustosa: Sering pada anak 2-5 tahun di sekitar lubang hidung & mulut
Erosi basah dg krusta kuning coklat
o Bulosa: predileksi di ekstremitas, muka, ketiak, dada & punggung
Sering bersama miliria (biji keringat)
Kulit eritema dg bula hipopion (terdapat nanah)
o Impetigo neonatorum : bulosa pd neonatus, lokasi menyeluruh
Folikulitis
o =radang pd folikel
o Superficial: pd lap epidermis
Predileksi: tungkai bawah
Papul &pustul merah ditengah ada rambut
Biasanya multipel
o Profunda: sampai lap. Subkutan
Predileksi: dagu dan bibir atas
Papul &pustul merah ditengah ada rambut
Infiltrat subkutan
Furunkel & karbunkel
o Furunkel= radang folikel rambut & jar. Sekitarnya
o Kumpulan furunkel= karbunkel
o Predileksi: kulit berambut
Ektima
o Ulkus dangkal krusta diatasnya
o Predileksi: tungkai bawah
Ulkus piogenik --> ulkus + pus
Abses multipel kelenjar keringat
o Infeksi kelenjar keringat
o Lesi nodus eritematous multiple --> abses kubah tidak nyeri & lambat pecah
Eriseplas
o Eritema cerah, berbatas tegas dg gejala konstitusi
Selulitis
o = eriseplas + infiltrat difus di subkutan & tanda radang akut
Staphylococcus scalded skin syndrome (SSSS)
o Epidermolisis
o Anak neonatus terutama neonatus; jarang pd deasa
Tatalaksana:
o Penyebab staphylococcus aureus:
Topikal (multipirosin 2%; retapamulin 1%
Sistemik: dicloxacilin 250-500mg 4x/hari (5-7 hari)
o Penyebab Streptococcus:
Topikal: mupirosin, Penisilin G (pil. Pertama)
Hidradenitis supuratif
= infeksi kelenjar apokrin
Trauma, pergesekan, iritasi, cukur rambut
Pada umur setelah pubertas
Paronikia
=cantengan
Reaksi inflamasi ttg lipatan kulit di sekitar kuku
Didahului trauma
Paronikia akut --> s. aureus : ditandai adanya nyeri/ eritem di posterior/ lateral lipatan kuku diikuti
pembentukan abses superfisial
o Nyeri, merah, bengkak
o Biasa ada pus di bawah kuku
Paronikia kronik --> o/ candida albicans: ditandai pemisahan abnormal lipatan kuku proksimal
o Lempeng kuku > gelap & cembung
o Lebih tipis kutikula & biasa terlepas dari lempeng kuku
o Gaada pus/ nanah
o >6mgg
Sering pada wanita tukang cuci, penderita dm, malnutrisi
Tx:
o Klindamycin 150-459 mg 3-4 x 1
o Amoxicilin asam klavulanat 250-500 3x1
o Untuk yg kronik --> terapi topikal --> mekonazole krim 2x1 (2-6mgg)
o Bedah
o Cegah dg tetap kering kulitnya
Lepra/ Kusta
Etio: Mycobacterium leprae (gram (+), obligat intraseluler, non motil, non spora, BTA)
Pengaruhi saraf perifer, kulit, mata, sal nafas, limfonodus
Klinis: Cardinal sign (lesi kulit, pembesaran saraf, ggn sensibilitas)
o Lesi kulit: hipopigmentasi / eritema yg mati rasa (anestesi) atau kurang rasa (hipoestesi)
o Ggn berkeringat, kulit kering, tdk berambut
o Penebalan saraf
o Madarosis
Transmisi: droplet, kontak (tapi belum diketahui pasti )
Klasifikasi Berdasar WHO:
o PB (Paubaciller)
<5 lesi
Hanya 1 saraf
BTA negatif
Distribusi simetris
o MB (Multibaciller)
>5 lesi
>2 saraf
BTA positif
Distribusi tidak simetris
Klasifikasi ridley - jopling:
o TT
Max 3 lesi
Lesi besar
Sangat kering bersisik
Bengkak
BTA 0
o BT
3-10 lesi
Lesi bberapa besar
Kering bersisik, cerah
BTA kurang
o BB
10-30 lesi
Lesi variasi
Kusam, sedikit berkilat
BTA sedang
o BL
>30 lesi
Lesi kecil, bbrp besar
Berkilat
BTA banyak
o LL
Tidak terhitung kesinya
