Anda di halaman 1dari 41

Oleh: Rianita Palupi

Pembimbing: dr. Triswi Widyanti M.R., Sp.A., M.Kes


IDENTITAS PASIEN
 Nama : An. H
 Usia : 1 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Pucangan, Kartasura
 No. RM : 0496xx
 Tanggal Masuk : 20 Juli 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama
• Demam hari ke – 5

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien datang dengan keluhan demam sejak 5 hari SMRS.
Demam dirasa terus menerus, turun bila minum obat tetapi
panas naik lagi. Batuk berdahak (+), pilek (+) 5 hari SMRS.
Muntah > 10x; BAB cair > 5x, ampas (+), lendir (-), darah (-).
Makan/minum sulit.
• Menurut orang tua pasien muncul ruam-ruam kemerahan,
dimulai dari belakang telinga menyebar ke wajah, leher, dada,
punggung, perut, serta tangan dan kaki. Sebelumnya pasien
pernah mengalami keluhan serupa ± 2 bulan yang lalu.
• Sebelumnya pasien sudah berobat namun keluhan belum
berkurang.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riw. keluhan serupa : (+) 2 bulan yll


• Riw. Asma : disangkal
• Riw. Alergi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

• Riw. Keluhan serupa : disangkal


• Riw. Hipertensi : disangkal
• Riw. DM : disangkal
• Riw. Penyakit jantung : disangkal
Riwayat Kehamilan dan Prenatal

• Pemeriksaan ANC: bidan


• Keluhan selama kehamilan: -
• Obat yang diminum selama kehamilan: vitamin
dan tablet penambah darah

Riwayat Kelahiran

• Pasien lahir di bidan secara spontan pada usia


kehamilan 38 minggu, langsung menangis kuat
segera setelah lahir, berat lahir 3100 gram dan
panjang 49 cm
Riwayat Imunisasi

• HB 0 : 0 bulan
• BCG, Polio 1 : 1 bulan
• DPT/HB 1, Polio 2 : 2 bulan
• DPT/HB 2, Polio 3 : 3 bulan
• DPT/HB 3, Polio 4 :-
• Campak :-
• Kesimpulan : imunisasi belum
lengkap sesuai usia menurut Depkes
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum:
Tampak sakit sedang; Compos mentis, GCS
E4V5M6

Tanda Vital:
Nadi: 120x/menit, reguler
RR: 26x/menit
Suhu: 38,6°C
Status Gizi:
BB: 9,5 kg
TB: 78 cm
Kesan: normoweight, normoheight, gizi baik
Mata : CA (-/-), SI (-/-), RC (+/+) Cor
Wajah: rash makulopapular (+) I: Ictus Cordis tidak tampak
Telinga : sekret (-) P: Ictus cordis tidak kuat angkat
Hidung : sekret (+), darah (-) P: Batas jantung tidak melebar
Mulut : mukosa basah (+), sianosis (-) A: BJ I-II intensitas normal, reguler,
bising (-) gallop (-)

Leher: KGB tidak membesar, Pulmo


rash makulopapular (+) I :pengembangan dada ka=ki,
Thorax : Simetris, retraksi (-), P: Fremitus raba ka=ki
rash makulopapular (+) P: sonor/sonor
A: SDV +/+, WZ (-/-), RBH (-/-),
RBK (-/-)

Abdomen
I: distensi (-), rash makulopapular (+) Ekstremitas
A: BU (+) meningkat oedem (-/-), Akral dingin (-/-),
P: timpani CRT < 2 dtk, rash
P: supel, NT (-), turgor kembali cepat makulopapular (+)
Foto Klinis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin dan Widal (20 Juli 2019)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


DARAH RUTIN
Hemoglobin 9.5 P: 12 – 17 gr%
W: 11 – 16 gr%
Leukosit 6600 4300 – 10000/mm3
Eritrosit 4.51 P: 4.5 – 5.5 jt/mm3
W: 4.0 – 5.2 jt/mm3
Trombosit 283000 150000 – 400000/mm3
Hematokrit 31 P: 40 – 48 vol%
W: 37 – 43 vol%
KIMIA/IMUNOSERELOGI
Widal:
- TYO Pos 1/160 Negatif
- TYH Pos 1/160 Negatif
- PAO Pos 1/80 Negatif
- PAH Pos 1/160 Negatif
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
• Morbili / measles
• Rubella
Diagnosis Kerja
• Morbili
TATALAKSANA
 Rawat ruang isolasi
 Infus D5 ¼ NS 10 tpm makro
 Injeksi Cefotaxime 250 mg/8 jam
 Lacto B 2x1 sachet
 Paracetamol sirup 1 cth/4 jam k/p
FOLLOW UP
DPH 1 (21/7/2019)