Kecil
Berkilat
BTA banyak globus
Bakterial indeks:
o +1 = 1-10/100
o +2 = 1-10/10
o +3 = 1-10/1
o +4 = 11-100/1
o +5 = 101-1000/1
o +6 = >1000/1
Tx:
o PB:
pengobatan bulanan = hari pertama dimunum depn petugas
2 caps rifampicin 300 mg (600 mg)
1 tab dapson / DDS 100 mg
Pengobatan harian = hari ke 2-28
1 tab dapson/ DDS 100 mg
Satu blister u/ 1 bulan, butuh 6 blister untuk diminum 6-9 bulan
o MB
pengobatan bulanan = hari pertama dimunum depn petugas
2 caps rifampicin 300 mg (600 mg)
1 tab dapson / DDS 100 mg
3 tab lampren 100 mg (300mg)
Pengobatan harian = hari ke 2-28
1 tab dapson/ DDS 100 mg
1 tab lampren 50mg
Satu blister u/ 1 bulan, butuh 12 blister untuk diminum 12-18 bulan
Reaksi Kusta/ Lepra
Tipe 1
o Reversal
o Hipersensitivitas tipe lambat
o Borderline (BL, BB, BT), bisa PB/ MB
o Peningkatan respon imun seluler
o Bercak kulit lebih meradang
o Demam ringan/ tanpa
o Ada bercak baru
o Ggn saraf
Tipe 2
o Eritema nodosum leprosum
o Tipe BL & LL/MB
o Peningkatan respon imun kompleks
o Nodul kemerahan & lunak nyeri tekan
Tx:
o Tipe 1: kortikosteroid
o Tipe 2: analgetik dan anti inflamasi, Kortikosteroid (prednisolon 1 mg/kgbb)
Klofazimin 300mg/ hari (1-3 bulan)
Skabies
Krn sarcoptes scabiei
Kontak langsung dg perantara
Bentuk terowongan --> untuk bertelur
Gatal
Papul - vesikel - urtika - eritema
Tanda kardinal:
o Pruritus nokturna (gatal malam)
o Kelompok / Famili (serang kelompok)
o Terowongan
o Ditemukan kutu
Tx: Permetrin 5% krim, sulfur 4%
Pedikulosis
Pediculus umanus capitis, pediculus humanis humanus, phthirus pubis --> penyebab
Higiene buruk, penularan alat perantara, kontak langsung
Berkembang biak di kepala
Tanda:
o Gatal
o Ekskoriasi + erosi + infeksi sekunder --> kalau garuk yg gatal
o Pubis: bercak biru/ abu2 => serulae
Diagnosis: ditemukan kutu & telur
Tx: permetrin 1%
Insect Bite
= rx inflamasi setlah gigitan serangga
Edema, gatal, nyeri, tanda2 syok, muntah
Tx:
o Kompres & kortikosteroid topikal
o Antihistamin oral
Creeping eruption/ Cutanus larva migrans
Larva tersesat --> gabisa masuk --> hanya dibawah kulit
Lesi berkelok2, gatal, panas, kemerahan, bisa disertai dg papul/ vesikel
Gatal pada malam hari
Predileksi: tungkai, lengan, bokong, paha
Tx:
o Thiabendazole 50mg/ kgbb/ hr 2x1
HEWAN-HEWAN
Penyakit Sebab Vector Gejala
1. Zidovudine
o Ind : asimtomatik and simtomatik HIV, CD<350/mm3
o Kontraindikasi : neutrophil<750 or Hb<7,5gNN
o Dose : 600mg/hari (6x100mg or 2x300mg)
o Sediaan : 100 dan 300mg kapsul
2. Didanosine
o NRTI
o Ind : advance HIV inf (prior ZDV therapy)
o Dose : 400mg daily SD/terbagi
o AR : neuropati, pankreatitis
3. Stavudine
NRTI, Ind : HIV infected
AR : neuropati, hepatotoksik
Dose : adult >60kg 40mg, <60kg 30mg 2x sehari. Anak2 <30kg : 2mg/kgBB
Capsule 40mg sediaannya
4. Lamivudine
NRTI, Ind : HIV dan HBV
AR : GI disturb
Kombinasi dg ZDV (HIV) dosis : 2x150mg (adult) child : 4mg/kgBB
Interaksi obat : Trimetoprim
5. Tenofovir disoproxil
NtRTI. Indikasi : HIV RT dan HBV RT
Dosis : 300mg/hari
Es : smua obat hiv mual muntah
6. Nevirapine
NNRTI. Ind : cegah mother to child transmission. +kombinasi
Dose : prevention 200mg during labour. Neonates : 2mg/kg dalam 72 jam kelahiran. 200mg
slm 14 hari, lalu 2x200mg
AR : Liver!
7. Delavirdine
+kombinasi
Dose : 1200mg/hari (3x400)
Tab 100 dan 200. Hati2 hepar
8. Efavirenz
mirip nevirapine. Buat HIV-1
dose : 600mg/day
9. RIBAVIRIN
Ind : Respiratory Syncytial Virus
Dose : 20mg/mL (nebulizer) or 1,4mg/kgbb
Hep viral : <75kg 1g. >75kg 1.2g
10. Interferon/Peginterferon
Ind : Kronik Hep B dan C
Dose : 180mcg/week (2a) 6-12 bln 1-1.5mcg/kgbb (2b) 6-12 bulan
KOINFEKSI HIV-1 DAN HIV-2 à NRTI
Anti Helminth
1. Piperazin
Askariasis : 3.5g (75mg/kgBB) SD selama 2 hari
Enterobiasis : 65mg/kgBB (max 2.5g) selama 7 hari, ulang 1-2mgg
2. Pirantel pamoat
Askariasis, ankilostomiasis, enterobiasis : 10mg/kgBB SD (kalo infeksi berat bisa 3 hari
berturut2)
Kombinasi dg oksantel pamoat
ES : ggn hati
3. Mebendazol
Antihelmint spektrum luas
Dose : 2x100mg selama 3 hari atau 500mg SD
Capilariasis : 2x200mg/hr slm 3mgg
Toxocariasis : 2x100-200mg/hr slm 5 hari
4. Albendazol
Indikasi : CLM, Enterobiasis, askariasis, trikuriasis, ankilostomiasis, strongyloidiasis. Hidatid
dan sistiserkosis
Dose : 400mg SD, berat 2-3 hari
Peny. Hidatid : 800mg/hr à 30 hati, diulang 2-3x interval 2mgg
Sistiserkosis : 15mg/kgBB.day (1 bulan)
5. Tiabendazol
Drug of Choice nya Strongiloidiasis
Dose : 2x25mg/kgBB
6. Dietilkarbamazin
Drug of Choicenya filariasis
Dose : 2mg/kgBB 3x sehari (2mgg)
Massal : 6mg/kgBB 1x/bulan 6-12 dosis (kombinasi dg albendzaol 400mg)
7. Prazikuantel
Schistosomiasis : 30-40mg/kgBB SD
Taeniasis : 10mg/kgBB SD
Fasciolosis : 3x25mg/kgBB 2-3 hari
8. Ivermectin
Terapi massal onchocercariasis dan strongyloidiasis
150ugr/kgBB SD (O. volvulus)
200ugr/kgBB SD (strongioloidiasis)
Anti Jamur
1. Amfoterisin B
Infeksi jamur serius
DOC : Blastomikosis
Topikal : korneal dan keratitis mikotik
Terikat dg ergosterol dan rusak barrier membrane
2. Flusitosin
Spektrum sempit
Tunggal untuk infeksi C. neoformans, candida spp. Kromatoblastomikosis
U/ infeksi lain kombinasi dg amfoterisin B
Dosis : 50-150mg/kgBB/hr dalam 4 dosis
3. Ketokonazol
Histoplasmosis paru, tulang, sendi dan jar lemak. Kriptokokkus non meningeal.