KU: CM, sakit sedang


HR: 96x/menit, reguler - Inf D5 ¼ NS 10 tpm
RR: 22x/menit - Inj Cefotaxime 250
Suhu: 36,2°C mg/8 jam
S: demam (-), - Lacto B 2x1
batuk berdahak
- Puyer (tremenza 1/7
(+), muntah (-), Thorax: rash (+) A: Morbili
tab + salbutamol 0,9
diare (+) 1x, ruam Cor/pulmo: dbn
mg) 3x1
(+) Abd: BU(+)N, NT (-), - PCT 1 cth/4 jam k/p
rash (+)
- Monitor KUVS
Ekstremitas: akral
hangat, rash (+)
DPH 2 (22/7/2019)

KU: CM, sakit ringan


HR: 94x/menit, - Inf D5 ¼ NS 10
reguler tpm
RR: 22x/menit - Inj Cefotaxime 250
Suhu: 36,5°C mg/8 jam
S: demam (-), - Lacto B 2x1
A: Morbili
batuk (+) Thorax: rash (-) - Puyer (tremenza
1/7 tab + salbutamol
Cor/pulmo: dbn 0,9 mg) 3x1
Abd: BU (+)N, NT (- - PCT 1 cth/4 jam k/p
), rash (-)
- Monitor KUVS
Ekstremitas: akral
hangat, rash (+)
Analisis Kasus
Anamnesis
• Demam sejak 5 hari SMRS, demam disertai batuk
berdahak dan pilek  terjadi infeksi yang
melibatkan sal.pernapasan
• Ruam kemerahan sejak 1 hari SMRS, ruam dimulai
dari belakang telinga, menyebar ke wajah, leher,
dada, punggung, perut, tangan dan kaki 
Morbili/campak
• Muntah > 10x dan BAB cair >10x  komplikasi
Morbili pada saluran pencernaan
• Riwayat imunisasi yang belum lengkap  risiko
terkena morbili >>
Analisis Kasus

Pemeriksaan Fisik

• Suhu tubuh 38,6°C  proses infeksi


• Rash makulopapular di seluruh
tubuh  gejala khas morbili
• Bising usus meningkat  infeksi
saluran pencernaan
Analisis Kasus

Pemeriksaan penunjang

• Hasil pemeriksaan darah rutin


dalam batas normal, tidak
spesifik terhadap Morbili
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Campak/Morbili/Rubeola Disebabkan oleh virus


 penyakit infeksi sangat genus Morbilivirus, famili
menular1,2 Paramyxoviridae1,2

Gejala: eksantem akut,


demam, radang selaput
lendir dan saluran napas,
konjungtivitis, erupsi
makulopapular1,3
Epidemiologi

Menurut WHO, tahun 2013


terjadi 145.700 kematian yang
disebabkan oleh campak di
seluruh dunia pada sebagian
besar anak < 5 tahun.2

Berdasarkan data Kemenkes RI,


dari tahun 2010 sampai 2015
diperkirakan terdapat 23.164
kasus campak. 4
Epidemiologi
Estimasi Kasus Campak Tahun 2010 – 2015 di Indonesia
7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Patogenesis 5
Hari Patogenesis
0 Virus campak dalam droplet terhirup dan melekat pada permukaan
epitel nasofaring ataupun konjungtiva. Infeksi terjadi di sel epitel
dan virus bermultiplikasi.
1–2 Infeksi menyebar ke jaringan limfatik regional
2–3 Viremia primer
3–5 Virus bermultiplikasi di epitel saluran napas, virus melekat pertama
kali, juga di sistem retikuloendotelial regional dan kemudian
menyebar
5–7 Viremia sekunder
7 – 11 Timbul gejala infeksi di kulit dan saluran napas
11 – 14 Virus terdapat di darah, saluran napas, kulit, dan organ-organ tubuh
lain
15 – 17 Viremia berkurang dan menghilang
Manifestasi Klinis
Stadium Prodromal1,2,5

• Berlangsung ± 3 hari
• Demam dapat mencapai 39,5°C ± 1,1°C
• Malaise, coryza, konjungtivitis (mata
merah), dan batuk
• Tanda patognomonik  Koplik spot
yang muncul pada hari ke-2 atau ke-3
demam
Manifestasi Klinis
Stadium Eksantem/Erupsi 1,5