Parakoksidiomikosis, dermatomikosis, kandidiasis (mukokutan, vaginal, oral)
Pemberian bersama terfenadin, astemizol, cisaprid à perpanjangan interval QT dan
aritmia ventrikel jantung
Dosis : dewasa 200 – 400 mg/hr, anak-anak 3,3 – 6,6 mg/kg/hr
Lama terapi bervariasi : Kandidiasis vulvovaginal & Pt.versicolor à 5 hari, Mikosis profunda
à6 - 12 bln.
4. Itrakonazol
Dermatofitosis : 100 mg/hr (T.kapitis, T.korporis/krutis selama 2 mgg; T.pedis et manus
selama 4 mgg)
Tinea unguium : 200 mg/hr à 3 bln. Pulse therapy : 400 mg/hr à 1 mgg, kuku tangan
2 PT, kuku kaki 3 PT
Tinea versicolor : 200 mg/hr à 1 mgg
Vaginal candidosis : 2x200 mg/hr atau 1x200 mg/hr selama 3 hr
Mikosis profunda : itrakonazol IV 2x200 mg/hr, diikuti 200 mg/hr à 12 hr
5. Flukonazol
T.kapitis : 6 mg/kgBB/hr 🡪 2-3 mgg
T.korporis/kruris : 150 mg/mgg 🡪 2-4 mgg
T.pedis et manus : 150 mg/mgg à 2-6 mgg
T.unguium : 150 mg/mgg (kuku tangan : 3-6 bln ; kuku kaki : 9-12 bln)
T.versicolor : 300 mg diulangi 2 mgg kemudian
Kandidosis kutis : 250 mg/mgg à 2-4 mgg
Vaginal kandidosis : 150 mg single doses
6. Vorikonazol
Aspergillosis sistemik, Infeksi jamur berat oleh Scedosporium aplospermun & Fusarium sp,
Candida sp, Cryptococcus sp Dermatophyte sp
Dosis oral :
BB > 40 kg : 400 mg (intrval 12 jam)
BB < 40 kg : 200 mg (intrval 12 jam)
Dilanjutkan
BB> 40 kg : 200 mg tiap 12 jam
BB 40 kg : 2x100 mg/hr
7. Kaspofungin/ekinokandin
Kandidiasis invasive, Kandidiasis esofagus, Kandidiasis orofarings, Aspergillosis invasif
Hari pertama à 70 mg IV dosis tunggal dilanjutkan 50 mg dosis tunggal IV (1 jam), 14 hari
Untuk pasien insufisiensi hati sedang à dosis pemeliharaan 35 mg/hr
8. Terbinafin
T.Pedis : 250 mg/hr 🡪 2 mgg
T.korporis/kruris : 250 mg/hr 🡪 2 – 4 mgg
T.pedis et manus : 250 mg/ht 🡪 2 – 6 mgg
T.unguium : 250 mg/hr
(kuku tangan 6 mgg ; kuku kaki 12 mgg)
9. Griseofulvin
untuk dermatofitosis pada : rambut & kulit à 4 mgg ; kuku 6 – 12 mgg
Dewasa : 500 – 1000 mg/hr
Anak-anak : < 25 kg à 10 mg/kgBB/ hr, > 25 kg à 250 – 500 mg/kgBB/hr
10. Mikonazol
Indikasi : dermatofitosis, t. versicolor, kandidiasis mukokutan
Krim 2%, bedak tabur à 2xsehari selama 2 – 4 mgg
Krim 2% intravaginal à 1xsehari (malam) selama 7 hari
Gel 2% : kandidiasis oral
11. Klotrimazol
Indikasi : T.korporis, T.kruris, T.pedis, T.Versikolor, Infeksi kulit & vulvovaginitis oleh
C.albicans
Krim & larutan 1% à 2xsehari
Krim vaginal 1%, tablet vaginal 100 mg sekali sehari (malam) selama 7 hari
Tablet vaginal 500 mg dosis tunggal
12. Nistatin
Infeksi kandida di kulit, selaput lendir & sal. cerna
Krim, bubuk, salep, suspensi, obat tetes 100.000 U/gr atau mL
Tablet 250.000 & 500.000 U
Tablet vagina 100.000 U
Kandidosis mulut & esofagus à 3 – 4 x 500.000 – 1.000.000 U
Tablet vagina 1 – 2 x sehari à 14 hr
Anti Malaria
Klorokuin : aktif terhadap P.falciparum, efektif pada fase eritrosit. Bisa dipake sbg
antiradang (lupus). Hambat polimerasi plasmodium hgg lisis membrane. Dipercepat dg
makanan, diperalambat dg kaolin dan antacid. ES : sakit kepala ringan, ggn pencernaan, ggn
penglihatan, Th>250 bisa otottoksisitas dan retinopati. Bersama dg fenilbutazon bikin
dermatitis, Bersama meflokuin bikin kejang, Bersama amiodaron dan halofantrine bikin
aritmia jantung. 250-500 tab, 250-300 tab basanya. Sirup 50mg/dl.
Pirimetamin : skizontosid darah kerja lambat. Vansidar (kombinasi pirimetamin dan
sulfadoksin), supresi 2 mgg, bisa untuk toksoplasmosis. ES : anemia makrositik, teratogenic.
sediaan : tab 25mg, 500mg dg sulfadoksin
Primakuin : DOC untuk penyembuhan radikal vivax dan ovale yang laten jaringan. ES :
anemia hemolitik, spasme usus, sianosis. KI : pasien peny sistemik berat, Wanita hamil, obat
yg bikin hemolisis dan depresi bone marrow
KINA : falciparum yang resisten thd klorokuin. ES : sinkonisme à mirip salisilismus :
tinnitus, sakit kepala, gg pendengaran. Black water fever pada Wanita hamil
(hemoglubinemi, hemoglubinuri), hiperinsulinemi, ggn ginjal, abortus
Proguanil : cukup aman untuk Wanita hamil
Meflokuin : mual muntah nyeri abdomen neurotoksik disorientasi ejang psikosis, KI : Wanita
hamil, anak kurang 5 kg, ggn psikiatri, bersamaan kina, kuinidin, klorokuin, halofantrine
Halofantrin : bagus dg makanan berlemak. Mual muntah pruritus rash,. KI : ggn konduksi
jantung, Wanita hamil
Doksisiklin : profilaksiss di daerah endemis klo resisten dg berbagai obat. Bisa tambahan klo
resisten thd klorokuin tanpa komplikasi. KI : Wanita hamil, anak <8 tahun, hipersensitivitas
Kombinasi piri+sulfadoksin : KI : ibu menyusui, anak 2 tahun. Bagus buat yg resisten thd
klorokuin
ARTEMISIN DAN DERIVAATNYA : pemerintah
Atovakuon : biasanya dicombine dg proguanil
Antibiotik
1. TIFOID FEVER
Levofloxacin 750MG IV/PO q24h
Ceftriaxon 2gm q24h
2. Leptospirosis
Ceftriazon 2gm IV once daily x 7 hari
3. Tetanus
Metronidazol 500mg IV tiap 6 jam atau 1000mg IV tiap 12 jam
4. Pyoderma
Clindamycin
Cephalexin
5. Difteri
Eritromisin 500mg 4x1
Seftriakson (3rd gen beta lactam) jarang dipake di bayi, karena bikin icterus, terlalu banyak
berikatan dg protein plasma. ES : flebitis. Prlonged QT jika dicombine dg lansoprazole. PBS
rusak
Cephalexin (1st gen beta lactam) bgus untuk S. aureus. Jika diberi Bersama metformin hati2
penderita DM jd hipoglikemi. PBS rusak
Levoflokasisn (floroquinolon, 3rd gen) untuk salmonella typhi. Inhibit 2 topoisomerase
Metronidazol : buat anaerob bakteri saja. Form free radikal breaks dna. ES : furry tongue
Eritromisin (macrolide), blok di ribosom untuk pembentukan peptide. Statin + ini à
rhabdomiolisis
Klindamisin à bind 50s subunit ribosom, bagus u/ gram positif dan anaerob
MDT
INTINYA OBAT!!!