• Timbul ruam makulopapular, dimulai dari


belakang telinga, menyebar ke wajah,
leher, dada, ekstremitas atas dan
akhirnya ekstremitas bawah.
• Ruam dapat timbul selama 6 – 7 hari
• Demam umumnya memuncak (mencapai
40°C) pada hari ke 2 – 3 setelah
munculnya ruam
Manifestasi Klinis
Stadium Konvalesens 1,5

• Ruam mulai menghilang sesuai


dengan pola timbulnya setelah 3 – 4
hari
• Ruam kulit menghilang dan berubah
menjadi kecoklatan (hiperpigmentasi)
yang akan menghilang dalam 7 – 10
hari
Pemeriksaan Laboratorium 2
 Pemeriksaan lab rutin tidak spesifik
terhadap campak dan tidak membantu
penegakan diagnosis
 Konfirmasi diagnosis dengan ditemukannya
sel raksasa multinuklear pada sediaan apus
mukosa nasal dan adanya peningkatan
serum antibodi akut dan konvalesen
Diagnosis 1,5
Demam, batuk, pilek, mata merah,
dan ruam yang mulai timbul dari
belakang telinga sampai ke seluruh
tubuh

Suhu badan tinggi (>38°C), mata


merah, ruam makulopapular

Px penunjang: leukopenia dan


limfositopenia, pemeriksaan IgM
campak
Diagnosis Banding
Tatalaksana 1,2,5

Tatalaksana suportif

Vitamin A  imunomodulator;
menurunkan angka kejadian
komplikasi

Pemberian antibiotik pada


campak dengan komplikasi
otitis media dan pneumonia
Tatalaksana
Dosis vitamin A

• Vitamin A diberikan 1x/hari selama 2 hari


• 200.000 IU pada anak umur 12 bulan atau
lebih
• 100.000 IU pada anak umur 6-11 bulan
• 50.000 IU pada anak kurang dari 6 bulan
• Pemberian vitamin A tambahan 1x dosis
tunggal dengan dosis sesuai umur penderita
diberikan antara minggu ke-2 sampai ke-4
pada anak dengan gejala defisiensi vitamin A.
Komplikasi 2

Sal.pernapasan:
Sal.pencernaan:
bronkopneumonia, Telinga: otitis media
diare
croup

SSP: ensefalitis akut,


subacute sclerosing
Mata: keratitis Sistemik: septikemia
panencephalitis
(SSPE)
Pencegahan 1,6

Vaksinasi campak atau vaksinasi MMR

Imunisasi tidak dianjurkan pada ibu hamil,


anak dengan imunodefisiensi primer, pasien
TB tanpa pengobatan, pasien kanker atau
transplantasi organ, pengobatan
imunosupresif jangka panjang, anak
immunocompromised yang terinfeksi HIV.
Prognosis 1
 Campak  self limited disease, sangat
infeksius
 Mortalitas dan morbiditas meningkat
pada penderita dengan faktor risiko
 Di negara berkembang, kematian
mencapai 1-3%.
Daftar Pustaka
1. Dubey AP (2013). Measles. Dalam: Parthasarathy A, Menon PSN, Gupta P, Nair MKC,
Agrawal R, Sukumaran TU (eds). IAP Textbook of Pediatrics. 5th ed. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers (P) Ltd., pp: 250-1.
2. WHO (2015). Measles. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/measles -
diakses Agustus 2019
3. Maldonado YA (2012). Rubeola virus (measles and subacute sclerosing
panencephalitis). Dalam: Long SS, Pickering LK, Prober CG (eds). Principles and practice
of pediatric infectious diseases. 4th ed. Churchill Livingstone: Elsevier Inc.,pp: 1137-44.
4. Kemenkes RI (2017). Status campak dan rubella saat ini di Indonesia.
http://www.searo.who.int/indonesia/topics/immunization/mr_measles_status.pdf?ua
=1 – diakses Agustus 2019
5. Cherry JD (2014). Measles Virus. Dalam: Cherry JD, Harrison GJ, Kaplan SL, Hotez PJ,
Steinbach WJ (eds). Feigin & Cherry’s textbook of pediatric infectious diseases. 7th ed.
Philadelphia: Elsevier Inc., pp: 2373-94.
6. Soegijanto S, Salimo H (2011). Campak. Dalam: Ranuh IGNG, Suyitno H, Hadinegoro
SRS, Kartasasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko. Pedoman imunisasi di Indonesia. 4th
ed. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, p: 341-5.

Anda mungkin juga menyukai