Ceftriaxone + Lansoprazole = gangguan irama jantung
Cephalexin + metformin = kadar metformin naik --> hipoglikemi
Levofloxacin (floroquinolon gen 3) u/ gram negatif
Usia <16 tahun: erosi kartilago
>60 tahun: ruptur tendon
Levofloxacin + antimaag: kadar levo turun --> kasih jeda 2 jam
Levofloxacin+ insulin/ hipoglikemik = hipoglikemia
Levofloxacin + NSAIDs= resiko kejang meningkat
Levofloxacin + Warfarin= pemanjangan INR (irama berhenti darahnya)
Metronidazole + Chlorpromide (-ide) = resiko hipoglikemi naik
Metronidazole + alkohol: dilsutiram-like reaction
Metronidazole + dilsutiram: acute toxic psikosis
Eritromisin Kontraindikasi dengan simvastatin
Eritromisin (bisa digunakan u/ semua bakteri) + alprazolam, amlodipin, atorvastatin,
metilpredinsolon --> (kadarnya jadi naik)
Clindamycin (u/ gram + & anaerob) + kaolin, rifampisin, St. john's wort --> kadar clinda jadi turun
Clindamycin + agen blokade neuromuskular: kadarnya jadi naik
Amfoterisin B = Nistatin --> ergosterol (membran sel)
Flusitosin --> sintesis protein (DNA)
Kaspofungin --> B-1,3-D-glukan (dinding sel)
Terbinafin --> ergosterol dinding sel (hambat enzim skualen epoksidase)
Griseofulvin --> hambat mitosis (sintesis dan polimerisasi as nukleat)
Mikonazole = Klotrimazole --> dinding sel (permeabilitas intrasel naik), sintesis as
nukleat/penimbunan peroksida
Amfoterisin B --> RIfampisin, Minosiklin (sinergis)
Ketokonazole --> Rifampisin, INH, Fenitoin (menurunkan keto); Warfarin, Siklosporin,
Midazolam (ditingkatkan keto); Terfenadin, astemizol, cisaprid (perpanjangan QT, aritmia
ventrikel)
Itrakonazole --> Rifampisin (menurunkan itra)
Flukonazole --> Fenitoin, Sulfonilurea (ditingkatkan fluko), Warfarin, Siklosporin (diturunkan
fluko)
Vorikonazole --> Rifampisin, karbamasepin, kuinidin (JANGAN); ranitidin, omeprazole,
fenitoin, benzo, statin (penyesuaian dosis)
Kaspofungin --> Takrolimus, siklosporin (diturunkan kaspo); karbamazepin, dexa, fenitoin,
rifampisin (menurunkan kaspo)
Griseofulvin --> Warfarin, KS oral (ditingkatkan metabnya); barbiturat (hambat absorpsi)
Klorokuin --> hambat aktivitas polimerase heme plasmodium (lisis membran)
Fenilbutazon (dermatitis)
Meflokuin (kejang)
Amiodaron, halofantrin (aritmia)
Pirimetamin --> hambat enzim dihidrofolat reduktase (gagal membelah inti skizon hati, RBC)
Primakuin --> mediator oks-red (pembentukan O2 reaktif/pengaruhi transportasi elektron)
Kina --> hambat heme polimerase -> ada penumpukan substrat sitotoksik (heme), cegah
tetani, lawan efek kurariform/fisostigmin
Proguanil (100) --> antifolat
Sulfadoksin (500)-Pirimetamin (25) --> cegah pembentukan as folinat dari PABA
Artemisinin --> hambat sintesis protein
Atovakuon (250) --> hambat transpor elektron pd membran mitokondria